scholarly journals PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Novita Eka Muliawati ◽  
Ni’ma Faridhotul Istianah
Keyword(s):  

<p><em>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan</em><em> proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan Impulsif kelas VIII C MTs Darul Falah Bendil Jati Kulon</em><em>. </em><em>Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif yang menggunakan 2 subjek</em><em> penelitian. D</em><em>ata dalam penelitian ini adalah Matching Familiar Figure Test (MFFT) </em><em>yang sudah dimodifikasi oleh Warli (2010</em><em>), tes berpikir kreatif</em><em>,</em><em> dan wawancara. Analisis tes berpikir kreatif mengacu pada tiga indikator, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan serta penilaian berpikir kreatif.</em><em> </em><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) siswa reflektif dikategorikan sangat kreatif  karena mampu memahami masalah, menggunakan strategi yang jelas dan membuat gambar dengan tepat, menunjukkan kemampuan berpikir kreatif (kefasihan, fleksibilitas, kebaruan), serta membuat kesimpulan dan memeriksa kembali jawabannya, (2) siswa impulsif dikategorikan tidak kreatif karena tidak menunjukkan langkah pemecahan masalah yang tepat dan tidak menyelesaikan tugas penyelesaian masalah atau memberikan jawaban salah.</em><em></em></p><em></em>

Author(s):  
Cintamulya

The present study focuses on making the students aware about various environmental issues by using case studies. The ability of students to reveal their findings about environmental issues has been developed through scientific literature, one of which was writing scientific articles. Each student has a different thinking style or cognitive style, so the possibilities in terms of scientific writing can be different. A cognitive style is shown in individuals receiving, processing and organizing information, and presenting the information based on the experiences they have had. This study aimed to describe the ability of the students who have a reflective or impulsive cognitive style to write a scientific article as a result of employing case studies on environmental issues. To achieve these objectives, the research involved the students of biology education UNIROW Tuban class of 2011. The ability to write scientific articles was analysed descriptively and included: title, credit lines, abstract, introduction, methods, results and discussion, conclusions and bibliography. To measure the reflective vs impulsive cognitive styles, the study used the MFFT (Matching Familiar Figure Test) instrument which was designed and developed by Warli (2010). The results showed that the ability of students who had a reflective cognitive style to write scientific articles tended to follow the rules, except when they were writing a bibliography. Therefore, there was a difference between students who write with a reflective cognitive style and students who write with an impulsive cognitive style in terms of their ability to write a scientific article as the result of case studies about environmental issues.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Wanda Ika Narianti ◽  
Masriyah Masriyah

Abstrak — Kemampuan berpikir kritis adalah kecakapan memecahkan masalah yang dilakukan seseorang secara sistematis dan reflektif dalam mengolah informasi yang diperoleh ketika dihadapkan pada suatu masalah. Melalui berpikir kritis, siswa dapat mengambil keputusan secara tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Akan tetapi dalam pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kritis kurang mendapat perhatian karena seringkali siswa mendapatkan soal yang dalam proses mengerjakannya menggunakan prosedur rutin. Selain itu, juga perlu memperhatikan gaya kognitif siswa karena setiap siswa memiliki karateristik yang berbeda dalam waktu yang diperlukan untuk menjawab soal dan kesalahan jawaban yang dihasilkan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa SMP yang bergaya kognitif reflektif, impulsif, fast accurate, dan slow inaccurate dalam memecahkan masalah matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII yang bergaya kognitif reflektif, impulsif, fast accurate, dan slow inaccurate masing-masing sebanyak 1 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes gaya kognitif MFFT (matching familiar figure test), tes kemampuan matematika, tes pemecahan masalah matematika, dan wawancara. Teknik analisis data berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis yang meliputi klarifikasi, asesmen, inferensi, dan strategi pada setiap langkah pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, siswa bergaya kognitif reflektif mampu melakukan klarifikasi, asesmen, dan inferensi. Siswa bergaya kognitif impulsif mampu melakukan strategi. Siswa bergaya kognitif fast accurate tidak mampu melakukan klarifikasi, asesmen, inferensi, dan strategi. Siswa bergaya kognitif slow inaccurate mampu melakukan asesmen.Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Memecahkan Masalah, Gaya Kognitif Abstract — Critical thinking abilities is the ability to solve problems by someone systematically and reflectively in processing information obtained when faced with a problem. Through critical thinking, students can make appropriate decisions to solve these problems. However, in learning mathematics, critical thinking abilities receive less attention because students often get questions that in solved by using routine procedures. In addition to paying attention the critical thinking abilities, it is also necessary to pay attention to students' cognitive styles because each student has different characteristics in the time needed to answer questions and the resulting answer errors. This research is a qualitative descriptive study, which aims to describe the critical thinking abilities of junior high school students who have reflective, impulsive, fast accurate, and slow inaccurate cognitive styles in solving mathematical problems. The subjects in this study were eighth-grade junior high school students who had reflective, impulsive, fast accurate, and slow inaccurate cognitive styles of 1 student each. Data collection techniques in this study used the MFFT cognitive style test (matching familiar figure test), mathematics ability test, mathematical problems solving test and interviews. Data analysis techniques are based on indicators of critical thinking abilities that include clarification, assessment, inference, and strategy at each step of problems solving. The results showed that reflective cognitive style students were able to clarification, assessment, and inference. Impulsive cognitive style students can do the strategy. Fast accurate cognitive style students are not able to clarification, assessment, inference, and strategy. Slow inaccurate cognitive style students can do assessment.Keywords: Critical Thinking Abilities, Problem Solving, Cognitive Style


