RESPUESTA DE VIOLETA AFRICANA (Saintpaulia ionantha H. Wendl.) A LA INOCULACIÓN CON RIZOBACTERIAS PROMOTORAS DEL CRECIMIENTO VEGETAL EN VIVERO

Author(s):  
L. Lara-Capistrán

La violeta africana (Saintpaulia ionantha H. Wendl.) es una especie ornamental de maceta muy apreciada en todo el mundo, cuya demanda genera altos ingresos. Sin embargo, el alza constante en el precio de insumos químicos exige la búsqueda de alternativas de manejo donde los costos de producción mantengan la competitividad local y global del cultivo. En dicho contexto, las rizobacterias promotoras del crecimiento vegetal (PGPR, plant growth-promoting rhizobacteria) son elegibles debido a los alcances sinérgicos y efectos benéficos que concurren en sus hospederas. En el presente trabajo se evaluó el efecto de Bacillus subtilis 1 y B. subtilis 2 (Bs1 y Bs2), aislados de papaya (Carica papaya) y albahaca (Ocimum basilicum) en Baja California Sur (México), respectivamente, sobre S. ionantha en vivero comercial, bajo las rutinarias condiciones de manipulación del productor. Se consideraron 9 tratamientos (Fertilizado [F]100%, F50%, F75%, Bs1, Bs2, Bs1+F50%, Bs2+F50%, Bs1´+F75% and Bs2+F75%), con 50 repeticiones, donde se estimaron número de hojas, área foliar, peso seco de hojas, raíz y pecíolos, número de botones florales así como las Unidades Formadores de Colonias (UFC). Los datos procesados con el software comercial STATISTICA (StatSoft Inc., Tulsa, OK) revelaron un incremento significativo en el área foliar de las plantas tratadas con Bs1+75%F (?47.63%) y Bs2+50%F (?37.15%) en relación con plantas fertilizadas al 100%. El mayor número de UFC lo presentó el tratamiento Bs2+50%F (8.91X105 g-1 de suelo rizosférico). Estos resultados demuestran la importancia de incorporar PGPR en estos sistemas de producción, por el ahorro y disminución en la aplicación de fertilizantes inorgánicos.

2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Praptiningsih Gamawati Adinurani ◽  
Sri Rahayu ◽  
Nurul Fima Zahroh

Mikroba Bacillus subtilis merupakan agen pengendali hayati mempunyai kelebihan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu dapat berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan, biodekomposer dan bioprotektan. Tujuan penelitian mengetahui potensi B. subtilis dalam merombak bahan organik sebagai usaha meningkatkan ketersediaan bahan organik tanah yang semakin menurun. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan berbagai  bahan organik sebagai petak utama (B0 = tanpa bahan organik, B1 = kotoran ayam,  B2 = kotoran kambing, B3 = kotoran sapi) dan aplikasi B.subtilis sebagai anak petak (A0 = 0 cc/L, A1 = 5cc/L, A2 = 10 cc/L, Pengamatan meliputi variabel tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan bahan organik tanah. Data pengamatan  dianalisis ragam  menggunakan  Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25 dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara bahan organik kotoran ternak dan konsentrasi B. subtilis terhadap semua variabel pengamatan. Potensi B. subtilis sangat baik dalam mendekomposisi bahan organik yang ditunjukkan dengan peningkatan bahan organik, dan hasil terbaik pada kotoran  sapi (B3) dan konsentrasi B. subtilis 15 mL/L masing-masing sebesar 46.47 % dan 34.76 %. Variabel pertumbuhan tidak berbeda nyata kecuali tinggi tanaman dengan pertambahan tinggi paling banyak pada pemberian kotoran kambing sebesar 170.69 %.


Vegetalika ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 512
Author(s):  
Nanda Dwi Hafri ◽  
Endang Sulistyaningsih ◽  
Arif Wibowo

Salah satu upaya penanganan penyakit moler bawang merah dilakukan melalui aplikasi Trichoderma. Aplikasi Trichoderma pada bawang merah memiliki beberapa keunggulan, yaitu mampu mensintesis hormon pertumbuhan tanaman. Terdapat jenis mikroba lain yang juga mampu meningkatkan fitohormon pada tanaman, yaitu Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan isolat PGPR yang memiliki pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah varietas Crok Kuning di lahan sawah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor perlakuan yang digunakan adalah lima isolat PGPR, yaitu: Bp.25.7 Bacillus subtilis, BrSG.5 Bacillus amyloliquofaciens, Bp.25.2 Bacillus methylotrophicus, BrsM.4 Burkholderia cepacia, danBp.25.6 Bacillus amyloliquofaciens dengan dua kontrol, yaitu kontrol positif berupa Trichoderma dan kontrol negatif tanpa aplikasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan isolat Bp.25.2 Bacillus methylotrophicus pada bawang merah menyebabkan Laju Asimilasi Bersih (LAB) bawang merah lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian perlakuan empat isolat PGPR lainnya maupun kontrol, tetapi sama baiknya dengan pemberian perlakuan Trichoderma. LAB yang tinggi menyebabkan Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT) bawang merah dengan pemberian perlakuan Bp.25.2 Bacillus methylotrophicus yang lebih tinggi dibandingkan dengan BrSG.5 Bacillus amyloliquofaciens dan Bp.25.6 Bacillus amyloliquofaciens, tetapi sama baiknya dengan pemberian perlakuan dua isolat PGPR lainnya, kontrol, maupun Trichoderma. Pemberian aplikasi lima isolat PGPR sama baiknya dengan aplikasi Trichoderma dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah pada variabel luas permukaan daun dan bobot kering total dibandingkan kontrol. Peningkatan variabel pertumbuhan ini tidak diikuti oleh peningkatan variabel hasil dan produktivitas bawang merah tidak berbeda nyata antar perlakuan.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 241
Author(s):  
Septy Yurihastuti ◽  
Winarso Drajad Widodo ◽  
Ketty Suketi

