scholarly journals Pertumbuhan dan hasil Kailan (Brassica oleracea var. Alboglabra) pada berbagai dosis pupuk kambing dan frekuensi pemupukan Nitrogen

2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 438-447
Author(s):  
Sahla Laksmita Fathin ◽  
Endang Dwi Purbajanti ◽  
Eny Fuskhah
Keyword(s):  

Pupuk kandang kambing merupakan pupuk organik yang befrungsi sebagai penyedia hara dan memperbaiki sifat fisik tanah, namun pupuk organik mengandung hara nitrogen yang sedikit sehingga perlu pemupukan nitrogen lanjutan. Pupuk urea dapat mencukupi kebutuhan unsur nitrogen kailan. Kekurangan pupuk urea yaitu bersifat mobil sehingga diperlukan frekuensi yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh berbagai dosis pupuk kandang kambing dan frekuensi pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kaillan (Brassica oleracea var. Alboglabra). Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial 4 x 3 dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 3 kelompok ulangan. Faktor pertama yaitu dosis pupuk kandang kambing (K) yaitu: K0: 0 ton/ha, K1: 10 ton/ha, K2: 20 ton/ha, K3: 30 ton/ha. Faktor kedua yaitu frekuensi pemupukan nitrogen (N) yaitu: N1: satu kali (2 MST), N2: dua kali (2, 3 MST), N3: tiga kali (2, 3, 4 MST). Hasil penelitian menunujkkan perlakuan dosis pupuk kandang kambing 30 ton/ha memberikan hasil terbaik terhadap produksi tanaman kailan. Frekuensi pemupukan nitrogen tiga dan dua kali memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah tajuk. Tidak ada pengaruh baik dosis pupuk kandang kambing dan frekuensi pemupukan nitrogen terhadap kadar ANR. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dosis pupuk kandang kambing 30 ton/ha dan frekuensi pemupukan nitrogen sebanyak dua kali, menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman kailan yang paling efektif.

Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
BM Silva ◽  
AP Oliveira ◽  
DM Pereira ◽  
C Sousa ◽  
RM Seabra ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12-17
Author(s):  
Srijana Pandey ◽  
Sapana Parajuli ◽  
Biplov Oli ◽  
Surya Dhungana

The research was conducted at Beltari Sandhikharka-10, Arghakhanchi district to study about the effect of various doses of boron on growth and yield attributing characters of cauliflower (Brassica oleracea var. botrytis) during off-season from February to June in 2020. Five treatments; B0 (control/no application), B1: 2kg/ha, B2: 4kg/ha, B3: 6kg/ha, B4: 8kg/ha which are the different doses of boron application were laid out in Randomized Complete Block Design (RCBD) with 4 replications. The growth parameters like plant height, number of leaves per plant leaf length and leaf breadth of largest leaf were recorded multiple times with 15 days interval. Days to curd initiation and Days from curd initiation to harvest were recorded by regular field observation. The yield parameters; curd weight with leaves, Marketable curd weight, average curd yield, incidence of hollowing were recorded during harvest. The economics from application of boron doses in cauliflower production was obtained in terms of cost of cultivation, gross returns, net returns, and benefit cost ratio. The result showed that the growth and yield attributing characters of cauliflower were significantly affected by application of boron in which the value of these parameters was found significantly higher in B1 followed by other treatments. The average curd yield of cauliflower in B1 was found to be 12.39 mt/ha which was 48.92% higher than that of B0 with curd yield 8.32 mt/ha. Similarly, the net return was found significantly the highest in B1 and the lowest in B0. The result showed that application of boron in the range of 2-4 kg/ha is preferred to control and higher doses in respect of both productivity and economics.


2018 ◽  
Vol 43 (1) ◽  
pp. 93-104 ◽  
Author(s):  
Andreas Ulbrich ◽  
Hannah Kahle ◽  
Philip Kramer ◽  
Margot Schulz

Author(s):  
Gomes Francisco Mateus Medina ◽  
Chaves Davi Belchior ◽  
Silva Clélia Brasil Soares da ◽  
Quarto Renato Cesar de Carvalho ◽  
Simplício Antônio Alisson Fernandes
Keyword(s):  

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Mario Febrianus Helan Sani ◽  
Setyowati Setyowati ◽  
Sri Kadaryati

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.


2010 ◽  
Vol 36 (8) ◽  
pp. 1280-1285 ◽  
Author(s):  
Jun LI ◽  
Li-Xia LUO ◽  
Zhuan WANG ◽  
Jun LI ◽  
Kun-Rong CHEN ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document