scholarly journals Analisis Kelayakan Usaha Ayam Pejantan di Peternakan Tiara Poultry Shop Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan

2019 ◽  
Vol 2 (03) ◽  
pp. 83-91
Author(s):  
Niafatus Sholihah ◽  
Mufid Dahlan ◽  
Dyah Wahyuning Aspriati

Penelitian dilakukan di Peternakan Ayam Tiara jantan di Toko Unggas Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Populasi ayam 6.000 periode pemeliharaan 2 bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan Return Cost Ratio (R/C), Benefit Cost Ratio (B/C), BEP (Break Even Point). Metode yang digunakan adalah metode jenis survei. Data yang digunakan dalam penelitihan adalah data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel nonprobabilitas sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis data menggunakan tabel deskriptif dari angka-angka yang tersedia, kemudian dilakukan deskripsi dengan menggunakan rumus rumus ekonomi sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian adalah peternakan ayam jantan Toko Unggas Tiara mengalami kenaikan pendapatan yang tidak menentu meskipun untung. Keuntungan setiap periode dengan rata-rata Rp 12.518.741. Analisis R/C bahwa usaha pemeliharaan ayam pejantan mengalami keuntungan karena nilai R/C> 1, dengan rata-rata 1,11. Analisis B/C, B/C ratio layak jika diuntungkan jika nilai B/C>0, dengan rata-rata 0,11. Analisa produk BEP dan harga dalam 2 tahun terakhir cenderung beransur membaik, baik itu produk BEP maupun harga BEP. Meski kurun waktu tertentu mengalami penurunan. Namun usaha tani yang masih mengalami impas, tidak mengalami untung rugi. Kesimpulannya adalah hasil telaah analisis yang diteliti oleh penulis, usaha tersebut masih layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini di Toko Unggas Unggas pejantan Tiara adalah dengan membuat campuran konsentrat pakan itu sendiri dimana persentase rate pakannya memiliki tingkat tertinggi yaitu 85,9%. Sehingga diharapkan dengan membuat pakan konsentrat saja dapat menekan biaya pengeluaran pakan.

2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1113
Author(s):  
Gabrielle F. Selaindoong ◽  
Nurdin Jusuf ◽  
Lexy K. Rarung

AbstrakTujuan penelitian ini menganalisis secara finansial dan menentukan usaha budidaya ikan nila di Karamba Jaring TancapDesa Eris Kecamatan Eris Kabupeten Minahasa layak atau tidak. Desa Eris Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa salah satu desa yang terletak disekitar Danau Tondano yang menjadi tempat usaha pembesaran budidaya ikan nila(Oreochromis niloticus) dengan menggunakan media karamba jaring tancap. Usaha ini sudah berkembang dan berjalan cukup lama hingga sekarang. Sehubungan dengan semakin meningkatnya produksi ikan maka para pembudidaya perlu mengembangkan usaha budidaya ikan nila tersebut dengan sebaik mungkin agar pembudidaya tidak mengalami kerugian, untuk itu diperlukan suatu analisis kelayakan usaha tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan pembudidaya adalah pemilik usaha yang bekerja langsung dalam usaha tersebut. Responden yang diambil adalah 25 orang.Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, wawancara dan studi pustaka.Analisis finansial yang digunakan yaitu,Operating profit, Net profit, Profit Rate, Benefit Cost Ratio, Rentabilitas, Break Even Point, dan Payback Period.Berdasarkan hasil analisis secara finansial dari usaha karamba jaring tancap mendapatkan bahwa usaha layak dijalankan karena nilai operating profit yaituRp. 419.900.000. Profit rate dari usaha tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keuntungan mencapai 40% dari seluruh biaya yang dikeluarkan. BCR > 1 yaitu, BCR 1,40 yang artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. Rentabilitas termasuk dalam kategori sangat baik  > 100 yaitu 245%. BEP atau titik impas untuk penjualanRP. 103.968.539 dan satuan 4.332 kg.Payback period, yaitu 4,8 bulan. Net profit sebesar Rp. 386.631.010.Saran yang dapat diberikan sebaiknya membuat pakan sendiri untuk menghemat biaya pengeluaran dan untuk mendapatkan harga yang lebih baikperlu melakukan promosi dan bisa mencari pasar untuk [email protected]


2014 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Dwi Satryawan ◽  
Emy Kernalis ◽  
Arnoldy Arby