MATHEdunesa ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 550-558
Author(s):  
Ary Ayu Fatima ◽  
Susanah Susanah
Keyword(s):  

Intuisi adalah kemampuan memahami atau mengetahui sesuatu dengan segera tanpa memerlukan pembuktian terhadap kebenaran. Melalui intuisi, siswa dapat mengolah informasi dan menentukan strategi secara cepat dan tepat. Akan tetapi, dalam pembelajaran matematika, intuisi kurang mendapatkan perhatian dari guru. Selain memperhatikan intuisi, juga perlu memperhatikan gaya kognitif siswa dalam pemecahan masalah karena kemampuan setiap individu berbeda-beda dalam menerima dan mengolah informasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitataif yang bertujuan mendeskripsikan profil intuisi siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif dan impulsif dalam pemecahan masalah. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 2 siswa kelas VIII SMP yang terdiri dari satu siswa dengan gaya kognitif reflektif dan satu siswa dengan gaya kognitif impulsif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes Matching Familiar Figure Test (MFFT), tes pemecahan masalah dan wawancara. Analisis data berdasarkan indikator jenis intuisi (affirmatory, anticipatory, dan conclusive) pada setiap tahap pemecahan masalah. Subjek penelitian adalah dua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Surabaya tahun ajaran 2018/2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif pada tahap memahami masalah dan melaksanakan penyelesaian masalah tidak menggunakan intuisi, pada tahap merencanakan penyelesaian masalah menggunakan intuisi anticipaory dan pada tahap memeriksa kembali menggunakan intuisi conclusive. Siswa yang memiliki gaya kognitif impulsif pada tahap memahami masalah menggunakan intuisi affirmatory, pada tahap merencanakan dan melaksanakan penyelesaian masalah menggunakan intuisi anticipatory, dan pada tahap memeriksa kembali tidak menggunakan intuisi. Kata Kunci: Intuisi,  Pemecahan Masalah, Gaya Kognitif, Reflektif, Impulsif.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 101-113
Author(s):  
Astrie Pratiwi Damayanti ◽  
Dwi Juniati ◽  
Susanah Susanah

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan literasi matematik siswa dalam menyelesaikan soal model PISA ditinjau dari gaya kognitif reflektif-impulsif. Indikator literasi matematik dinilai pada proses merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-C SMP AL Muslim Sidoarjo. Matching Familiar Figure Test digunakan untuk mengetahui gaya kognitif siswa. Subjek penelitian dipilih berdasarkan tes gaya kognitif (TGK) dan tes kemampuan matematika (TKM). Selanjutnya, dipilih subjek seorang siswa dengan gaya kognitif reflektif dan seorang siswa impulsif berkemampuan matematika setara. Subjek akan mengerjakan soal tes literasi matematik (TLM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa reflektif memenuhi semua indikator literasi matematik untuk soal perubahan dan hubungan serta ruang dan bentuk. Siswa impulsif memenuhi semua indikator literasi matematik untuk soal perubahan dan hubungan. Namun, siswa impulsif tidak memenuhi indikator literasi matematik pada soal dengan konten ruang dan bentuk. Oleh karena itu, guru disarankan lebih banyak memberikan latihan  untuk mengembangkan literasi matematik siswa dalam menyelesaikan soal model PISA dengan konten yang beragam.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Naili Luma’ati Noor

