scholarly journals Penerapan PHBS, Perilaku Pencarian Informasi, dan Kesehatan Mental Masyarakat di Awal Masa Pandemik COVID 19

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Diany Ufieta Syafitri ◽  
Malisa Falasifah ◽  
Farahdiba Ramadhani Hakim

Pandemik COVID 19 yang terjadi di Indonesia membuat adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik secara fisik, sosial, ekonomi, dan psikologis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam menerapkan anjuran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), perilaku mencari informasi terkait COVID 19, dan kaitannya dengan gangguan kesehatan mental umum yaitu depresi, kecemasan, dan stres. Alat ukur yang digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan kuesioner yang mengukur 1) penerapan anjuran PHBS dan 2) perilaku pencarian informasi terkait COVID 19. Penelitian ini dilakukan pada awal masa pandemik COVID 19 terjadi di Indonesia dengan total responden 526 orang yang berasal dari 17 propinsi di Indonesia, terdiri atas beragam segmen penduduk yaitu siswa SMA hingga pensiunan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengikuti anjuran PHBS dan memiliki skor depresi, cemas, dan stres dalam kategori normal. Analisis lanjutan menggunakan korelasi Spearman menunjukkan bahwa penerapan anjuran PHBS memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap skor depresi (rho -0,271; p<0,00), kecemasan (rho -0,210; p<0,00), dan stres (r -0,251, p<0,00), sementara tidak ada korelasi signifikan antara aspek pencarian informasi dengan ketiga gangguan kesehatan mental umum tersebut. Selain itu ditemukan bahwa terdapat perbedaan skor penerapan PHBS dan pencarian informasi juga skor depresi, kecemasan, dan stres memiliki perbedaan yang signifikan ditinjau dari jenis kelamin, status pernikahan, dan kategori usia. Responden dengan kategori usia 17-20 tahun, belum menikah, dan berjenis kelamin perempuan memiliki rerata peringkat yang secara signifikan lebih tinggi pada skor depresi, kecemasan, dan stres. Di sisi lain, responden berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, dan berusia 41-60 tahun memiliki rerata peringkat penerapan anjuran PHBS yang secara signifikan lebih tinggi. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya meningkatkan sosialisasi dan psikoedukasi terkait PHBS dan pemahaman terkait COVID 19 karena penerapan anjuran PHBS berkorelasi negatif dan signifikan terhadap munculnya gangguan kesehatan mental umum. Selain itu perlu adanya tindakan preventif baik bagi masyarakat umum maupun tersendiri pada segmen usia remaja, penduduk yang belum menikah, dan berjenis kelamin perempuan terhadap munculnya gangguan kesehatan mental umum. Kata kunci: perilaku hidup bersih sehat, pencarian informasi, pandemik COVID 19, depresi, cemas, stres

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Fathiya Hanisya ◽  
Dikha Ayu Kurnia

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stress scale 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok (p<0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk menekankan manajemen stres dalam tatalaksana diabetes melitus dan penilaian awal tingkat stres sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada penderita diabetes melitus. Kata kunci: stres, fungsi memori, diabetes melitus, depok AbstractDiabetes mellitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes. Stress is one of the result of chronic disease. Stress has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims was to determine the relationship between stress and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes mellitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stress scale 42 (DASS 42), especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes mellitus in Depok City (p <0,05). This study recommends to health practitioners to emphasize stress management in the management of diabetes mellitus and early assessment of stress levels prior to health education in people with diabetes mellitus. Keywords: stress, memory function, diabetes mellitus, depok


2020 ◽  
pp. 105477382098316
Author(s):  
Nisreen Al Battashi ◽  
Omar Al Omari ◽  
Murad Sawalha ◽  
Safiya Al Maktoumi ◽  
Ahmed Alsuleitini ◽  
...  

The rapid increase in the number of smartphone users has raised concern about the negative psychosocial and physical effects of this use. A descriptive cross-sectional design was conducted to investigate the relationship between smartphone use, anxiety and insomnia among university students. A convenience sample of 404 students from one public university completed questionnaires with items from the Smartphone Addiction Scale, the Depression Anxiety Stress Scale and the Insomnia Severity Index, with some demographic data. High smartphone addition scale score was significantly associated with higher anxiety and stress scores of the Depression Anxiety Stress scale, and higher insomnia severity index score. The findings support the importance of an intervention program to promote appropriate use of smartphones and to improve sleep and psychological symptoms such as stress and anxiety among university students.