Penelitian ini bertujuanuntuk; 1) mengetahui kondisi usahatani padi sawah dan usahatani kedelai; 2) biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani padi sawah dan usahatani kedelai; 3) kelayakan dari usahatani padi sawah dan usahatani kedelai di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur..Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari rata-rata produksi 616,335 Kg per hektar pada usahatani padi sawah dan pada usahatani kedelai rata-rata produksi sebesar 1.113,592 Kg per hektar. Rata-rata pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi sawah sebesar Rp. 470.494,01 per hektar dan dari usahatani kedelai adalah Rp. 3.105.018,63 per hektar. Dari usahatani padi sawah didapatkan pendapatan kerja petani sebesar Rp.1.981.662,01 per hektar, penghasilan kerja petani Rp. 3.153.177,16 per hektar serta pendapatan kerja keluarga sebesar Rp. 3.171.965,04 per hektar. Sedangkan pada usahatani kedelai, pendapatan kerja petani yang diperoleh adalah Rp.4.922.739,387 per hektar, penghasilan kerja petani Rp. 6.079.579,009 per hektar serta pendapatan kerja keluarga sebesar Rp. 6.116.135,613 per hektar. Dari analisa kelayakan menggunakan Revenue Cost Ratio, Benefit Cost Ratio dan Break Even Point dapat dikatakan bahwa usahatani padi sawah dan usahatani kedelai yang diusahakan petani menguntungkan dan layak untuk diusahakan serta dikembangkan. Kata Kunci :Usahatani,Pendapatan, Kelayakan


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Sutrisno Hadi Purnomo ◽  
Ayu Intan Sari ◽  
Neo Dwi Romadhona

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan serta mengetahui besarnya profitabilitas usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu 3 desa yaitu, Wedelan, Srikandang dan Bondo. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan. Metode pengambilan responden secara purposive sampling dengan jumlah 60 responden penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata peternak sapi potong di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Rp.1.292.585. Hasil dari Return of Investmen (ROI) sebesar 13,2% hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,15 yang artinya usaha tersebut layak dijalankan. Hasil analisis dari Payback Period of Credit (PPC) jangka waktu pengembalian investasi adalah 7,5 tahun.


2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Syifa Mauladani ◽  
Asri Ifani Rahmawati ◽  
Muhammad Fahrurrozi Absirin ◽  
Rizki Nugraha Saputra ◽  
Aprian Fajar Pratama ◽  
...  

This study aimed to evaluate the economic feasibility of Litopenaeus vannamei shrimp reared at 400 shrimp/m2 in 56 days of culture. The experimental design was set in an 800 m2 HDPE pond installed with nanobubble and non-nanobubble. Shrimp survival and total harvest in nanobubble treatment was increased to 92% and 2,255 kg, respectively. Economic parameters calculated in this study were Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), and Sensitivity Analysis (SA). The total investment required to run this farming practice is IDR 182,887,700. Total revenue per cycle is estimated at IDR 157,850,000 with the selling price of IDR 70,000/kg of shrimp. The estimated PP is 4 cycles, with an NPV of IDR 172,329,247 projected in 10 cycles. IRR is estimated at 18% and BEP is reached after 7,058 kg production of shrimp. B/C Ratio is estimated to be 1.26 and SA showed that productivity is the most affecting parameters in the present analysis. Based on the economic study, vannamei shrimp farming associated with nanobubble system is feasible to be realized.


2020 ◽  
Vol 38 (2) ◽  
Author(s):  
Arief Danar Aprillian, R. Pramono dan Sulistyowati

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi keuangan usahatani melon Kinanti oleh petani pada Kelompok Tani Budi Rukun Satu di Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada bulan Maret 2020, berdasarkan kriteria investasi (Investment Criteria) sederhana yakni BC ratio (Benefit Cost Ratio), BEP (Break Even Point), dan ROI (Revenue On Invensment) untuk mengukur seberapa besar efisiensi penggunaan modal terhadap penerimaan.  Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan kuestioner dan observasi lapangan. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan responden. Sampel sejumlah 21 orang sehingga diambil semua (sensus) pada bulan Januari sampai bulan Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha melon ini diusahakan oleh tenaga dengan usia produktif (21-29 tahun) dan bisa mengurangi pengangguran di desa Banyusri dan  dari hasil analisis BC ratio sebesar 1,93 , BEPQ) sebanyak  4.910 Kg/Ha /tahun, BEPharga Rp 2.864,-/kg, dan BEP(Q) PK sebesar Rp 62.214.365,29. ROI sebesar 193% maka usahatani melon efisien dalam penggunaan modal terhadap penerimaan dan layak diusahakan. Kata kunci : Efisiensi usaha, usahatani  melon


