scholarly journals BUDIDAYA DAN PEMASARAN PRODUK BUNGA TELANG DI MEDOKAN AYU RUNGKUT SURABAYA

SenSaSi ◽  
2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 60-67
Author(s):  
Erna Sulistyowati ◽  
Rida Perwita Sari ◽  
Budi Santoso ◽  
Faluthia Fitri PN ◽  
Gusti Yunitasari ◽  
...  

Covid-19 di Indonesia berdampak pada sektor Kesehatan dan sektor ekonomi. Surabaya yang merupakan salah satu kota perdagangan industri juga terkena imbas secara ekonomi. Peningkatan pengangguran juga terjadi di Kota Surabaya, termasuk warga di Medokan Ayu Rungkut Surabaya. Oleh karena itu, strata ekonomi menengah ke bawah perlu menjadi fokus upaya pembangunan untuk pemberdayaan ekonomi. Banyaknya lahan kosong menjadi fokus kebangkitan ekonomi dengan merintis desa wisata baru sebagai respon masyarakat produktif Medokan Ayu yang terdampak Covid 19 dalam rangka membangun ekonomi mandiri. Bantuan dari segala aspek untuk mendorong peningkatan kemampuan ekonomi keluarga di tengah pandemi COVID-19, salah satunya melalui konsep budidaya bunga telang (clitoria ternatea) yang akan dikelola oleh masyarakat di lingkungan sekitar. Permasalahan yang ada di kelurahan Medokan Ayu, maka kegiatan PIKAT ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1) Meningkatkan pengetahuan mitra dalam hal peralatan, teknik budidaya, pengadaan bibit dan aspek manajerial, 2) Meningkatkan pengetahuan mitra dalam pemasaran produk bunga telang, 3) Meningkatkan pengetahuan mitra dalam pengelolaan bisnis dan keuangan. Metode pelaksanaannya adalah dengan: ceramah, tanya jawab, demonstrasi, praktik/latihan dan diskusi dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal, Participatory Technology Development, Community Development, Persuasive dan Education.Target luaran yang dihasilkan dari kegiatan PIKAT ini adalah: 1) Peningkatan pengetahuan teknik budidaya bunga telang dan aspek manajerial, 2) Peningkatan pengetahuan dalam pemasaran produk, 3) Peningkatan pengetahuan dalam pengelolaan bisnis dan keuangan, 4) Terbentuknya UKM khusus bunga telang, 5) Video tutorial budidaya bunga telang, 6) Pemasaran produk melalui media digital online, 7) Pembukuan sederhana untuk UMKM, 8) Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 145-155
Author(s):  
Mohammad Dullah Zulifatul Zuhriyah ◽  
Zaenullah ◽  
Rachma Y

AbstractEmbroidered craft in Indonesia is believed to be carried by many traders from China and India who carry out lots of buying and selling transactions in Indonesia, that's when these traders began to introduce embroidery crafts and their techniques. One of the leading industrial sectors is handmade products in the form of embroidery craft where initially in Probolinggo there was a center for embroidery industry but after the monetary crisis occurred in Indonesia since 1998 many craftsmen could not survive due to the high raw materials and the lack of buyers and the inability of craftsmen to reach other markets, leaving only a few that still exist today. This Community Service Activity Partner is Rizza Bordir. To achieve this goal, theCommunity Service activities are carried out using the Participatory Rural Appraisal Model (PRA), Community Development Model, through Persuasive and Educational Approaches. The results of this activity concluded that: Solving financial problems experienced by partners is to make software software, 2) Creation of new markets through online media in the form of Websites, Youtube, and Social Media is done by re-uploading files and images on IG, Facebook, Update Youtube Appearance and Start looking for Subsribe by promoting it through WA groups and Facebook, and Giving Hastage #RizzabordirProbolinggo so that the media will start to know Rizza Embroidery and can be read by Google.com and 3) That the help of tools in the form of Machines and E-commerce is expected to be maximized by Partners to be able to develop their business and increase turnover.Keywords: Rizza Embroidery, Handmade, E-Commerce


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 66-74
Author(s):  
Heriansah Heriansah ◽  
Fathuddin Fathuddin ◽  
Hartati Tamti ◽  
Yeni Savitri A. Lawi ◽  
Arnold Kabangnga ◽  
...  

Tujuan pengabdian Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini adalah mem-berdayakan masyarakat agar memiliki kapasitas yang dapat menjadi bagian dari pengelolaan pulau wisata Camba-cambang. KKN-PPM ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan pemberdayaan adalah participatory rural appraisal, participatory tecnology development, dan community development dengan metode pelatihan, demonstrasi plot, dan pendampingan. Program kerja yang dilaksanakan disebut Catur Program Kerja, yaitu : (1) Pengembangan fish apartment sebagai potensi spot wisata, (2) Diversifikasi olahan hasil perikanan dan desain kemasan, (3) Penanganan sampah plastik, dan (4) Budidaya sistem IMTA. Operasional kegiatan diawali dengan koordinasi dan aosialisasi, selanjutnya penyiapan administrasi kegiatan, pelaksanaan panca program kerja, serta monitoring dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pre test dan post test serta pengamatan dan penilaian kinerja. Program KKN-PPM di lingkar pulau wisata Camba-cambang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok sasaran yang terdiri dari nelayan dan pembudidaya, ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri, organisasi pemuda, siswa sekolah dan anak-anak putus sekolah. Kelompok sasaran telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam memanfaatkan potensi sumberdaya pulau, khususnya yang terkait dengan catur program kerja. Program pengabdiaan KKN-PPM ini juga dapat meningkatkan kompetensi teknis mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 202-214
Author(s):  
Edi Faizal ◽  
Totok Suprawoto ◽  
Nany Noor Kurniyati ◽  
Sri Setyowati

