scholarly journals Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Perawat dengan Penerapan Patient Safety Di RSUD Labuang Baji Makassar

2021 ◽  
pp. 863-871
Author(s):  
Nurul Al Rahmi ◽  
Reza Aril Ahri ◽  
Ella Andayani

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di instalasi rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2019 ditemukan sebesar 6,5% KTD infeksi jarum infus (phlebitis), salah pemberian obat 1,5% dan beberapa kasus  pasien jatuh. Insiden tersebut menunjukkan budaya keselamatan pasien di RSUD Labuang Baji Makassar dalam kategori baik namun tindakan pelayanan kesehatan terhadap keselamatan pasien masih butuh peningkatan pengetahuan dan motivasi perawat terhadap penerapan patient safety. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan sikap perawat terhadap program patient safety di RSUD Labuang Baji Makassaar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juni – Agustus 2020. Sampel penelitian berjumlah 156 orang dari total populasi perawat berjumlah 255 orang yang diperoleh dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan penerapan patient safety (p = 0.144). Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel sikap dan motivasi dengan penerapan patient savety yakni nilai p masing-masing sebesar 0,000. Sikap dan motivasi memengaruhi penerapan patient savety oleh perawat. Jika sikap dan motivasi perawat baik, maka penerapan patient safety dapat dilaksanakan dengan baik.  Adapun saran peneliti terkait penelitian ini ialah bagi perawat agar meningkatkan pengetahuan patient safety dengan mengikuti seminar dan pelatihan, meningkatkan motivasinya untuk menerapkan patient safety, dan lebih berhati-hati dalam menangani pasien.

2019 ◽  
Author(s):  
intan lestari

Latar belakang ;Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai p pada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square. Semua nilai p lebih kecil dari nilai α=0,kesimpulan: erdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patiet safety di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. D. R. Kandou Manado. Saran: bagi rumah sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien.


e-CliniC ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ainivi F. Tangian ◽  
L. F. J. Kandou ◽  
Herdy Munayang

Abstract: Anxiety is defined as a prolonged response to unexpected threats, which include physiological responses, affective, and cognitive changes. Anxiety will appear in families where one member of the family is ill and requires hospitalization. Severe disease especially life threatening can cause anxiety, rejection and anger. The purpose of this research is to know the relationship between the duration of having hemodialysis and the anxiety level of partners ofpatients who suffer from chronic kidney disease at the Prof. dr. R.D. Kandou Manado Hospital. This research has descriptive analytic type with cross-sectional approach. Samples in this study were 34 spouses. This study used Non Probability Sampling with Purposive Sampling. The results showed that anxiety did not occur at 19 respondents (55%). The result of Chi-square correlation test was a value of Sig. 0.064 (P > 0.05) which meant there was no siginificant relationship. Therefore, H0 was approved and H1 was rejected. Conclusion: There was no relationship between the duration of having hemodialysis and the anxiety level of partners of the patients who suffered from chronic kidney disease at the Prof. dr. R.D. Kandou Manado Hospital.Keywords: anxiety, partners of hemodialysis patients, chronic kidney disease, hemodialysisAbstrak: Kecemasan didefinisikan sebagai respon yang berkepanjangan terhadap ancaman yang tak terduga, responyang meliputi fisiologis, afektif, dan perubahan kognitif. Kecemasan akan muncul pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya sedang sakit dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Penyakit yang berat terutama yang mengancam kehidupan, dapat menimbulkan kecemasan, penolakan, dan marah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasangan hidup pasien yang menderita penyakit ginjal kronik di RSUP Prof dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang.Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 pasangan hidup.Sampling yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian sebagian besar yaitu 19 responden (55,9%) tidak mengalami kecemasan. Hasil uji korelasi Chi-square adalah nilai Sig. sebesar 0,064. Penggunaan signifikansi α = 5% (0,05), maka nilai p = 0,064 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna. Dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada hubungan lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasangan hidup pasien yang menderita penyakit ginjal kronik di RSUP Prof dr. R. D. Kandou Manado.Kata kunci: kecemasan, pasangan hidup, penyakit ginjal kronik, hemodialisis


