scholarly journals HUBUNGAN LAMANYA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASANGAN HIDUP PASIEN YANG MENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

e-CliniC ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ainivi F. Tangian ◽  
L. F. J. Kandou ◽  
Herdy Munayang

Abstract: Anxiety is defined as a prolonged response to unexpected threats, which include physiological responses, affective, and cognitive changes. Anxiety will appear in families where one member of the family is ill and requires hospitalization. Severe disease especially life threatening can cause anxiety, rejection and anger. The purpose of this research is to know the relationship between the duration of having hemodialysis and the anxiety level of partners ofpatients who suffer from chronic kidney disease at the Prof. dr. R.D. Kandou Manado Hospital. This research has descriptive analytic type with cross-sectional approach. Samples in this study were 34 spouses. This study used Non Probability Sampling with Purposive Sampling. The results showed that anxiety did not occur at 19 respondents (55%). The result of Chi-square correlation test was a value of Sig. 0.064 (P > 0.05) which meant there was no siginificant relationship. Therefore, H0 was approved and H1 was rejected. Conclusion: There was no relationship between the duration of having hemodialysis and the anxiety level of partners of the patients who suffered from chronic kidney disease at the Prof. dr. R.D. Kandou Manado Hospital.Keywords: anxiety, partners of hemodialysis patients, chronic kidney disease, hemodialysisAbstrak: Kecemasan didefinisikan sebagai respon yang berkepanjangan terhadap ancaman yang tak terduga, responyang meliputi fisiologis, afektif, dan perubahan kognitif. Kecemasan akan muncul pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya sedang sakit dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Penyakit yang berat terutama yang mengancam kehidupan, dapat menimbulkan kecemasan, penolakan, dan marah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasangan hidup pasien yang menderita penyakit ginjal kronik di RSUP Prof dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang.Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 pasangan hidup.Sampling yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian sebagian besar yaitu 19 responden (55,9%) tidak mengalami kecemasan. Hasil uji korelasi Chi-square adalah nilai Sig. sebesar 0,064. Penggunaan signifikansi α = 5% (0,05), maka nilai p = 0,064 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna. Dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada hubungan lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasangan hidup pasien yang menderita penyakit ginjal kronik di RSUP Prof dr. R. D. Kandou Manado.Kata kunci: kecemasan, pasangan hidup, penyakit ginjal kronik, hemodialisis

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Kadek G Pebriantari ◽  
IGA Puja Astuti Dewi

