scholarly journals Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas V

2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 2652-2665
Author(s):  
Aji Prayoga ◽  
Eunice Widyanti Setyaningtyas

Penelitian ini digunakan guna melihat efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem-solving ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD. Subjek dari penelitian ini ialah siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri Pakis 1 dengan jumlah siswa di kelas parallel A dan B 41 siswa, 20 di kelas 5A dan 20 di kelas 5B. teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen RPP Problem Based Learning dan Problem-solving serta menggunakan instrumen kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskripsi kuantitatif sebagai uji prasyarat, uji T dan uji N-Gain. Hasil pengujian hipotesis, dengan uji t-sig (2-tailed) di peroleh 0,000 < 0,05 dengan thitung 6.942 maka H0 ditolak dapat di artikan bahwa terdapat perbedaan yang segnifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematika. Hal tersebut juga dikuatkan dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5A yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan rata-rata skor awal yang di peroleh 69,60 meningkat menjadi 87,35 sedangkan di kelas 5B yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem-solving perolehan skor awal 65,75 hanya meningkat menjadi 79,20. Hal tersebut menunjukkan bahwa model Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan model Problem-solving dilihat dari kemampuan berpikir kritis matematika.

2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Diyas Age Larasati

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sooko tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPS 2 dan 3. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non Equivalent Control Group Design. Berdasarkan selisih nilai pre test dan post test, rata-rata gain score kemampuan pemecahan masalah geografi SMA kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor 27,26 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan skor 11,88. Hasil perhitungan analisis uji t menggunakan independen sample t test diperoleh data p-level lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu 0,00. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMAN 1 Sooko.Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan MasalahThe purpose of this study was to clarify the effect of the PBL model of problem-solving ability. This study do in SMA Negeri 1 Sooko 2015/2016. Study of the subject is the student of class XI IPS 2 dan 3. Form of quasi-experimental research design with non equivalent design control group. Subjects were selected based on the value of Middle Exam School (UTS) semester who have the same average (homogeneous). Control using a model class lectures and discussions, while the experimental class using PBL models. Gain score Data were analyzed using independent sample T-test Test with the help of the computer program SPSS 16.0 for Windows. Gainscore learning using PBL model of higher than conventional. The average value of the experiment gainscore class of 27, 26 and 11.88 of control. The results of the analysis of the Independent Sample T-Test Test, the difference shows a p-value of 0.000 level. The level of p-value less than 0.05 (P <0.05). The results of this study there was a significant effect PBL models to the problem-solving abilities. So the conclusion "PBL model significantly influential to the high school geography problem solving skills in SMAN 1 Sooko".Key Words: models of PBL, problem-solving abilities


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Purwanti Widhy Hastuti ◽  
Asri Widowati ◽  
Didik Setyowarno

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi implementasi model Problem Based Learning (PBL), meningkatkan problem solving dan sikap curiosity calon guru pada mata kuliah IPA 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahap perencanaan, implementasi dan observasi serta refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan materi yang diajarkan meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, pemisahan campuran, dan termoregulasi. Instrumen yang digunakan berupa tes problem solving dan lembar observasi problem solving, curiosity serta keterlaksanaan model PBL. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan sintaks yang terdapat dalam model PBL. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan model PBL sudah baik dengan terlaksananya semua langkah pada siklus 3. Strategi perbaikan yang dilakukan berupa memfokuskan orientasi masalah yang disajikan, membimbing calon guru dalam berbagi tugas dalam kelompok dan mengatur waktu sehingga pembelajaran lebih optimal. Hasil tes menunjukkan peningkatan rerata nilai problem solvingcalon guru dari siklus ke siklus dan di dukung dengan hasil observasi dimana tiap aspek problem solving mencapai kategorisangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan problem solving dan curiosity calon guru dalam pembelajaran IPA.Kata Kunci: problem based learning, problem solving, curiosity


