scholarly journals MEMINIMASI CACAT PRODUK BOGIE TIPE S2E-9C MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) PADA PT XYZ

JUMINTEN ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 168-179
Author(s):  
Kamal Husein ◽  
Rr Rochmoeljati

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi. Salah satu hasil produksi perusahaan ini adalah Bogie atau roda kereta api. Dalam proses produksi masih dihadapkan dengan defect yang sering terjadi seperti crack, pinhole, sinter, dan juga roughness yang memberi pengaruh besar hingga melebihi batas standart perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kecacatan, faktor utama penyebab kecacatan dan dampak/efek yang ditimbulkan, serta memberikan usulan perbaikan yang tepat untuk meminimasi permasalahan kualitas pada produk bogie pada perusahaan ini. Metode yang diusulkan adalah Statistical Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun alat SQC yaitu Checksheet, Histogram, Diagram Pareto, Scatter diagram, Control Chart, dan Cause and Effect Diagram. Untuk FMEA digunakan sebagai rekomendasi perbaikan mengacu dari Cause and Effect Diagram. Hasil dari penelitian ini adalah defect yang paling berpengaruh terhadap kualitas bogie yaitu Crack (52,2%), diikuti Pinhole (28,9%), Sinter (11,6%), dan Roughness (7,2%). Penyebab terjadinya kecacatan pada produk disebabkan oleh faktor manusia, mesin, metode, dan material. Berdasarkan FMEA diketahui penyebab kecacatan dengan RPN tertinggi sebesar 392 yaitu pekerja kurang hati-hati saat memotong raser. Adapun rekomendasi perbaikan, dapat memberikan pelatihan kepada pekerja agar terampil dalam melakukan pemotongan raser, dan juga dapat dengan menentukan batasan waktu istirahat dalam melakukan pemotongan raser agar tidak terjadi overheating.

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 24-36
Author(s):  
RAHMAWATY AHMAD ◽  
RESMAWAN RESMAWAN ◽  
DEWI RAHMAWATY ISA

Quality control is a technical and management activity which measures the quality characteristics of a product or service. Statistical quality control can be used to find production errors that result in defective products so that further corrective action can be taken to overcome them. The objective to be achieved in this research is to determine the Statistical Quality Control (SQC) method with pareto diagrams, control charts, cause and effect diagrams and 5W+1H analysis applied to The Li No'u Bakery in controlling quality to minimize failed products. The data in this study were obtained through direct observation and field interviews. Data analysis tools used are control charts, pareto diagrams, cause and effect diagrams and 5W + 1H analysis. Through a cause and effect diagram, the main factors causing the failure of bakery products at The Li No'u Bakery are manufacturers/employees. This is because the operator fails in making bakery products both the preparation of raw materials, the production process and packaging. So training is needed on making the dough, how to put bread and how to covenant and employee order according to the standard of The Li No'u Bakery.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 41-50
Author(s):  
Kristanto Mulyono ◽  
Yeni Apriyani

Didalam perusahaan diperlukan penerapan system pengendalian kualitas yang tepat untuk memperbaiki kualitas produk, mengurangi jumlah cacat produk (defect) serta dapat meningkatkan kepuasaan terhadap pelanggan. Pada PT. Sentral Bra Makmur ditemukan beberapa defect tertinggi yang menjadi permasalahan kualitas produk tidak sesuai standar. PT. Sentral Bra Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dibidang textile yang memproduksi spesialis pakaian dalam wanita. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganilisis proses pengendalian kualitas pada PT. Sentral Bra Makmur dan mengetahui seberapa besar produk cacat yang terjadi pada proses produksi, serta menganalisis faktor penyebab cacat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SCQ (Statistical Quality Control), yang dilakukan dalam 4 (empat) tahapan yaitu, tahapan pemeriksaan dengan menggunakan lembar pemeriksaan atau (check sheet), menghitung dengan peta kendali, identifikasi defect dengan menggunakan diagram pareto (patero analysis) dan pemecahan masalah dengan analisis diagram sebab akibat (cause and effect diagram) hasil penlitian pada tahap deskripsi lembar Chceck sheet ditemukan jumlah produk bagus yang diperiksa sebanyak 34.260 pcs dengan jumlah defect sebanyak 3.722 pcs dan persentase sebesar 10.95%. dengan perhitungan peta kendali pada data sebagian benda diluar peta kendali. Kemudian dengan menggunakan diagram pareto ditemukan beberapa defect tertinggi yaitu benang panjang, soil/kotor. Puckering/kerut dan jahitan loncat/skipped stitches. Dan diagram sebab akibat atau diagram fishbone dapat diketahui bahwa faktor utama kegagalan produk adalah faktor manusia dan faktor mesin. Dana melakukan perbaikan yang dapat digunakan, yaitu memberikan pelatihan terhadap operator serta meningkatkan penjadwalan dalam perawatan mesin.  


