scholarly journals PAPAN INFORMASI DIGITAL BERBASIS RASPBERRY-PI MENGGUNAKAN JARINGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM

2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 721
Author(s):  
Rohmat Tulloh ◽  
Yuli Sun Hariyani ◽  
Mochammad Fakhrizal Hafidh ◽  
Ayu Warni Pertiwi

Papan informasi digital adalah media digital untuk menampilkan informasi dalam bentuk visual yang dapat dinikmati oleh orang-orang disekitarnya. Media digital bisa menjadi sarana informasi, promosi produk, dan juga sebagai sarana berita terbaru. Papan informasi digital yang ada di kantor atau sekolah biasanya menggunakan layar LED TV dilengkapi 1 unit komputer (CPU) dan menggunakan media transmisi kabel. Banyaknya jumlah TV dan CPU yang digunakan menimbulkan masalah biaya dan tempat. Disamping itu manajemen konten informasi yang ditampilkan menjadi tidak praktis karena dilakukan langsung satu persatu di setiap CPU. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi terpadu berbasis web yang ditanam pada mini komputer berupa raspberry pi menggunakan jaringan wireless distribution system (WDS). Perangkat digital berupa LED TV dipasang raspberry-pi sebagai interface, yang dapat menghemat daya, biaya dan tempat. Manajemen konten informasi terintegrasi dengan komputer server yang menyediakan layanan edit fitur dan update informasi video streaming dan live streaming. Dari hasil pengukuran Quality of Service (QOS) menggunakan Transmission Control Protocol (TCP) untuk layanan video dan live streaming dengan kondisi Line of Sight (LOS) dan Non Line of Sight (NLOS) direkomendasikan menggunakan kondisi LOS dengan nilai Throughput sebesar 585 KBps dan 230 KBps, delay sebesar 1.7 ms dan 3.3 ms, dan Jitter sebesar 2.5 ms dan 6.19 ms. Nilai parameter tersebut memenuhi standar Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON). Cakupan WDS dari server ke raspberry-pi client mencapai 70 meter dengan kondisi LOS maupun NLOS. Pengujian Mean Opinion Score (MOS) didapatkan nilai rata-rata sebesar 4 atau dalam kategori puas dengan sistem yang dibuat.

2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 55-64
Author(s):  
Ardi Windiarto ◽  
Kholilatul Wardani

Makalah ini membahas desain layanan jaringan komunikasi VoIP Server menggunakan Raspberry Pi sebagai alat komunikasi wireless. VoIP server berbasis Raspberry Pi menggunakan sistem operasi RasPBX. Di dalam sistem operasi RasPBX sudah ada software asterisk yang berfungsi sebagai softswicth. Client VoIP menggunakan zoiper sebagai softphone. Alat ini dilengkapi dengan fitur GSM gateway yaitu fitur yang dapat menghubungkan jaringan VoIP ke jaringan GSM. Fitur GSM gateway ini menggunakan modem GSM sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan VoIP dengan jaringan GSM. Persentase keberhasilan panggilan VoIP ke VoIP, VoIP ke GSM, dan GSM ke VoIP mencapai 100%. Berdasarkan hasil pengujian Quality of services (QoS) pada panggilan VoIP ke GSM, dihasilkan rata-rata delay sebesar 12,11 ms yang termasuk dalam kategori kualitas baik, Troughput sebesar 0,151, jitter sebesar 0,052 ms yang termasuk dalam kategori kualitas baik, dan packet loss sebesar 0% yang termasuk dalam kategori kualitas sangat baik. Jangkauan maksimal antara client VoIP ke server agar komunikasi berjalan dengan baik adalah 100 meter dalam kondisi Line Of Sight (LOS). Pengujian dengan jarak 25 m dalam kondisi Non Line Of Sight (NLOS), masih menghasilkan komunikasi yang baik. Berdasarkan hasil pengujian kuisioner dari 30 pengguna, dihasilkan nilai MOS 3,88 yang termasuk dalam kategori kualitas cukup baik.