Mitra pengabdian PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra) ini adalah Tempuran Banyu Kencono dan Kebun Gizi Mandiri yang berlokasi di Desa Pleret Kabupaten Bantul. Mitra 1 merupakan kawasan wisata ditepian sungai (tempuran) dua buah kali (Opak dan Gajah Wong). Sedangkan Mitra 2 merupakan kelompok penggerak PKK sadar gizi. Tujuan kegiatan tahun pertama adalah mengatasi permasalahan kedua mitra yang meliputi Aspek manajemen, promosi, SDM, teknik budidaya dan irisgasi, penanganan pasca panen dan diversifikasi tanaman. Metode pelaksaan melalui pendekatan model participatory rural appraisal, participatory tecnology development, community development, persuasif dan edukatif. Capaian hasil tahun pertama antara lain, (1) terbentuk tim pengelola dan dresscode, (2) tersusun siteplan, (3) tersedia fasilitas playground, (4) tersedia fasilitas budidaya, (5) tersedia fasilitas wisata air dan spot foto, (6) terselenggara event rutin dan insidental, (7) tersedia fasilitas sekretariat, tempat ibadah dan tempat istirahat (gazebo), serta (8) publikasi media cetak dan elektronik (web dan media sosial).


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-14
Author(s):  
Apriza Apriza ◽  
Erlinawati Erlinawati

Desa Pulau merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Permasalahan yang ditemukan di Desa tersebut adalah; penghasilan kelompok wirid RT02 RW 04 masih rendah, pengetahuan anggota Wirid RT02 RW 04 tentang pengolahan ubi ungu menjadi produk makanan yang bergizi masih rendah atau belum ada, diversifikasi dan pemasaran produk makanan belum ada, P IRT belum ada. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengembangkan olahan ubi ungu menjadi produk olahan makanan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat RT02 RW 04 Desa Pulau Bangkinang Seberang. Metode pengabdian yaitu model Community development, model Participatory Rural Appraisal (PRA), sosialisasi, dan metode pendampingan. Pengabdian pengolahan ubi ungu menjadi produk makanan keripik, donat dan bolu dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2019 s.d 30 Oktober 2019 di desa Pulau Bangkinang Seberang, diikuti oleh 6 orang yang tergabung kedalam kelompok wirid RT 02 dengan hasil ; 1) Antusias mitra terhadap sosialisasi serta pelatihan yang telah dilakukan dalam peningkatan produksi pengolahan ubi ungu berupa variasi produk baru hasil olahan ubi ungu yaitu; keripik ubi ungu, donat dan bolu sebesar 100 %, 2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mitra tentang pengolahan ubi ungu menjadi varian produk lain sebesar 90 %, 3) Mitra mampu membuat produk keripik ubi ungu, donat ubi ungu dan bolu ubi ungu sebesar 100%, 4) Meningkatnya pengetahuan cara packing dari produk dan cara untuk menjual ke masyarakat dengan menggunakan gadget sebesar 90 %. Kesimpulan pengabdian meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mitra tentang pengolahan ubi ungu menjadi varian produk lain.


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 116
Author(s):  
Muh Husein Baysha ◽  
Endah Resnandari Puji Astuti ◽  
Noor Akhmad

Desa Sepakek memiliki kawasan wisata yang belum dikelola secara maksimal. Kawasan wisata tersebut merupakan saluran irigasi yang mengalir sepanjang tahun yaitu saluran irigasi Jurang Sate. Pada tahun 2019 telah dikembangkan wahana mini rafting untuk menghidupkan kawasan wisata Jurang Sate. Sebagai kelanjutan dari usaha menghidupkan kawasan wisata Jurang Sate dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sepakek, pada tahun 2020 ini kelompok PPDM Universitas Pendidikan Mandalika mengembangkan Wisata Kuliner Deret Jurang Sate dengan tujuan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan ini. Kuliner deret Jurang Sate menghadirkan konsep kuliner yang ditata berderet dengan menarik dan menjual berbagai makanan tradisional maupun makanan khas Desa Sepakek oleh ibu-ibu dan pemuda dari Desa. Selain itu, hadir pula makanan khas Desa Sepakek berupa ikan asap air tawar yang diolah dengan menggunakan TTG pengasapan ikan air tawar (PETA). Metode pelaksanaan kegiatan yaitu dengan metode community development yaitu pendekatan dalam kegiatan pengembangan masyarakat dimana masyarakat diarahkan untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih baik serta metode Participatory Technology Development yaitu pengembangan teknologi tepat guna yang berbasiskan pada ilmu pengetahuan dan kearifan budaya lokal, dalam hal ini akan dikembangkan teknologi tepat guna alat pengasapan ikan dengan tong bekas. Langkah pelaksanaannya yaitu Problem posing (pemaparan masalah), problem analysis (analisis masalah), penentuan tujuan (aims) dan sasaran (obyectives), actions plans (perencanaan tindakan), tahap pelaksanaan kegiatan dan tahap evaluasi. Melalui kegiatan ini diharapkan pariwisata di Desa Sepakek dapat berkembang sehingga perekonomian dan kesejahtaraan masyarakat dapat meningkat. Hasil kegiatan PPDM ini yaitu tertatanya kawasan Wisata Jurang Sate dan mulai beroperasinya Kuliner Deret Jurang Sate.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 287-292
Author(s):  
Zidni Ilman Navia ◽  
Sandri Maulizar ◽  
Ramaidani Ramaidani ◽  
Milfa Aini ◽  
Sri Rahayuni ◽  
...  

