scholarly journals Angka Bebas Jentik Aedes sp Sebelum dan Sesudah Pemberian Tanaman Repelent di Daerah Endemis DBD Kelurahan Mojosongo Solo

Biomedika ◽  
2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
Author(s):  
Tri Mulyowati

Jumlah kasus DBD di Kota Solo selalu meningkat, tahun 2016 sekitar 751 kasus dan 15 orang meninggal. daerah endemis demam berdarah di Solo cukup besar,diantaranya yang termasuk daerah endemis adalah kelurahan Mojosongo. Berdasarkan laporan pengamatan penyakit dari Puskesmas selama tahun 2016 ditemukan kasus sebanyak 751 yang tersebar di 17 wilayah Puskesmas jumlah kasus terbanyak di wilayah Gambirsari 206 kasus , wilayah Puskesmas Sibela 133 Kasus, , Tindakan pengendalian vektor diantaranya melakukan promosi tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah melalui kegiatan JUSE (Jumat Sehat), Musyawarah Masyarakat Desa di Semua Kelurahan sampai tingkat RW , Pemberantasan Sarang Nyamuk, Pemantauan Jentik Berkala, Larvasidasi selektif. Angka bebas Jentik dilakukan dengan pemeriksaan tempat perkembangbiakan di dalam dan di luar rumah dari100 rumah yang terdapat di daerah pemeriksaan. Indikator yang digunakan diantaranya House index, Container index dan Breteu index (Agoes dan Natadisastra, 2009). Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional pengambilan sampel menggunakan simple random sampling Metode yang digunakan adalah survey jentik dengan Metode single larva dan Metode Visual, setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan House Index, Countainer index dan Breteu indek dan dihitung Angka Bebas jentik Aedes sp. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di lakukan dapat disimpulkan bahwa House index sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 6 % dan House index sesudah pemberian tanaman sebesar 4 %, Countainer index sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 1,4% dan Countainer index sesudah pemberian tanaman repelent sebesar 1,1,%, Breteu index sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 7% dan Breteu index sesudah pemberian tanaman repelent sebesar 5%, Angka bebas jentik Aedes sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 93% dan sesudah pemberian tanaman repelent sebesar 96 %.Kata kunci: Angka Bebas Jentik Aedes sp, endemis DBD

2016 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Zrimurti Mappau ◽  
Siti Rahmah ◽  
Ridhayani Adiningsih

Aedes aegypti is a vector of dengue fever. Vector density may be effect of disease incidence because of the high density and highly resistant to increase of the disease. Larvae density in an area influenced by availabiloty of kontainers. The objective of this study to determine of larvae density of Aedes aegypti mosquito in endemic and non endemic area in Mamuju District based on House Index value, Kontainer Index value, Breteau Index value, and Density Figure level. We did observasional study with cross sectional by collected data and observation to larvae density of Aedes aegypti in its kontainers. Sample size determination using simple random sampling Lemeshow formula as much as 340 in endemic area and 295 in non endemic area. Based on density figure level, endemic and non endemic area included in average category so that area potential for the occurance of infection.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Heru Listiono ◽  
Leni Novianti

Latar belakang: Tempat perkembangbiakan utama bagi nyamuk Aedes aegypti adalah kontainer. Ada tidaknya jentik nyamuk Aedes aegypti dalam suatu kontainer dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: jenis kontainer, letak kontainer, warna kontainer, kondisi tutup kontainer, adanya ikan pemakan jentik, volume kontainer, kegiatan pengurasan kontainer dan kegiatan abatisasi. Tujuan: penelitian ini ingin mengetahui hubungan jenis kontainer, letak kontainer, warna kontainer dan kondisi tutup kontainer dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain penelitian cross sectional, penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Sako Kota Palembang, sampel penelitian berjumlah 73 rumah, melalui simple random sampling, analisis univariat (proporsi), bivariat (uji chi square) dan multivariat (regresi logistik). Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kontainer (p value:0,011), letak kontainer (p value:0,001) dan kondisi tutup kontainer (p vaue:0,013) memiliki hubungan signifikan dengan keberadaan jentik jentik nyamuk Aedes aegypti, sedangkan warna kontainer ( p value:0,135) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberadaan jentik jentik nyamuk Aedes aegypti. Saran: Perlunya meningkatkan kegiatan sanitasi lingkungan khususnya ditujukan pada pemutusan rantai perkembangbiakan jentik dan nyamuk Aedes aegypti, misalnya dengan penggunaan abate,  kegiatan 3 M (menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur kaleng bekas) serta pemeliharaan ikan tempalo. Kata kunci: Karakteristik Kontainer, Jentik Nyamuk Aedes aegypti.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 93-104
Author(s):  
Prabawati Sinta