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Tina Hernawati Suryatman ◽  
Muhamad Engkos Kosim ◽  
Siti Julaeha

PT. Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam sector indusutri makanan dan minuman. Dalam menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan selalu berupaya untuk menghasilkan produk yang baik dan menekan terjadinya reject. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya reject hasil biskuit roma sandwich dan bagaimana pengendalian kualitas produk biskuit roma sandwich di PT. Mayora Indah Jatake 2 dengan menggunakan metode statistik. Analasis pengendalian kualitas dilakukan menggunakan metode statistik berupa check sheet, histogram, peta kendali, diagram sebab-akibat dan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Hasil analisis menggunakan checksheet menunjukkan bahwa dalam proses produksi masih terdapat reject biskuit yang tinggi sebesar 19,28%, kemudian hasil dari peta kendali menunjukan bahwa adanya titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan yang menunjukkan  bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan, oleh sebab itu masih diperlukan analisia lebih lanjut dengan menggunakan diagram sebab-akibat (fishbone diagram). Dari analisis sebab-akibat dapat diketahui faktor penyebab penyimpangan/reject berasal dari faktor manusia, metode, dan material. Selanjutnya berdasarkan analisis menggunakan metode FMEA prioritas utama perbaikan berdasarkan nilai RPN tertinggi yang harus dilakukan oleh PT. Mayora Indah diantranya yaitu Membuat jalur biskuit dan menurunkan packing table lebih rendah dari output mesin sandwiching dengan nilai RPN sebesar 168, Membuat standar diameter teflon dan revisi pengecekan kondisi teflon di setiap minggu dengan nilai RPN sebesar 105, dan Merubah jalur stacking dari yang tidak berlawanan arah menjadi berlawanan arah nilai RPN sebesar 72


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Muhammad Ridwan ◽  
Anggriani Profita ◽  
Suwardi Gunawan

Badan Pengelola Usaha Universitas Mulawarman atau BPU Unmul membentuk unit-unit usaha sebagai unit pelaksana usaha pada bidang-bidang tertentu sesuai kebutuhan. Unit-unit usaha yang dibentuk BPU salah satunya yaitu produk air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek AMULA 330 ml. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah Statistical Quality Control (SQC) dengan pendekatan control chart, flow chart, serta cause and effect diagram dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pengambilan keputusan strategi prioritas usulan perbaikan. diperoleh dua jenis cacat produk yaitu botol rusak dan suspensi padat pada material air yang masing-masing disebabkan oleh dua jenis faktor yaitu faktor manusia (man) dan metode (method) dengan rata-rata proporsi cacat yaitu 0,0339 atau 3,39%. Adapun rata-rata nilai UCL dan LCL masing-masing yaitu sebesar 0,1129 dan -0,0451 yang dapat dikatakan bahwa tidak adanya penyimpangan data dan dapat diindikasikan bahwa tidak ada permasalahan pada proses produksi dikarenakan proporsi produk cacat yang dihasilkan masih dalam nilai toleransi batas kendali UCL dan LCL. Adapun prioritas strategi yang memiliki bobot tertinggi adalah strategi usulan perbaikan membuat dan memberikan SOP proses produksi dan perawatan mesin yang benar dan aman kepada karyawan dengan bobot 0,430 atau 43%.