2017 ◽  
Vol 30 ◽  
pp. 56-58 ◽  
Author(s):  
Amira Mohammed Ali ◽  
Anwar Ahmed ◽  
Amira Sharaf ◽  
Norito Kawakami ◽  
Samia M. Abdeldayem ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Paul Arjanto S.Pd., M.Pd

Ujian nasional menimbulkan berbagai tuntutan. Peserta didik merasa dituntut untuk meraih pencapaian (achievement). Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang berpotensi menimbulkan stres pada diri peserta didik. Stres yang dialami peserta didik pada tingkatan yang ringan justru membuat peserta didik bersemangat untuk belajar dalam menghadapi ujian nasional, namun pada tahap selanjutnya stres dapat menimbulkan keluhan-keluhan dari peserta didik. Tujuan Penelitian adalah untuk mengidentifikasi tingkat stres peserta didik menjelang ujian nasional jenjang pendidikan menengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (descriptive research). Instrumen penelitian untuk mengukur tingkat stres berdasarkan symptom/gejala yang muncul dari individu yang mengalami stres menggunakan Instrumen DASS (depression anxiety stress scale). Hasil penelitian menunjukkan 8% peserta didik mengalami stres yang berat, 24% peserta didik mengalami stres pada taraf sedang, 50% peserta didik mengalami pada taraf ringan dan 18% peserta didik mengalami stres pada taraf normal dan tidak terdapat peserta didik yang mengalami stres pada tingkatan sangat berat. Peneliti menyarankan untuk: 1) memperbanyak jumlah subjek penelitian sehingga dapat menggeneralisasikan data penelitian, 2) mengontrol faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat stres peserta didik seperti dukungan sosial dari keluarga, peran guru pembimbingan di sekolah, serta kepribadian peserta didik yang rentan terhadap stres.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Dewi Yulia Fathonah ◽  
Taty Hernawaty ◽  
Nita Fitria

ABSTRAKSekolah berasrama merupakan model sekolah yang memiliki tuntutan lebih tinggi dalam hal pembangunan karakter, pengembangan kepribadian, dan penanaman nilai-nilai hidup jika dibanding dengan sekolah reguler. Tuntutan-tuntutan tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan peserta didik sehingga memunculkan respon psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran respon psikososial siswa asrama di Bina Siswa SMA PLUS Cisarua Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh siswa asrama yang berjumlah 210 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dan didapatkan jumlah responden 138 orang. Instrumen yang digunakan adalah Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) yang dikembangkan oleh Lovibond & Lovibond (1995). Analisis data yang digunakan adalah univariat dengan rumus distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan presentase respon psikososial pada siswa asrama hampir seluruhnya (64,5%) atau 89 orang tidak mengalami stres, hampir setengahnya (31,9%) atau 44 orang mengalami kecemasan tingkat sedang, dan hampir seluruhnya (84,1%) atau 116 orang tidak mengalami depresi. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan respon psikososial terbesar yang dialami oleh siswa asrama adalah kecemasan tingkat sedang. Saran, pihak asrama diharapkan meningkatkan pelayanan terutama layanan konsultasi atau bimbingan konseling bagi siswa asrama.ABSTRACTBoarding schools are a model of schools that have higher demands in character building, personality development, and the planting of living values when compared to regular schools. These demands can have both positive and negative effects on the learner's life resulting in a psychosocial response. This study aims to determine the description of psychosocial responses of boarding students in Bina Siswa SMA PLUS Cisarua West Java Province. The research method used is descriptive quantitative with population of all student dormitory which amounted to 210 people. Sampling in this study using proportionate stratified random sampling technique and got the number of respondents 138 people. The instruments used are Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) developed by Lovibond & Lovibond (1995). The data analysis used is univariate with frequency distribution formula. The results of the study showed that the percentage of psychosocial responses in the dormitories was almost entirely (64.5%) or 89 people were not stressed, nearly half (31.9%) or 44 had moderate anxiety, and almost all (84.1%) or 116 people are not depressed. The conclusions from this study indicate the greatest psychosocial response experienced by boarding students is moderate anxiety. Suggestion, the dormitory is expected to improve the service especially consultation service or counseling guidance for student dormitory. 


