scholarly journals Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Kelor terhadap Kadar Kolesterol Darah pada Hewan Coba Mencit

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 28-37
Author(s):  
Ayu Ulfiah ◽  
Arina F Arifin ◽  
Rezky Pratiwi ◽  
Sri Wahyuni Gayatri ◽  
Nesyana Nurmadilla

Latar Belakang: Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak dan berfungsi sebagai prekursor untuk hormon steroid dan garam empedu serta merupakan komponen yang menstabilkan membran plasma. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung koroner dan stroke menjadi perhatian karena kematian akibat kedua penyakit ini diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23.3 juta pada tahun 2030. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam menurunkan kadar kolesterol darah pada hewan coba mencit (Mus musculus). Metode: Metode penelitian ini adalah pre and post test control group design. Subjek dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok 1 pemberian aquades sebagai kontrol negatif, kelompok 2 ekstrak daun kelor dosis 20.8 mg/kgBB, kelompok 3 ekstrak daun kelor dosis 41.6 mg/kgBB, dan kelompok 4 pemberian simvastatin sebagai kontrol positif. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 sampel mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok. Hasil: Didapatkan bahwa kelompok perlakuan yang diberi aquades tidak mengalami penurunan kolesterol (p>0.05) sedangkan ekstrak daun kelor dosis 20,8 mg/kgBB mengalami penurunan kolesterol sebesar 15.83 mg/dl (p<0.05), ekstrak daun kelor dosis 41,6 mg/kgBB mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 17.83 mg/dl (p<0.05), dan  kelompok kontrol positif yang diberi suspensi simvastatin mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 19.67 mg/dl (p<0.05). Berdasarkan uji anova didapatkan p<0.05, uji post hoc test (LSD) didapatkan simvastatin terhadap dosis 20,8 mg/KgBB dengan p<0.05, simvastatin terhadap dosis 41.6 mg/KgBB dengan p>0.05. Kesimpulan: Pada masing-masing kelompok mencit hiperkolesterolemik yang dilakukan pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis yang berbeda didapatkan pengaruh aquades dalam menurunkan kadar kolestrol darah pada hewan coba mencit (Mus musculus) tidak seefektif dengan pemberian simvastatin.

2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ahmad Muhtar ◽  
Elly Usman ◽  
Rauza Sukma Rita

Salah satu efek kopi yang masih menjadi kontroversi adalah pengaruh terhadap penurunan agregasi trombosit dengan cara meningkatkan jumlah cAMP trombosit. Tujuan penelitian ini adalah menentukan potensi kopi dalam menghambat agregasi trombosit melalui pengamatan waktu perdarahan. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 35 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi lima kelompok. Perlakuan diberikan pada hari ke-9 sampai hari ke-22 ,yaitu kelompok P1 (kontrol negatif), kelompok P2 (kopi dosis14 mg/20 g BB), kelompok P3 (kopi dosis kopi 28 mg/20 g BB), kelompok P4 (kopi dosis kopi 70 mg/20 g BB), dan kelompok P5 (kopi 140 mg/20 g BB). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-8 dan ke-23. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan One-Way Anova. Hasil penelitian dengan uji berpasangan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan rerata waktu perdarahan yang bermakna pada kelompok P1 (0,095) dan P2 (p=0,143), sedangkan kelompok P3, P4, dan P5 menunjukkan perubahan rerata waktu perdarahan yang bermakna denganmasing-masing nilai signifikansi 0,002, 0,000, dan 0,010. Hasil uji One-Way Anova setelah perlakuan dan Post-Hoc menunjukkan hanya terdapat perbedaan bermakna antara kelompok P1 dengan kelompok P2, P3, P4, dan P5 (p<0,05), sedangkan antar kelompok yang diberi kopi yaitu P2, P3, P4, dan P5, tidak terdapat perbedaan yang bermakna.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ahmad Muhtar ◽  
Elly Usman ◽  
Rauza Sukma Rita

Salah satu efek kopi yang masih menjadi kontroversi adalah pengaruh terhadap penurunan agregasi trombosit dengan cara meningkatkan jumlah cAMP trombosit. Tujuan penelitian ini adalah menentukan potensi kopi dalam menghambat agregasi trombosit melalui pengamatan waktu perdarahan. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 35 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi lima kelompok. Perlakuan diberikan pada hari ke-9 sampai hari ke-22 ,yaitu kelompok P1 (kontrol negatif), kelompok P2 (kopi dosis14 mg/20 g BB), kelompok P3 (kopi dosis kopi 28 mg/20 g BB), kelompok P4 (kopi dosis kopi 70 mg/20 g BB), dan kelompok P5 (kopi 140 mg/20 g BB). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-8 dan ke-23. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan One-Way Anova. Hasil penelitian dengan uji berpasangan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan rerata waktu perdarahan yang bermakna pada kelompok P1 (0,095) dan P2 (p=0,143), sedangkan kelompok P3, P4, dan P5 menunjukkan perubahan rerata waktu perdarahan yang bermakna denganmasing-masing nilai signifikansi 0,002, 0,000, dan 0,010. Hasil uji One-Way Anova setelah perlakuan dan Post-Hoc menunjukkan hanya terdapat perbedaan bermakna antara kelompok P1 dengan kelompok P2, P3, P4, dan P5 (p<0,05), sedangkan antar kelompok yang diberi kopi yaitu P2, P3, P4, dan P5, tidak terdapat perbedaan yang bermakna.


