scholarly journals ANALISIS PENALARAN MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 91-99
Author(s):  
Nur Laela ◽  
Paridjo Paridjo ◽  
M. Shaefur Rokhman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap penalaran matematika pada materi geometri berdasarkan teori Van Hielle pada siswa berkemampuan awal tinggi, besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap penalaran matematika pada materi geometri berdasarkan teori Van Hielle pada siswa berkemampuan awal rendah, dan mengetahui kemampuan penalaran matematika siswa pada materi geometri berdasarkan teori van hielle dengan model pembelajaran  Problem Based Learning ditinjau dari kemampuan awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulakamba tahun ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (mixed method) dengan model campuran berimbang (concurrent embedded design). Dalam penelitian ini menggunakan 70% metode kuantitatif dan 30% metode kualitatif. Objek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Bulakamba yang berjumlah 36 orang siswa. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah empat siswa  yang terdiri dari dua siswa berkemampuan awal rendah dan dua siswa berkemampuan awal tinggi. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen tes penalaran matematika, dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi dan wawancara. Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen diberikkan pembelajaran interaktif  yaitu dengan model pembelajaran Problem Based Learning dibantu dengan teori Van Hielle. Setelah pembelajaran selesai dilakukan tes penalaran matematika pada kelas eksperimen dan wawancara empat subjek terpilih. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap penalaran matematika pada materi geometri berdasarkan teori van hielle pada siswa berkemampuan awal tinggi adalah 94,1 % sedangkan pada siswa berkemampuan awal rendah adalah 59,2 %, dan kemampuan penalaran matematika siswa pada materi geometri berdasarkan teori van hielle dengan model pembelajaran problem based learning pada siswa berkemampuan awal tinggi mencapai tiga indikator yaitu mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika dan menarik kesimpulan. Sedangkan pada siswa berkemapuan awal rendah indikator yang tercapai hanya satu indikator yaitu mengajukan dugaan

2018 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Diane O Doherty ◽  
Helena Mc Keague ◽  
Sarah Harney ◽  
Gerard Browne ◽  
Deirdre McGrath

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 131-138
Author(s):  
Gede Sutrisna ◽  
Luh Putu Artini

As a typical learning method which is grounded from a scientific approach, problem-based learning (PBL) does not only enhance students’ critical thinking but also helps them actively construct their knowledge and skill. The objectives of this study were to investigate the impact of PBL on (1) students’ speaking skill and (2) their attitude toward ELL. This study employed an embedded mixed-method design which combined one-group pretest-posttest and descriptive qualitative design. It involved a group of 41 students as the sample. The quantitative data were collected through pretest-posttest and questionnaire (closed-ended). Meanwhile, the qualitative data were obtained through observation and open-ended questionnaire. The findings of the study found that students demonstrated better speaking performance after being treated through PBL activities. Besides, they exhibited more positive behavioral, cognitive, and affective attitude toward ELL.


2021 ◽  
Vol 1 (8) ◽  
Author(s):  
Esa Chory Rizky Ananda ◽  
Sutopo Sutopo ◽  
Purbo Suwasono
Keyword(s):  

Penelitian pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada subbab pembiasan cahaya melalui model pembelajaran Inquiry Argumentatif. Penelitian ini termasuk jenis penelitian mixed method jenis embedded design, yaitu dengan menggunakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry argumentatif. Peningkatan rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi pembiasan pada cahaya sebesar 29,2 persen.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 89
Author(s):  
Miryam Wedyaswari ◽  
Surya Cahyadi ◽  
Erna Susiati ◽  
Rasni Adha Yuanita

Mahasiswa bidik misi tergolong ke dalam students at risk – siswa dengan risiko gagal lebih tinggi daripada siswa lainnya. Mereka berasal dari golongan status sosial ekonomi menengah ke bawah dengan tuntutan wajib lulus 4 tahun, minimal IPK 2.5, dan ancaman dicabut beasiswa jika semua hal itu tidak terpenuhi. Untuk itulah kemampuan resiliensi diperlukan.Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuat rancangan pendampingan  4 skills of resilience yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan resiliensi mereka. Penelitian ini mengggunakan definisi resliensi dari Reivich-Shatte (2002). Pendampingan dirancang untuk mahasiswa bidik misi Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran tingkat ketiga sebagai upaya antisipasi mereka menghadapi evaluasi akhir dari DIKTI. Berdasarkan analisis kebutuhan, sebagian besar mahasiswa bidik misi tingkat ketiga memiliki kemampuan resiliensi cenderung rendah  terutama pada faktor impuls control, causal analysis, dan realistic optimism. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih partisipan yanng sesuai dengan kriteria peneliti sehingga didapatkanlah 3 partisipan. Empat keterampilan resiliensi yaitu Learning your ABC, Avoiding thinking traps, Challenging belief, dan Putting it in perspective akan dilatihkan untuk meningkatkan ketiga faktor yang rendah tersebut. Pendampingan ini dirancang dalam 6 sesi. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Method: triangulation embedded design. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan pendampingan untuk sesi I dan sesi II sudah sesuai untuk meningkatkan keterampilan resiliensi pada faktor Impuls Control. Sedangkan sesi III dan IV belum sesuai untuk meningkatkan keterampilan resiliensi (faktor Causal Analysis dan Realistic Optimism) sehingga dibutuhkan perbaikan pada konsten dan prosedur rancangan


