scholarly journals PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING PERMAINAN SEPAK BOLA

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Deris Herdianto ◽  
Davi Sofyan ◽  
Mimin Emi Suhaemi

Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan pengalaman temuan lapangan peneliti. Pemahaman siswa terhadap permainan sepak bola khususnya dalam melakukkan gerak dasar dribbling masih kurang, akan tetapi minat siswa terhadap permainan sepak bola ini sangat tinggi. Tujuan penelitian memecahka masalah dengan PBL terhadap kemampuan dribbling. Desain penelitian menggunakan desain eksperimen. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji beda dengan bantuan spss. Hasil penelitian terhadap hasil belajar dribbling menunjukkan bahwa nilai Sig hitung adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari signigikasni 0.05, sehingga disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar dribbling sepak bola. Selain itu diperoleh nilai thitung 8,291 > ttabel 2,024394 dengan signigikansi 0.05. berdasarkan pada nilai signifikansi dan hasil uji t dapat dipahami terdapat pengaruh peningkatan keterampilan gerak dasar dribbling sepak bola. Hal ini dibuktikan oleh skor rata-rata sebelum perlakuan sebesar 17,6605, sedangkan setelah treatment skor rata-ratanya sebesar 16,6676. Peningkatan dari pretest ke posttes membuktikan bahwa mengalami peningkatan.  kemampuan dribbling dalam permainan sepak bola sebesar 0,9929. 

2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 97-105
Author(s):  
Sri Winda ◽  
Parham Saadi ◽  
Atiek Winarti

Penelitian dilakukan untuk mengetahui keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik SMA Negeri 12 Banjarmasin. Problem based learning adalah model pembelajaran yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperiment yang dilakukan dalam empat pertemuan. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunkan test dan non-test. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada keterampilan proses sains dan hasil belajar sikap peserta didik. Perbedaan hasil belajar pengetahuan yang signifikan ditunjukkan dari hasil uji-t kelas eksperimen dan kontrol. Hasil respon peserta didik kelas eksperimen menunjukkan hasil yang baik pada model pembelajaran problem based learning berbasis lahan basah.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Rahmi Rahmi ◽  
Rina Febriana ◽  
Hilmy Farras Wani

The learning independence of students is still low as the background of the implementation of this research. The purpose of this research is to describe the independence of students using Lesson study and Problem Based Learning models in mathematics learning. This type of research is descriptive research. The population is all students of class VIII of Junior High School Pertiwi 2 Padang in 2019/2020. Sampling was done by purposive sampling and determined class VIII-2. The research instruments were the learning independence questionnaire and the Lesson Study observation sheet. Analysis of learning independence data is described based on the results of the pretest and protest scores. The Lesson Study was carried out in 4 rounds using the Problem Based Learning model which included Plan, do, and See activities. The results showed that there was an increase in students' learning independence through the implementation of Lesson study with the Problem Based Learning model.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Conidia Ristiastuti Jehanus ◽  
Hena Dian Ayu ◽  
Chandra Sundaygara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  Problem Based Learning berbasis asesmen kinerja terhadap penguasaan konsep fisika ditinjau dari kerja ilmiah siswa. Rancangan penilitian menggunakan posttest control group design. Teknik pengambilan sampel  purposive sampling dengan instrumen penelitian adalah soal tes dan lembar observasi. Hasil anasilis menunjukkan pelaksanaan pembelajaran menggunakan Problem Based Learning berbasis asesmen kinerja berbeda dengan Problem Based Learning. Hal ini dibuktikan dari perhitungan uji anova dua jalur penguasaan konsep fisika menunjukkan sig 0,000 < 0,05. Perhitungan uji anova dua jalur penguasaan konsep fisika berdasarkan kemampuan kerja ilmiah juga menunjukkan sig 0,019 < 0,05, artinya penguasaan konsep fisika siswa yang memiliki kemampuan kerja ilmiah tinggi berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan kerja ilmiah rendah. Sehingga disimpulkan bahwa Problem Based Learning berbasis asesmen kinerja berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika yang ditinjau dari kerja ilmiah.