Kejadian DBD di seluruh dunia dilaporkan oleh WHO dengan jumlah sebanyak 500.000 penderita dan 22.000 kematian. Wilayah kerja Puskesmas Gambirsari menempati urutan tertinggi kejadian DBD di Surakarta. Gerakan 3M plus merupakan upaya agar kejadian DBD menurun. Tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku 3M plus masyarakat dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Surakarta. Menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Surakarta (RT 09 RW 20 Kelurahan Kadipiro) sebanyak 213 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 138 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan cara mengundi anggota populasi. Responden yang berperilaku 3M plus masyarakat yaitu sebesar 81,2% (112 orang) dan yang mengalami kejadian DBD yaitu sebesar 5,8% (8 orang). Hasil uji Spearman diperoleh nilai p-value = 0,000 dan rs = 0,515. Ada hubungan perilaku 3M plus masyarakat dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Surakarta.Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam menanggulangi DBD adalah gerakan 3M plus masyarakat yaitu menguras, menutup, mengubur plus melakukan langkah lain yang dapat memberantas perkembangbiakkan nyamuk. Oleh karena itu, diharapkan kepada masyarakat untuk meningkatkan perilaku 3M plus masyarakat untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 53-61
Author(s):  
Tusy Triwahyuni ◽  
Ismalia Husna ◽  
Devita Febriani ◽  
Kukuh Bangsawan

Latar Belakang : Mengendalikan nyamuk penyebab DBD ialah dengan mengendalikan lingkungan terlebih dahulu. Yaitu melalui pengendalian habitat larva pada kontainer air. Keberadaan jentik Aedes aegypti dalam kontainer dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis kontainer dan bahan container. Tujuan Penelitian : Mengetahui Hubungan Jenis Kontainer dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Metode Penelitian : Menggunakan rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dan lembar observasi di wilayah kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung selanjutnya dianalisis dengan uji spearman dan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Hasil uji Spearman diperoleh p=0,704 yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Hasil uji Chi-square diperoleh yang berarti ada hubungan antara bahan kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Hasil uji Chi-square diperoleh p=0,002 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara penutup kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Hasil uji Chi-square diperoleh p=0,430 yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Kesimpulan : Hasil akhir menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti, tidak ada hubungan antara bahan kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti, ada hubungan yang signifikan antara penutup kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti, dan tidak ada hubungan antara jumlah kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Riska Wahyuningtias Utami

Abstrak: Angka kejadian penyakit demam berdarah di Indonesia masih belum dapat ditiadakan. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kasus penyakit demam berdarah, salah satunya adalah program bumantik yang dilakukan di Kota Surabaya. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan program tersebut diantaranya adalah perilaku individu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu adalah faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan independen. Variabel independen yang digunakan adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang DBD, sikap terhadap penggunaan bubuk abate, sikap terhadap tindakan pengurasan bak mandi dan sikap terhadap tindakan 3M sedangkan variabel indepen yang digunakan adalah keberadan jentik nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancang bangun cross sectional kemudian akan dianalisis menggunakan uji chi-square. Penelitian ini dilakukan di RW VI, Kelurahan Rangkahm Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 211 orang dimana didapatkan melalui metode Simple Random Sampling. Data diperoleh berdasarkan hasil observasi, kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p-value variabel < 0.05 sehingga menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut variabel yang terdapat hubungan adalah umur, pendapatan, pengetahuan tentang DBD, sikap terhadap penggunaan bubuk abate dan sikap terhadap pengurasan bak mandi.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 23-34
Author(s):  
Sumiati Bedah ◽  
Nico Hartandi

