scholarly journals Pembelajaran FPB Dan KPK Menggunakan Problem Based Learning Berbantuan Media Dakota Kelas IV SDN Sukun 3 Malang

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Rahmah Kumullah

This paper aims to describe the application of the Dakota assisted Problem Based Learning to FPB and KPK material in class IV. This activity is carried out in the form of Lesson Study covering three stages, namely: Plan, Do, See. The Plan, phase is carried out with discussion and review of the Learning Implementation Plan (RPP). The Do, phase is conducted by the model teacher learning observed by the observer. Stage See, is carried out a reflection to study the implementation of learning conducted by the model teacher. This study was held for students of class IVB elementari school Sukun 3 Malang, who numbered 35 students. Collection through observation, interviews and documentation. The results of this learning show that by applying the model of problem-based learning assisted by Dakota, students can solve the problems given by the teacher and can also understand the concepts of FPB and KPK, thus making students more active in the learning process.Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning berbantuan media Dakota pada materi FPB dan KPK di kelas IV. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Lesson Study mencakup tiga tahap yaitu Plan, Do, See. Tahap Plan dilakukan dengan diskusi dan mengkaji Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap Do dilakukan pembelajaran oleh guru model yang diamati oleh observer. Tahap See dilakukan refleksi untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model. Pembelaran ini dilaksanakan pada siswa kelas IVB SDN Sukun 3 Malang, yang berjumlah 35 siswa. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil pembelajaran ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model problem based learning berbantuan media Dakota adalah siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru dan juga dapat memahami konsep FPB dan KPK, sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 63-71
Author(s):  
Gusti Ayu Dewi Setiawati

Lesson study merupakan suatu bentuk upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok pengajar secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson study dapat diterapkan pada berbagai jenjang pendidikan, dari dasar hingga perguruan tinggi. Pelaksanaan lesson study mendukung UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Lesson study pada mata kuliah genetika dilaksanakan pada semester gasal 2017/2018, di mana tahap pembelajaran yang dilakukan meliputi; perencanaan pembelajaran (plan), pelaksanaan pembelajaran (do), dan refleksi (see). Pelaksanaannya juga terdiri dari tiga siklus, di antaranya; siklus 1 dengan topik perubahan jumlah kromosom, siklus 2 dengan topik analisis pedigri dan siklus 3 dengan topik perubahan struktur kromosom. Implementasi ketiga siklus tersebut melalui model problem based learning, sehingga menampilkan topik permasalahan yang sesuai dengan model pembelajaran tersebut, yaitu siklus 1 dengan mengangkat permasalahan Sindrom Down, siklus 2 dengan mengangkat permasalahan pewarisan sifat rambut gimbal, dan siklus 3 dengan mengangkat permasalahan Sindrom Cri-Du-Chat. Hasil lesson study menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran pada mata kuliah genetika, yaitu meliputi; variasi metode pembelajaran, variasi media, interaksi komponen pembelajaran, serta evaluasi. Dengan implementasi lesson study, pengajar menjadi lebih terbuka menerima masukan agar  pembelajaran menjadi lebih baik, karena sesungguhnya tidak ada pembelajaran yang sempurna. Implementasinya secara berkelanjutan akan dapat meningkatkan profesionalisme dosen pada pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah masing-masing sehingga nantinya akan berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran di perguruan tinggi.


Author(s):  
Ariana Kusuma Wardhani ◽  
Suhanadji . ◽  
Rr. Nanik Setyowati

The limitations of teachers applying educational value in accordance with this learning model are suspected to cause low nationalism, which is 56.25% or 18 of 32 students. Researchers use learning models based on problems as solutions to problems. The purpose of this research is 1) to improve the implementation of the PBL model in PKn-Learning to increase nationalism for students in grade IV-A SDN Simomulyo III 2020/2021, 2) to increase and to know the increase of nationalism in learning with the LBL model for students. Research is PTK, consisting of two cycles. The subject of this study is class IV students. Data collection techniques using questionnaire deployment, as well as observations and interviews as supporters. Based on the research results can be concluded that the implementation of the PBL model can increase 43.75% of the nasonalism of the class students. The increase can be seen from the percentage of the number of students who have attitude criteria, ranging from the initial condition of 56.25%, Cycle I is 93.75%, and cycle II is 100%. Improvements can be seen from the average student value. The initial condition is 74.87, my cycle is 87.62 and cycle II 87.66


