scholarly journals Meta Analisis Efektivitas Model Problem Based Learning dan Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mata Pelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 385-395
Author(s):  
Tika Evi ◽  
Endang Indarini

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui komparasi model pembelajaran  Problem Based Learning dan Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Meta Analisis. Data analisis didapatkan melalui jurnal online di google Cendekia dan Scholar. Kemudian dilanjutkan dengan menyeleksi beberapa artikel yang didapatkan, dan setelah dilakukan penyeleksian ditetapkan sampel sebanyak 20 artikel yang signifikan untuk dianalisis. Ada 5 langkah untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut: (1) mengidentifikasi permasalahan, (2) menentukan permasalahan, (3) strategi, (4) mengumpulkan data, (5) menyimpulkan. Agar dapat diketahui perbedaan pengaruh antara model Problem Based Learning dan Problem Solving maka langkah selanjutnya yaitu melakukan uji Ancova. Hasil uji Effect Size dengan menggunakan model model Problem Based Learning dan Problem Solving terdapat hasil Sig. sebanyak 0,003 dengan nilai Partial Eta Squared sebesar 0,864. Hasil uji tesebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving tergolong sangat besar dalam memberikan pegaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematika. Jika dilihat dari hasil uji Ancova model pembelajaran Problem Based Learning dengan nilai rata-rata yaitu sebesar 64,9173 dan nilai rata-rata model pembelajaran Problem Solving sebesar 68.6220. Sehingga bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Solving lebih efektif jika dibandingkan dengan model Problem Based Learning yang ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematika siswa Sekolah Dasar.

2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 1149-1160
Author(s):  
Oktavia Wahyu Ariyani ◽  
Tego Prasetyo

Kemampuan berpikir kritis dilaksanakan saat proses belajar berlangsung. Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kritis pada siswa masih tergolong sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran tematik siswa kelas IV SD. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian meta analisis. Pengumpulan data dilakukan melalui pencarian artikel-artikel di Google Cendekia. Dari hasil pencarian artikel di Google Cendekia didapatkan 20 artikel yang konkret. Uji hipotesis menggunakan uji ancova yang menunjukkan f hitung > f tabel yaitu 3,462 > 3,20 dan signifikasinya 0,079 > 0,05 yang berarti Hₒ ditolak dan Hₐ diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan dalam menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving dalam kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran tematik siswa kelas IV SD. Hasil analisis Effect Size menggunakan uji ancova pada model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving diperoleh hasil Correct Model yang diketahui Partical eta Squared sebesar 0,161 dengan nilai signifikasi 0,079 yang berarti model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving memberikan pengaruh yang tergolong kecil. Berdasarkan pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving untuk kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran tematik siswa kelas IV SD


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 670-681
Author(s):  
Jaya Yanti Nur Istiqomah ◽  
Endang Indarini

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui komparasi model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Posing terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah Meta Analisis. Data analisis didapatkan melalui jurnal online di google Cendekia. Kemudian dilakukan penyeleksian dari beberapa artikel, setelah dilakukan penyeleksian ditetapkan sampel sebanyak 20 artikel untuk dianalisis. Agar dapat diketahui perbedaan pengaruh antara model Problem Based Learning dan Problem Posing maka dilakukan melalui uji Ancova. Hasil dari uji Effect Size dengan model Problem Based Learning dan Problem Posing melalui Partial Eta Squared dengan jumlah 0,789 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Hasil uji tersebut mampu memberikan pengaruh tergolong efek besar terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa sekolahb dasar. Dilihat dari hasil uji Ancova yang dilakukan pada 20 artikel terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dengan jumlah rata-rata skor posstest sebesar 74,3620. Sedangkan model pembelajaran Problem Posing terdapat rata-rata skor posstest sebesar 76,2580, Hal ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Posing terhitung lebih efektif dibandingkan model pembelajaran Problem Based Learning.


