scholarly journals ANALISIS RASIO KEUANGAN APBD PROVINSI DKI JAKARTA

Author(s):  
Krisnaldy Krisnaldy ◽  
Mira Deliana

ABSTRAKPenelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis rasio keuangan pada APBD Provinsi DKI Jakarta dalam mengelola keuangan daerah.Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan metode pengumpulan data yaitu studi pustaka, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Jenis data yang digunakan adalah berupa laporan pertanggungjawaban keuangan daerah (APBD) tahun anggaran 2014-2015. Sedangkan analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa rasio kemandirian, rasio efektifitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah, rasio aktifitas, DSCR( Debt Service Coverage Ratio ) dan rasio pertumbuhan.Hasil perhitungan rasio kemandirian Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2014-2015 menunjukkan bahwa kemandirian keuangan daerah Provinsi DKI Jakarta sepenuhnya dapat dikatakan mandiri dalam mencukupi kebutuhan akan daerah.Untuk rasio pertumbuhan APBD pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta rata-rata sudah menunjukkan pertumbuhan yang positif walaupun kadang terjadi penurunan pada pendapatan. Dengan begitu kinerja Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dapat dikatakan berhasil karena mampu mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang dicapai dalam periode tahun 2006-2007.  Penulis menyarankan agar Provinsi DKI Jakarta menjalankan Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pekembangan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat luas dimasa yang akan datang.Kata Kunci : Rasio Keuangan, Efektivitas dan Pertumbuhan     

2021 ◽  
Vol 2 (8) ◽  
pp. 1320-1329
Author(s):  
Nita Hasnita

Undang-Undang No. 17 tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai. Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu sistem yang dapat menyediakan data dan informasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja dimana harus berorientasi pada kepentingan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya. Sehubungan dengan hal tersebut, pengelolaan anggaran daerah Pemerintah Kota Kendari tidak dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yang diajukan dan bukan berdasarkan pada pertimbangan output yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki. Penelitian ini adalah penelitian berbentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kemandirian keuangan daerah setelah penerapan anggaran berbasis kinerja pada Pemerintah Kota Kendari ditinjau dari analisis rasio keuangan pada APBD. Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan Pemerintah Kota Kendari pada tahun 2009-2013 ditinjau dari: a) Rasio Kemandirian keuangan daerah masih  tergolong pada pola hubungan instruktif. b) Rasio Efektivitas dan Efisiensi menunjukkan kinerja Pemerintah Kota Kendari dalam merealisasikan PAD tergolong belum efektif dan tergolong efisien. c) Rasio Keserasian menunjukkan sebagian besar dana yang dimiliki Pemerintah Kota Kendari masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja rutin sehigga belanja pembangunan masih sangat rendah. d) Debt Service Coverage Ratio menunjukkan bahwa nilai kemampuan keuangannya layak untuk mengadakan pinjaman karena pemerintah daerah tersebut masih memiliki kemampuan yang cukup dalam mengembalikan pinjaman. e) Rasio Pertumbuhan yang telah dicapai dari periode ke periode masih bersifat fluktuatif.


2013 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Sri Andriani

<p>This research is to measure the service has been conducted by the government of Batu City using two data analysis, are monetary performance ratio and value for money. The performance of Batu government measured using value for money classified into three those are: economy, efficienty, and effectiveness. The performance of Batu government in economy based on how to realize the fund, the performance of Batu government in efficienty based on the reality of credit (the  outcome) of fund is higher than the debet (income) and based on the effectiveness because realization of revenue greater than budget revenue. The performance of Batu government measured using monetary performance ratio classified into five: effetiveness, efficiency, independence, activity and Debt Service Coverage Ratio (DSCR). The performance of Batu government is less effective in realizing the income, however the goverment is efficient enough,  thought it has been inreasing in 2009. Batu government has been independence, because it could decrease and keep in depending toward external side (exspecially toward central and province government), Batu government measured using activity ratio, most of the fund is given  to local apparatus needs, so the expense of public service toward local expense fund is relatively small, and based on DSCR Batu government is good.</p> <p> </p> <p> </p>


2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 371-382
Author(s):  
Irwan Hermawan ◽  
◽  
Bonar M. Sinaga ◽  
Trias Andati ◽  
◽  
...  