2019 ◽  
Vol 7 (5) ◽  
pp. 86 ◽  
Author(s):  
Birol Bulut ◽  
Süleyman Aslan

The feeling of empathy is as old as the humankind. Empathy is an attempt to perceive the emotions and to understand the thoughts of other individuals and discern their point of view. Due to such aspects, empathy presents “a focus on other individuals”. In general terms, empathy was defined as “adopting a sensitive attitude towards correctly understanding the emotions and thoughts of another individual, encountering any event, through placing oneself in the place of that individual during the process of communication.”The present study was intended to determine the effects of the communication and immigration subjects in the 7th grade social studies course on the empathy skills of students through employing the didactic approach, which is one of the techniques for empathy development.Concurrent nested (embedded) design, a mixed research method, was employed in the present study. Mixed-method research is defined as the approach through which the researcher draws conclusions by using the advantage of integrating qualitative and quantitative methods, approaches and concepts in a study or consecutive studies with the aim to understand diverse research models. The quantitative data in the present study were obtained via the “Index of Empathy for Children and Adolescents”, whereas the qualitative data were collected through interview forms.Almost all students emphasized the significance of empathy and understanding the feelings of the migrants for understanding the causes and consequences of immigration throughout the activities related to immigration.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 856-867
Author(s):  
Suci Utami Putri ◽  
Abdurrohman Ahmad Taqiudin

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses STEAM-Project Based Learning (STEAM-PBL) serta mengidentifikasi perkembangan kemampuan pemecahan masalah selama kegiatan berlangsung.  Pada penelitian ini digunakan mixed method concurrent embedded design yang mengombinasikan data kualitatif berupa deskripsi aktivitas belajar dan data kuantitatif terkait kemampuan pemecahan masalah anak yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Partisipan yang terlibat adalah 14 anak usia 5-6 tahun di salah satu TK di Kabupaten Purwakarta yang diamati selama satu bulan kegiatan penelitian berlangsung. Data aktivitas belajar dianalisis secara deskriptif sedangkan data perkembangan kemampuan memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung jumlah dan persentase anak yang masuk ke dalam kriteria perkembangan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pembelajaran STEAM-PBL di PAUD dilakukan melalui tahapan reflection, research, discovery, application dan communication. Sementara itu, kemampuan memecahkan masalah anak mengalami perkembangan yang semula pada umumnya berada pada kriteria “Belum berkembang” dan “Mulai Berkembang” meningkat menjadi “Berkembang Sesuai Harapan” dan “Berkembang Sangat Baik”’.


Author(s):  
Chairunnisa Chairunnisa ◽  
Edy Surya ◽  
Bornok Sinaga

This study aims to (1) determine the level of students' spatial ability at Van Hiele's level in problem-based learning. (2) to find out the location of the students' difficulties in solving spatial power problems with the Van Hiele level. This research is a qualitative descriptive study. The subjects of this study were students of class XII SMK Bima Utomo Batang Kuis. The object of this research is the spatial ability based on Van Hiele's level in Problem Based Learning. The results of this study indicate that the level of spatial ability in the low category reaches 51.4%, while the medium category reaches 34.3%, and the high category reaches 14.3%. Subjects in the low category experienced skill difficultiesSubject S.01 (low spatial ability), at Level 1 experienced skill difficulties (question number 1) and concept difficulty (question number 4), at Level 2 experienced skill difficulties, at Level 3 and Level 4 experienced difficulty in principle. Subject S.02 (low spatial ability), has difficulty skills at Level 2 and has difficulty in principle at Level 3 and Level 4. Subject S.03 (moderate spatial ability), has difficulty in principle at Level 3 and Level 4. Subject S. 04 (moderate spatial ability), has difficulty skills at Level 3 and has difficulty in principle at Level 4. Subject S.05 (high spatial ability), has difficulty in principle at Level 4. Subject S.06 (high spatial ability), has difficulty principles at Level 4.Based on the results of this study, it is expected to be an inspiration for users.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Deti Rostika ◽  
Prihantini Prihantini