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 389-398
Author(s):  
Vika Conie Fatwa ◽  
Ari Septian ◽  
Sarah Inayah

AbstrakLatar belakang penelitian ini yaitu masih rendahnya kemampuan literasi matematis. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) yang juga sebagai alternatif solusi permasalahan dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa. Metode penelitian adalah kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent group pretest-postest design. Instrumen berbentuk tes literasi matematis berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Cianjur tahun ajaran 2018/2019 yang tersebar dalam sembilan kelas, sedangkan sampelnya dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII D sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBI), dan VIII C sebanyak 25 siswa sebagai kelas control dengan pembelajaran biasa. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi matematis siswa dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).  Peningkatan tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan peningkatan pada siswa dengan pembelajaran biasa.Kata Kunci: Kemampuan Literasi Matematis, Problem Based Instruction, PBI.  Mathematical Literacy Ability Students through Problem Based Instruction Learning ModelsAbstractThe background of this research is low mathematical literacy ability. The purpose of this research is to find out the differences in increasing students’ mathematical literacy ability between those who use the Problem Based Instruction (PBI) learning model as an alternative solution to the problem and who use ordinary learning. A method in this research is quasi-experimental with nonequivalent group pretest-posttest design. The instruments are a mathematical literacy instrument consisting of the initial test (pretest) and the final test (posttest). The population in this study were all students at SMP Negeri 5 Cianjur in year 2018/2019 that spread into 9th grade, while the samples chosen with purposive sampling technique were two classes, namely VIII D class as the experimental class which is given Problem Based Learning (PBI) and VIII C as the control class with ordinary learning. Based on the tests of mathematical literacy abilities that have been analyzed it is found that there are differences in mathematical literacy skills students who applied the Problem Based Instruction (PBI) learning model is were better than ordinary learning. The increase is better when compared to the increase in students with ordinary learning.Keywords: Mathematical literacy ability, Problem Based Instruction, PBI.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Apriyanti Apriyanti ◽  
Yuyu Yuhana ◽  
Abdul Fatah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih baik untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, antara siswa yang menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 6 Pandeglang, sampel dipilih 2 kelas, dalam menentukan kelas eksperimen 1 dan 2 dilakukan secara purposive sampling. Tes berupa 5 soal uraian yang sesuai dengan indikator kemampuan berpikir krtis. Pretes dilakukan sebagai tes kemampuan awal sebelum perlakuan menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Postes dilakukan setelah diberikan perlakuan menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Hasil yang diperoleh setelah proses pembelajaran menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir krtis siswa yang menggunakan model problem based learning tipe SSCS lebih baik dari pada kemampuan berpikir kritis siswa yangn menggunakan model problem based learning tipe CPS.


Author(s):  
Sri Tuti Widiarsari ◽  
Adun Rusyana ◽  
Anna Fitri Hindriana

Penelitian bertujuan untuk untuk menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model jigsaw pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran, untuk memperoleh data pengaruh penerapan model jigsaw terhadap keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII disalah satu SMP Negeri di Banjaran Kabupaten Majalengka yang berjumlah 136 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII F yang berjumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen menerapkan model jigsaw. Instrumen penelitian yang digunakan adalah task dan rubric, tes essay dan lembar observasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas, uji t perlakuan dan uji N-Gain. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan diperoleh nilai statistik uji hipotesis memperoleh nilai t = 63,997 dengan Sig. 0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap keterampilan menjelaskan pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan pada keterampilan menjelaskan dengan perolehan rata-rata nilai 81,00 diperoleh nilai statistik uji hipotesis yang menunjukan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan konsep pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Hasil analisis uji hipotesis keterampilan pemecahan masalah dengan nilai rata-rata post test 79,91 menunjukkan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Rerata� N-Gain kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan model jigsaw 0,43 termasuk kriteria sedang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di� BanjaranKeywords: Model jigsaw; Keterampilan menjelaskan konsep; Kemampuan pemecahan masalah