Pepaya (<em>Carica papaya</em> L.) merupakan salah satu buah tropika yang telah dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan konsentrasi PGPR yang tepat untuk pertumbuhan bibit pepaya di pembibitan dan di lapangan. Percobaan di laksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2016 di Kebun Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, dengan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) 2 faktor dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas suspensi PGPR dengan konsentrasi 0, 5, 10 dan 15 dan komposisi media tanam yang terdiri atas kontrol tanah: pupuk kandang (M0), tanah: pupuk kandang: sekam (M1), dan tanah: pupuk kandang: <em>cocopeat </em>(M2) sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan. Hasil percobaan di pembibitan menunjukkan<em> </em>bahwa konsentrasi suspensi PGPR mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang dan panjang daun, sedangkan di lapangan menunjukkan bahwa konsentrasi suspensi PGPR mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun, tetapi tidak mempengaruhi terhadap diameter batang tanaman pepaya. Komposisi media tanam selama di pembibitan tidak mempengaruhi semua parameter. Sedangkan selama pengamatan di lapangan, komposisi media tanah dan pupuk kandang (M0) dan tanah, pupuk kandang dan sekam (M1) mampu mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 250-257
Author(s):  
Septy Yurihastuti ◽  
Winarso Drajad Widodo ◽  
Ketty Suketi

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah tropika yang telah dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan konsentrasi PGPR yang tepat untuk pertumbuhan bibit pepaya di pembibitan dan di lapangan. Percobaan di laksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2016 di Kebun Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, dengan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) 2 faktor dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas suspensi PGPR dengan konsentrasi 0, 5, 10 dan 15 dan komposisi media tanam yang terdiri atas kontrol tanah: pupuk kandang (M0), tanah: pupuk kandang: sekam (M1), dan tanah: pupuk kandang: cocopeat (M2) sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan. Hasil percobaan di pembibitan menunjukkan bahwa konsentrasi suspensi PGPR mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang dan panjang daun, sedangkan di lapangan menunjukkan bahwa konsentrasi suspensi PGPR mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun, tetapi tidak mempengaruhi terhadap diameter batang tanaman pepaya. Komposisi media tanam selama di pembibitan tidak mempengaruhi semua parameter. Sedangkan selama pengamatan di lapangan, komposisi media tanah dan pupuk kandang (M0) dan tanah, pupuk kandang dan sekam (M1) mampu mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun.


2019 ◽  
Vol 47 (1) ◽  
pp. 53-60
Author(s):  
Sumiyati Tuhuteru ◽  
Endang Sulistyaningsih ◽  
Dan Arif Wibowo

The use of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) is one of the most effective techniques to improve fertility of sandy coastal lands. The purpose of this research was to obtain the most effective isolate of PGPR for the growth of three shallot cultivars in the sandy coastal land. The research was conducted in August-November 2015 at Samas sandy coastal land, Bantul. The two-factor treatments were assigned in a randomized complete block design with three replications. The first factor was shallot cultivars, consisted of Crok, Tiron, and Tuk-tuk, while the second factor was the PGPR suspension, i.e. control (without PGPR), PGPR BP25.2 isolate (Bacillus methylotrophicus), BP25.6 isolate (Bacillus amyloliquofaciens), BP25.7 isolate (Bacillus subtilis), BrSM 4 isolate (Burkholderia cepacia), and BrSG 5 isolate (Burkholderia seminalis). The results showed that all PGPR isolates tested had the ability to produce IAA, with the highest amount of IAA concentration produced by BrSG 5 isolate (Burkholderia seminalis) combined with the three cultivars (22.46 mg kg-1, 28.61 mg kg-1, 41.41 mg kg-1). BP25.2 isolate (Bacillus methylotrophicus) effectively induced N (0.05%), whereas BP25.7 isolate (Bacillus subtilis) effectively induced P (0.22 ppm).Keywords: Bacillus, bacteria, marginal land


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document