<em>ANALYSIS OF MATHEMATICS CRITICAL THINKING ABILITY BASED IMPLUSIVE AND REFLECTIVE COGNITIVE STYLE</em>. <em>The purpose of this research was to describe the critical thinking ability of based on impulsive and reflective cognitive style. The research method used a descriptive qualitative approach. Data was taken with a the ability of matematics critical thinking test, Matching Familiar Figure Test (MFFT) to measure cognitive style, and interview. The student’s test result was analysed, then four students were selected, the two of them are impulsive cognitive style, and the others are reflective cognitive style, for qualitative analysis. The result showed that the ability of mathematics critical thinking students with reflective cognitive style is better than students with impulsive cognitive style on the indicators of understanding the problem, giving logical reasons with various relevant concepts and connecting between concepts, and making conclusions. While on the indicator of solving problems with the concepts, students with impulsive cognitive style is a better than students with reflective cognitive style.</em>


2020 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 391-400
Author(s):  
Icha Sari ◽  
M. Saifuddin Zuhri ◽  
Maya Rini Rubowo
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi SPLTV ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan impulsif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Juwana. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 5. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes gaya kognitif yaitu 1 siswa dengan gaya kognitif reflektif dan 1 siswa dengan gaya kognitif impulsif. Selain dari hasil tes gaya kognitif, subjek dipilih berdasarkan saran dari guru pengampu matematika dan siswa telah memperoleh materi-materi SPLTV. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes MFFT (Matching Familiar Figure Test), tes pemecahan masalah untuk memunculkan berpikir kreatif, dan pedoman wawancara. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, artinya membandingkan hasil informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Hasil tes dan wawancara yang dihasilkan antara lain 1) siswa dengan gaya kognitif reflektif memenuhi 3 indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan (fluency) yang ditandai dengan kemampuan memahami masalah dan dapat membuat rencana penyelesaian masalah, fleksibilitas (flexibility) ditandai dengan kemampuan melaksanakan penyelesaian, dan kebaruan (novelty) ditandai dengan kemampuan menguji kembali jawaban yang diperoleh, 2) siswa dengan gaya kognitif impulsif hanya memenuhi 2 indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan (fluency) yang ditandai dengan kemampuan memahami masalah dan dapat membuat rencana penyelesaian masalah, dan indikator fleksibilitas (flexibility) ditandai dengan kemampuan melaksanakan penyelesaian.


2019 ◽  
Vol 1 (5) ◽  
pp. 90-96
Author(s):  
Rahma Nur Aini ◽  
Yanuar Hery Murtianto ◽  
Dina Prasetyowati

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan spasial siswa pada materi lingkaran ditinjau dari gaya kognitif reflektif siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan di SMP Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2018/2019, dengan subjek penelitian kelas VIII B. Untuk mengetahui jenis gaya kognitif siswa, maka dilakukan MFFT (Matching Familiar Figure Test). Sedangkan, untuk dapat mengetahui kemampuan spasial siswa maka dilakukan dengan pemberian tes yang mencakup 3 komponen kemampuan spasial yaitu Spatial Visualization, Spatial Orientation, dan Spatial Relation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes gaya kognitif, soal tes kemampuan spasial dan pedoman wawancara. Penelitian ini dimulai dengan penentuan subjek penelitian yaitu 2 siswa reflektif, kemudian pemberian tes kemampuan spasial dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Dari hasil penelitian menggunakan triangulasi metode, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh dengan membandingkan hasil tes tertulis dengan hasil wawancara. Dalam penelitian menunjukkan bahwa subjek reflektif menunjukkan ketercapaian kemampuan spasial pada tingkatan tinggi karena subjek reflektif berpikir lama dan mendalam untuk mempertimbangkan keputusan jawaban.


