PENGARUH STRES TERHADAP FUNGSI MEMORI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KOTA DEPOK

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Fathiya Hanisya ◽  
Dikha Ayu Kurnia

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stress scale 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok (p<0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk menekankan manajemen stres dalam tatalaksana diabetes melitus dan penilaian awal tingkat stres sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada penderita diabetes melitus. Kata kunci: stres, fungsi memori, diabetes melitus, depok AbstractDiabetes mellitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes. Stress is one of the result of chronic disease. Stress has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims was to determine the relationship between stress and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes mellitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stress scale 42 (DASS 42), especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes mellitus in Depok City (p <0,05). This study recommends to health practitioners to emphasize stress management in the management of diabetes mellitus and early assessment of stress levels prior to health education in people with diabetes mellitus. Keywords: stress, memory function, diabetes mellitus, depok

2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Neta Afriyanti ◽  
Endang Lestiawati

Pre-menstruasi sindrom diperkirakan terjadi pada 7-14 hari sebelum datang menstruasi. Stres merupakan salah satu faktor terjadinya pre-menstruasi sindrom yang mengakibatkan ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Tingginya tingkat stres yang terjadi mengakibatkan banyaknya mahasiswa mengalami kejadian pre-menstruasi sindrom. Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kejadian pre-menstruasi sindrom pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik di Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional pada 181 responden dengan teknik total sampling. Instrumenst penelitian menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan Shortened Premenstrual Assesment Form (SPAF). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat stres, 65 (35,9%) responden paling banyak mengalami stres normal. Sebagian besar responden mengalamai pre-menstruasi sindrom sebanyak 107 (59,1%) responden. Analisis uji kolerasi Spearman Rank dengan p-value 0,026<0,05 dengan kofisien korelasi -0,165. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian pre-menstruasi sindrom pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 77-82
Author(s):  
Difran Nobel Bistara ◽  
Chilyatiz Zahroh ◽  
Erika Martining Wardani

P ABSTRAK Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit kronik yang memerlukan waktu perawatan lama, pembiayaan perawatan yang sangat mahal, selain itu prevalansi diabetes milletus juga meningkat. Keharusan penderita diabetes mellitus dalam mengubah pola hidupnya agar gula darah dalam tubuh tetap seimbang dapat mengakibatkan mereka rentan terhadap stress. Stress pada penderita diabetes mellitus dapat mengakibatkan gangguan pada pengontrolan kadar gula darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya hubungan tingkat stress dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 45 responden penderita Diabetes Melitus di wilayah RW 7 Kelurahan Simokerto Kecamatan Simkerto Surabaya yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengukuran tingkat stress menggunakan kuesionar. Kadar gula darah diperoleh dari observasi menggunakan glucometer secara acak. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil uji korelasi spearman rank didapatkan nilai p=0,00 dan r=0,909. Hal ini semakin tinggi tingkat stress yang dialami akan semakin tinggi pula nilai kadar gula darah. Saran untuk peniliti selanjutnya adalah dapat meniliti factor lain yang dapat mempengaruhi kadar gula darah, serta untuk melakukan observasi perilaku stress agar hasil lebih valid.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 16-21
Author(s):  
Henny Purwandari ◽  
Siti Nur Susanti

