Perancangan Sistem Informasi “DIAMONS” (Diabetes Monitoring System) Berbasis Internet of Things (IoT)

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 39-51
Author(s):  
Endang Sri Rahayu ◽  
Nurul Amalia

Diabetes merupakan penyakit “silent killer” yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darahdan kegagalan sekresi insulin. World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 menyatakanbahwa diabetes menduduki urutan ke-6 sebagai penyakit mematikan di Indonesia. Sehingga upayapencegahan dan penanganan diabetes perlu mendapat perhatian yang serius. Internet of Things (IoT)dapat dijadikan sarana penunjang dalam penanganan penyakit diabetes. Inovasi ini memungkinkanperangkat perawatan kesehatan terhubung dengan jaringan internet, sehingga data pasien dapatdiperbaharui dan diakses secara real-time. Selain mempermudah akses, penggunaan IoT juga akanmemberikan nilai tambah pada efisiensi biaya pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untukmerancang software sistem monitoring gula darah berbasis web yang terintegrasi dengan IoT,sehingga pasien dapat melakukan pemeriksaan, konsultasi dengan dokter dan melihat data rekammedis dari jarak jauh. Data hasil pemeriksaan akan disimpan didalam cloud dan ditampilkan secaraonline. Penelitian ini menggunakan Node MCU ESP8266 sebagai mikrokontroller yang telahdilengkapi dengan modul WiFi, Thingspeak sebagai cloud, aplikasi online dengan “Diamons” sebagaidashboard yang mampu menampilkan presentasi data grafis, dibangun dengan bahasa HypertextPreprocessor (PHP) sebagai bahasa pemogramannya. Penelitian ini akan melibatkan pihak medisdalam pengambilan keputusan. Umpan balik yang diberikan kepada pasien berupa anjuran sepertiresep obat, pola makan, dan kegiatan fisik yang harus dilakukan oleh pasien.

2021 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
Gehanath Baral

World Health Organization has recommended Robson Classification from baseline obstetric characters to assess, monitor and compare Cesarean Section rates by the quantity analysis. Incorporation of real time labor related factors requires quality audit for both maternal and perinatal outcome.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Regi Cahaya Ginting ◽  
Ishak Ishak ◽  
Suardi Yakub

Wabah penyakit corona virus (COVID-19) telah dinyatakan darurat kesehatan masyarakat oleh World Health Organization (WHO) dan virusnya kini telah menyebar ke banyak negara dan wilayah. Banyak korban telah meninggal yang disebabkan COVID-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Penting bagi warga untuk mengambil tindakan pencegahan penularan lebih lanjut serta mengurangi dampak wabah dan mendukung program pemerintah menangani Virus Corona. Dimana salah satu program pemerintah dalam menangani virus ialah dengan menjalankan protokol kesehatan COVID-19. Adapun point penting dalam protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah yaitu menjaga jarak dan menjaga kebersihan tempat,seperti rumah,kantor,sekolah,dan lain-lain. Salah satu alat yang umum digunakan untuk membersikan tempat ialah Vacuum Cleaner atau penyedot debu,namun vacuum cleaner saat ini masih dijalankan dengan manual oleh manusia,agar protokol kesehatan dapat berjalan dengan menjaga jarak dan menjaga kebersihan,maka diperlukan sebuat sistem yang dapat melakukan pembersihan secara otomatis sesuai jadwal yang ditentukan,agar tempat tetap terjaga kebersihanya, salah satu cara yang dapat diterapkan adalah membuat robot line follower untuk vacuum cleaner yang akan berjalan otomatis dengan bantuan motor DC, yang akan membersihkan debu dan kotoran tepat waktu dan terjadwal dengan menggunakan Teknik Counter, Real Time Clock, dan microcontroler Arduino.


Blood ◽  
2010 ◽  
Vol 116 (22) ◽  
pp. e111-e117 ◽  
Author(s):  
Helen E. White ◽  
Paul Matejtschuk ◽  
Peter Rigsby ◽  
Jean Gabert ◽  
Feng Lin ◽  
...  

Serial quantitation of BCR-ABL mRNA levels is an important indicator of therapeutic response for patients with chronic myelogenous leukemia and Philadelphia chromosome–positive acute lymphoblastic leukemia, but there is substantial variation in the real-time quantitative polymerase chain reaction methodologies used by different testing laboratories. To help improve the comparability of results between centers we sought to develop accredited reference reagents that are directly linked to the BCR-ABL international scale. After assessment of candidate cell lines, a reference material panel comprising 4 different dilution levels of freeze-dried preparations of K562 cells diluted in HL60 cells was prepared. After performance evaluation, the materials were assigned fixed percent BCR-ABL/control gene values according to the International Scale. A recommendation that the 4 materials be established as the first World Health Organization International Genetic Reference Panel for quantitation of BCR-ABL translocation by real-time quantitative polymerase chain reaction was approved by the Expert Committee on Biological Standardization of the World Health Organization in November 2009. We consider that the development of these reagents is a significant milestone in the standardization of this clinically important test, but because they are a limited resource we suggest that their availability is restricted to manufacturers of secondary reference materials.