World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 390 juta infeksi dengue/tahun. Pada tahun 2016, di Indonesia tercatat sebanyak 204.171 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan jumlah kematian 1.598 orang. Jawa Barat merupakan provinsi dengan kasus DBD terbanyak. Di RW 02, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat terdapat warga yang terkena DBD. Selain itu, kurangnya kegiatan 3M-Plus dan tidak adanya kegiatan kader juru pemantau jentik (jumantik) meningkatkan potensi penularan penyakit DBD di tempat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat kepadatan larva Aedes aegyptidan menentukan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku warga mengenai tempat penampungan air (TPA) dan 3M-Plus berdasarkan ada/tidaknya larva Ae. aegypti pada rumah warga, serta hubungan antara keduanya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Seratus sampel rumah dipilih secara random sampling. Spesimen diambil dengan metode single larva. Data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan Angka Kepadatan (Density Figure) = 6 (House Index = 38%, Container Index = 22%, Breteau Index = 50), sehingga kepadatan larvanya tergolong tinggi. Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 62%, yang berarti belum memenuhi target ABJ ≥ 95%. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku warga yang rumahnya tidak terdapat larva Ae. aegyptitergolong baik dan berlaku sebaliknya. Terdapat hubugan antara keberadaan larva Ae. aegypti dengan pengetahuan (p= 0,022), sikap (p= 0,028) dan perilaku (p= 0,000) warga mengenai TPA dan kegiatan 3M-Plus. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan agar warga lebih giat melakukan kegiatan 3M-Plus dan mengaktifkan kegiatan kader jumantik di RW 02.Kata Kunci         :Aedes aegypti, Density Figure, Angka Bebas Jentik


2017 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Novita Sekarwati

Sangat rendahnya ABJ di Dusun Kebonagung (5,26 %) dibandingkan angka nasional (95 %) di-pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku penduduk menampung air untuk keperluan sehari-hari tidak hanya pada satu tempat dan jarang membersihkan bak penampungan air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tempat penampungan air buatan dan keber-adaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Dusun Kebonagun yang terletak di Desa Tridadi Keca-matan Sleman Kabupaten Sleman. Metoda penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. 106 buah rumah sampel diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan check-list serta be-berapa alat bantu untuk pemeriksaan jentik. Hasil penelitian menemukan bahwa tempat penam-pungan air buatan yang positif jentik nyamuk Aedes aegypti sebanyak 12 buah dengan nilai HI 11,32 %. Berdasarkan hasil uji dengan Fisher’s Exact pada derajat kepercayaan 95 %, diketahui  bahwa antara tempat penampungan air buatan dan keberadaan jentik Aedes aegypti, ada hu-bungan yang bermakna (nilai p < 0,001). Dari hasil uji regresi logistik diperoleh nilai Exp(B) se-besar 0,128 yang berarti bahwa tiap satu tempat penampungan air buatan akan meningkatkan risiko keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti sebesar 0,128 kali.


2013 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 113-116
Author(s):  
Benny Yulianto ◽  
Febriyana .

Kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 129 kasus. Dari 2 Kelurahan dan 6 Desa, Kelurahan Selatpanjang Kota khususnya RW 09 dan RW 10 serta Kelurahan Selatpanjang Timur khususnya RW 01 dan RW 02 termasuk daerah dengan kasus paling tinggi di wilayah kerja Puskesmas Selatpanjang. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD di Puskesmas Selatpanjang Kepulauan Meranti. Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 167 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi langsung. Uji statistik dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan responden tentang DBD OR (10,7), keberadaan jentik Aedes aegypti pada kontainer OR (3,951), ketersediaan tutup pada kontainer OR (3,199) dan frekuensi pengurasan TPA keperluan sehari-hari OR (19,761) dengan kejadian DBD di Puskesmas Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012. Sedangkan untuk kebiasaan menggantung pakaian tidak ada hubungan dengan kejadian DBD di Puskesmas Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012. Diharapkan kepada masyarakat lebih memperhatikan kondisi lingkungan di dalam rumah serta melakukan gerakan 3M. Diharapkan pihak Puskesmas lebih mengintensifkan kegiatan pemeriksaan jentik berkala, serta bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus dan pelaksanaan PSN–DBD secara mandiri dan teratur. 