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 64-78
Author(s):  
Arikha Ayu Susilowati

ABSTRAK   penyakit sel-sel saraf di otak, akibat hipokampus yang rusak oleh radikal bebas. EEDK (Ekstrak etanol daun kelor) (Moringa oleifera, Lamk.) mengandung phytochemicals, karoten, vitamin, mineral, asam amino, flavonoid dan phenolic, terbukti mengurangi kerusakan oksidatif dan defisit memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek EEDK terhadap memori spasial, kadar MDA, jumlah sel piramidal hipokampus yang rusak area CA1,CA2-CA3 dan gambaran histopatologi mencit. Rancangan penelitian ini pre test and post test control group design untuk uji memori spasial dan post test control group design untuk uji kadar MDA, jumlah sel piramidal hipokampus dan gambaran histopatologi. Menggunakan 30 ekor mencit terdiri dari 6 kelompok, per kelompok ada 5 ekor mencit, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok EEDK 100, 200, dan 400 mg/kgBB, semua diinduksi Pb asetat 50 mg/KgBB kecuali pada kelompok normal. Kontrol positif diobati kuersetin 50 mg/kgBB, sedangkan kontrol negatif tidak diobati. Data uji memori diperoleh dari uji Morris water maze pra dan paska perlakuan, data status antioksidan diperoleh dari uji kadar MDA dan data gambaran histopatologi diperoleh dari perhitungan jumlah sel pyramidal. Analisis data menggunakan repeated measures ANOVA dan ANOVA dengan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan waktu latensi, uji kadar MDA dan pemeriksaan histopatologi otak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok EEDK. Pemberian EEDK 400 mg/kgBB paling efektif memperbaiki memori spasial, menurunkan kadar MDA, dan mencegah kerusakan sel piramidal hipokampus area CA1, CA2-CA3.


EMBRIO ◽  
2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rr. Catur Leny Wulandari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian genistein terhadap penurunan kadar TNF-α studi pada (Mus musculus) model endometriosis. Penelitian dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu : kontrol negatif, kontrol positif dengan perlakuan pemberian genistein dosis 50 mg/hari, 100 mg/hari, 200 mg/hari, 300 mg/hari, 400 mg/hari, 500 mg/hari. Pengukuran kadar TNF-α menggunakan ELISA kit. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji Perbandingan berganda |Ri-Rj| 5%.Menggunakan mencit model endometriosis.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni (true experimental) dengan menggunakan rancangan percobaan dengan metode randomized post-test control group design., dilakukan di Laboratorium Fisiologi Reproduksi Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.  Ada pengaruh pemberian genistein terhadap kadar TNF-α dalam cairan peritoneal mencit model endometriosis (p<0,05). Genistein mampu menurunkan kadar TNF-α terendah pada dosis 100 mg/hari (148.25±7.89 pg/ml) bila dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lain.


2016 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Anita Fitri Puspasari ◽  
Sulistyo Mulyo Agustini ◽  
Anung Putri Illahika

ABSTRAK Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Hal tersebut dapat diketahui dengan hasil profil lipid. Saat ini, pencegahan hiperlipidemia dapat dilakukan dengan cara alami yang disebut fitofarmaka. Salah satunya yaitu ekstrak daun kersen mengandung flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat memperbaiki profil lipid dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh ekstrak daun kersen (Muntinga calabura l.) terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit hyperlipidemia. Metode penelitian adalah True experimental dengan post test only control group design dengan kontrol negatif, kontrol positif, 3 perlakuan yang diinduksi minyak jelantah sebagai hiperlipidemia dan ekstrak daun kersen untuk perbaikan profil lipid dosis 1.5,3,6 (mg/200gBB/hari). Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA, uji post hoc, uji regresi yang pengolahannya menggunakan SPSS 19.Hasil Uji One Way Anova pada variabel p=0,000 (p<0,05) terdapat perbedaan signifikan. Hasil uji post hoc didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) antar kelompok. Pada Uji regresi linier didapatkan dosis terbaik pada dosis 6 (mg/200gBB/hari) dengan presentaseperbaikan kolesterol total 65%, TG 79%, LDL 79%, dan HDL 75%. Flavonoid menghambat sintesis kolesterol dengan menghambat HMG-KoA reduktase. Saponin dan Tannin bekerja dengan menghambat penyerapan kolesterol dan trigliserida di usus. Kesimpulannya adalah ekstrak daun kersen berpengaruh terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit putih hiperlipidemiaKata kunci : Hiperlipidemia, ekstrak daun kersen