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 62-69
Author(s):  
Suryadin Hasyda ◽  
Arifin Arifin

The aim of this study is to improve students' critical thinking skills through a problem based learning model in class IV SDN Ende 1. The type of research used in this study is classroom action research consisting of several interrelated cycles and the model chosen in this study is a Kemis and Mc Tagart model which consists of several stages namely planning, action, observation and reflection, where actions and observations are carried out together. The subjects of this study were 21 students in class IV SDN Ende 1. Based on the results of data analysis in classroom action research shows that the learning feasibility by applying the learning model Problem Based Learning has increased namely 81.5% in the first cycle and 94% in the second cycle, therefore it can be said that the learning process has been carried out very well and in accordance with the reference in the lesson plan that has been made. While the results of observations of student activities during learning by applying  model of problem based learning have increased, which is proved by the increase in the average score of student learning activities in the first cycle by 55% and the second cycle by 87%. This improvement shows that during the learning process students were actively involved in solving problems. The results of the students’ critical thinking ability test of the first cycle can be seen that, there are 9 students or 43% who reach the KKM standard, while 12 students or 57% do not reach the value of 70 in accordance with the minimum completeness criteria set by the school. While the second cycle is known that as many as 21 students (100%) have succeeded and reached the indicator of critical thinking. The highest score obtained by student is 90 and the lowest score is 70 with an average value of 80% in the critical category. Therefore, the implementation of research by applying the problem based learning model ends in the second cycle . So, through research that has been done, by applying the Problem Based Learning model it is proven that it can improve the critical thinking skills of class IV students whose critical thinking test results are complete or meet the minimum completeness criteria (KKM).


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Muhammad Fuadunnazmi

Instrumentation of Electrical Measurement is one of the subjects taught in the second semester at Physical Department of IKIP Mataram. One of the subjects is a single phase power measurement. But the fact is that in the laboratory of Physical Department at IKIP Mataram still not providing tool for learning activities in the form of wattmeter. This study aims to develop a scientific jobsheet to measure a single phase electric power-assisted 3 pieces voltmeter as modifying the wattmeter. This research included in type of research and development in three stages: preliminary studies, design development, and test media. Subjects were students of the second semester Department of Physics of IKIP Mataram who are studying the subjects. The application of problem based learning models that are used to raise the authentic issue of energy-saving lamp power measurement that common released on the market. Based on the data analysis can be concluded that: (1) a single-phase power measurement can be carried out using 3 voltmeter and (2) the reduction occurred in the power absorption of the energy-saving lamp tested than the original 5 watts to 1.8 watts.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Ayu Wijayanti ◽  
Agustina Tyas Asri Hardini

Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam mengaplikasikan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan berpikir kritis siswa. Subjek penelitian yang digunakan ialah siswa kelas IV SD Negeri 2 Bojong yang memiliki jumlah 23 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan sisanya perempuan berjumlah 8 siswa. Jenis penelitian yang dipakai ialah Penelitian Tindakan Kelas jenis Classroom Research dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart. Pelaksanaan tindakan kelas ini diterapkan sejumlah 2 siklus, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Per-siklus terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2020/2021. Pelaksanaan teknik penghimpunan data menggunakan tes dan non tes, sedangkan instrumen penelitian memakai soal uraian, lembar observasi, dan rubrik. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yakni teknik deskriptif komparatif. Hasil penelitian pada kondisi mula-mula atau pra siklus, keaktifan yang dicapai siswa terhitung 37,93%. Siklus I terhitung 60,82% dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi sebanyak 76,02%. Sedangkan saat siklus I, KKM yang dicapai atau siswa yang sudah memenuhi syarat berpikir kritis diakumulasikan dengan rata-rata sejumlah 63,78 dan pada siklus II siswa yang telah berpikir kritis meningkat dengan rata-rata 82,30. Oleh sebab itu, dapat dicapai kesimpulan bahwa keaktifan dan keterampilan berpikir kritis bisa ditingkatkan dengan cara menerapkan model Problem Based Learning.