ABSTRAKLatar Belakang. Hemodialisis aman dan bermanfaat untuk pasien, namun bukan berarti tanpa efek samping. Berbagai komplikasi dapat terjadi pada saat pasien menjalani hemodialisis. Komplikasi ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah baru yang lebih kompleks, yaitu dapat mempengaruhi kualitas hidup bahkan menimbulkan kematianTujuan. Untuk mengetahui hubungan komplikasi intra hemodialisis dengan kualitas hidup  pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V yang menjalani hemodialisis.Metode. Jenis penelitian adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 166 responden diambil dengan teknik non probability sampling yaitu total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi,dianalisa dengan uji non parametric (Chi Square).Hasil. Rata – rata jumlah komplikasi intra hemodialisis adalah kurang dari dua komplikasi (sedikit komplikasi). Hipertensi intra hemodialisis adalah komplikasi terbanyak yang ditemukan (52,3%). Kejang dan penurunan kesadaran merupakan komplikasi yang tidak pernah dialami oleh responden selama penelitian (0%).Kualitas hidup pasien CKD stage V yang menjalani HD di BRSU Tabanan masuk dalam kategori kualitas baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0.001 bahwa ada hubungan yang signifikan antara komplikasi intra hemodialisis dengan  kualitas hidup pada pasien yang menjalani HD. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,005, artinya responden yang memiliki banyak komplikasi mempunyai peluang 0,005 kali memiliki kualitas hidup buruk dibanding responden yang memiliki sedikit komplikasi.Kesimpulan. Ada hubungan yang signifikan antara komplikasi intra hemodialisis dengan  kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis.KataKunci: Komplikasi Intra Hemodialisis, Kualitas Hidup, Hemodialisis ABSTRACTBackground: Hemodialysis is safe and beneficial to the patient. However, there are various complications may occur when the patients undergo hemodialysis. These complications can lead to the emergence of new problems which are more complex and affect to the quality of life and even cause death.Aim: To determine the relationship of intra hemodialysis complications with quality of life in patients with Chronic Stage Kidney Disease (CKD) Stage V who undergo hemodialysis.Method:This study employed correlational analytic design with cross-sectional approach. To conduct this study, there were 166 respondents recruited as the sample by using probability sampling with total sampling technique. The data were collected by using questionnaire and observation sheet. Further, the data were analyzed by non-parametric test (Chi Square).Finding: The findings indicated that the average number of intra hemodialysis complications is less than two complications (few complications). There were found that 52.3% patients who had complication of hypertension intra hemodialysis. On the other hand, there was 0%of the respondents experienced seizures and decreased awareness complications during the study. The quality of life of CKD stage V patients underwenthemodialysis at BRSU Tabanan is categorized as good quality. The statistical test obtained p <0.001, it meant that there was a significant relationship between intra hemodialysis complications with quality of life in patients underwenthemodialysis. It also found that the analysis results of OR = 0.005, it meant that respondents who had many complications have a chance of 0.005 times experienced poor quality of life rather than the patients who had few complications.Conclusion: There is a significant relationship between intra hemodialysis complications and quality of life in patients undergo hemodialysis. Keywords: Complications of Intra Hemodialysis, Quality of Life, Hemodialysis


Sari Pediatri ◽  
2020 ◽  
Vol 21 (4) ◽  
pp. 213
Author(s):  
Aninditya Dwi Messaurina ◽  
Agung Triono ◽  
Retno Palupi Baroto ◽  
Cahya Dewi Satria ◽  
Sumadiono Sumadiono

Latar belakang. Defisiensi vitamin D banyak ditemukan pada anak lupus eritematosus sistemik (LSE) dibandingkan dengan anak normal. Berbagai penelitian membuktikan defisiensi vitamin D berkontribusi terhadap perkembangan chronic kidney disease. Belum ada penelitian hubungan vitamin D dengan derajat fungsi ginjal pada anak Lupus. Tujuan. Mengetahui hubungan antara 25-hidroksivitamin D dengan derajat fungsi ginjal pada anak Lupus.Metode. Menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 62 anak Lupus di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito yang telah mendapatkan protokol dari Januari 2014 sampai April 2018. Hubungan antara kadar serum 25-hidroksivitamin D dan derajat fungsi ginjal dianalisis menggunakan Independent T-test, sedangkan jenis kelamin, kalsium, steroid, dan aktivitas penyakit dengan uji chi-square. Defisiensi vitamin D didefinisikan konsentrasi 25-hidroksivitamin D<20 ng/ml, sedangkan gangguan ginjal didefinisikan GFR<90/ml/mnt/1.73m2.Hasil. Sebagian besar subyek berjenis kelamin perempuan, 93,5% vs 6,5% dengan rerata usia 14,6±3,1 tahun, dan rerata skor Mex-SLEDAI 7,6±5,6. Secara keseluruhan 66% subyek penelitian mengalami defisiensi vitamin D. Analisis dengan Independent T-tes menunjukkan rerata vitamin D yang mengalami gangguan ginjal 14,14±4,9 lebih rendah dibandingkan normal dengan rerata 19,43±10,3 dengan perbedaan yang bermakna p=0,004. Jenis kelamin, kalsium, steroid, dan aktivitas penyakit tidak berpengaruh signifikan terhadap derajat fungsi ginjal, p>0,05.Kesimpulan. Terdapat hubungan signifikan 25-hidroksivitamin D dengan derajat fungsi ginjal pada anak lupus.


