Sistem Pakar Diagnosa HIV/AIDS Menggunakan Metode Backward Chaining dan Certainty Factor

Repositor ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (11) ◽  
pp. 1436
Author(s):  
Jahtra Hidayatullah ◽  
Yufiz Azhar ◽  
Wildan Suharso

AbstrakKemajuan teknologi di bidang komputer berkembang dengan sangat pesat, sehingga dapat membantu dalam penerapan pada berbagai bidang, seperti pada bidang ekonomi, pemerintahan, kesehatan, dan bidang lainnya. Seperti halnya studi kasus dalam penelitian ini yaitu pada bidang kesehatan khususnya penyakit HIV/AIDS, yang dapat mendiagnosa penyakit tersebut menggunakan sistem pakar. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu penyakit yang belum diketemukan obat untuk menyembuhkannya. Virus HIV menyerang kekebalan tubuh para penderitanya. Metode yang digunakan pada penelitan kali ini yaitu backward chaining dan certainty factor. Metode backward chaining digunakan untuk pencocokan fakta atau pernyataan, sedangkan metode certainty factor untuk menunjukkan ukuran kepastian dari fakta atau pernyataan tersebut. Berdasarkan pengujian pakar yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil nilai yang didapat dengan menggunakan 20 data uji menghasilkan nilai akurasi sebesar 75%.    AbstractThe advances in computer technology are developing very rapidly, so then it can be helpful to apply in various fields, such as economic, government, health, and others. For the case study of this research is in the field of health, specifically HIV/AIDS, in purpose of diagnosing the disease by using an expert system. Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a disease which has not found the cure yet.  HIV is a virus that attacks the immune of sufferers. The method used in this research was backward chaining and certainty factor. The backward chaining method was used for matching the facts or statements, while the certainty factor method was used to indicate certainty of the facts or statements. Based on expert testing that had been done, it concluded that the results obtained by using 20 test data gave the accuracy value result of 75%. 

2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Nur Syamsi NL

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah syndrom yang timbul akibat adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV/AIDS dapat menular melalui darah, sperma, cairan vagina, dan ASI (Air Susu Ibu). Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar yang terletak di jalan Bung lorong 2, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea Jaya, Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Besarnya sampel yang digunakan adalah 30 responden dari 600 populasi yang dipilih secara Total Sampling. Di mana dalam pengambilan data digunakan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Dari keseluruhan responden didapatkan tingkat pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar yang diteliti didapat 15 mahasiswa (50%) yang tingkat pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dan terdapat 14 mahasiswa (46,7%) yang tingkat pengetahuan cukup tentang HIV/AID dan terdapat 1 mahasiswa (3,3%) yang tingkat pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Machria Rachman

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara global. Prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi juga cukup tinggi yakni 4.557 kasus. Cara penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (71 %). Sejumlah 18,23% orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah wanita pekerja seks (WPS). Meskipun lokalisasi di Banyuwangi telah resmi ditutup pada tahun 2013, namun praktik prostitusi masih terselubung dijalankan. Hubungan seksual tanpa kondom menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap WPS dengan persuasi penggunaan kondom di eks lokalisasi Gempol Porong Kabupaten Banyuwangi. Desain penelitian adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu WPS di Eks Lokalisasi Gempol Porong berjumlah 32 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Pengambilan data dengan metode angket dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 20.0 version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS yang memiliki pengetahuan rendah dalam penanggulangan HIV/AIDS sebanyak 56,2 %, sikap negatif sebesar 53,1% dan sebanyak 59,4% tidak melakukan persuasi penggunaan kondom. Analisis uji chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WPS dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (ρ = 0,002α), serta ada hubungan antara sikap WPS dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (nilai ρ = 0,000α). Variabel yang berpengaruh terhadap penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom adalah sikap, dengan  probabilitas sikap negatif WPS sebesar 78%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pihak terkait guna peningkatan 100% penggunaan kondom sehingga dapat menekan angka pertumbuhan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi.


2018 ◽  
Vol 24 (6) ◽  
pp. 786-796 ◽  
Author(s):  
Sergio M. de Almeida ◽  
Michelli F. Oliveira ◽  
Antoine Chaillon ◽  
Indianara Rotta ◽  
Clea E. Ribeiro ◽  
...  