2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 19-24
Author(s):  
Pether V B Romony ◽  
Lanny Sitanayah ◽  
Junaidy B Sanger

Asap rokok adalah salah satu asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dari sisi biologis maupun sisi kimiawi. Pada penelitian ini, penulis mengimplementasikansebuah sistem deteksi asap rokok berbasis The Internet of Things menggunakan sensor MQ135, Arduino board dan NodeMCU. Kemudian, penulis melakukan perbandingan Quality of Service dari dua protokol komunikasi data, yaitu Transmission Control Protocol dan User Datagram Protocol pada sistem tersebut. Parameter Quality of Service yang dibandingkan saat proses pengiriman data adalah delay dan data loss. Untuk setiap protokol, simulasi dilakukan selama 1 jam dengan pengiriman data setiap 5 detik, 10 detik, sampai 1 menit. Hasil yang diperoleh adalah data loss dengan Transmission Control Protocol lebih rendah dari pada data loss dengan User Datagram Protocol, sedangkan delay dengan User Datagram Protocol lebih rendah dari pada delay dengan Transmission Control Protocol.


Author(s):  
Vidya S. Kubde ◽  
Sudhir Sawarkar

Multipath Transmission Control Protocol (MPTCP) is an extension of TCP meant for multihomed devices, which uses all the available interfaces for a single connection. MPTCP was evolved for Bandwidth aggregation and re silence to network failure. The wireless networks of multihomed devices are of different characteristics, when used together decreases Quality of Service (QoS). MPTCP schedulers tried to fill this gap with different approaches. In this paper we tried to study these schedulers in different network scenarios and came with the findings that to achieve good throughput and decrease download time, only fast paths are preferred.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 691-697
Author(s):  
N. Sugirtham, R. Sherine Jenny

Network applications demand quality of service for enhanced call quality and increased user satisfaction. Hence, implementing queuing discipline at switches and routers in a network will govern the way packets are buffered while waiting for transmission. Queuing disciplines like first-in first-out (FIFO) queuing, priority queuing (PQ), weighted-fair queuing (WFQ), custom queuing and modified weighted round robin are more prominently deployed in network applications. These queuing disciplines help to control and manage network resources by fixing priorities for specific types of data on the network. The paper aims to analyze the quality of service parameters for various real time applications like File transfer protocol(FTP), email, database, Voice over IP(VOIP), video and web browsing,etc., and helps to optimise the use of available network resources. Moreover the quality of the network is compared using different QoS parameters such as end-to-end delay, throughput, jitter and Mean Opinion Score (MOS). This paper focuses on various queuing disciplines with low and high network traffic.


2019 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Mitra Unik ◽  
Soni Soni ◽  
Randra Aguslan Pratama

Abstract One of the popular internet services in use today is video streaming, either live (live streaming) or pre-recorder. Streaming video is a type of streaming media where data from video files is continuously transmitted over the internet to remote users. This fundamental problem appears to be influenced by the biggest factor which is the limited infrastructure of network resources which causes poor video quality. The process of digital video communication is known to consume quite a large resource, because in general the bandwidth requirements for sending Video and Audio signals. To maintain the quality of the video being played, there are several instruments needed, one of which is a data connection that is required to have Quality of Service (QoS). The parameters used in the measurement of QoS are delay, jitter, packet loss, throughput. This study uses the PPDIO method as a workflow with a Network Lifecycle approach. In this research, there are many factors that influence the quality of video, namely network factors and hardware factors. The test results obtained are not absolute, so it is possible that there will be differences in subsequent testing. Encoding also affects the quality of the video. Bandwidth equalization according to priority when the traffic conditions of all packets are full. Based on a comparative analysis of QoS parameter calculations using HTB and Diffserv methods, a comparison of throughput, jitter and delay does not differ greatly between clients. Keywords: Video Streaming, Diffserv, HTB, QoS Abstrak Salah satu layanan dari internet yang populer digunakan saat ini adalah video streaming, baik secara langsung (live streaming) atau pre-recorder. Streaming video merupakan jenis streaming media dimana data dari file video secara terus menerus dikirimkan melalui jaringan internet ke pengguna jarak jauh. Permasalahan mendasar ini muncul dipengaruhi oleh faktor terbesar yaitu terbatasnya infrastruktur sumber daya jaringan yang menyebabkan kualitas video yang buruk. Proses  komunikasi  digital  video,  diketahui  menghabiskan  resource  yang  cukup  besar, dikarenakan Secara umum kebutuhan bandwidth untuk mengirimkan sinyal Video dan Audio. Guna menjaga kualitas dari video yang dimainkan, terdapat beberapa instrument yang dibutuhkan, salah satunya adalah koneksi data yang wajib memiliki Quality of Service (QoS). Adapun Parameter yang digunakan dalam pengukuran QoS adalah delay, jitter, packet loss, Throughput. Penelitian ini menggunakan metode PPDIO sebagai alur kerja dengan pendekatan Network Lifecycle. Pada penelitian ini didapat Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dari video yaitu faktor jaringan dan faktor dari Hardware. Hasil pengujian didapat tidaklah mutlak sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada perbedaan pada pengujian selanjutnya. Encoding juga mempengaruhi kualitas dari video. pemerataan Bandwidth sesuai prioritasnya saat kondisi traffic seluruh paket penuh. Berdasarkan analisa perbandingan perhitungan parameter QoS menggunakan metode HTB dan Diffserv, didapatkan  perbandingan troughput, jitter dan delay yang tidak berbeda jauh antara klien. Kata kunci: Video streaming, Diffserv, HTB, QoS  