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Trimawati Trimawati ◽  
Abdul Wakhid

Skripsi merupakan tantangan tersendiri pada mahasiswa akhir yang sangat menentukan kelulusan. Saat proses tersebut tentu saja mahasiswa akan menghadapi berbagai macam stresor. Pada mahasiswa hal tersebut dapat memicu timbulnya stres. Stres merupakan suatu kondisi yang melibatkan interaksi antara individu dan lingkungan. Kondisi tersebut salah satunya mampumemicu keluarnya hormon kortisol yang berfungsi meningkatkan nafsu makan bahkan motivasi untuk makan berlebihan (emotional eating). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku emotional eatingyang mengalami stres saat mengerjakan skripsi di Universitas Ngudi Waluyo. Desain penelitian ini yaitu studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 76 responden teknik proportional stratified random sampling. Kuesioner DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale) digunakan untuk mengukur tingkat stres dan EADES (Eating and Appraisal Due toEmotion and Stress) untuk mengukur perilaku emotional eating. Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi square dengan nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwadari 76 responden yang mengalami stress terdapat 37 responden yang mengalami emotional eating. Dari total tersebutteridentifikasi8 responden dengan stres ringan, 20 responden dengan stres sedang, 9 responden dengan stres berat. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa terdapat perilaku emotional eating pada mahasiswa yang mengalami stress saat mengerjakan skripsi. Mahasiswa agar meningkatkan koping positif terhadap stress. Kata Kunci          : Perilaku emotional eating, skripsi


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 78-87
Author(s):  
Nurul Faidah ◽  
Dewa Ayu Dwita Indriani ◽  
M. Fairuz Abadi

Pendahuluan : Stres merupakan perasaan tertekan, cemas dan tegang. Stres merupakan respon adaptif terhadap situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Untuk menurunkan stres yang di alami oleh lansia berkaitan dengan harapan hidupnya maka terapi Reminiscence tepat untuk di jadikan intervensi sebagai memulihkan kembali perasaan yang menyenangkan atau mengingat kembali memori pada masa lalu seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi reminiscence terhadap tingkat stress pada lanjut usia di Banjar Tangkas Wilayah Kerja Puskesmas Tegallalang 1. Metode : Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pra-eksperiment dengan rancangan penelitian One-group pre-test post-test design. Teknik sampling yang digunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling didapatkan sampel sejumlah 20 orang. Instrument pengumpulan data menggunakan DASS 42 Psychometric Properties Of The Depression Anxiety Stress Scale. Hasil penelitian rata-rata tingkat stress pada lansia pre-test 59,20 dan post-test 41,20 di dapatkan nilai p value =0,000<α=0,05 menunjukkan ada Pengaruh Terapi Reminiscence terhadap tingkat stres pada lanjut usia yang berarti adanya pengaruh yang signifikan. Diskusi : Terapi Reminiscence berpengaruh secara signifikan menurunkan tingkat stres pada lanjut usia di Banjar Tangkas Wilayah Kerja Puskesmas Tegallalang 1. Di sarankan agar terapi reminiscence di jadikan metode alternatif tindakan keperawatan yang dapat dilaksanakan di keperawatan gerontik guna membantu lansia dalam menurunkan stres. Kata Kunci :Lanjut Usia, Stres, Terapi Reminiscence ABSTRACT Introduction : Stress is a feeling of depression, anxiety and tense. Stress is a form of adaptive response to situations that are felt as challenge or threaten someone's health. To lessen the stress that was experienced by the elderly with regards to their life expectancy, Reminiscence therapy is considered appropriate to be created as intervention for restoring back a pleasant feeling or recalling memory in someone's past. The purpose of this study is to determine the influence of Reminiscence therapy toward stress levels in elderly at Banjar Tangkas within healthcare coverage of Tegallalang community health center 1. Method: This research method is designed to use Pre-experimental research type with One-group pre-test post-test design. The sampling technique used is a non probability sampling with purposive sampling technique that produces sample of 20 people. Data collection instrument uses DASS 42 Psychometric Properties of the Depression Anxiety Stress Scale. Result: The result shows the average stress level of elderly in pre-test is 59,20 and in post-test is 41,20 which resulted p value = 0,000 <α=0,05 indicate that there is influence of Reminiscence therapy toward stress level in elderly which means that there issignificant influences. reminiscence therapy significantly influences lower stress level in elderly in Banjar Tangkas With in Health care Coverage of Tegallalang Community Health Center 1. It is recommended that Reminiscence therapy to be madeasan alternative method of nursing act that can be implemented in gerontic nursing to help elderly in reducing their stress. Keywords: Elderly, Stress, Reminiscence Therapy


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document