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 196-204
Author(s):  
Hesti Wulandari ◽  
Hanifah Hanifah ◽  
Syafdi Maizora

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Bengkulu dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (Descriptive Research). Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 2 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 34 orang peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar tes dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi lingkaran. Berdasarkan hasil deskriptif hasil belajar matematika peserta didik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik menjadi lebih meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil nilai LKPD menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu 89,63 dan rata-rata nilai tes yaitu 84,56.Kata Kunci : Deskriptif, Hasil Belajar Belajar, Problem Based LearningABSTRACTThe aim of this research was to describe the results of learning mathematics students VIII grade SMP Negeri 2 Kota Bengkulu with Problem Based Learning (PBL) learning model. This research was a descriptive research (Descriptive Research). The sample was taken by using purposive sampling technique, the sample of this research was the students of class VIII F SMP Negeri 2 Kota Bengkulu academic year 2017/2018 with 34 students. The instruments that used for data collection in this research were test sheet and Student Worksheet on the circle material. Based on the results of descriptive mathematics learning outcomes of students using Problem Based Learning the learning outcomes of students were more increased. This research was done by avarage value of LKPD using Problem Based Learning is 89,63 and the avarage test score 84,56. Keywords: Descriptive, Learning Outcomes Learning, Problem Based Learning


Author(s):  
Yulia Rosdiana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik pada sub materi psikotropika di kelas XI MIPA SMA Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September2018 sampai dengan bulan Juli 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI sebanyak 5 kelasdan sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah non tes sikap ilmiah berupa angket dengan 16 pernyataan dan tes hasil belajar berupa soal pilihan majemuk sebanyak 33 soal. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan uji ANCOVA(Analysis of Covariance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap ilmiah siswa dengan ukuran efek 0,470 yang sedang. PBL juga memiliki pengaruh signifikan dan efek sedang terhadap hasil belajar, ukuran efeknya adalah 0,331


2016 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Sri Jumini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inquiry dan discovery, sikap ilmiah, dan kreativitas mahasiswa terhadap prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling sebanyak dua kelas. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran menggunakan metode inquiry menghasilkan prestasi kognitif dan afektif yang lebih baik dari pada discovery dan menghasilkan prestasi psikomotorik yang setara, (2) Mahasiswa dengan sikap ilmiah tinggi memiliki prestasi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang lebih baik dari pada mahasiswa dengan sikap ilmiah rendah, (3) mahasiswa dengan kreativitas tinggi memiliki prestasi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang lebih baik dari pada mahasiswa dengan kreativitas rendah, (4) terdapat interaksi antara metode belajar dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar, (5) terdapat interaksi antara metode belajar dengan kreativitas terhadap prestasi belajar, (6) terdapat interaksi antara sikap ilmiah dengan kreativitas terhadap prestasi belajar, (7) terdapat interaksi antara metode belajar, sikap ilmiah, dan kreativitas terhadap prestasi belajar. Kata kunci: metode inquiry dan discovery, sikap ilmiah, kreativitas, prestasi belajar, listrik dinamik.


Author(s):  
Fajrian Fajrian ◽  
Marungkil Pasaribu ◽  
Nurjannah Nurjannah

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemahaman konsep zat siswa yang diajarkan dengan menggunakan model problem based learning dan model konvensional, pada kelas VII di SMP Negeri 1 Sindue Tobata. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes pemahaman konsep dalam bentuk pilihan ganda dan esai. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor pretest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen adalah 6,57 dan untuk posttest adalah 12,27. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor pretest 6,00 sedangkan untuk posttest adalah 7,00. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata skor pemahaman konsep siswa dengan signifikansi  = 0,05. Diperoleh nilai hasil thitung = 12,5 dan ttabel = 2,00. Ini berarti bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan pemahaman konsep antara kelas yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan pembelajaran menggunakan model konvensional. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Alat Sederhana, Pemahaman Konsep


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document