Abstract:. Implementation of the 2013 Curriculum essentially sets out three main things, namely the application of integrated thematic learning, the use of scientific approaches to learning, and authentic assessment. Some of the results of previous research on the implementation of the 2013 Curriculum, among others, found that teachers were less able to utilize learning resources from the surrounding environment and teachers tended to maintain conventional teaching habits. For this reason, through this study, researchers want to describe how teachers understand scientific approaches; how the teacher exposes the learning implementation plan; how the teacher applies the scientific approach to learning, and whether there is a contribution between the understanding of the scientific approach to the application of learning carried out by the teacher. The research method used is the Mixed Method Research model 'Embedded Design'. The results obtained from this study can be concluded that: (1) In general, teachers have understood the scientific approach, but have not understood how to implement this approach in learning in elementary schools; (2) Learning Implementation Plans (RPP) made by the teacher have not described learning activities oriented to the scientific approach; (3) Implementation of the implementation of learning carried out by the teacher has not reflected the application of the scientific approach; (4) Understanding the scientific approach contributes 10% to the implementation of learning. Therefore, being able to apply a scientific approach is not only determined by understanding, but it requires the efforts of teachers to always seek other knowledge that can add to and improve self-efficacy Keyword: scientific approach, thinking skills and scientific work, Mixed method research embedded models Abstrak: Implementasi Kurikulum 2013 pada intinya menetapkan tiga hal utama, yaitu penerapan pembelajaran tematik terpadu, penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dan penilaian autentik. Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang implementasi Kurikulum 2013, antara lain ditemukan bahwa guru kurang mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar dari alam sekitar dan guru cenderung mempertahankan kebiasaan mengajar konvensional. Untuk itu melalui penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik; bagaimana guru membuar rencana pelaksanaan pembelajaran; bagaimana guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dan apakah ada kontribusi antara pemahaman pendekatan saintifik terhadap penerapan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Method Research model ‘Embedded Design’. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Pada umumnya guru telah memahami pendekatan saintifik, tetapi belum memahami cara mengimplementasikan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di Sekolah Dasar; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru belum menggambarkan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan saintifik; (3) Implementasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum mencerminkan pada penerapan pendekatan saintifik; (4) Pemahaman pendekatan saintifik berkontribusi 10 % terhadap implementasi pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu untuk bisa menerapkan pendekatan saintifik tidak hanya ditentukan oleh pemahaman, tetapi diperlukan upaya guru untuk selalu mencari pengetahuan lain yang dapat menambah dan meningkatkan efikasi diri.Kata Kunci: pendekatan saintifik, keterampilan berpikir dan kerja ilmiah, Mixed method research embedded model.


2013 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Joni Rokhmat

Telah berhasil dikembangkan model pembelajaran berbasis proses berpikir kausalitas dan berpikir analitik (PBK-BA) untuk meningkatkan kemampuan problem-solving (KPS) mahasiswa calon guru fisika dalam pokok bahasan gerak, hukum Newton tentang gerak, kerja & energi, gravitasi, momentum linear, kesetimbangan benda tegar, dan termodinamika. Penelitian ini bertujuan mendesain model pembelajaran berbasis PBK-BA dan menentukan pola PBK-BA yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan KPS secara optimal. Penelitian menggunakan metoda mixed method berjenis embedded design one-phase dengan penekanan kualitatif. Dalam taraf kepercayaan 95%, berdasarkan hasil uji-t Wilcoxon secara umum menunjukkan peningkatan signifikan keenam indikator KPS yang meliputi kemampuan understanding, selecting, differentiating, determining, applying, dan identifying pada mahasiswa kelompok bawah maupun atas dan peningkatan ini pada mahasiswa kelas atas lebih baik daripada mahasiswa kelas bawah. Pencapaian akhir persentase KPS secara umum masih berkategori rendah. Untuk mengoptimalkan pencapaian KPS mahasiswa direkomendasikan untuk mengembangkan dua pola umum PBK-BA, yaitu pola PBK-BA standar dan pola PBK-BA ber-scaffolding.Kata kunci: pembelajaran berbasis PBK-BA, KPS, pola PBK-BA standar, pola PBK-BA ber-scaffolding.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Yenni Kurniawati

Abstract The difficulties of preservice chemistry teacher in understanding theoretical and experimental chemistry were needed to be explored. This research was conducted to analyze students' difficulties in understanding theoretical and experimental chemistry courses, to obtained information that can be used as an evaluation for lecturers and faculty in an effort to improve the quality of preservice chemistry teacher. Mixed method with embedded design was used in this research by given priority to qualitative data as core and quantitative data to supported the analysis. This research found that teoretical inorganic and physical chemistry objects were the most difficult course for fifth semester students, whereas for the seventh graders physical and instrumental chemistry was the most difficult. The main causes of difficulty for students was the chemical abstractions plus the mathematic analysis that was not easily to deep understood by the students. Studets learning patterns and learning design are things that need to be improve to get better results. Kata Kunci: Kesulitan Mahasiswa, Kimia Teoritis, Praktikum Kimia


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document