Author(s):  
Mursolimah Mursolimah

<p><em>The purpose of this research is to improve improve story fraction problem solving skill among 4<sup>th</sup> grade students of SDN 3 Sembukan Sidoharjo Wonogiri in the academic year 2019/ 2020 by applying Problem Based Learning model. The research conducted was a Classroom Action Research (PTK). This research implemented in two cycles, each cycle consists of planning, acting, observing, and reflecting</em><em>. </em><em>The research result show that application of Problem Based Learning model can improve student’s story fraction problem solving skill. The average </em><em>of</em><em> </em><em>story fraction problem solving skill in the pre-cycle 55.93; cycle I 74.79; and cycle II 84.38. While classical completeness in pra-cycle was 4 students (26.67%), cycle I was 12 students (80%), cycle II was 15 students (100%)</em><em>. </em><em>The conclusion is application of Problem Based Learning model can improve story fraction problem solving skill among 4<sup>th</sup> grade students of SDN 3 Sembukan Sidoharjo Wonogiri in the academic year 2019/ 2020.</em></p>


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 119-130
Author(s):  
Mulia Suryani ◽  
Lucky Heriyanti Jufri ◽  
Tika Artia Putri

AbstrakRendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menyebabkan siswa kurang mampu menyelesaikan soal yang bersifat non rutin dan siswa masih kurang mengembangkan ide dan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model Problem Based Learning berdasarkan Kemampuan Awal Matematika (KAM) siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model Problem Based Learning menjadi lebih baik. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-7 SMP Negeri 12 Padang yang terdiri dari 32 orang. Siswa yang awalnya berkemampuan rendah meningkat menjadi siswa berkemampuan sedang dengan peningkatan sebesar 75 %. Siswa yang awalnya tergolong berkemampuan sedang meningkat menjadi siswa berkemampuan tinggi sebesar 26 %. Siswa sudah mampu 1) memahami masalah, 2) menyusun rencana penyelesaian, 3) melaksanakan penyelesaian, dan 4) mengecek kembali jawaban. Analysis of Students' Problem Solving Abilities Based on Early Mathematical Ability AbstractThe lack of students' mathematical problem-solving skills causes students to be less able to solve problems that are non-routine and students are still lacking in developing their ideas and abilities. This study aims to determine students 'mathematical problem-solving abilities through the Problem Based Learning model based on students' Early Mathematical Ability (KAM). The research method used is qualitative. The results of this study indicate that students' mathematical problem-solving abilities through the Problem Based Learning model are better. The sample in this study were students of class VIII-7 Middle School 12 Padang consisting of 32 people. Students who were initially low-skilled increased to moderate-capable students with an increase of 75%. Students who were initially classified as capable were increasing to high-ability students by 26%. Students can 1) understand the problem, 2) draw up a settlement plan, 3) carry out the solution, and 4) re-check the answers.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Depict Pristine Adi ◽  
Muchsinatun Siasah Masruri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIESAbstractThis research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Sitti Rahmah Tahir

One ability that students must master is problem solving. Increasing students’ problem-solving ability will improve their mindset. The alternative used to increase students’ problem-solving ability is applying Problem Based Learning model. This study aims to understand the presence or absence of the application of the model of the application of Problem Based Learning to the problem solving of students of class VII PGRI (Equated) Sungguminasa. This type of research is a quasi-experimental design of the Control Posttest Group. The population in this study in all VII class SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa and selected class VII A as an experimental class with consultations with the Problem Based Learning model and class VII C as a control class with training in direct learning models involving the community. The technique of collecting data in this study is the test then analyzed with descriptive and inferential statistics using the t test (Independent Sample t-test). Based on the results of the study concluded that the Problem Based Learning model determines the problem-solving abilities of students of class VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.AbstrakSalah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa adalah pemecahan masalah. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan berpengaruh pada peningkatan mindset siswa. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemapuan pemecahan masalah siswa adalah dengan mengaplikasikan model Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain Control Group Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa dan terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan model Problem Based Learning dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan perlakuan model pembelajaran langsung yang mewakili populasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial menggunakan uji t (Independent Sample t-test). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Ulva Amalia Putri ◽  
Wahyudi Wahyudi

