Analisis Model Estimasi Tinggi Muka Air Tanah Menggunakan Indek Kekeringan
The Ground Water Level plays an important role in determining the greenhouse gas emission and, in turn, in regulating global climate system. Information on existing water levels is still using field measurements. The purpose of this study was to evaluate the best approximation model for estimating water level using drought index. This study utilizes Landsat 8 data to calculate Normalized Difference Water Index and Visible and Shortwave infrared Drought Index for 3 months (March, April and June 2016). The best estimation model is selected by the Akaike Information Criteria correction method and validated using K-Fold cross-validation. The results of this study indicate that the estimation of water level is affected by both drought indices with the TMA (mm) equation= -439,47 – 1639,7 * NDWI_Maret – 640,23 * NDWI_April + 477 * VSDI_Maret. Estimated water level began to detect hotspots ranging from 64,35 ± 36,9 6 cm (27 - 101 cm). The critical point for KHG Sei Jangkang - Sei Liong is 27 cm, thus the water level depth should be maintained less than that to avoid fire in peatlands.ABSTRAKTinggi muka air tanah lahan gambut atau secara teknis dikenal dengan kedalaman muka air tanah memegang peran penting dalam menentukan emisi gas rumah kaca dan mengatur sistem iklim global. Informasi tentang tinggi muka air yang ada saat ini masih menggunakan hasil pengukuran lapangan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi model aproksimasi terbaik untuk estimasi tinggi muka air dengan menggunakan indeks kekeringan. Penelitian ini memanfaatkan data Landsat 8 untuk menghitung Normalized Difference Water Index dan Visible and Shortwave infrared Drought Index selama 3 bulan (Maret, April dan Juni 2016). Model estimasi terbaik dipilih dengan metode koreksi Kriteria Informasi Akaike dan divalidasi menggunakan validasi silang K-Fold. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa estimasi tinggi muka air dipengaruhi oleh kedua indeks kekeringan tersebut dengan persamaan TMA (mm) = - 439,47 – 1639,7 * NDWI_Maret – 640,23 * NDWI_April + 477 * VSDI_Maret. Estimasi tinggi muka air mulai terdeteksi adanya hotspot berkisar antara 64,35±36,9 6 cm (27 – 101 cm). Titik kritis untuk KHG Sei Jangkang – Sei Liong adalah 27 cm, dengan demikian kedalaman tinggi muka air harus dipertahankan kurang dari itu untuk menghindari terjadinya kebakaran di lahan gambut.