2021 ◽  
pp. 863-871
Author(s):  
Nurul Al Rahmi ◽  
Reza Aril Ahri ◽  
Ella Andayani

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di instalasi rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2019 ditemukan sebesar 6,5% KTD infeksi jarum infus (phlebitis), salah pemberian obat 1,5% dan beberapa kasus  pasien jatuh. Insiden tersebut menunjukkan budaya keselamatan pasien di RSUD Labuang Baji Makassar dalam kategori baik namun tindakan pelayanan kesehatan terhadap keselamatan pasien masih butuh peningkatan pengetahuan dan motivasi perawat terhadap penerapan patient safety. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan sikap perawat terhadap program patient safety di RSUD Labuang Baji Makassaar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juni – Agustus 2020. Sampel penelitian berjumlah 156 orang dari total populasi perawat berjumlah 255 orang yang diperoleh dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan penerapan patient safety (p = 0.144). Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel sikap dan motivasi dengan penerapan patient savety yakni nilai p masing-masing sebesar 0,000. Sikap dan motivasi memengaruhi penerapan patient savety oleh perawat. Jika sikap dan motivasi perawat baik, maka penerapan patient safety dapat dilaksanakan dengan baik.  Adapun saran peneliti terkait penelitian ini ialah bagi perawat agar meningkatkan pengetahuan patient safety dengan mengikuti seminar dan pelatihan, meningkatkan motivasinya untuk menerapkan patient safety, dan lebih berhati-hati dalam menangani pasien.


2021 ◽  
pp. 341-350
Author(s):  
Nur Ihwani ◽  
Fatmah Afrianty Gobel ◽  
Arman

Salah satu hambatan dari usaha pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS adalah munculnya stigma dan diskriminasi yang diberikan masyarakat kepada pengidap HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stigma ibu rumah tangga pada ODHA di RW 4 Kelurahan Banyorang Kecamatan Tompobulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 75 ibu rumah tangga dengan menggunakan rumus slovin diperoleh menjadi 63 sampel dengan teknik sampling dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persepsi dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA (p-value = 0,013). Sedangkan variabel pengetahuan, pendidikan, dan umur tidak berhubungan dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA karena masing-masing variabel tersebut memiliki nilai p di atas nilai α=0,05. Hasil uji statistik antara hubungan ketiga variabel tersebut dengan stigma ibu rumah tangga terhadap ODHA adalah pengetahuan (p-value = 1,000), pendidikan (p-value =1,000), dan umur (p-value = 0,786). Melihat masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS maka disarankan agar memberikan informasi yang akurat dan memperbanyak penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS secara merata kepada masyarakat supaya tidak lagi memunculkan stigma kepada para pengidap HIV/AIDS sehingga pengobatan dan perawatan dapat terlaksana secara menyeluruh.


2017 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Umi Faza ◽  
Dyah Umiyarni Purnamasari ◽  
Saryono Yono