<p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas model <em>Problem Based Learning</em> dan <em>Problem Solving</em> terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan populasi Gugus Kartini di Kecamatan Bergas. Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu 28 siswa SDN Bergaskidul 03 sebagai kelas eksperimen menggunakan dengan model PBL dan 21 siswa SDN Bergaskidul 04 sebagai kelas kontrol yang menggunakan model PS. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu observasi dan tes. Hasil uji prasyarat menunjukkan data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan analisis uji T menggunakan <em>Independent Sample T-test</em> diperoleh hasil 0,01 sehingga H<sub>o</sub> ditolak dan H<sub>a</sub> diterima yang artinya terdapat perbedaan efektivitas dari kedua model. Tingkat keefektivan kedua model dilihat dari hasil uji N-Gain yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan 0,3714 dalam kategori sedang dan kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,3052 dalam kategori sedang. Kedua model mengalami peningkatan dalam kategori sedang, namun peningkatan lebih tinggi terjadi pada kelas eksperimen sehingga dapat diketahui bahwa model pembelajaran PBL lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah daripada model PS.</p>


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Amin Paris

This study aims to determine the ability of solving mathematical problems by using model Problem Based Instruction and the effect of problem based learning model Instruction on students' problem-solving abilities. The research method used experimental method to the type of field research and quantitative approaches. The sample in this study were students of class VII-B MTs Noorhidayah Darussalam in comparison with the material research design One-group pretest-posttest design. Design Research, the study was conducted only in one class as a class experiment. The data analyzed were taken from the value pretest and posttest study siswa.Hasil get the result that the problem solving process of students in the material ratio is in conformity with the learning pace of Problem Based Instruction, and there are significant learning model of problem-based instruction to the student's ability in problems solving on material ratio. Key Words : problem solving in mathematics, problem based instruction, comparasion


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 11-18
Author(s):  
Budi Santoso ◽  
Desy Hanisa Putri ◽  
Rosane Medriati

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar, motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada konsep gerak lurus yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA 3 SMAN 3 Kota Bengkulu yang berjumlah 33 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah skor rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 43 dalam kategori aktif, siklus II sebesar 48 dalam kategori aktif, dan siklus III sebesar 51 dalam kategori aktif. Motivasi belajar siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran berada pada kategori rendah dengan tinggi rata-rata yaitu 71,73 dan pada saat setelah mengikuti proses pembelajaran skor rata-rata motivasi belajar siswa meningkat menjadi 77,32 yang berada pada kategori tinggi. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I yaitu 75,53 dengan kategori KPM sedang, pada siklus II yaitu 85,53 dengan kategori KPM tinggi dan siklus III yaitu 90,68 dengan kategori KPM sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning  berbantu alat peraga dapat meningkatkan aktivitasbelajar, motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa.Kata kunci: Model Probem Based Lerning, Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa, Alat Peraga, Konsep Gerak LurusABSTRACT This research was aimed at knowing the increase in learning activities, learning motivation and students' problem solving abilities. This research was a classroom action research on the concept of straight motion carried out in three cycles. The subjects of this study were all students of class X Science 3 of SMAN 3 Kota Bengkulu, total 33 students. The results of this study indicated that the total score of the average learning activities of students in the first cycle was 43 in the active category, second cycle was 48 in the active category, and the third cycle was 51 in the active category. Student learning motivation before participating in the learning process was in the low category with the average height of 71.73 and after the learning process the average score of students' learning motivation increased to 77.32 which is in the high category. The ability of student problem solving in the first cycle was 75.53 with a moderate KPM category, in the second cycle was 85.53 with a high KPM category and the third cycle was 90.68 with the very high KPM category. Based on the results of this research it can be concluded that the application of the Problem Based Learning model assisted by science model tools can increase learning activities, learning motivation and students' problem solving abilities. Keywords: Problem Based Learning Model, Students' Problem Solving Abilities, Science Model Tools, Straight Motion Concept.