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Indra Setiawan

Kebisingan merupakan masalah utama kesehatan kerja dan dapat menimbulkan dampak gangguan kesehatan. Eksperimental dan rancangan penelitian yang digunakan adalah the pre test and post test control group design untuk mengetahui perbedaan lama paparan kebisingan intensitas 90 dB pada peningkatan kadar glukosa darah sewaktu pada mencit (Mus Musculus) jantan. Kebisingan dengan lama 140 menit (mean = 57.333) menunjukkan rata-rata gula darah yang tinggi kemudian diikuti kebisingan 125 menit (mean = 33.833),kebisingan 110 menit (mean = 20.00), dan yang menunjukkan rata-rata gula darah yang paling rendah adalah kontrol (mean = 5.833). Ada hubungan lama paparan kebisingan 90 dB selama 110 menit, 125 menit, dan 140 menit dengan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu pada mencit (Mus musculus) jantan dan Ada perbedaan lama paparan kebisingan intensitas 90 dB pada peningkatan kadar glukosa darah suatu mencit (Mus musculus) jantan.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 30-34
Author(s):  
Ni Putu Ovy Darmayanti ◽  
Ni Putu Rahayu Artini ◽  
Putu Yudhistira Budhi Setiawan

Analgetik adalah zat atau suatu bahan yang dapat menekan ataupun menghilangkan rasa nyeri dengan tidak menghilangkan kesadaran. Daun belimbing wuluh mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak daun dari tanaman Averrhoa bilimbi L. memiliki aktivitas analgetik terhadap mencit putih jantan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental murni dengan tipe penelitian adalah post test only control group design Pengujian aktivitas analgetik ditunjukan dengan adanya respon geliat kemudian dapat dilakukan uji analisis statistika One Way ANOVA dan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh memiliki aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. Berdasarkan uji One Way Anova, antara kelompok perlakuan dengan kontrol positif memiliki perbedaan bermakna dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Hasil analisis data uji post hoc LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dosis 125 mg/ kg BB, 250 mg/ kg BB dengan kontol positif. Simpulan dari penelitian ini adalah dosis 500 mg/ kg BB ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh (Averrho bilimbi L) pada mencit memiliki efek analgesik dengan persentase penghambat geliat yaitu 68.49% dan mendekati kontrol positif parasetamol dengan dosis 65mg/ kg BB sebesar 80.36%.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Fachrurrazi Al Ansori

Latar Belakang. Kawa daun gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan minuman yang terbuat dari daun gambir yang dikeringkan dan diseduh seperti membuat teh yang mengandung senyawa epicathecin, epicathecin-3-gallate, epigalloctahechin-3-gallate, dan epigallocathechin yang berpotensi menurukan kadar MDA jaringan hati. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kawa daun gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap kadar MDA jaringan hati mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi aloksan. Metode. Penelitian ini merupakan true experimental dengan post-test only control group design. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi menjadi lima kelompok yaitu K-, K+, P1, P2, P3.  Kelompok K+, P1, P2, dan P3 diinduksi aloksan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kawa daun gambir dosis 1 gr/100 ml, 2 gr/100 ml, dan 4 gr/100 ml untuk P1, P2, dan P3 selama 14 hari. Rerata kadar MDA jaringan hati diperiksa dengan metode thiobarbituric acid reactive substances (TBARS). Analisis data menggunakan One-way ANOVA dan Post Hoc Least Significant Differences (LSD). Hasil. Induksi aloksan dapat meningkatkan kadar MDA jaringan hati kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan dibanding kontrol negatif. Rerata kadar MDA jaringan hati pada kontrol negatif adalah 8,34 nmol/ml, kontrol positif 12,71 nmol/ml, perlakuan satu 10,64 nmol/ml, perlakuan dua 8,35 nmol/ml, perlakuan tiga 8,46 nmol/ml. Terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh pemberian kawa daun gambir pada perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3 terhadap kontrol positif, p= 0,000 (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan perlakuan 2 dan perlakuan 3 terhadap kontrol negatif, p= 0,986. Kesimpulan. Kawa daun gambir dapat menurunkan kadar MDA jaringan hati.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document