2015 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Bruno Jose Frederico Pimenta ◽  
Camila Ramos dos Santos ◽  
Lenamar Fiorese Vieira ◽  
Inara Marques

<p><strong>OBJETIVO:</strong> Avaliar a relação entre o otimismo e os domínios de qualidade de vida em pessoas vivendo com <em>Human Immunodeficiency Virus</em> (HIV)/Síndrome da Imunodeficiência Adquirida (AIDS) (PVHA).</p><p><strong>MÉTODOS:</strong> Participaram deste estudo 15 indivíduos soropositivos, assistidos por uma Organização não Governamental de Redução de Danos. Os instrumentos de avaliação foram uma anamnese para caracterização dos participantes, o questionário de otimismo em eventos futuros e o questionário de qualidade de vida (SF-36). A análise dos dados foi conduzida por meio da estatística descritiva, mediana e intervalo interquartil e Correlação de Spearman adotando p&lt;0,05.</p><p><strong>RESULTADOS:</strong> Constatou-se baixo nível de otimismo dos sujeitos e nível moderado de qualidade de vida. Não houve correlações significativas entre otimismo e os domínios de qualidade de vida do SF-36.</p><p><strong>CONCLUSÃO:</strong> Os dados do presente estudo permite concluir que níveis de otimismo não influenciam na autopercepção da qualidade de vida das pessoas com HIV/AIDS que frequentam uma organização não governamental.</p>


2020 ◽  
Author(s):  
VISIA LUH GITA

Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan salah satu sorotan dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Ibu hamil dengan HIV akan berisiko menularkan kepada bayinya. Tes HIV merupakan gerbang pembuka status HIV yang sangat penting dilakukan pada ibu hamil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kenapa ibu hamil banyak yang tidak melakukan test HIV/AIDS pada masa kehamilannya , ini tentunya merupakan tantangan terberat bagi pemerintah khususnya petugas kesehatan, untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik anatara pemerintah, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs).


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Fahruddin Kurdi

Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan kelompok yang sangat beresiko tertular dan menularkan HIV/AIDS. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi hambatan pencegahan penularan HIV/AIDS oleh PSK di Lokalisasi Klubuk Jombang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi Klubuk Kabupaten Jombang pada tahun 2016, dengan kriteria telah bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial selama minimal 1 (satu) tahun di Lokalisasi. Jumlah partisipan yang diambil adalah 5 (lima) PSK yang berumur 19-38 tahun pada saat pengambilan data dari 130 (seratus tiga puluh) orang Pekerja Seks di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pekerja Seks Komersial mengakui bahwa mereka paham bahwa pemakaian kondom dapat mencegah penularan, tetapi ketika beraktivitas seksual kondom tidak selalu mereka gunakan. Kekerasan fisik dan psikologis kadang mereka dapatkan. Bargaining power mereka masih lemah dalam negosiasi pemakaian kondom dengan pelanggannya. Dukungan dalam upaya pencegahan HIV/AIDS mereka dapat dari kelompok sebaya dan petugas. Perlu kerjasama lintas sektoral dan dinas terkait untuk memberikan intervensi pada komunitas Pekerja Seks Komersial ini sehingga peningkatan kasus HIV/AIDS di Jombang dapat ditekan.


2021 ◽  
Vol 9 (B) ◽  
pp. 497-502
Author(s):  
Rentha Monica Simamora ◽  
Muhammad Vitanata Arfijanto ◽  
Musofa Rusli ◽  
Budi Utomo ◽  
Cennikon Pakpahan ◽  
...  

BACKGROUND: The morbidity and mortality rates due to human immunodeficiency virus (HIV) infection are still high despite various and advanced efforts in the management given for HIV/AIDS patients. AIM: This study proposed that clinical signs and laboratory parameters could be expected to predict the patient’s mortality. METHODS: This retrospective study was done by collecting 408 medical records of adult HIV/AIDS inpatients at a tertiary hospital in Surabaya from January 1, 2017, to December 31, 2019. Bivariate analysis using Chi-square test was carried out on nine variables, which were Glasgow Coma Scale (GCS) <15, hypotension, PaO2/FiO2 <400 mmHg, elevated liver enzymes, hemoglobin levels <10 mg/dl, platelet count <150,000/mm3, eGFR <60 ml/min/1.73 m2, albumin levels <3.5 mg/dl, and body mass index (BMI) <18.5 kg/m2. Variables which met the criteria would be included in the multivariate analysis using logistic regression. RESULTS: Based on bivariate analysis, mortality was found to be significantly associated with GCS <15, hypotension, PaO2/FiO2, elevated liver enzymes, platelet count <100,000 mm3, eGFR <60 ml/1.73kg/m2, albumin levels <3.5 mgdl, and BMI <18.5 kg/m2. However, based on multivariate analysis, there were five variables which were found to be able to independently predict the patients’ mortality, those were GCS <15 (OR 11.625), hypotension (OR 6.062), PaO2/FiO2< 400 mmHg (OR 7.794), eGFR <60 ml/min/1.73 m2 (OR 2.646), and albumin levels <3.5 mg/dl (OR 4.091). CONCLUSION: GCS <15, hypotension, PaO2/FiO2 <400 mmHg, eGFR <60 ml/1.73g/m2, and albumin levels <3.5 mg/dl were found as the independent risk factors which could predict the hospitalized HIV/AIDS patients’ mortality.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document