scholarly journals PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU

2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 135
Author(s):  
Rudi Triadi Ramadhan ◽  
Abdul Mumin Saud

Penelitian ini dilatar belakangi oleh aktivitas guru dalam mengajar yang masih menggunakan model konvensional dimana pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) sehingga menyebabkan rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sikap peduli, dan santun siswa serta hasil belajar siswa baik pada aspek pengetahuan maupun keterampilan pada pembelajaran tematik tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kelas yang terdiri dari tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Nyomplong 1, sebanyak 20 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I pada aspek aktivitas mencapai 66,2% dengan kategori baik (B), di siklus II mencapai 75% dengan kategori baik (B), dan pada siklus III mencapai 93,5% dengan kategori sangat baik (A). Hasil belajar pada aspek afektif yaitu sikap peduli dan santun cenderung berada pada kategori cukup (C), pada siklus II kecenderungan sikap siswa meningkat pada kategori baik (B), pada siklus III kecenderungan sikap siswa meningkat pada kategori sangat baik (A) dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil belajar pada aspek kognitif pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 9 orang atau sebesar 45% dan siswa yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 11 orang siswa atau sebesar 55%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 12 orang atau sebesar 60% dan siswa yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 8 orang siswa atau sebesar 40%. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 17 orang atau sebesar 85% dan siswa yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 3 orang siswa atau sebesar 15%. Pada aspek keterampilan pada siklus I keterampilan siswa dalam mencari informasi cenderung berada pada kategori cukup (C). Pada siklus II keterampilan siswa cenderung berada pada kategori baik (B), Pada siklus III keterampilan siswa cenderung berada pada kategori sangat baik (A). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan keberagaman budaya bangsaku

2017 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 53-60
Author(s):  
M Nasir ◽  
Wagino Wagino ◽  
Maulana Pasaribu

Peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Menggunakan Alat Ukur diperlukan untuk memperbaharui cara pengajaran lama yang berpusat pada guru atau Teacher Center Learning (TCL). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa dalam menggunakan alat ukur mekanik dengan model Problem Based Learning(PBL).Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan model siklus Kemmis dan Mc. Taggart.Jumlah Responden sebanyak 40 siswa. Instrumen penelitiannya pre test dan post test, observasi, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan angket.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai meningkat dibuktikan dengan hasil nilai siklus terakhir pre test 55% dan post test 90% yang tuntas. Nilai afektif dan psikomotor meningkat yaitu79,75% dan.78,25%, dan sudah melewati indikator pencapaian kelulusan yaitu 75%. Nilai angket memperoleh kriteria baik dengan nilai Tingkat Pencapaian Responden (TPR) 81,89%. Dengan ini berarti model PBL dapat membantu guru menyajikan pelajaran di depan kelas.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 105-113
Author(s):  
Sri Mulyani ◽  
Abdul Gani ◽  
Muhammad Syukri ◽  
Tarmizi Tarmizi ◽  
Elisa Elisa ◽  
...  

Peserta didik sulit memahami materi alat-alat optik dipengaruhi oleh rendahnya pemahaman dalam penguasaan materi. Hal ini dikarenkaan gaya mengajar guru masih dominan menggunkan model teacher center sehingga peserta didik tidak terlibat aktif pada proses pembelajaran dan menimbulkan kurangnya rasa kepercayaan diri pada peserta didik dalam menyelesaikan masalah konstektual fisika dengan menggunakan model problem based learning pada materi alat-alat optik. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan desain “control group pretest-posttest design”. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest- posttest untuk mengukur kemampuan menyelesaikan masalah konstektual dan angket untuk menilai kepercayaan diri peserta didik. Penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest design. Hasil analisis nilai rata-rata pretest sebesar 50,07 dan posttest sebesar 75,77 dengan perolehan N-gain 0,51 yang tergolong kategori sedang. Uji signifikan dilakukan dengan menggunakan uji-t setelah data berdistribusi normal. Hasil uji t menunjukkan thitung ttabel (12,055 2,045) sehingga terdapat perbedaan nyata. Hasil analisis kepercayaan diri diperoleh peningkatan setelah menerapkan model problem based learning didapatkan bahwa indikator keyakinan akan kemampuan diri 81,77%, optimis 83,67%, obyektif 88,75%, bertangggung jawab 86,94%, dan rasional 88,85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah konstektual fisika dan kepercayaan diri peserta didik pada materi alat-alat optik.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 130
Author(s):  
Irham Nugroho ◽  
Imron Imron