2021 ◽  
pp. 341-350
Author(s):  
Nur Ihwani ◽  
Fatmah Afrianty Gobel ◽  
Arman

Salah satu hambatan dari usaha pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS adalah munculnya stigma dan diskriminasi yang diberikan masyarakat kepada pengidap HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stigma ibu rumah tangga pada ODHA di RW 4 Kelurahan Banyorang Kecamatan Tompobulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 75 ibu rumah tangga dengan menggunakan rumus slovin diperoleh menjadi 63 sampel dengan teknik sampling dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persepsi dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA (p-value = 0,013). Sedangkan variabel pengetahuan, pendidikan, dan umur tidak berhubungan dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA karena masing-masing variabel tersebut memiliki nilai p di atas nilai α=0,05. Hasil uji statistik antara hubungan ketiga variabel tersebut dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA adalah pengetahuan (p-value = 1,000), pendidikan (p-value =1,000), dan umur (p-value = 0,786). Melihat masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS maka disarankan agar memberikan informasi yang akurat dan memperbanyak penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS secara merata kepada masyarakat supaya tidak lagi memunculkan stigma kepada para pengidap HIV/AIDS sehingga pengobatan dan perawatan dapat terlaksana secara menyeluruh.


Author(s):  
Taufik Alhidayah ◽  
Fransisca Sri Susilaningsih ◽  
Irman Somantri

Patient safety is one of the five crucial hospital safety issues. This study aimed to determine factors related with nurses’ compliance in the implementation of indicators of patient safety goals (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6). This study was a descriptive correlative with a cross-sectional approach. Samples were recruited using a purposive sampling technique (n = 102). Data were analyzed using chi-square and Mann–Whitney tests. The results of this study indicate that the leadership style of the head nurse, rewards, attitudes, and motivation had a significant relationship with the level of adherence in the implementation of IPSG 1 and IPSG 2. The level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 5 was only influenced by the leadership style of the room head and the nurses’ positive attitude. None of the factors had significant relationships with the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 6. The consultative leadership style of the room head can change the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1 by 5.6 times, with 5.06 times toward IPSG 2 and 4.71 times toward IPSG 5. This research recommends the need for consultative leadership style from the room head to carry out the roles and functions as a supervisor to improve associate nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6. Abstrak Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Implementasi Indikator Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit X Cilacap, Indonesia. Keselamatan pasien adalah salah satu dari lima isu penting keselamatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan perawat dalam penerapan indikator sasaran keselamatan pasien (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6). Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (n = 102). Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan, penghargaan, sikap, dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepatuhan dalam penerapan IPSG 1 dan IPSG 2. Tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 5 hanya dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala ruangan dan sikap positif perawat. Tidak ada faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 6. Gaya kepemimpinan konsultatif kepala ruangan dapat mengubah tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1 sebesar 5,6 kali, dengan 5,06 kali terhadap IPSG 2 dan 4,71 kali terhadap IPSG 5. Penelitian ini merekomendasikan perlunya gaya kepemimpinan konsultatif dari kepala ruangan untuk melaksanakan peran dan fungsi sebagai pengawas untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6. Kata Kunci: indikator sasaran keselamatan pasien, kepatuhan, perawat


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Isna Aglusi Badri

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada manula adalah terjadinya peningkatan karies gigi penyakit periodontal, yang merupakan penyebab utama kehilangan gigi untuk manula di Indonesia. Penggunaan gigi tiruan akan meningkatkan kualitas hidup dan mengembalikan kondisi rasa nyeri pada otot masseter, sendi temporomandibula atau otot regio temporalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gigi tiruan dengan kualitas hidup pada lansia Di Wilayah Kerja  Puskesmas Batu Aji Kota Batam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel menggunakan non probability sampling secara purposive sampling, yaitu pada wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam, lansia berusia 60 tahun ke atas yang menggunakan dan tidak menggunakan gigi tiruan, sehingga diperoleh sampel sebanyak 67 lansia. Penentuan gigi tiruan menggunakan pemeriksaan langsung dan kualitas hidup yang yang menggunakan WHOQOL-BREF. Hasil analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara penggunaan gigi tiruan dengan kualitas hidup pada lansia yang dilihat pada Nilai p = 0,029 < 0,05. Diharapkan lansia dapat memperoleh informasi penting tentang penggunaan gigi tiruan agar dapat terciptanya kualitas hidup pada lansia Kata kunci:lansia; penggunaan gigi tiruan; kualitas hidupTHE RELATIONSHIP OF THE USE OF DENTURES AND THE QUALITY OF LIFE OF THE ELDERLY AAT BATU AJI DISTRICT HEALTH CENTRE Abstract Dental and oral health problems that often occur in the elderly are the increase in periodontal disease dental caries, which is the main cause of tooth loss for the elderly in Indonesia. The use of dentures will improve the quality of life and restore painful conditions in the masseter muscles, temporomandibular joints or muscles of the temporalis region. This study was aimed to determine the relationship between the use of dentures and the quality of life in the elderly at Batu Aji District Health Centre, Batam City. This research was a descriptive analytic study with a cross sectional approach. Sampling used non-probability sampling by purposive sampling, The samples were elderly aged 60 years and over who use and do not use dentures, so that a sample of 67 elderly were obtained. Denture determination used direct examination and quality of life used WHOQOL-BREF. The results of the chi square analysis shows that there are a relationship between the use of dentures and the quality of life in the elderly, which was seen at p = 0.029 <0.05. It is hoped that the elderly can listen to important information about the use of dentures in order to create a quality of life in the elderly Keywords:elderly; use of dentures;  quality of  life