Tujuan umum pengobatan pada diabetes melitus adalah mengendalikan kadar gula darah dan meningkatkan kualitas hidup penderita, salah satu caranya dengan pengaturan diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pada penderita diabetes melitus di Poli Penyakit Dalam RSUD Kertosono. Penelitian ini dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSUD Kertosono pada tanggal 02 – 12 Agustus 2017 dengan menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah rata-rata 200 penderita dalam sebulan dengan menggunakan accidental sampling dengan sampel pasien berjumlah 50 penderita. Variabel independennya adalah kepatuhan diet, dan variabel dependennya adalah kualitas hidup penderita diabetes mellitus. Pengumpulan data dengan kueisoner. Uji Statistik yang digunakan spearman rank dengan a = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar kepatuhan diet penderita diabetes mellitus dalam kategori cukup sebanyak 31 penderita (62%), dan sebanyak 24 penderita (48%) memiliki kualitas hidup sedang. Pada analisis korelasi dengan spearman rank didapatkan hasil p = 0,000 < a = 0,05 dan r = 0,791, yang artinya ada hubungan antara kepatuhan diet dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus di Poli Dalam RSUD Kertosono. Sedangkan nilai r = 0,791 artinya keeratan hubungan antara kedua variabel dalam kategori cukup. Kepatuhan diet memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita DM. Pola makan, istirahat, dan olahraga yang dilakukan secara seimbang dapat mengatur kadar gula dalam nilai normal yang akan memberikan kesehatan pada penderita DM. Terpeliharanya kesehatan dengan baik, akan meningkatkan produktifitas sehingga kualitas hidup akan menjadi lebih baik.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 123
Author(s):  
Dian Aulia Kurniawati ◽  
Mateus Sakundarno Adi ◽  
Rita Hadi Widyastuti

Stres pada lansia dengan penyakit tidak menular merupakan masalah psikososial yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan lansia apabila tidak segera diatasi, terutama dalam hal perawatan dirinya yang berpusat pada kepatuhan dalam pengobatan serta manajemen diri. Namun, penelitian yang membahas tentang tingkat stres pada lansia dengan penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Pudakpayung Kota Semarang belum tersedia sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat tingkat stres lansia dengan penyakit tidak menular: diabetes mellitus dan hipertensi. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 109 lansia dengan penyakit tidak menular yang didapatkan melalui teknik total sampling di wilayah kerja Puskesmas Pudakpayung di Kota Semarang pada tahun 2020. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah lansia berusia 60 tahun keatas dengan penyakit tidak menular yaitu diabetes melitus dan hipertensi, menderita penyakit < 5 tahun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Depresion, Anxiety, Stress Scale (DASS-42) berisi 14 pertanyaan, dengan tingkatan Discriminant validity dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,8806 berdasarkan Cronbach Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia dengan diabetes melitus sebagian besar mengalami stres sedang sebesar 62,7% dan lansia dengan hipertensi mengalami stres sedang sebesar 59,1%. Kata kunci: lansia, penyakit tidak menular, stres STRESS LEVELS IN ELDERLY WITH NON-COMMUNICABLE DISEASES  ABSTRACTStress in elderly with Non-communicable Diseases is an psychosocial problem that can affect the quality of life and well-being of the elderly if not immediately addressed, especially in terms of self-care that is centered on adherence in medication and self-management. However, research that discusses about the levels of stress in elderly with non-communicable diseases in the working area of Pudakpayung’s Public Health Centers in Semarang City is not yet available, so this research are needs to be done to look at the stress levels in elderly with non-communicable diseases : diabetes mellitus and hypertension. The study used a cross sectional design with 107 elderly with non-communicable diseases to be a sample obtained through total sampling techniques in Pudakpayung’s Public Health Centers in Semarang City on 2020. The criteria of inclusion in this study were the elderly aged 60 years and above with non-communicable diseases, suffering from illness < 5 years. The instruments used in this study were Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS-42) contains 14 questions, with levels Discriminant validity and reliability have amounted to 0,8806 by Cronbach Alpha. The results showed that elderly with diabetes mellitus mostly experienced moderate stress by 62,7% and the elderly with hypertension experienced moderate stress by 59.1%.  Keywords: elderly, non-communicable diseases, stress


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 505-514
Author(s):  
Andoko Andoko ◽  
Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy ◽  
Muhammad Yanuar Rianto