2016 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
Author(s):  
Binur Panjaitan

Abstrak:  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses metakognisi mahasiswa calon guru dalam menyelesaikan masalah matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Melalui wawancara mendalam peneliti menggali tentang hal-hal yang mempengaruhi terjadinya proses metakognisi subjek. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa calon guru Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen yang bergaya kognitif reflektif dan yang bergaya kognitif impulsif. Untuk menentukan gaya kognitif reflektif-impulsif digunakan Matching Familiar Figure Test. Masalah matematika dalam penelitian ini terdiri dari masalah matematika formal dan masalah matematika kontekstual. Data yang sudah valid dianalisis dengan memperhatikan bagaimana proses metakognisi subjek terhadap permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses metakognisi subjek yang bergaya kognitif reflektif berbeda dengan proses metakognisi subjek yang bergaya kognitif impulsif, baik dalam masalah matematika formal maupun matematika kontekstual. Kata kunci: metakognisi, pemecahan masalah, gaya kognitif TEACHERS’ CANDIDATE METACOGNITION THAT HAS REFLECTIVE AND IMPULSIVE COGNOTIVE STYLE IN SOLVING MATHEMATIC PROBLEM Abstract: The purpose of this research was to describe the college students’ metacognition as a teacher candidate in solving mathematic problem. This research was explorative with qualitative approach. By doing deep interviewing method, the researcher found out the causes that affected the subject’s metacognition. The subject of research was the college students as teacher candidate in Mathematic Department in Faculty of Teacher Training and Education Nommensen University that had reflective and impulsive cognitive style. To determine reflective and impulsive cognitive style, it used Matching Familiar Figure Test. The problem in this research was consisted of two, namely formal and contextual mathematic problem. The valid data has been analyzed by referring how the subject metacognition process in solving the problem. The result showed that the subject metacognition process with reflective cognitive style is different with impulsive cognitive style, even in formal or contextual mathematic problem. Keywords: metacognition, problem solving, cognitive style


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 163-171
Author(s):  
Sefna Rismen ◽  
Ratulani Juwita ◽  
Uchy Devinda
Keyword(s):  

Penelitian dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan perbedaan karakteristik siswa dalam menerima dan mengorganisasikan serta mengolah informasi dalam menyelesaikan masalah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ditinjau dari gaya kognitif reflektif. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian yaitu 3 orang siswa dengan kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) pada kelas XII MIPA 3 SMAN 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Instrumen penelitian berbentuk sebuah tes Matching Familiar Figure Test (MFFT), tes kemampuan pemecahan masalah dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif lebih dominan memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika pada kriteria sedang.


2016 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Eka Wulandari Fauziah ◽  
S Sunardi ◽  
Arika Indah Kristiana
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif dalam pengajuan masalah matematika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian sebanyak 15 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 12 Jember yang dipilih berdasarkan tes kognitif menggunakan instrumen Matching Familiar Figure Test (MFFT), dengan rincian 7 siswa reflektif dan 8 siswa impulsif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes berpikir kreatif dan wawancara. Wawancara digunakan untuk memeriksa kembali jawaban siswa sekaligus sebagai triangulasi data. Dalam penelitian ini, berpikir kreatif siswa diukur menggunakan 3 kriteria berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Tingkat berpikir kreatif atau disebut TBK dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu TBK 4 (sangat kreatif), TBK 3 (kreatif), TBK 2 (cukup kreatif), TBK 1 (kurang kreatif), dan TBK 0 (tidak kreatif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 siswa reflektif dinyatakan sangat kreatif (TBK 4) dan 4 siswa reflektif dinyatakan kreatif (TBK 3). Persentase tingkat berpikir kreatif untuk kelompok siswa reflektif adalah 42,86% siswa masuk dalam kategori TBK 4 dan 57,14% siswa masuk dalam kategori TBK 3. Untuk siswa impulsif, tingkat berpikir kreatif yang dapat diidentifikasi adalah 2 siswa dinyatakan kreatif (TBK 3), 3 siswa dinyatakan cukup kreatif (TBK 2), dan 3 siswa dinyatakan kurang kreatif (TBK 1). Persentase tingkat berpikir kreatif siswa impulsif tersebut berturut-turut adalah 25% siswa masuk dalam kategori TBK 3, 37,5% siswa masuk dalam kategori TBK 2 dan 37,5% siswa masuk dalam kategori TBK 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa reflektif lebih memiliki kreativitas dibandingkan dengan siswa impulsif.   Kata Kunci: Berpikir kreatif, gaya kognitif reflektif-impulsif, pengajuan masalah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document