AbstrakProses pelaksanaan pembelajaran sains di MI peranannya masih tersentral pada guru (teacher centered) yang menyebabkan peserta didik kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, kurangnya peningkatan kualitas guru dari segi kompetensi pedagogis. Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa dalam mempelajari sains, siswa cenderung lebih menghafal konsep, teori, dan prinsip tanpa memaknai proses perolehannya. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya berupa perbaikan strategi pembelajaran dengan tujuan mempermudah pemahaman peserta didik dalam keterampilan proses dan karakteristik islami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang implikasi penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sains kelas V ditinjau dari keterampilan proses dan dampaknya terhadap karakter islami peserta didik tahun akademik 2018/2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode tindakan (action research) dengan kegiatan siklus 1 dan 2 mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan pengumpulan data melalui teknik tes, angket, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siklus pertama tergolong cukup baik dengan presentase 69,79% dan pada siklus kedua dengan presentase 73,01% cukup baik dengan mengalami peningkatan 3,26%. Karakter islami peserta didik pada siklus 1 menunjukkan presentase 85,00% kategori baik dan pada siklus kedua menunjukkan 90,96% pada kategori baik dengan mengalami peningkatan 5,96%. Oleh karena itu, karakteristik islami peserta didik pada mata pelajaran sains dapat dibentuk dan meningkat dengan model Problem Based Learning (PBL) melalui keterampilan proses.AbstractThe implementation of the science learning process in MI focused on the teacher (teacher-center) which caused the students were uninterested to the material taught. In addition, the lack of teachers’ quality improvement in terms of pedagogical competence. The facts in the field showed that in studying science, students tended to memorize concepts, theories, and principles without interpreting the acquisition process. To solve these problems, the efforts need to be done such as improving the learning strategies in order to facilitate the students' understanding of process skills and Islamic characteristics. The purpose of this study was to describe the implications of applying Problem Based Learning (PBL) model in class V base on learning process skill and the impact on the students’ Islamic character in the academic year 2018/2019. This study used qualitative approach with the action research where in the cycle 1 and 2 activities covered four stages, namely planning, implementing, observing, reflecting. Implementation of data collection through tests, questionnaires, observations, field notes, and documentation. The research findings showed that the science process skills of the first cycle were quite good with 69.79% and in the second cycle was 73.01% which was quite good with an increase of 3.26%. The students’ Islamic characters in cycle 1 showed 85.00% in good category and in the second cycle showed 90.96% in the good category with an increase of 5.96%. Therefore, Islamic characteristics of students in science subjects can be built and improved by applying Problem Based Learning (PBL) models through process skills.


SIGMA TEKNIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Zaenal Arifin

Berdasarkan penelitian ini tentang perlunya program pelatihan kewirausahaan yang tepat Untuk UKM, terutama bagi UKM yang lagi merintis ushanya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh serta mengembangkan yang tepat  program pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan manajemen bisnis di kalangan UKM. Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; 1) model pengembangan ilmu dan teknologi pelatihan untuk Kewirausahaan, 2) model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu pelatihan strategi berorientasi proses pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL). Konsep pelatihan CTL membantu pelatih / instruktur / guru untuk menghubungkan materi dengan situasi dunia nyata dan juga mendorong para peserta menggunakan pengetahuan mereka untuk diterapkan dalam situasi kehidupan nyata mereka para anggota masyarakat. Dari hasil implementasi model pelatihan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Pelatihan memadukan model Problem Based Learning (PBL) dan pengembangan sains dan program pelatihan teknologi untuk Kewirausahaan dapat diterapkan secara efektif dalam suatu program pelatihan kewirausahaan untuk UKM pemula, 2) Program ini berhasil mensinergikan materi / teori pelatihan untuk situasi dunia nyata; 3) Program  ini juga berfungsi untuk membangun kerja sama tim. Akhirnya, model ini berhasil menunjukkan efektivitasnya dengan tingkat kehadiran di 90%, serta kerja tim terbentuk dalam membuat inovatif, asli dan layak untuk menjadi mengimplementasikan proposal bisnis


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 136
Author(s):  
Moh Syafi'i

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD 1 Ngemplak Undaan Kudus Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta refleksi. Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh berupa hasil tes dan non tes. Data hasil tes merupakan data hasil perolehan pretest, tes formatif pada tiap akhir siklus, sedangkan data hasil non tes merupakan data lembar pengamatan performansi guru, lembar pengamatan aktivitas siswa. Sumber data: guru, siswa, dan dokumentasi. Teknik pengambilan data meliputi teknik tes dan non tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada data awal 47,62%, pada siklus I 66,67 % sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa 80,95 % mengalami kenaikan sebesar 12,21%.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 378-386
Author(s):  
Selly Purwita Sari ◽  
Henny Dewi Koeswanti ◽  
Sri Giarti

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematika melalui model Problem Based Learning pada kelas IV semester II. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Data diperoleh melalui teknik tes dan non tes. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Mulyoharjo 05 Jepara sebanyak 23 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 73,8 % dengan kategori sangat kritis dan kritis pada siklus I, 100% siswa dengan kategori sangat kritis dan kritis pada siklus II. Meningkatnya keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika sebesar 78,2 siswa tuntas pada siklus I dan 95,6 % siswa tuntas pada siklus II. Dengan demikian telah terbukti bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan mata pelajaran matematika