Abstract  The aim of this study was to determine factors associated with diminished appetite in CKD patients undergoing hemodialysis therapy. This study is an observational analytic research with cross sectional design. Population of this study was CKD outpatients undergoing hemodialysis therapy in July- August 2016 in Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospitals. Amount of 58 subjects taken by consecutive sampling. Appetite, sex, age, length of hemodialysis, frequency of nausea/vomiting, and depression were measured using questionnaire. Subjects who diminished appetite were 58,6%. More than half subjects were male (56,9%). Amount of 84,5% subjects were adults (19-59 years), 63,8% undergoing hemodialysis >1year, 39,7% experienced nausea/ vomiting and 53,4% were depression. Based on Chi-Square Test/ Fisher Exact Test, diminished appetite significantly associated with length of hemodialysis (p=0,041), frequency of nausea/vomiting (p=0,014), and depression (p=0,002). Dominant factors affected diminished appetite were depression and length of hemodialysis. Diminished appetite in CKD patients undergoing hemodialysis therapy associated with length of hemodialysis, frequency of nausea/vomit, and depression. Keyword : appetite, chronic kidney disease, hemodialysi  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani terapi hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien GGK rawat jalan yang menjalani terapi hemodialisis pada bulan Juli- Agustus 2016 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Sebanyak 58 subjek diambil dengan cara consecutive sampling. Nafsu makan, jenis kelamin, usia, lama hemodialisis, frekuensi mual/muntah, dan depresi diukur menggunakan kuesioner. Responden yang mengalami penurunan nafsu makan sebanyak 58,6%. Lebih dari separuh responden (56,9%) berjenis kelamin laki- laki dan 84,5% responden berusia dewasa (19-59 tahun). Sebanyak 63,8% responden menjalani hemodialisis >1tahun. Responden yang mengalami mual/muntah berat sebanyak 39,7% dan 53,4% mengalami depresi. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan Uji Chi- Square/ Fisher Exact diperoleh hasil bahwa nafsu makan berhubungan secara signifikan dengan lama hemodialisis (p=0,041), frekuensi mual/ muntah (p=0,014), dan depresi (p=0,002). Faktor dominan yang mempengaruhi penurunan nafsu makan adalah depresi dan lama hemodialisis. Penurunan nafsu makan pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis berhubungan dengan lama hemodialisis, frekuensi mual/muntah, dan depresi. Kata kunci : gagal ginjal, hemodialisa, nafsu makan  


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Tiffany D. Putri ◽  
Arthur E. Mongan ◽  
Maya F. Memah

Abstract: Chronic kidney disease is a pathophysiology process with diverse etiology, causing a progressive decline on kidney function, and in most cases ends with kidney failure (stage 5). The low level of albumin serum is an important predictor of the morbidity and mortality, as a low albumin level is indicating the weak immunity and vitality in kidney failure patients. This is caused by an increase on inflammation and deficiency of protein intake. The low level of albumin serum is also a major indicator which can be used to show a person’s kidney function. Hypoalbuminemia occurred if blood albumin level is less than 3,5 g/dL. Research objective: To find out the description of albumin serum level on non-dialysis chronic kidney disease patients. Research method: Cross sectional descriptive, to obtain the data of albumin serum on non-dialysis chronic kidney disease patients carried out on December 2015 – January 2016 at two hospitals, which are RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado and Rumah Sakit Advent Manado. The research sample were the blood sample from 35 people suffering a stage five non dialysis chronic kidney disease, which determined by consecutive sampling from non-probability sampling model. Result: According to the laboratory result, from the 35 patients diagnosed with a stage five non dialysis chronic kidney disease, 16 patients are having a decrease on albumin serum (45.7%), and 19 patients are having a normal albumin level (54.4%). None of the samples are having an increase on albumin level. Conclusion: From the research it can be concluded that there are more patients with normal albumin level which is 29 people (54.5%) compared to the patients with hypoalbuminemia which is 16 people (45.7%), with male having a higher tendency of prevalence compared to female on each category of albumin serum checkup.Keywords: albumin serum, stage five chronic kidney disease, non-dialysis.Abstrak: Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5). Kadar serum albumin rendah merupakan prediktor penting dari mordibitas dan mortalitas karena rendahnya serum albumin pada pasien gagal ginjal menggambarkan rendahnya ketahanan dan daya hidup pasien gagal ginjal terminal. Hal ini disebabkan adanya peningkatan inflamasi dan kekurangan asupan protein pada penderita. Rendahnya serum albumin juga salah satu penanda penting yang dapat digunakan untuk menunjukan fungsi ginjal dari seseorang. Dikatakan hipoalbuminemia jika kadar albumin darah kurang dari 3,5 g/dL. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran kadar albumin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode Penelitan: deskriptif cross sectional, untuk mendapatkan data tentang kadar albumin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yang dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari 35 orang yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive. Hasil: Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, terdapat 35 pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis didapatkan bahwa 16 pasien mengalami penurunan kadar albumin serum (45.7%), 19 orang memiliki kadar albumin dalam batas normal (54.3%) dan tidak terdapat peningkatan kadar albumin sama sekali pada pasien yang dilakukan penelitian. Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar albumin serum pada pasien dengan kadar albumin yang masih dalam batas normal yaitu sebanyak 19 orang (54.3%) lebih banyak dibandingkan dengan hipoalbuminemia yaitu sebanyak 16 orang (45.7%) dimana jenis kelamin laki-laki cenderung lebih tinggi prevalensinya dibandingkan dengan perempuan pada tiap kategori hasil pemeriksaan kadar albumin serum.Kata kunci: albumin serum, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis.