2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 24-37
Author(s):  
Yunus Harjito ◽  
Yunia Ike Lestari ◽  
Faiz Rahman Siddiq

This study aims to analyze the capital expenditure allocation of district and municipal as seen from local financial performance indicators. The data in this study is secondary data obtained from regional financial reports that have been audited by BPK RI. The variables that are expected to influence the allocation of capital expenditure in this study are the Regional Financial Independence, locally-generated revenue Effectiveness, Financial Efficiency, Debt Service Coverage Ratio, and Harmony of Expenditure. The sample in this study using districts and cities in East Java Province and selected based on purposive sampling method with five years observation period and using data analysis method used is multiple linear regression. The results showed that there are three influential variables: Regional Financial Independence, Local Financial Efficiency, and Harmony of Expenditure, while the other two variables namely locally-generated revenue Effectiveness and Debt Service Coverage Ratio have no effect on capital expenditure allocation.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 382-389
Author(s):  
Lina Ayu Candra ◽  
Muhammad Firdaus ◽  
Nanda Widaninggar

This study aims to analyze the financial performance of JemberRegency Government in terms of the Regional Financial Self-Sufficiency Ratio, the Effectiveness Ratio of Local Own Revenue and Efficiency Ratio of Local Own Income and the Debt Service Coverage Ratio (DSCR) during 2014-2018. This type of research was quantitative descriptive of the Regional Government Financial Statements (LKPD) of the Jember Regency Government. The data collection techniques used were documentation, interviews, and literature study. Quantitative data analysis was used to calculate the amount of Self-SufficiencyRatio, Effectiveness and Efficiency Ratio, and Debt Service Coverage Ratio. The results showed that: (1) the Ratio of Self-Sufficiency of the Jember Regency Government as measured by Local Own Income (PAD)reached an average of 23% for each year. This condition shows that the Self-Sufficiencyofthe Jember Regency Government wasnot as expected. (2) The effectiveness ratio of PAD collection by the Government of Kabupaten Jember reaches an average of 94%. This condition indicates thatthe PAD collection has been effective. Meanwhile, the efficiency ratio of PAD collection reaches an average of 38% per year. This condition shows that the cost of collecting local revenue tends to be efficient because the efficiency ratio was less than 100%. (3) Debt Service Coverage Ratio (DSCR) in 2014 to 2018 shows that local governments were not eligible to make loans because the DSCR value was less than 2.5. Keywords:Debt Service Coverage Ratio, EffectivenessRatio, Self-SufficiencyRatio


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Ifrita Indah Sari ◽  
Imawati Yousida

Abstract: The purpose of this study was to find out the regional financial performance of the Tanah Bumbu district government in 2015 - 2017. This research is a case study study with data collection using documentation techniques and data used are secondary data in the form of Regional Revenue and Expenditure Budget Realization in Tanah Bumbu Regency 2015 - 2017. Furthermore, this data is analyzed using financial ratios, namely the degree of decentralization, regional dependency ratio, regional financial independence ratio, effectiveness ratio of regional original income, efficiency ratio of local original revenue, growth ratio, harmony ratio and Debt service coverage ratio (DSCR) . The results of the study indicate that in general the financial performance of the Tanah Bumbu District Government is good. This shows that the average decentralization degree is low, the regional dependency ratio is very high, the regional independence ratio is still low, the ratio of effectiveness of local revenue is effective, the efficiency ratio of local original revenue is efficient, the ratio of growth to funding allocation is good. operating expenses rather than capital expenditure. Debt service coverage ratio (DSCR) is good. Keywords: Financial performance, financial ratio Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan daerah pemerintah daerah kabupaten Tanah Bumbu tahun 2015 - 2017. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan data yang digunakan adalah data sekunder berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2015 - 2017. Selanjutnya data ini dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan yaitu derajat desentralisasi, rasio ketergantungan daerah,rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas pendapatan asli daerah, rasio efisiensi pendapatan asli  daerah,  rasio pertumbuhan, rasio keserasian dan Debt service coverage ratio (DSCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu baik. Hal ini menunjukkan dengan rata-rata derajat desentralisasi rendah, rasio ketergantungan daerah sangat tinggi, rasio kemandirian daerah masih rendah, rasio efektivitas pendapatan asli daerah sudah efektif,  rasio efisiensi pendapatan asli  daerah  efisien,rasio pertumbuhan pendapatan baik , rasio keserasian terhadap alokasi dana lebih mendominasi belanja operasi dari pada belanja modal. Debt service coverage ratio (DSCR) baik


2021 ◽  
Vol 2021 (1) ◽  
pp. 264-273
Author(s):  
Annisa Ayu Lestari ◽  
Dwi Endah Kusrini

Sebuah perusahaan tentunya ingin menghindari kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan kebangkrutan, salah satu kondisi yang dapat menempatkan perusahaan dalam bahaya kebangkrutan adalah financial distress. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan financial distress dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan ritel. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan subsektor ritel pada periode 2015 hingga 2019 menggunakan metode regresi data panel. Variabel prediktor yaitu current ratio (CR), net profit margin (NPM), total assets turnover (TATO) dan price to book value (PBV). Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur financial distress adalah debt service coverage ratio (DSCR). Hasil analisis menunjukkan perusahaan pada sektor barang konsumen non-primer dibandingkan primer lebih banyak yang mengalami financial distress. NPM berpengaruh signifikan terhadap DSCR, sedangkan CR, TATO dan PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap DSCR. Koefisien determinasi dari model terpilih sebesar 83,90%. Kata kunci: Financial Distress, Regresi Data Panel, Ritel


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document