Author(s):  
Issaura Sherly Pamela ◽  
Muhammad Rusdi ◽  
Asrial Asrial

Innovation is needed in learning to make meaningful learning, so the student constructs their ownknowledge from the learning experience of learning process. One of the innovations is to integrate Problem Based Learning model. Problem Based Learning involves students to be active in every problem. Eleven problems type in Problem Based Learning that have different solving steps, due to every student different metacognition character potential and can change by given treatment. This research is a pre-experimental design: the pretest-posttest control and experimental group design with embedded experimental design. The metacognition character data were analyzed qualitaively, whereas the average grade data were analyzed quantitatively. The analysis of metacognition character shows the different metacognition characters and on learning process there is improvement of student achievement from 14% to 84.4%.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 316-321
Author(s):  
Daulat Nathanael Banjarnahor

The purpose of this study was to describe: 1) How to implement civic education and learning to develop a democratic attitude and learning participation; 2) How to design a civic education learning model based on controversial issues in the mass media to develop a democratic attitude and student learning participation; 3) Based on the public To what extent can the civic education learning model of media controversial issues develop democratic attitudes and student participation in learning? It is indeed necessary to consider adopting appropriate learning methods to improve and discover students’ understanding of the knowledge conveyed by the teacher. Learning model Problem-based learning or problem-based learning is a student-oriented or student-centered learning model. Problem-based learning models have methods to deal with real-life problems, and this learning emphasizes problem-solving investigation activities. This research is a scientific paper. When using a problem-based learning learning model, a descriptive qualitative research method with a phenomenological description type is used to describe the learning process extensively and deeply. By paying attention to and analyzing the focus of reality or field experience that occurs on the research object. The object of the study is the students of HKBP Nommensen Pematangsiantar University, and the standard of study is the students participating in the civic education seminar.


Author(s):  
Umi Supraptinah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, (2) Sejauh mana penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, dan (3) Seberapa besar model PBL dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII F Semester Genap SMP Negeri 1 Masaran tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dengan langkah-langkah setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika jika guru menguasai dan dapat menggunakannya dengan baik sesuai langkah-langkah: orientasi siswa pada masalah, mendiagnosis masalah, melakukan penyelidikan individu atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, serta evaluasi, (2) Penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebesar 7,52% dari 55,64% pada akhir siklus I menjadi 63,16% pada akhir siklus II, (3) Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar aspek pemahaman konsep, yaitu nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat 10,86% dari 73,76% pada akhir siklus I menjadi 84.62% pada akhir siklus II dan ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 22,58% dari 64,52% pada akhir siklus I meningkat menjadi 87,10% pada akhir siklus II.


2021 ◽  
Vol 4 (6) ◽  
pp. 502-507
Author(s):  
Lili Suryaningsih ◽  
Sandi Achmad Pratama

Pengembangan pembelajaran yang memanfaatkan model pembelajaran problem based learning. Model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir dan penyelesaian masalah. Model Pembelajaran PBL menerapkan pendekatan pemberian masalah autentik pada siswa. Pemberian masalah tersebut, siswa dapat mengumpulkan fakta, mengkonstruksi pengetahuan, menumbuh kembangkan keterampilan berpikir, melatih kemandirian, dan meningkatkan kepercayaan diri. Tahapan Problem Based Learning, yaitu (a) Mengidentifikasi masalah. (b) Mengumpulkan data. (c) Menganalisis data. (d) Memecahkan masalah berdasarkan data yang ada dan analisisnya. (e) Memilih cara untuk memecahkan masalah. (f) Merencanakan penerapan pemecahan masalah. (g) Melakukan ujicoba terhadap rancana yang ditetapkan, dan (h) Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah. Sesuai dengan tujuan PBL untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk PBL yang dikemukakan para ahli dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis dan ilmiah dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi, ilmiah langkah berpikir dengan mengumpulkan data dari hasil belajar, kemudian siswa dapat menginterpretasikan, menganalisis, dan akhirnya sampai pada kesimpulan. sehingga diharapkan siswa belajar prestasi akan meningkat. Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi: Buku teks, RPS, LKS serta instrumen untuk kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengacu pada model 4-D (Define, Design, Mengembangkan, dan Deiseminasi). Berdasarkan hasil analisis deskriptif, Model Alat Pembelajaran Khusus matakuliah Filologi "Naskah Aksara" untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dikategorikan “sangat baik”, ditunjuk oleh terpenuhnya enam kriteria  perangkat pembelajaran yang baik yang meliputi (a) Valid menurut validator, (b) Efektif atas kemampuan Peneliti/Dosen dalam mengelola pembelajaran, (c) Efektif bagi mahasiswa kegiatan dalam pembelajaran, (d) Positif terhadap respon siswa terhadap pembelajaran, (e) Valid, reliabel, dan peka terhadap THB, dan (f) tercapai ketuntasan belajar klasikal.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document