ABSTRACT : THE CORRELATION BETWEEN ADHERENCE OF FOLLOWING PROLANIS AND GLUCOSE LEVEL DECREASE OF DAIBETES MELLITUS PATIENTS AT BIHA HEALTH CENTER OF PESISIR BARAT REGENCY  Introduction: Diabetes is a disease signed by high blood glucose level that causes the damage of blood vessels, nerves, and other internal structures. The bad blood circulation through large blood vessel may hurt brain, heart and leg vein. The abnormal blood circulation in the small blood vessel may injure eyes, kidney, nerves, and skin, as well as delay wound recovery. On the hypertensive patients, diabetes mellitus may trigger stroke particularly thrombosis stroke. The objective of this study was the correlation between adherence of following Prolanis (Chronic Disease Management Program)and glucose level decrease of diabetes mellitus patients at Biha Health Center of Pesisir Barat Regency in 2019.  Method: This study was quantitative. The research design used cross sectional approach. The population of the study consisted of 46 registered diabetes mellitus patients at Biha Health Center of Pesisir Barat Regency since January to March 2019. The sampling technique was total population. The data analysis was through chi square. Result: It is known that there were 25 respondents (54.3%) were not discipline to follow Prolanis Program at Biha Health Center of Pesisir Barat Regency. There were31 respondents (67.4%) had abnormal blood glucose level. Conclusion: Based on the statistical analysis, the p value was 0.021 or the p value < 0.05 which indicated the correlation between adherence of following Prolanis and glucose level decrease of diabetes mellitus patients at Biha Health Center of Pesisir Barat Regency in 2019. The health practitioners are suggested to actively give counseling to the patients about the importance of managing chronic disease at Prolanis.  Keywords         : Adherence, Prolanis, Blood Glucose  INTISARI : HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MENGIKUTI PROGRAM PROLANIS TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI UPT PUSKESMAS BIHA KABUPATEN PESISIR BARAT Pendahuluan : Diabates merupakan kadar gula darah yang tinggi sehingga menyebabkan rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur interna lainya. Sirkulasi darah yang buruk melalui pembuluh darah besar bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki, sedangkan pembuluh darah kecil bisa melukai mata, ginjal, saraf, dan kulit, serta memperlambat penyembuhan luka, sedangkan penyakit hipertensi pada diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik maka sangat berpotensi menyebabkan sakit lainnya salah satu yang paling banyak terjadi adalah penyakit stroke, khususnya tipe penyakit stroke thrombolik. Tujuan penelitian Diketahui hubungan tingkat kepatuhan mengikuti program prolanis terhadap penurunan kadar gula dalam darah pada pasien diabetes melitus Di UPT Puskesmas Biha Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019. Metode : Jenis penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Melitus yang ada Di UPT Puskesmas BIHA Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019 yang terhitung sejak Januari – Maret yang berjumlah 46 orang, Sehingga sampel minimum yang didapatkan berjumlah 46 responden. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah total populasi. Analisa data yang digunakan menggunakan uji chi-square. Hasil : Diketahui bahwa Di UPT Puskesmas Biha Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019, sebagian besar responden tidak patuh berjumlah 25 responden (54,3%), sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah yang tidak normal berjumlah 31 responden (67,4%). Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui p-value 0,021 atau p-value < 0,05 yang artiya terdapat hubungan antara Tingkat Kepatuhan Mengikuti Program Prolanis Terhadap Penurunan Kadar Gula Dalam Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di UPT Puskesmas Biha Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019. Diharapkan selalu aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan khususnya tentang pentingnya pengetahuan tentang peyakit yang dialami pasien dalam program prolanis. Kata Kunci       : Kepatuhan Prolanis Kadar Gula


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


2020 ◽  
pp. 105477382098316
Author(s):  
Nisreen Al Battashi ◽  
Omar Al Omari ◽  
Murad Sawalha ◽  
Safiya Al Maktoumi ◽  
Ahmed Alsuleitini ◽  
...  

The rapid increase in the number of smartphone users has raised concern about the negative psychosocial and physical effects of this use. A descriptive cross-sectional design was conducted to investigate the relationship between smartphone use, anxiety and insomnia among university students. A convenience sample of 404 students from one public university completed questionnaires with items from the Smartphone Addiction Scale, the Depression Anxiety Stress Scale and the Insomnia Severity Index, with some demographic data. High smartphone addition scale score was significantly associated with higher anxiety and stress scores of the Depression Anxiety Stress scale, and higher insomnia severity index score. The findings support the importance of an intervention program to promote appropriate use of smartphones and to improve sleep and psychological symptoms such as stress and anxiety among university students.


MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document