ELKHA ◽  
2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Erick Radwitya ◽  
Akhdiyatul Akhdiyatul

Abstract–              Kabupaten Ketapang merupakan Kabupaten terluas, memiliki pantai yang memanjang dari selatan ke utara dan sebagian besar penduduk tinggal di pesisir pantai, dengan kecepatan angin rata-rata adalah 5,1 m/s dan persentase penyinaran matahari 70% merupakan yang tertinggi di Kalimantan Barat. Jika dilihat dari letak dan iklim, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam memenuhi kebebutuhan PJU di Kabupaten Ketapang. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan PJU adalah Energi Angin dan Energi Surya. Guna mengoptimalkan potensi energi terbarukan yaitu energi angin dan energi surya yang ada di Kabupaten Ketapang untuk kebutuhan PJU maka perlu suatu Kajian Ekonomis Pembangkit Listrik Tenaga Angin Stand Alone dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Stand Alone untuk PJU. Analisis ekonomi adalah suatu analisis untuk mengetahui layak tidaknya suatu kegiatan untuk dilaksanakan dan titik beratnya pada hasil total, produktivitas dan keuntungan. Dalam analisis finansial ini biasanya digunakan Cost Benefit Analisys, Capital Recovery, Payback of Period, Break Even Point dan Benefit Cost Ratio. Hasil yang diperoleh dari kajian ini, untuk PLT Angin AWI-E500T biaya investasi awal senilai Rp. 41.688.350 dengan kapasitas produksi 723 kWh per tahun dan biaya investasi awal untuk PLTS Solar Cell senilai Rp. 18.625.800 dengan kapasitas produksi 204,4 kWh per tahun. Dari analisis ekonomi dengan menggunakan metode BCR, hasil nilai Benefit Cost Ratio untuk PLT Angin AWI E500T dan PLTS Solar Cell lebih besar dari 1 (BCR ≥ 1), ini berarti investasi  layak (feasible) untuk dilaksanakan. Keywords–PLT-Angin Stand Alone, PLTS Solar Cell Stand Alone, Penerangan Jalan Umum (PJU), dan Benefit Cost Ratio (BCR)


JAS ◽  
2016 ◽  
Vol 1 (04) ◽  
pp. 46-49
Author(s):  
E. Edi Sunarto ◽  
Obed H. Nono ◽  
Ulrikus R. Lole ◽  
Hilarius Yosef Sikone

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha penggemukan sapi di perusahaan peternakan dan peternakan rakyat, kelayakan usaha penggemukan sapi potong di perusahaan peternakan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong di peternakan rakyat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong di perusahaan dan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan wilayah sampel ditentukan secara Sampel Acak Klaster (Cluster Random Sampling) dan responden secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Analisis kelayakan finansial dikaji secara kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Pariod (PP), dan Analisis Switching Value. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha penggemukan di perusahaan peternakan untuk sapi jantan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 7.472.015.043; B/C sebesar 3.09; IRR sebesar 30.15%; Usaha penggemukan sapi betina afkir memiliki nilai NPV sebesar Rp. 3.720.704.516,- B/C sebesar 4.87; IRR sebesar 34%; sementara usaha penggemukan sapi jantan di peternakan rakyat memiliki nilai NPV sebesar Rp. 61.825.470; B/C adalah 4.92; IRR sebesar 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan untu usaha penggemukan sapi adalah jumlah ternak, harga bakalan, tenaga kerja dan harga jual, biaya pakan, dan bobot akhir ternak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang baik yang dilakukan oleh peternak maupun perusahaan peternakan layak dijalankan. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.