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Diyas Age Larasati

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sooko tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPS 2 dan 3. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non Equivalent Control Group Design. Berdasarkan selisih nilai pre test dan post test, rata-rata gain score kemampuan pemecahan masalah geografi SMA kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor 27,26 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan skor 11,88. Hasil perhitungan analisis uji t menggunakan independen sample t test diperoleh data p-level lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu 0,00. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMAN 1 Sooko.Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan MasalahThe purpose of this study was to clarify the effect of the PBL model of problem-solving ability. This study do in SMA Negeri 1 Sooko 2015/2016. Study of the subject is the student of class XI IPS 2 dan 3. Form of quasi-experimental research design with non equivalent design control group. Subjects were selected based on the value of Middle Exam School (UTS) semester who have the same average (homogeneous). Control using a model class lectures and discussions, while the experimental class using PBL models. Gain score Data were analyzed using independent sample T-test Test with the help of the computer program SPSS 16.0 for Windows. Gainscore learning using PBL model of higher than conventional. The average value of the experiment gainscore class of 27, 26 and 11.88 of control. The results of the analysis of the Independent Sample T-Test Test, the difference shows a p-value of 0.000 level. The level of p-value less than 0.05 (P <0.05). The results of this study there was a significant effect PBL models to the problem-solving abilities. So the conclusion "PBL model significantly influential to the high school geography problem solving skills in SMAN 1 Sooko".Key Words: models of PBL, problem-solving abilities


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Purwanti Widhy Hastuti ◽  
Asri Widowati ◽  
Didik Setyowarno

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi implementasi model Problem Based Learning (PBL), meningkatkan problem solving dan sikap curiosity calon guru pada mata kuliah IPA 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahap perencanaan, implementasi dan observasi serta refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan materi yang diajarkan meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, pemisahan campuran, dan termoregulasi. Instrumen yang digunakan berupa tes problem solving dan lembar observasi problem solving, curiosity serta keterlaksanaan model PBL. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan sintaks yang terdapat dalam model PBL. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan model PBL sudah baik dengan terlaksananya semua langkah pada siklus 3. Strategi perbaikan yang dilakukan berupa memfokuskan orientasi masalah yang disajikan, membimbing calon guru dalam berbagi tugas dalam kelompok dan mengatur waktu sehingga pembelajaran lebih optimal. Hasil tes menunjukkan peningkatan rerata nilai problem solvingcalon guru dari siklus ke siklus dan di dukung dengan hasil observasi dimana tiap aspek problem solving mencapai kategorisangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan problem solving dan curiosity calon guru dalam pembelajaran IPA.Kata Kunci: problem based learning, problem solving, curiosity


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Tiana Putri Hidayati ◽  
Yoyon Sutresna ◽  
Warsono Warsono

Pembelajaran sains, seyogyanya lebih menekankan pada proses. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang tidak sesuai membuat peserta didik tidak memahami dan mengerti akan konsep-konsep yang ada pada setiap materi ilmu yang dipaparkan. Oleh sebab itu dibutuhkan model dan metode yang sesuai sebagai sarana untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu materi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model Problem Based Learning berbantuan Mind Mapping terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada sub pokok materi Vertebrata. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Designs dengan menggunakan desain penelitian One Group Pretest Postest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMAN 3 Ciamis yang terdiri dari 3 kelas berjumlah 95 Siswa. Data yang diperoleh, di olah dengan uji statistik non-parametrik menggunakan uji Wilcoxon. Dari hasil perhitungan dengan uji wilcoxon di ketahui Whitung < Wdaftar dengan perolehan Whitung sebesar 97,5 dan Wdaftar sebesar 137,2. Hasil penelitian menununjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Mind Mapping efektif terhadap keterampilan proses sains siswa pada sub materi Vertebrata dengan tingkat pengaruh sedang (N- gain 0,56). Efektivitas penggunaan model Problem Based Learning berbantuan Mind Mapping menunjukkan nilai effect size yang tinggi dengan perolehan nilai sebesar 0,8 Percent of Nonoverlap 47,40% dan Percentile Standing 79. Kata kunci : Problem Based Learnig, Mind Mapping, Keterampilan Proses Sains


Author(s):  
Mursolimah Mursolimah

<p><em>The purpose of this research is to improve improve story fraction problem solving skill among 4<sup>th</sup> grade students of SDN 3 Sembukan Sidoharjo Wonogiri in the academic year 2019/ 2020 by applying Problem Based Learning model. The research conducted was a Classroom Action Research (PTK). This research implemented in two cycles, each cycle consists of planning, acting, observing, and reflecting</em><em>. </em><em>The research result show that application of Problem Based Learning model can improve student’s story fraction problem solving skill. The average </em><em>of</em><em> </em><em>story fraction problem solving skill in the pre-cycle 55.93; cycle I 74.79; and cycle II 84.38. While classical completeness in pra-cycle was 4 students (26.67%), cycle I was 12 students (80%), cycle II was 15 students (100%)</em><em>. </em><em>The conclusion is application of Problem Based Learning model can improve story fraction problem solving skill among 4<sup>th</sup> grade students of SDN 3 Sembukan Sidoharjo Wonogiri in the academic year 2019/ 2020.</em></p>