2018 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 89
Author(s):  
I A Kaysina ◽  
D S Vasiliev ◽  
A V Abilov ◽  
A E Kaysin ◽  
A I Nistyuk

Описан тестовый стенд, который позволяет произвести оценку эффективности новых алгоритмов кодирования в летающих сенсорных сетях (Flying Ad Hoc Networks, FANET), в том числе и метода сетевого кодирования. В тестовый стенд входят: наземная станция (ноутбук), летающий робот (беспилотный летальный аппарат, БПЛА) и несколько микрокомпьютеров Raspberry Pi 3. С помощью тестового стенда была оценена возможная дальность связи между наземной станцией и летающим роботом, а также доказана возможность реализации сетевого кодирования на промежуточном узле на базе Raspberry Pi 3. Оценка дальности связи между наземной станцией и летающим роботом была произведена с помощью первого сценария. Летающий робот отправлял видеоданные с бортовой камеры на наземную станцию. После сбора всех данных было проанализировано качество обслуживания (quality of service, QoS) и рассчитан коэффициент доставленных пакетов (Packet Delivery Ratio, PDR) с помощью программы анализатора сетевого трафика Wireshark. По результатам измерений была найдена максимальная дальность связи между наземной станцией и летающим роботом с использованием стандарта 802.11n (Wi-Fi). Возможность реализации сетевого кодирования в самоорганизующихся сетях была произведена с помощью второго сценария. Была создана самоорганизующаяся сеть из трех микрокомпьютеров Raspberry Pi 3. Для маршрутизации данных использовался протокол B.A.T.M.A.N., на основе которого может быть проанализирована одна из реализаций метода сетевого кодирования.


2022 ◽  
Vol 54 (9) ◽  
pp. 1-33
Author(s):  
Josef Schmid ◽  
Alfred Höss ◽  
Björn W. Schuller

Network communication has become a part of everyday life, and the interconnection among devices and people will increase even more in the future. Nevertheless, prediction of Quality of Service parameters, particularly throughput, is quite a challenging task. In this survey, we provide an extensive insight into the literature on Transmission Control Protocol throughput prediction. The goal is to provide an overview of the used techniques and to elaborate on open aspects and white spots in this area. We assessed more than 35 approaches spanning from equation-based over various time smoothing to modern learning and location smoothing methods. In addition, different error functions for the evaluation of the approaches as well as publicly available recording tools and datasets are discussed. To conclude, we point out open challenges especially looking in the area of moving mobile network clients. The use of throughput prediction not only enables a more efficient use of the available bandwidth, the techniques shown in this work also result in more robust and stable communication.