2013 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Dwi Satryawan ◽  
Emy Kernalis ◽  
Arnoldy Arby

Penelitian ini bertujuanuntuk; 1) mengetahui kondisi usahatani padi sawah dan usahatani kedelai; 2) biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani padi sawah dan usahatani kedelai; 3) kelayakan dari usahatani padi sawah dan usahatani kedelai di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara, dengan jumlahsampel 31 responden yang diambil secara acak sederhana. Sampel merupakan petani yang berusahatani padi sawah dan kedelai secara bergiliran dalam satu tahun.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Mei sampai dengan tanggal 24 Juni 2013.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari rata-rata produksi 616,335 Kg per hektar pada usahatani padi sawah dan pada usahatani kedelai rata-rata produksi sebesar 1.113,592 Kg per hektar. Rata-rata pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi sawah sebesar Rp. 470.494,01 per hektar dan dari usahatani kedelai adalah Rp. 3.105.018,63 per hektar. Dari usahatani padi sawah didapatkan pendapatan kerja petani sebesar Rp.1.981.662,01 per hektar, penghasilan kerja petani Rp. 3.153.177,16 per hektar serta pendapatan kerja keluarga sebesar Rp. 3.171.965,04 per hektar. Sedangkan pada usahatani kedelai, pendapatan kerja petani yang diperoleh adalah Rp.4.922.739,387 per hektar, penghasilan kerja petani Rp. 6.079.579,009 per hektar serta pendapatan kerja keluarga sebesar Rp. 6.116.135,613 per hektar. Dari analisa kelayakan menggunakan Revenue Cost Ratio, Benefit Cost Ratio dan Break Even Point dapat dikatakan bahwa usahatani padi sawah dan usahatani kedelai yang diusahakan petani menguntungkan dan layak untuk diusahakan serta dikembangkan. Kata Kunci :Usahatani,Pendapatan, Kelayakan


2014 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 125 ◽  
Author(s):  
Ermiati Ermiati ◽  
Abdul Muis Hasibuan ◽  
Agus Wahyudi

<p>Penguasaan lahan dan produktivitas kakao di tingkat petani masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu sentra utama kakao dengan jumlah petani kakao sangat besar di Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan mengetahui profil dan kelayakan usahatani kakao di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Atula dan Desa Dangia, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Juli 2012. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan wawancara langsung terhadap 30 orang petani kakao yang diambil secara acak sederhana. Data dianalisis secara deskriptif dan kelayakan usahatani melalui analisis benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Hasil analisis dengan discount factor 18% per tahun diketahui nilai NPV Rp19.646.384,00; B/C ratio 2,87; dan IRR 51% sehingga diketahui usahatani layak untuk diusahakan. Pendapatan petani Rp7.697.674,00/tahun (Rp641.743,00/bulan). Jika produktivitas tetap (773 kg/ha) diperoleh break even point (BEP) harga sebesar Rp8.043,00/kg. Jika harga tetap (Rp18.000,00/kg), BEP produktivitas adalah 345,5 kg/ha/tahun. Periode pengembalian modal pada tahun keenam. Hal ini menunjukkan usahatani kakao di lokasi penelitian dapat memberikan sumbangan pendapatan ke petani, meskipun dengan keuntungan relatif kecil. Berdasarkan analisis tersebut, luas areal minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani adalah 2 ha atau produktivitas di atas 1,5 ton/ha/tahun.</p><p>Kata kunci: Profil usahatani, pendapatan petani, kelayakan usahatani, kakao</p><p>Limitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers. Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households of productivity or 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.</p>


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Robi Y. Dasfordate ◽  
Lefrand Manoppo ◽  
Meta S. Sompie

Usaha perikanan adalah seluruh usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap ikan, membudidayakan ikan, serta termasuk kegiatan menyimpan mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Aspek kelayakan usaha adalah aspek menyangkut masalah keuangan yang diinvestasikan dalam pengeluaran, penerimaan serta pendapatan suatu usaha. Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan usaha soma dampar dan mengetahui sistem bagi hasil antara pemilik alat tangkap pukat pantai dan buruh pada satu trip penangkapan yang telah dilakukan terhadap satu unit soma dampar Kelurahan Mawali.Penelitian ini menggunakan metode survei dan studi kasus. Investasi sebesar Rp. 108.846.000. biaya tetap Rp. 11.889.200. biaya tidak tetap Rp. 33.200.000. biaya total Rp.45.089.200. pendaptan nilai produksi Rp. 137.500.000. BCR (Benefit Cost Ratio) Sebesar 3.05%. BEP (Break Even Point) sebesar Rp. . rentabilitas 8 % dan jangka waktu pengembalian dalam waktu 1,177 tahun tahun atau kurang lebih 1 tahun 2 bulan. Maka dari hasil tersebut, usaha soma dampar kelurahan Mawali layak menguntungkan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document