2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Diyah Ayu Widyaningrum

Berdasarkan observasi pembelajaran Biologi di MAN 3 Malang, secara garis besar kegiatan pembelajaran Biologi masih menggunakan model ceramah sehingga pembelajaran cenderung pasif. Diperlukan proses pembelajaran yang inovatif, menarik dan menyenangkan melalui penerapan PBL dipadu STAD berbasis Lesson Study (LS). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan PBL dipadu STAD berbasis LS. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah PTK melalui LS meliputi perencanaan, pelaksanaan terintegrasi dengan observasi, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan 2 siklus, jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Meningkatnya kualitas pembelajaran setiap pertemuan dalam setiap siklus dan meningkatnya persentase keterlaksanaan pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2, yaitu sebesar 75,6% (siklus 1) dan 95,6% (siklus 2). (2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dengan persentase aktivitas belajar siswa 50% (siklus 1) dan 100% (siklus 2). (3) Meningkatnya hasil belajar kognitif siswa dari siklus 1 sebesar 65% ke siklus 2 sebesar 100%. (4) Hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 65% ke siklus 2 sebesar 100%. (5) Hasil belajar psikomotorik siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 50% ke siklus 2 sebesar 100%.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 166
Author(s):  
Yunita Patma Sari ◽  
Wasitohadi Wasitohadi

Abstrak: Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar muatan pelajaran Matematika siswa kelas IV SDN Kopek kecamatan Godong dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan papan pecahan.  Subyek penelitian ini adalah kelas IV berjumlah 34 siswa terdiri dari 18 siswa laki- laki dan 16 siswa perempuan. Prosedur penelitian mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yaitu mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kesimpulan penelitian ini adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan papan pecahan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Kopek Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Abstract: This study is a Classroom Action Research (PTK). This study aims to increase interest and learning outcomes of Mathematics lesson students grade IV SDN Kopek Godong sub-district by using a Problem Based Learning (PBL) model with fractional board. The subjects of this study were class IV of 34 students consisting of 18 male students and 16 female students. The research procedure refers to the research design of Kemmis and Mc. Taggart that starts planning, execution, observation and reflection. The conclusion of this research is Problem Based Learning Learning Model with fractional board can increase interest and learning result of fourth grade students of SDN Kopek Godong Sub-district Grobogan District.


SIGMA TEKNIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Zaenal Arifin

Berdasarkan penelitian ini tentang perlunya program pelatihan kewirausahaan yang tepat Untuk UKM, terutama bagi UKM yang lagi merintis ushanya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh serta mengembangkan yang tepat  program pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan manajemen bisnis di kalangan UKM. Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; 1) model pengembangan ilmu dan teknologi pelatihan untuk Kewirausahaan, 2) model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu pelatihan strategi berorientasi proses pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL). Konsep pelatihan CTL membantu pelatih / instruktur / guru untuk menghubungkan materi dengan situasi dunia nyata dan juga mendorong para peserta menggunakan pengetahuan mereka untuk diterapkan dalam situasi kehidupan nyata mereka para anggota masyarakat. Dari hasil implementasi model pelatihan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Pelatihan memadukan model Problem Based Learning (PBL) dan pengembangan sains dan program pelatihan teknologi untuk Kewirausahaan dapat diterapkan secara efektif dalam suatu program pelatihan kewirausahaan untuk UKM pemula, 2) Program ini berhasil mensinergikan materi / teori pelatihan untuk situasi dunia nyata; 3) Program  ini juga berfungsi untuk membangun kerja sama tim. Akhirnya, model ini berhasil menunjukkan efektivitasnya dengan tingkat kehadiran di 90%, serta kerja tim terbentuk dalam membuat inovatif, asli dan layak untuk menjadi mengimplementasikan proposal bisnis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document