2018 ◽  
Author(s):  
muhammad iqbal ◽  
Galih Yogi Noviantoro ◽  
Amarudin

Protokol ZRTP berperan melakukan enkripsi data pada sistem komunikasi VoIP, serta adanya suatu teknologi jaringan komputer VPN IPsec dengan sistem melewatkan data dalam suatu ip private virtual atau sebagai tunnel untuk media transmisi data yang aman. Perbandingan performa pada penerapan kedua metode pengamanan data pada sistem komunikasi VoIP bertujuan untuk mengetahui protokol mana yang aman untuk diterapkan. Pada dasarnya ZRTP menggunakan pertukaran kunci Diffie-Hellman sebagai pertukaran kunci komunikasi antar client, yang mana kunci untuk komunikasi antar client tersebut menggunakan hash dari Diffie-Hellman dan dilakukan secara peer-to-peer melalui paket RTP VoIP. Sedangkan pada VPN IPsec terdapat protokol ESP (Encapsulating Security Payload) yang berfungsi sebagai enkripsi dan membuat tunnel transport RTP pada sistem komunikasi VoIP. Acuan standarisasi pengukuran kualitas VoIP yaitu rekomendasi dari ITU (International Telecomunication Union) yang merupakan standarisasi internasional untuk mengukur kualitas suara dalam komunikasi telephone. Pengujian dilakukan menggunakan variasi bandwidth 32, 64, 128, 256, 512, dan 1024 kbps. Parameter QoS (Quality of Service) yaitu delay, jitter, packet loss, dan throughput. Hasil pengujian QoS (Quality of Service) menunjukkan bahwa protokol VPN IPsec menghasilkan total delay rata-rata yang cukup rendah sebesar 69,78 % dibandingkan dengan VoIP ZRTP, throughputrata-rata yang lebih tinggi sebesar 15,53 % tetapi nilai jitter cukup tinggi dibadingkan dengan ZRTP. Sedangkan packet loss pada sistem komunikasi VoIP ZRTP menghasilkan nilai packet loss yang stabil yaitu 0 %, sedangkan untuk VoIP VPN IPsec menghasilkan packet loss mencapai 4,62 %.. MOS (Mean Opinion Score) menunjukan bahwa hasil perhitungan MOS Score yang menyatakan bahwa pemakaian limit bandwidth 128 kbps dan 256 kbps performa VoIP ZRTP lebih unggul sebesar 11,21 % dan 9,63 % dari performa VoIP VPN IPsec. Akan tetapi dalam pemakaian limit bandwidth 512 dan 1024 kbps performa VoIP VPN IPsec mulai mengalami peningkatan dan lebih unggul 1,18 % dan 3,23 % dari performa VoIP ZRTP.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 79-87
Author(s):  
Shusmita Puspitasari ◽  
Alif Subardono ◽  
Ronald Adrian

Indonesia merupakan kawasan yang rawan bencana. Selain menimbulkan korban, bencana alam juga meruntuhkan banyak infrastuktur, salah satunya infrastruktur komunikasi. Dengan adanya masalah komunikasi dengan infrastuktur yang terbatas seperti yang terjadi di daerah bencana, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membangun Mobile Ad-hoc Network (MANET) karena memerlukan infrastruktur yang sederhana. Pada tugas akhir ini dilakukan pengujian dan analisis kualitas layanan (Quality of service) pada MANET menggunakan perangkat raspberry pi serta routing protokol Babel. QoS mengacu kepada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang baik melalui teknologi dan infrastruktur tertentu yang bertujuan untuk pertukaran informasi agar tersampaikan dengan baik. Parameter yang dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain adalah delay, jitter, throughtput dan  packet loss. Pengujian menggunakan topologi mesh dengan empat skenario, satu skenario dengan kondisi full connected dan tiga skenario dengan kondisi partial connected sekalian juga mengetahui mekanisme protokol yang digunakan, selain itu dilakukaan juga saat terjadi interferensi dan tidak terjadi interferensi. Secara keseluruhan, hasil kualitas layanan pada saat pengujian dengan skenario topologi kondisi full connected pada MANET yang dibangun, lebih baik dibandingkan dengan kondisi partial connected.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document