scholarly journals The Effectiveness Of Maturation Stimulation Method On Fecundity And Egg Diameter Of Freshwater Lobster (Cherax quadricarinatus)

Author(s):  
Siti Komariyah ◽  
Teuku Fadlon Haser ◽  
Andika Putriningtias

Losbter air tawar (LAT) merupakan komoditas perikanan yang memiliki banyak keunggulan sehingga oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan LAT dijadikan komoditas budidaya andalan. Akibatnya permintaan benih LAT semakin meningkat, sementara secara alami LAT hanya memijah 2 kali per tahun. Salah satu upaya untuk meningkatkan performa reproduksi LAT yaitu pemilihan metode perangsangan maturasi yang tepat. Sehingga perlu diteliti tentang beberapa metode perangsangan maturasi induk LAT yang dapat meningkatkan performa reproduksi yaitu fekunditas dan diameter telur LAT. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap, dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah P1 (kontrol), P2 (ablasi tangkai mata), P3 (penambahan vitamin E pada pakan), dan P4 (penyuntikan hormon). Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan metode perangsangan maturasi yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap fekunditas dan diameter telur, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode maturasi yang berbeda hanya dapat mempercepat maturasi pada induk LAT dibanding perlakuan kontrol.

2019 ◽  
Vol 14 (4) ◽  
pp. 243
Author(s):  
Evi Tahapari ◽  
Jadmiko Darmawan ◽  
Adam Robisalmi ◽  
Priadi Setyawan

Penambahan vitamin E sintetis pada pakan induk sangat penting, karena vitamin E tidak dapat disintesis oleh ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan vitamin E dalam pakan terhadap kualitas reproduksi induk ikan nila. Penelitian dilakukan di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi selama tiga bulan. Pakan uji adalah pakan formulasi berkadar protein kasar 35,83%-36,13%; lemak kasar 8,17%-9,79%; BETN 43,10%-45,72%; dan serat kasar 1,98%-2,58% dengan penambahan vitamin E berbeda, yaitu: A) 0 (kontrol), B) 150, C) 225, dan D) 300 mg/kg pakan. Ikan uji berumur 6,5 bulan sebanyak 80 ekor betina dan 40 ekor jantan, dan setiap induk ikan betina diberi tanda (tagging). Wadah ikan uji adalah jaring hapa berukuran 3 m x 2 m x 1,25 m sebanyak empat buah yang ditempatkan di kolam tanah seluas 6.000 m2 dengan ketinggian air ± 1 m. Setiap jaring diisi 20 ekor induk betina dan 10 ekor induk jantan. Parameter yang diamati adalah: gonad somatik indeks, frekuensi pemijahan, fekunditas, diameter telur, derajat tetas telur, produksi larva, abnormalitas larva, dan gonad pada akhir percobaan. Sampling dilakukan setiap satu minggu sekali selama tiga bulan pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E 225 mg/kg pakan memberikan hasil terbaik, dapat meningkatkan produksi larva sebesar 78,55% dibanding dengan tanpa penambahan vitamin E (kontrol). Jumlah induk memijah sebesar 85% dengan jumlah frekuensi pemijahan terbanyak yaitu 28 kali dan total produksi larva tertinggi yaitu 37.927 ekor (produktivitas induk 2.231 larva/ekor) dan rataan fekunditas individu sebesar 1.886 ± 513 butir.The addition of synthetic vitamin E in broodstock feed is a necessity due to fish inability to synthesized vitamin E. Currently, there is limited information on vitamin E requirement to boost the reproductive performance of tilapia. The purpose of this study was to determine the effects of vitamin E in feed on the reproductive performance of tilapia broodstock. The study was conducted for three months at the Sukamandi Fish Breeding Research Center. The test feeds were formulated feeds with crude protein content of 35.83%-36.13%, crude fat 8.17%-9.79%, NFE 43.10%-45.72%, and crude fiber of 1.98%-2.58% with the addition of different vitamin E, namely: A) 0 (control), B) 150, C) 225, and D) 300 mg/kg of feed. The test fish were aged 6.5 months consisted of 80 females and 40 males, where each female was given a unique tagging code. The fish were reared in four hapa nets sized 3 m x 2 m x 1.25 m which were constructed in a pond of 6,000 m2 with a water level of ± 1 m. Each hapa net contained 20 female and ten male broodstocks. The parameters observed were: gonadal somatic index, spawning frequency, fecundity, egg diameter, hatching rate, larval production, larval abnormalities, and gonadal development at the end of the experiment. Sampling was done once a week during the three months of the experiment. The results showed that the addition of vitamin E 225 mg/kg of feed gave the best results. Larval production increased by 78.55% compared to without the addition of vitamin E (control). The percentage of spawning broodstock was 85% with the highest number of spawning frequencies of 28 times, the highest total larvae production of 37,927 larvae (broodstock productivity 2,231 larvae/fish), and the average individual fecundity of 1,886 ± 513 eggs.