2020 ◽  
Vol 23 (3) ◽  
pp. 170-183
Author(s):  
Taufik Alhidayah ◽  
Fransisca Sri Susilaningsih ◽  
Irman Somantri

Patient safety is one of the five crucial hospital safety issues. This study aimed to determine factors related with nurses’ compliance in the implementation of indicators of patient safety goals (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6). This study was a descriptive correlative with a cross-sectional approach. Samples were recruited using a purposive sampling technique (n = 102). Data were analyzed using chi-square and Mann–Whitney tests. The results of this study indicate that the leadership style of the head nurse, rewards, attitudes, and motivation had a significant relationship with the level of adherence in the implementation of IPSG 1 and IPSG 2. The level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 5 was only influenced by the leadership style of the room head and the nurses’ positive attitude. None of the factors had significant relationships with the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 6. The consultative leadership style of the room head can change the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1 by 5.6 times, with 5.06 times toward IPSG 2 and 4.71 times toward IPSG 5. This research recommends the need for consultative leadership style from the room head to carry out the roles and functions as a supervisor to improve associate nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6. Abstrak Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Implementasi Indikator Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Keselamatan pasien adalah salah satu dari lima isu penting keselamatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan perawat dalam penerapan indikator sasaran keselamatan pasien (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6). Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (n= 102). Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan, penghargaan, sikap, dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepatuhan dalam penerapan IPSG 1 dan IPSG 2. Tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 5 hanya dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala ruangan dan sikap positif perawat. Tidak ada faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 6. Gaya kepemimpinan konsultatif kepala ruangan dapat mengubah tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1 sebesar 5,6 kali, dengan 5,06 kali terhadap IPSG 2 dan 4,71 kali terhadap IPSG 5. Penelitian ini merekomendasikan perlunya gaya kepemimpinan konsultatif dari kepala ruangan untuk melaksanakan peran dan fungsi sebagai pengawas untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6. Kata Kunci: indikator sasaran keselamatan pasien, kepatuhan, perawat


2021 ◽  
pp. 1348-1356
Author(s):  
Zelyn Rizkiyah Zarui ◽  
Reza Aril Ahri ◽  
Arni Rizqiani Rusydi

Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 145 perawat dan sampel berjumlah 97 perawat, sampel diambil dengan cara purposive sampling. Data diperoleh menggunakan kuosioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil pengambilan data awal kasus insiden keselamatan pasien yang didapatkan di RSUD Kota Makassar tahun 2019 bahwa kasus insiden keselamatan pasien menunjukkan 1 kasus Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 22 kasus Kejadian Tidak Cedera (KTC), 1 kasus Kejadian Potensial Cedera (KPC), 11 kasus Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat dengan upaya penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020. Hasil analisis uji chi-square dengan α=0.05 menunjukkan bahwa nilai p-value untuk pengetahuan kerja perawat p 0,867, sikap kerja perawat p=0.235, motivasi kerja perawat p=0.052 dengan penerapan patient safety. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Kompetensi Perawat dengan Upaya Penerapan Patient Safety di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 95-102
Author(s):  
Niken Ayu Merna Eka Sari ◽  
Marcelina Nita Alvina ◽  
Ni Made Nopita Wati