JUMINTEN ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 13-24
Author(s):  
Vaundra Cunning Hangesthi ◽  
Rr Rochmoeljati

Di era globalisasi kontemporer dengan berbagai persaingan, perusahaan dituntut untuk bersaing dengan segala resiko yang akan dihadapi. Cacat produksi yang minimal dan produk berkualitas adalah jaminan yang perlu dipenuhi perusahaan kepada konsumen. Oleh sebab itu, standard kualitas harus terus terjaga. Pengendalian kualitas, tujuan dan tahapan produksi, serta inovasi perlu diterapkan demi terselesaikannya masalah-masalah perusahaan. Salah satu upaya menjaga kualitas adalah dengan mengendalikan tingkat kerusakan produk (Product Defect). PT. Elang Jagad adalah perusahaan yang memproduksi tungku kompor di daerah Sidoarjo. Lingkup pemasarannya adalah daerah DKI Jakarta. Perusahaan yang bergerak di bidang ini rentan terjadi adanya kecacatan produk dan memiliki jumlah kecacatan yang pada bulan Januari – Desember 2020 sebesar 7.59%. Perusahaan menargetkan hanya ada 5% cacat dari keseluruhan total produksi. Masalah yang terjadi pada PT. Elang Jagad adalah proses produksinya yang mengakibatkan terjadinya cacat produk yang terdiri dari produk permukaan kasar, produk cuwil, enamel terkelupas dan produk permukaannya peyang/bergelombang/tidak rata karena terlalu lama di oven. Dalam hasil dan pembahasan ini, jumlah kecacatan yang paling sering terjadi adalah adalah Enamel Terkelupas (26.86%), Cuwil, (25.79%) dan Peyang Karena Terlalu Lama di Oven (23.39%). Dari hasil FMEA, nilai RPN terbesar terdapat pada kurangnya ketelitian di dalam mengerjakan dan SOP tidak dijalankan dengan baik sehingga berakibat cuwil sebesar 175. Usulan perbaikan adalah melakukan pengawasan lebih ketat dan briefing sebelum proses produksi dilakukan.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 162-173
Author(s):  
Dinesh Kumar Kushwaha ◽  
◽  
Dilbagh Panchal ◽  
Anish Sachdeva ◽  
◽  
...  

Failure Mode Effect Analysis (FMEA) is popular and versatile approach applicable to risk assessment and safety improvement of a repairable engineering system. This method encompasses various fields such as manufacturing, healthcare, paper mill, thermal power industry, software industry, services, security etc. in terms of its application. In general, FMEA is based on Risk Priority Number (RPN) score which is found by product of probability of Occurrence (O), Severity of failure (S) and Failure Detection (D). As human judgement is approximate in nature, the accuracy of data obtained from FMEA members depend on degree of subjectivity. The subjective knowledge of members not only contains uncertainty but hesitation too which in turn, affect the results. Fuzzy FMEA considers uncertainty and vagueness of the data/ information obtained from experts. In order to take into account, the hesitation of experts and vague concept, in the present work we propose integrated framework based on Intuitionistic Fuzzy- Failure Mode Effect Analysis (IF-FMEA) and IF-Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (IF-TOPSIS) techniques to rank the listed failure causes. Failure cause Fibrizer (FR) was found to be the most critical failure cause with RPN score 0.500. IF-TOPSIS has been implemented within IF-FMEA to compare and verify ranking results obtained by both the IF based approaches. The proposed method was presented with its application for examining the risk assessment of cutting system in sugar mill industry situated in western Uttar Pradesh province of India. The result would be useful for the plant maintenance manager to fix the best maintenance schedule for improving availability of cutting system.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document