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 119-130
Author(s):  
Mulia Suryani ◽  
Lucky Heriyanti Jufri ◽  
Tika Artia Putri

AbstrakRendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menyebabkan siswa kurang mampu menyelesaikan soal yang bersifat non rutin dan siswa masih kurang mengembangkan ide dan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model Problem Based Learning berdasarkan Kemampuan Awal Matematika (KAM) siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model Problem Based Learning menjadi lebih baik. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-7 SMP Negeri 12 Padang yang terdiri dari 32 orang. Siswa yang awalnya berkemampuan rendah meningkat menjadi siswa berkemampuan sedang dengan peningkatan sebesar 75 %. Siswa yang awalnya tergolong berkemampuan sedang meningkat menjadi siswa berkemampuan tinggi sebesar 26 %. Siswa sudah mampu 1) memahami masalah, 2) menyusun rencana penyelesaian, 3) melaksanakan penyelesaian, dan 4) mengecek kembali jawaban. Analysis of Students' Problem Solving Abilities Based on Early Mathematical Ability AbstractThe lack of students' mathematical problem-solving skills causes students to be less able to solve problems that are non-routine and students are still lacking in developing their ideas and abilities. This study aims to determine students 'mathematical problem-solving abilities through the Problem Based Learning model based on students' Early Mathematical Ability (KAM). The research method used is qualitative. The results of this study indicate that students' mathematical problem-solving abilities through the Problem Based Learning model are better. The sample in this study were students of class VIII-7 Middle School 12 Padang consisting of 32 people. Students who were initially low-skilled increased to moderate-capable students with an increase of 75%. Students who were initially classified as capable were increasing to high-ability students by 26%. Students can 1) understand the problem, 2) draw up a settlement plan, 3) carry out the solution, and 4) re-check the answers.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Depict Pristine Adi ◽  
Muchsinatun Siasah Masruri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIESAbstractThis research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Sitti Rahmah Tahir

One ability that students must master is problem solving. Increasing students’ problem-solving ability will improve their mindset. The alternative used to increase students’ problem-solving ability is applying Problem Based Learning model. This study aims to understand the presence or absence of the application of the model of the application of Problem Based Learning to the problem solving of students of class VII PGRI (Equated) Sungguminasa. This type of research is a quasi-experimental design of the Control Posttest Group. The population in this study in all VII class SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa and selected class VII A as an experimental class with consultations with the Problem Based Learning model and class VII C as a control class with training in direct learning models involving the community. The technique of collecting data in this study is the test then analyzed with descriptive and inferential statistics using the t test (Independent Sample t-test). Based on the results of the study concluded that the Problem Based Learning model determines the problem-solving abilities of students of class VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.AbstrakSalah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa adalah pemecahan masalah. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan berpengaruh pada peningkatan mindset siswa. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemapuan pemecahan masalah siswa adalah dengan mengaplikasikan model Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain Control Group Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa dan terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan model Problem Based Learning dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan perlakuan model pembelajaran langsung yang mewakili populasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial menggunakan uji t (Independent Sample t-test). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 2652-2665
Author(s):  
Aji Prayoga ◽  
Eunice Widyanti Setyaningtyas

Penelitian ini digunakan guna melihat efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem-solving ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD. Subjek dari penelitian ini ialah siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri Pakis 1 dengan jumlah siswa di kelas parallel A dan B 41 siswa, 20 di kelas 5A dan 20 di kelas 5B. teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen RPP Problem Based Learning dan Problem-solving serta menggunakan instrumen kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskripsi kuantitatif sebagai uji prasyarat, uji T dan uji N-Gain. Hasil pengujian hipotesis, dengan uji t-sig (2-tailed) di peroleh 0,000 < 0,05 dengan thitung 6.942 maka H0 ditolak dapat di artikan bahwa terdapat perbedaan yang segnifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematika. Hal tersebut juga dikuatkan dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5A yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan rata-rata skor awal yang di peroleh 69,60 meningkat menjadi 87,35 sedangkan di kelas 5B yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem-solving perolehan skor awal 65,75 hanya meningkat menjadi 79,20. Hal tersebut menunjukkan bahwa model Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan model Problem-solving dilihat dari kemampuan berpikir kritis matematika.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document