Pola asuh memiliki dampak yang signifikan bagi kesesuaian tahap perkembangan anak terlebih dari segi personal–sosial. Usia prasekolah dari segi personal, anak seharusnya mampu melakukan aktivitas sederhana secara mandiri, dari aspek sosial, ciri khasnya adalah mulai meluasnya lingkungan pergaulan anak. Dampak dari kegagalan atau keterlambatan perkembangan personal sosial adalah terjadinya frustasi pada anak karena anak tidak mampu bersosialisasi. Pemilihan pola asuh yang tepat dapat membantu anak mencapai tingkat perkembangan normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orangtua dengan perkembangan personal sosial anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Non probability sampling dengan teknik purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 146 orang. Hasil penelitian 137 responden menerapkan pola asuh demokratis, 7 responden menerapkan pola asuh otoriter dan 2 kombinasi (demokratis–otoriter). Hasil pengukuran perkembangan personal sosial, 69 anak termasuk kategori normal dan 77 anak termasuk kategori suspect. Uji yang digunakan adalah uji chi square dan uji Koefisien Kontingensi. Hasil uji korelasi chi-square didapatkan p value 0,014, dengan batas kemaknaan (alfa) sebesar 5%, maka p value < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perkembangan personal sosial anak pada orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis, otoriter atau kombinasi. Hasil uji koefisien kontingensi, atau contingency coefficientnya (r) adalah 0,236, p value 0,014 dengan kesimpulan korelasi sangat lemah. Perawat diharapkan mampu melaksanakan tindakan promotif dan preventif guna menurunkan angka perkembangan personal sosial anak kategori suspect, serta mengoptimalisasi perkembangan personal sosial anak.


2021 ◽  
pp. 317-326
Author(s):  
Ananda Ainun ◽  
Sumiaty ◽  
Ella Andayanie

Keselamatan pasien adalah sebuah transformasi budaya, dimana budaya yang diharapkan adalah budaya keselamatan, budaya tidak menyalahkan, budaya lapor dan budaya belajar. Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan isu global dan komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasardari pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu.Berdasarkan hasil pengambilan data awal kasus insiden keselamatan pasien dan data budaya keselamatan pasien yang didapatkan di RSUD Kota Makassar (2019) bahwa kasus insiden keselamatan pasien mulai bulan April-Desember 2019 menunjukkan 1 kasus Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 22 kasus Kejadian Tidak Cedera (KTC), 1 Kasus Kejadian Potensial Cedera (KPC), 11 kasus Kejadian Nyaris Cedera (KNC).penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 97 responden diambil dengan cara purposive sampling. Data diperoleh menggunakan kuosioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara Pengetahan dengan Pelaksanaan Keselamatan pasien Dengan mengunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,867, nilai tersebut lebih besar dari pada α=0,05 (p> dari nilai α=0,05), berdasarkan variabel sikap tidak ada hubungan dengan pelaksanaan keselamatan pasien Dengan mengunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,197, nilai tersebut lebih besar dari pada α=0,05 (p> dari nilai α=0,05), berdasarkan variabel motivasi tidak ada hubungan dengan pelaksanaan keselamatan pasien Dengan mengunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 1,000, nilai tersebut lebih besar dari pada α=0,05 (p> dari nilai α=0,05), Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Anas Rahmad Hidayat ◽  
Isnani Nurhayati

Populasi remaja di Indonesia yang berusia 12-22 tahun mencapai sekitar 66 juta jiwa, di Yogyakarta jumlah remaja berusia 12-22 tahun adalah 832.200 jiwa di Kabupaten Bantul jumlah penduduk berumur 12-22 tahun sebanyak 132.000 jiwa1,2,3). Sementara menurut Fact Sheet yang dikeluarkan oleh PKBI Pusat, BKKBN dan UNFPA, sebanyak 15% remaja Indonesia pernah melakukan hubungan seksual dan studi yang dilakukan oleh PSS PKBI DIY menunjukkan bahwa 12,1% remaja SMA Yogyakarta pernah melakukan hubungan seksual 4).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMK N 1 BantulPenelitian ini adalah penelitian jenis analitik observasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh siswa SMKN 1 Bantul 462 siswan.Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability sampling dengan Purposive Sampling menggunakan  rumus  slovin didaptkan215 siswa. Instrumen menggunakan quesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabitilas.Hasil penelitian adalah peran orang tua kategori baik sejumlah 162 responden (75,3%), perilaku seks pranikah dengan kategori ringan 110 siswa (51,2%). Analisa menggunakan chi square dengan hasil (p-value=0,000) < 0,05.Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan anatara peran orang tua dengan perilaku sekes pra nikah pada remaja di SMK N 1 Bantul.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document