2013 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 113-116
Author(s):  
Benny Yulianto ◽  
Febriyana .

Kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 129 kasus. Dari 2 Kelurahan dan 6 Desa, Kelurahan Selatpanjang Kota khususnya RW 09 dan RW 10 serta Kelurahan Selatpanjang Timur khususnya RW 01 dan RW 02 termasuk daerah dengan kasus paling tinggi di wilayah kerja Puskesmas Selatpanjang. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD di Puskesmas Selatpanjang Kepulauan Meranti. Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 167 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi langsung. Uji statistik dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan responden tentang DBD OR (10,7), keberadaan jentik Aedes aegypti pada kontainer OR (3,951), ketersediaan tutup pada kontainer OR (3,199) dan frekuensi pengurasan TPA keperluan sehari-hari OR (19,761) dengan kejadian DBD di Puskesmas Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012. Sedangkan untuk kebiasaan menggantung pakaian tidak ada hubungan dengan kejadian DBD di Puskesmas Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012. Diharapkan kepada masyarakat lebih memperhatikan kondisi lingkungan di dalam rumah serta melakukan gerakan 3M. Diharapkan pihak Puskesmas lebih mengintensifkan kegiatan pemeriksaan jentik berkala, serta bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus dan pelaksanaan PSN–DBD secara mandiri dan teratur. 


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 56-63
Author(s):  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Jovita Mutiara Saragih

Community knowledge and behavior towards Aedes aegypti larvae presence : Vector of dengue hemorrhagic feverBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by dengue virus which is transmitted through mosquitoes, especially Aedes aegypti and Aedes albopictus. alternative vector control strategies are needed to prevent the spread of DHF. Public understanding of the existence of DHF vectors including Aedes aegypti mosquito larvae and behavior how to handle them has a significant influence in the control of DHF vectors.Purpose: Knowing correlation between community Knowledge and Behavior towards aedes aegypti larvae Presence : Vector of dengue hemorrhagic feverMethod: Quantitative analytic research with cross-sectional approach. A sample of 95 respondents and taken by simple random sampling and carried out at Way Kandis village-Bandar Lampung. Interview respondents with a questionnaire and home observation using the observation sheet.Results: Chi-square analysis shows that there is a significant association between community knowledge and behavior towards aedes aegypti larvae presence: Vector of dengue hemorrhagic fever with a p-value of 0.004 and  p-value of 0.023.Conclusion: There is a significant association between community knowledge and behavior towards aedes aegypti larvae presence: Vector of dengue hemorrhagic fever. The community at Way Kandis village-Bandar Lampung need more educated regarding aedes aegypti larvae follow up by local health authority.Keywords: Community knowledge; Behavior towards; Aedes aegypti larvae; Dengue hemorrhagic feverPendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Strategi pengendalian melalui vektor merupakan alternatif yang diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD. Pemahaman masyarakat tentang keberadaan vektor DBD diantaranya jentik nyamuk Aedes aegypti dan perilaku cara menanganinya memberikan pengaruh signifikan dalam pengendalian vektor DBD.Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Way Kandis.Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik sampling menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sampel 95 responden. Pengambilan sampel dengan wawancara menggunakan kuesioner serta melakukan observasi rumah responden dengan menggunakan lembar observasi.Hasil: Analisis Chi-square menunjukan, terdapat hubungan bermakna tingkat pengetahuan masyarakat Way kandis terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan p-value sebesar 0,004 dan terdapat hubungan bermakna perilaku masyarakat Way kandis terhadap keberadaan jentik jentik nyamuk Aedes aegypti  dengan p-value sebesar 0,023.Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap keberadaan jentik aedes aegypti. Masyarakat di Desa Way Kandis-Bandar Lampung perlu lebih diedukasi terkait jentik aedes aegypti yang ditindaklanjuti oleh dinas kesehatan setempat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document