2015 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 108
Author(s):  
Sukendi Sukendi ◽  
Thamrin Thamrin ◽  
Ridwan Manda Putra

A study on domestication and triggering gonadal maturation technique ofOsteochilus hasselti CV were conducted from March to May 2015. The study aimed to obtaina high quality brooder with good gonado somatic index and high quality eggs and sperm, inthat the fishes were treated with defference diets. Fish samples were kept in 1 x 1 x 1 mcages, with density of 20, 30 and 40 fishes/cage respectively. Fishes were fed on three typesof food namely dried Tubifex, shrimp pellet (without vitamin E addition) and shrimp pelletthat is enriched with vitamin E. The fishes was fed 10 % of total fish body weight/day. Itrevealed domestication can be conducted by keeping them in the cages that natural habitat.During the first week, fishes were not fed and in the following weeks they were provided withthe treated fed. The best result obtained in the fishes that are 20 fishes/cage and are feed withshrimp pellet that is enriched with vitamin E. During the research period (80 days), 20 fisheswere sampled in the 4th gonadal maturity level, their maturity indices was 14,7 %, fecundity360 eggs, egg diameter 0,936 mm and semen volume produced 0,575 ml. 


2014 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Harton Arfah ◽  
. Melati ◽  
Mia Setiawati

<p class="BasicParagraph" align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p class="BasicParagraph"> </p><p class="BasicParagraph">This research was conducted to examine the different dose of vitamin E in the diet on female broodstock reproduction performance of the fantail goldfish <em>Carassius auratus auratus</em>. This research consisted of four treatments with three replications. The use of vitamin E doses was 0, 125, 250, and 375 mg/kg. The vitamin E was dissolved in vegetable oil and mixed with albumen as a binder in feed. The vitamin E was sprayed at feed and was air dried. Female broodstock of the fantail goldfishes were reared for 40 days. The result showed that 375 mg/kg treatment performed the highest quality of reproduction. Egg diameter, gonadosomatic index, fecundity, and germinal vesicle breakdown of fish which are treated by 375 mg/kg vitamin E were respectively 0.92±0.05 mm, 8.86±4.62%, 56.00±29.18%, and 67.35±17.67% higher than control. Thus, 375 mg/kg of dietary vitamin E suplementating was a best dose to improve female broodstock productivity of the fantail goldfish</p><p class="BasicParagraph"> </p><p class="BasicParagraph">Keywords: female broodstock, fantail goldfish, vitamin E, reproduction quality</p><p class="BasicParagraph"> </p><p class="BasicParagraph"> </p><p class="BasicParagraph" align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class="BasicParagraph"> </p><p class="BasicParagraph">Penelitian dilakukan untuk menguji suplementasi vitamin E dengan dosis berbeda dicampur ke dalam pakan komersial terhadap produktivitas induk betina ikan komet <em>Carassius auratus auratus</em>. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan dengan tiga ulangan. Dosis vitamin E yang diberikan, yaitu 0, 125, 250, dan 375 mg/kg pakan. Vitamin E dilarutkan dalam minyak nabati dan dicampur dengan putih telur sebagai perekat pada pakan. Vitamin E disemprotkan ke pakan dan dikeringanginkan. Induk betina ikan komet pascasalin dengan bobot 72,78±19,47 g diberi perlakuan selama 40 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induk betina ikan komet yang diberi suplementasi vitamin E sebanyak 375 mg/kg dalam pakan memiliki diameter telur 0,92±0,05 mm, <em>gonadosomatic index</em> 8,86±4,62%, fekunditas 56,00±29,18 butir/g ikan, dan <em>germinal vesicle breakdown</em> 67,35±17,67% yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Dengan demikian, suplementasi vitamin E sebesar 375 mg/kg pada pakan adalah dosis terbaik dalam meningkatkan produktivitas induk betina ikan komet.</p><p class="BasicParagraph"> </p><p class="BasicParagraph">Kata kunci: induk betina, ikan komet, vitamin E, kualitas reproduksi</p><p> </p>


2004 ◽  
Vol 171 (4S) ◽  
pp. 295-295
Author(s):  
Fernando C. Delvecchio ◽  
Ricardo M. Brizuela ◽  
Karen J. Byer ◽  
W. Patrick Springhart ◽  
Saeed R. Khan ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document