2018 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 239
Author(s):  
SaurabhRamBihariLal Shrivastava ◽  
PrateekSaurabh Shrivastava ◽  
Jegadeesh Ramasamy

2017 ◽  
Vol 55 (5) ◽  
pp. 1478-1487 ◽  
Author(s):  
Jeffrey J. Germer ◽  
Irina Ankoudinova ◽  
Yevgeniy S. Belousov ◽  
Walt Mahoney ◽  
Chen Dong ◽  
...  

ABSTRACT Hepatitis E virus (HEV) has emerged as a cause of chronic hepatitis among immunocompromised patients. Molecular assays have become important tools for the diagnosis and management of these chronically infected patients. A real-time reverse transcription-quantitative PCR (RT-qPCR) assay utilizing Pleiades probe chemistry and an RNA internal control for the simultaneous detection and quantification of HEV RNA in human serum was developed based on an adaptation of a previously described and broadly reactive primer set targeting the overlapping open reading frame 2/3 (ORF2/3) nucleotide sequence of HEV. A chimeric bovine viral diarrhea virus construct containing an HEV RNA insert (SynTura HEV) was developed, value assigned with the first World Health Organization (WHO) international standard for HEV RNA (code 6329/10), and used to prepare working assay calibrators and controls, which supported an assay quantification range of 100 to 5,000,000 IU/ml. The analytical sensitivity (95% detection rate) of this assay was 25.2 IU/ml (95% confidence interval [CI], 19.2 to 44.1 IU/ml). The assay successfully amplified 16 different HEV sequences with significant nucleotide mismatching in primer/probe binding regions, while evaluation of a WHO international reference panel for HEV genotypes (code 8578/13) showed viral load results falling within the result ranges generated by WHO collaborative study participants for all panel members (genotypes 1 to 4). Broadly reactive RT-qPCR primers targeting HEV ORF2/3 were successfully adapted for use in an assay based on Pleiades probe chemistry. The availability of secondary standards calibrated to the WHO HEV international standard can improve the standardization and performance of assays for the detection and quantification of HEV RNA.


Author(s):  
JUSAK JUSAK ◽  
BRAMASTA AGNANDA SETIAWAN ◽  
SONY SOLEHUDIN ◽  
IRA PUSPASARI

ABSTRAKData World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 37% dari seluruh penyebab kematian adalah penyakit yang berhubungan dengan jantung. Kehadiran teknologi dan pemanfaatan Internet of Things (IoT) diharapkan dapat membantu mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung tersebut. Pada penelitian ini, pengukuran dan pengamatan sinyal jantung melalui tele-auskultasi sinyal elektrokardiogram (EKG) dilakukan. Untuk mengamankan sinyal EKG dalam proses transmisi melalui jaringan Internet digunakan metode anonimasi sinyal berbasis algoritma Jusak-Seedahmed. Hasil pengujian menunjukkkan bahwa algoritma Jusak-Seedahmed dapat melakukan proses anonimasi dan proses rekonstruksi sinyal dengan baik. Pengujian korelasi silang antara sinyal hasil rekonstruksi dan sinyal EKG asli sebelum anonimasi menghasilkan korelasi sebesar 1 pada lag=0. Sinyal EKG hasil rekonstruksi ditampilkan dalam aplikasi mobile untuk memudahkan analisis oleh dokter.Kata kunci: elektrokardiogram, keamanan, anonimasi, IoT, FFT ABSTRACTBased on the latest data released by the World Health Organization in 2014, deaths caused by cardiovascular disease in 2012 have reached 37% of the total number of non-communicable diseases deaths in Indonesia. Therefore, it is expected that the applications of the Internet of Things (IoT) might be used to reduce the risk of death due to the heart related problems. In this research, a tele-auscultation technique for measuring and monitoring electrocardiogram (ECG) signal was built. To secure transmission of the ECG signal over the Internet, we implemented a recently proposed Jusak-Seedahmed algorithm. Our examinations showed that the algorithm performed the anonymization and reconstruction processes well. Crosscorrelation analysis showed that correlation between the reconstructed and the original ECG signal at lag=0 was 1. Furthermore, a mobile-based application had been built to display the reconstructed ECG signal for further analysis.Keywords: electrocardiogram, security, anonimization, IoT, FFT


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document