PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI USAHA BATIK TULIS
Pada tahun 2016, penulis berhasil memperoleh dan menjalankan hibah dikti melalui skema IbM(Ipteks bagi Masyarakat) tersebut. Dikarenakan salah satu syarat khalayak sasaran program iniadalah kelompok, maka program IbM dilakukan pada Kelompok perempuan perajin batik tulisCanting Merapi dan Serat Merapi yang berdiri tahun 2013, melalui program PeningkatanKecakapan Hidup (PKH) Berorientasi Pemberdayaan Perempuan yang diselenggarkan oleh PusatStudi Gender Universitas Islam Indonesia (UII) berkerjasama dengan Direktorat Penelitian danPengabdian Masyarakat (DPPM)Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Alasanpemilihan kelompok tersebut adalah untuk keberlanjutan dan juga karena kelompok tersebut sangatpotensial untuk berkembang sebab memiliki corak motif yang khas dengan mengangkat gambaranflora dan fauna yang hanya tumbuh di lereng merapi. Selain itu batik yang dihasilkan juga ramahlingkungan (environmental friendly) karena tidak menggunakan pewarna sintetis tetapimenggunakan pewarna alam.Oleh karena itu, tulisan ini akan menceritakan pengalaman dalam menjalankan programpemberdayaan perempuan yang telah dilakukan baik metode maupun aspek masalah prioritas yangakan diselesaikan. Adapun metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pemberdayaanmasyarakat (Participatory rural appraisal). Sedangkan dua masalah prioritas yang akandiselesaikan adalah pada aspek produksi dan manajemen. Aspek produksi berkaitan dengan bahanbaku, desain motif, dan peralatan produksi. Aspek manajemen berkaitan dengan modal usaha,pengelolaan keuangan, penjualan, pemasaran dan keterampilan SDM.