Currently, tissue culture is one of the best techniques in propagating of kopyor coconut. The important stage in plant propagation through tissue culture is acclimatization. Upon entering the acclimatization stage, the problem that couldarise in kopyor coconut seedlings is leaf spot disease caused by the fungus Colletotrichumsp., Curvularia sp. and Pestalotiopsissp. Environmentally friendly leaf spot disease control techniques can be done through the use of chitosan, antagonistsmicrobesand endophytic bacteria. This study aimed to examine the use of chitosan, microbial antagonists, endophytic bacteria and their combinations to control leaf spot kopyor coconut disease in four different disease severity categories, namely severe/heavy, moderate, mild, and healthy.Disease development was observed every three weeks, while the rate of disease infection, area under the disease development curve (AUDPC) and disease progression/delta were observed 15 weeks after treatment. The result showed that in heavy severity category, endophytic bacteria treatment was more effective to inhibit leaf spot disease showed byAUDPC value of 131.95 units thatsignificantly different compared to others. In the moderatecategory, combination treatment was more effective to suppress leaf spot disease, showed by the lowest infection rate by 0.03 unit per week, and percentage disease value progression changeswas 12.10%, withno significantly different AUDPC value to the other treatments. In mild and healthy severity category, therewereno significanly different between the rate of infection and AUDPC in all treatments. While the percentage of change progression disease was significantly different between endophytic treatment and control. [Keywords: coconut kopyor seedling, leaf spot disease, antagonist microbes, endophyticbacteria, chitosan]Abstrak Saat ini, teknik kultur jaringanmerupakan salah satu teknik terbaik untukmemproduksi bibit kelapa kopyor. Tahap penting dalam perbanyakan tanaman melaluikultur jaringan adalah aklimatisasi. Pada saat memasuki tahap aklimatisasi, masalah yangdapat muncul pada bibit kelapa kopyor adalah serangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichumsp., Curvulariasp. dan Pestalotiopsis sp.Teknik pengendalian penyakit bercak daun yang ramah lingkungan dapat melalui pemanfaatan kitosan, mikroba antagonis danbakteri endofit. Penelitian ini bertujuan untukmenguji pengaruhkitosan, mikroba antagonis, bakteri endofit dan kombinasinya untuk mengendalikan penyakit bercak daun bibit kelapakopyor pada empat kategori keparahan penyakit yang berbedayaitu berat, sedang, ringan, dan sehat. Perkembangan penyakit diamati setiap tiga minggu selama 15 minggu sedangkan laju infeksi penyakit, luas area dibawah kurva perkembangan penyakit (AUDPC)dan persentaseselisih/delta perkembangan penyakitdihitung pada minggu ke 15.Hasil penelitian menunjukkan bahwa padabibitkelapa kopyor dengan kategori keparahan berat, perlakuan bakteri endofitlebih efektif menghambat bercak daun dengan menghasilkan nilai AUDPC terkecilyaitu sebesar 131,95unit dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya sedangkan laju infeksi dan persentasedelta perkembangan penyakit tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada bibit kopyor kategori keparahan sedang, perlakuan kombinasi lebih efektif menekan bercak daun ditunjukkan dengan laju infeksi terendah sebesar 0,03 unit per minggu yang menghasilkan delta perkembangan penyakit terkecil yakni sebesar 12,1%, dengan nilai AUDPC tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada bibit kopyor kategori keparahanringandan sehat, tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk parameter laju infeksi dan nilai AUDPC pada semua perlakuan. Sedangkan nilai persentase delta perkembangan penyakit pada perlakuan endofit berbeda nyata dibandingkan dengankontrol. [Kata Kunci: bibit kelapa kopyor, penyakit bercak daun, kitosan, mikroba antagonis, bakteri endofit]