Paya Udang merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Seruway kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Aceh. Karena kurangnya pemahaman terkait manajemen kelompok masyarakat dalam penglolaan budidaya ikan air tawar di desa Paya Udang maka perlu dilakukan pelatihan menajemen kelompok. Tujuan dari kegiatan pelatiahan ini adalah untuk membantu masyarakat desa Paya Udang dalam membentuk kelompok budidaya ikan air tawar di desa Paya Udang dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di desa Paya Udang pentingnya membentuk usaha dengan melibatkan kelompok. Kegiatan ini dilakukan di desa Paya Udang, Kecamtan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang dengan melibatkan 20 orang peserta. Metode yang digunakan berupa pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Community development. Hasil dalam kegiatan pelatihan ini adalah terbentuknya kelompok budidaya ikan nila di desa Paya Udang Kecamatan Seruwai Kabupaten Aceh Tamiang yang dikoordinir langsung oleh ketua BUMK desa.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 140
Author(s):  
Winarto Ramlan ◽  
Ramadhani Chaniago ◽  
Yusuf Ayuba

Desa Saluan adalah desa yang sebagian masyarakatnya mengolah air nira menjadi gula merah. Pembuatan gula merah ini sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan pengolahannya cukup sederhana serta bahan baku untuk pembuatan gula merah cukup banyak tersedia disekitar lingkungan masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini agar kelompok mitra dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan Teknologi Tepat Guna serta dapat memanfaatkan Teknologi dalam pemasaran produk. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini dengan pendekatan Metode Participatory Rural Appraisal (PRA), Metode Participatory Tecnology Development Metode Community development. Produk olahan masih dalam bentuk gula cetak menggunakan tempurung kelapa setengah lingkaran, belum ada olahan bentuk lain seperti bentuk gula semut. Pengemasan produk gula merah hanya dibungkus plastik gula tipis. Penjualan produk dilakukan dengan menawarkan langsung ke pasar, belum memanfaatkan aplikasi media sosial. Hasil kegiatan berhasil memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang budidaya pohon aren, diversifikasi produk olahan dan penggunaan handpone sebagai sarana dalam mempromosikan produk gula merah.


1995 ◽  
Vol 32 (5-6) ◽  
pp. 145-151
Author(s):  
D. B. Versfeld

South Africa has hundreds of thousands of hectares of heavily populated and badly degraded landscapes. Past attempts at land management have been either through avoidance or the top-down imposition of “betterment” schemes. Participatory methods offer a new opportunity for communities living within these catchments to share their knowledge and to become involved in planning and implementing the management process. This paper discusses the use of Participatory Rural Appraisal (PRA) in a catchment rehabilitation programme in rural KwaZulu/Natal, the lessons learnt and the prospects for wider application.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 39-47
Author(s):  
Sultan Bagus Firmansyah

For good or ill, earlier fare of rural enhancement budget for the RPJMN (or National Medium Term Development Plan) 2020-2024 asks both reviving 10.000 left-behind villages and 5.000 suburbs, its enlargement schemed for 9.9% growth. Quintessentially, Indonesia has set 72 trillion rupiahs to be allocated over 74.961 rustics but, recent fact uncovers its noticeable intransparency. Driven by foregoing issue, this research led the initiative problem-solving reshapes countryside APBDes onto more transparent; later, the method named Endogenous Praxis, shall become a notion integrates rural internal element e.g. commoners, learners, neighborhoods, and hamlets. In total, seventy-two-trillion divided 74.961 suburbs equal ±960.499.459 rupiahs/ each. Amidst plenty amount finance, wider unequivocal symbiotic amongst internal element and urban village head must forthright, it would via open-colloquium-assembly through PRA or Participatory Rural Appraisal, criticizing: (i). RPJMDes, (ii). RKPDes, and (iii). Terms in Regional Transfer and Village Funds/ TKDD, thus, backwoods’ amenities furtherance per annum might less from disarray.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document