2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Isnur Hatta ◽  
Khairunnisa Amalia Pratami ◽  
Maharani Laillyza Apriasari

Abstract: Chronic kidney disease (CKD) is a world health problem where the incidence continues to increase, has a poor prognosis and high-level financing. Clinical manifestations of the oral cavity can occur in CKD patients with hemodialysis therapy due to a decrease in the immune system. To analyze the descriptively the clinical manifestations of oral cavity in CKD patients with hemodialysis therapy at RSUD Ulin Banjarmasin South Kalimantan, period January-March 2019. This is a descriptive analysis with a cross sectional study design, based on history and clinical examination of the oral cavity. Data was entered and analyzed using chi square test. Sampling by purposive sampling. there is a relationship between uremic odor and duration of hemodialysis (p = 0.017). There was a relationship between xerostomia and gender (p = 0.035) and there was a relationship between xerostomia and the duration of hemodialysis (p = 0.007). There is a relationship between gingival swelling and age (p = 0.010) and there is a relationship between gingival swelling and diabetes mellitus (p = 0,000). Manifestations found in the oral cavity of CKD patients with hemodialysis therapy are uremic odor, mouthache, xerostomia, mucosal lesions, candidiasis, and gingival swelling. There is a relationship between sex with xerostomia, the relationship between age with gingival swelling, the relationship between the duration of hemodialysis with uremic odor and xerostomia, the association between DM with gingival swelling. Keywords: Chronic Kidney Disease, Clinical Manifestations, Hemodialysis, Oral Cavity


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Astrid A. Alfonso ◽  
Arthur E. Mongan ◽  
Maya F. Memah

Abstract: Chronic kidney disease is a pathophysiology process with various etiology, causing a progressive decline on kidney function, and in general ends with kidney failure (stage 5). For the last forty years, creatinine serum had been the most common and affordable detection serum to measure kidney performance. The amount of creatinine serum is increased on non-dialysis chronic kidney disease patients. Approximately, 57% of non-dialysis chronic kidney disease patients have 7-12 mg/dL creatinine level. Research objective: To understand the description of creatinine serum level on non-dialysis chronic kidney disease patients. Research method: Cross sectional descriptive, to obtain the data of creatinine serum on non-dialysis chronic kidney disease patients carried out on December 2015 – January 2016 at two hospitals, which are RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado and Rumah Sakit Advent Manado. The research sample were the blood sample from 35 people suffering a stage five non dialysis chronic kidney disease, which determined by consecutive sampling from non-probability sampling model. Result: Based on the laboratory result, the 35 patients diagnosed with a stage five non dialysis chronic kidney disease are undergoing an increase on creatinine serum (100%). Conclusion: Based on the research result, it can be concluded that the increase of creatinine level is occurred on stage five non dialysis chronic kidney disease patients.Keywords: creatinine serum, stage five chronic kidney disease, non-dialysis.Abstrak: Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5). Selama 40 tahun terakhir, kreatinin serum telah menjadi petanda serum paling umum dan murah untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum meningkat pada pasien gagal ginjal non dialisis. Sekitar 57% dari pasien gagal ginjal non dialisis memiliki kadar kreatinin 7-12 mg/dL. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode Penelitan: deskriptif cross sectional, untuk mendapatkan data tentang kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yang dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari 35 orang yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil: Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, terdapat 35 pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis mengalami peningkatan kadar kreatinin serum (100%). Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis.Kata kunci: kreatinin serum, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialysis


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 107-116
Author(s):  
Peri Zuliani ◽  
Dita Amita

Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible disorder of renal function, in which the body's ability to fail to maintain metabolism and balance of fluids and electrolytes, causing uremia. The purpose of this study in general was to determine the relationship between hemoglobin levels and quality of life in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis at dr. M. Yunus Bengkulu. This type of research is descriptive analytic with cross sectional approach. The study sample was 64 patients with CKD who underwent hemodialysis at the hemodialysis installation with accidental sampling technique. The results showed that most patients with chronic kidney disease who underwent haemodialysis (71.9%) had severe anemia and most (56.3%) had a poor quality of life. Chi square test results obtained ρ value 0,000 (α = 0.05). Conclusion, There is a statistically significant correlation between anemia and quality of life in CKD patients undergoing hemodialysis in the RDUD Dr. Hemodialysis room. M. Yunus. Suggested to Dr. Hospital M. Yunus Bengkulu to control the incidence and symptoms of anemia experienced by CKD patients. Keywords: Anemia, Hemodialysis, quality of life, CKD


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Isna Aglusi Badri

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada manula adalah terjadinya peningkatan karies gigi penyakit periodontal, yang merupakan penyebab utama kehilangan gigi untuk manula di Indonesia. Penggunaan gigi tiruan akan meningkatkan kualitas hidup dan mengembalikan kondisi rasa nyeri pada otot masseter, sendi temporomandibula atau otot regio temporalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gigi tiruan dengan kualitas hidup pada lansia Di Wilayah Kerja  Puskesmas Batu Aji Kota Batam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel menggunakan non probability sampling secara purposive sampling, yaitu pada wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam, lansia berusia 60 tahun ke atas yang menggunakan dan tidak menggunakan gigi tiruan, sehingga diperoleh sampel sebanyak 67 lansia. Penentuan gigi tiruan menggunakan pemeriksaan langsung dan kualitas hidup yang yang menggunakan WHOQOL-BREF. Hasil analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara penggunaan gigi tiruan dengan kualitas hidup pada lansia yang dilihat pada Nilai p = 0,029 < 0,05. Diharapkan lansia dapat memperoleh informasi penting tentang penggunaan gigi tiruan agar dapat terciptanya kualitas hidup pada lansia Kata kunci:lansia; penggunaan gigi tiruan; kualitas hidupTHE RELATIONSHIP OF THE USE OF DENTURES AND THE QUALITY OF LIFE OF THE ELDERLY AAT BATU AJI DISTRICT HEALTH CENTRE Abstract Dental and oral health problems that often occur in the elderly are the increase in periodontal disease dental caries, which is the main cause of tooth loss for the elderly in Indonesia. The use of dentures will improve the quality of life and restore painful conditions in the masseter muscles, temporomandibular joints or muscles of the temporalis region. This study was aimed to determine the relationship between the use of dentures and the quality of life in the elderly at Batu Aji District Health Centre, Batam City. This research was a descriptive analytic study with a cross sectional approach. Sampling used non-probability sampling by purposive sampling, The samples were elderly aged 60 years and over who use and do not use dentures, so that a sample of 67 elderly were obtained. Denture determination used direct examination and quality of life used WHOQOL-BREF. The results of the chi square analysis shows that there are a relationship between the use of dentures and the quality of life in the elderly, which was seen at p = 0.029 <0.05. It is hoped that the elderly can listen to important information about the use of dentures in order to create a quality of life in the elderly Keywords:elderly; use of dentures;  quality of  life


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document