Author(s):  
Tri Sutrisno

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh penggunaan model problem based learning untuk keterampilan berpikir kritis dalam kewarganegaraan tentang sistem pemerintahan. Objek penelitian ini adalah kelas VI SDN Kolor II Sumenep. Termasuk 2 kelas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, kelas VIA SDN Pajagalan sebagai percobaan kelas I, VI A sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol VIB SDN Kolor II. Tes kelas yang dimaksudkan adalah kelas yang digunakan untuk menguji instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data keterampilan berpikir kritis siswa. Pendekatan penelitian kuantitatif ini, syarat-syarat nilai perolehan kemampuan tes untuk skor keterampilan berpikir kritis atau nilai-nilai dijumlahkan dan dianalisis menggunakan t-test dua sampel independen. Pada validitas tes diperoleh hitungan ≥ r r - kritis (0,349), instrumen tersebut valid dan dapat digunakan. Dalam pengujian andal hitung r> r kritis (0,60), yaitu nilai Alpha 0,966 yang berarti lebih besar dari 0,60. Dengan demikian seluruh instrumen barang bisa diandalkan. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dari data yang telah dianalisis dengan t 3,730> t-tabel 2,00 (α = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa probabilitas kesalahan dalam penelitian ini masih di bawah 0,05. Pengujian hipotesis dapat diputuskan, bahwa dengan harga tinggi 3,730 t-test memiliki tingkat signifikansi 0,000, yang ternyata posisinya masih jauh di bawah nilai α = 0,05. Oleh karena itu penelitian ini berhasil menolak H0 pada tingkat signifikansi 5%. Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa H1 terbukti benar. Berarti dalam kelompok eksperimen pretest posttest kelompok eksperimen adalah 54,38 adalah 74,38. Sedangkan rata-rata kelompok kontrol pretest adalah 51,94. Grup postes adalah 66,94. Ini adalah bukti bahwa terjadi peningkatan pada kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dengan model problem based learning. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa dalam kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Model problem based learning berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa untuk keterampilan berpikir kritis.Kata kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Berpikir KritisAbstract: This study aims to assess the effect of the use of problem solving based learning model for critical thinking skills  in civics about the system of goverment. Object of this research is a class VI  SDN Kolor II Sumenep. Includes 2 classes used in this study include , VIA SDN Pajagalan class as a class I trial, VI A as an experimental group and a control group VIB SDN Kolor II . Class tests are intended class is used to test the instruments to be used to retrieve data critical thinking skills of students. This quantitative research approaches , the terms of the acquisition value of the test 's ability to critical thinking skills scores or values are summed and analyzed using t-test two independent samples. On the validity of the test obtained count ≥ r r - critical ( 0.349 ), the instrument as valid and can be used. In the test reliably count r > r critical ( 0.60 ) , namely Alpha value of 0.966 which means greater than 0.60. Thus the entire item instrument is reliable. Results of hypothesis testing can be seen from the data that has been analyzed by t 3.730 > t-table 2.00 (α = 0.05). It can be concluded that the probability of error in this study still below 0.05. Hypothesis testing can be decided, that with the high price of 3.730 t-test has significance level of 0.000, which turned out to be his position is still far below the value of α = 0.05. This study therefore managed to reject H0 at significance level of 5 % . Furthermore, it can be concluded that the H1 was proved right. Mean in the experimental group pretest posttest experimental group is 54.38 is 74.38. While the control group mean pretest is 51.94. Postes group is 66.94. This is evidence that an increase in the experimental class that has been given treatment with problem solving-based learning model. Thus we can conclude critical thinking skills  abilities of students in the experimental group was higher than the control group. Problem solving-based learning model a positive effect on students' ability tocritical  thinking skills.Keywords: Problem Based Learning Model, Critical Thinking Skills


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document