scholarly journals EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG METODE PUSHOVER ANALYSIS

2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 104-109
Author(s):  
Junaidin Aswar

      Quest Hotel yang terletak di Yogyakarta merupakan bangunan tempat tinggal yang di peruntukan untuk para pengunjung wisata maupun orang-orang yang punya kepentingan lain yang datang di Yogyakarta, bangunan ini merupakan bangunan bertingkat 10 lantai serta memiliki ketinggian 33,45 m. Sebuah struktur bangunan harus direncanakan sesuai dengan kaidah-kaidah perencanaan yang berlaku, sehingga dampak yang disebabkan oleh gempa dapat menahan guncangan yang telah direncanakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai gaya lateral maksimal serta displacement yang terjadi pada gedung dan bagaimana level kinerja berdasarkan metode FEMA 356. Besarnya  gaya lateral maksimum pada arah x = 8034,753 kN pada step 9 dengan displacement sebesar -0,042530 m dan pada arah y gaya lateral maksimum = 7055,847 kN pada step 7 dengan displacement sebesar -0,066046 m. Hal ini menunjukan bahwa struktur gedung lebih kuat menahan gaya lateral dari arah-x dibandingkan dari arah-y. Berdasarkan hasil perhitungan analisis static non-linier, dari nilai target perpindahan maka diperoleh nilai drift aktual arah-x = 0,00484 (0,484%) dan nilai drift actual arah-y = 0,00773 (0,73%). Hal ini menunjukkan bahwa bangunan tidak mengalami kerusakan komponen struktur. Kekuatan dan kekakuan gedung masih hampir sama dengan kondisi sebelum struktur dilanda gempa,  pada keadaan ini gedung yang ditinjau adalah termasuk  pada level kinerja Immediate Occupancy (IO). Kata Kunci: Displacement, FEMA 356, Pushover, Quest Hotel.

2019 ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Nugrafindo Yanto ◽  
Rafki Imani ◽  
Zulva Andika

Sumatera Barat merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi. Bencana gempa menyebabkan terjadinya kerusakan struktur bangunan. Saat terjadi gempa, diharapkan bangunan mampu menerima gaya gempa pada level tertentu tanpa terjadi kerusakan yang signifikan pada strukturnya atau apabila struktur bangunan harus mengalami keruntuhan mampu memberikan perilaku nonlinier pada kondisi pasca-elastik sehingga tingkat keamanan bangunan terhadap gempa dan keselamatan jiwa penghuninya lebih terjamin. Melihat dari fenomena gempa bumi yang telah terjadi belakangan ini, maka sangat perlu diperiksa atau dianalisis kelayakan dari Gedung Rumah Sakit Paru Sumatera Barat. Metode evaluasi yang digunakan adalah analisis statik non-linier (Pushover). Beban lateral yang digunakan merupakan hasil dari anaisis statik ekuivalen. Level kinerja ditentukan dengan Target Perpindahan sesuai Federal Emergency Management Agency. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat kinerja Struktur Rumah Sakit Paru Sumatera Barat tersebut adalah dalam kondisi IO-LS (Immediate occupancy–Life Safety) yang artinya tidak ada kerusakan pada komponen struktur dan struktur bisa digunakan, hal ini berdasarkan target displacement FEMA 356, dan pola keruntuhan pada Struktur Rumah Sakit Paru Sumatera Barat, elemen struktur yang lemah (terjadisendi plastis) adalah elemen balok.


Jurnal PenSil ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 40-46
Author(s):  
R. Hendarto Prasetyo R. Bambang Kusuma Prihadi ◽  
Dwi Kurniati ◽  
Bambang Kusuma Prihadi

Pushover analysis is a non-linear static analysis to determine the collapse behavior of a building or structure. The analysis is carried out by giving a static lateral load pattern to the structure, which is then gradually increased by a multiplier until a buliding movement target is reached. This final assignment research was conducted to determine the performance point based on ATC-40, to determine the performance level based on ATC-40, and to determine the performance level based on FEMA 356. The research method used the response spectrum with the SAP2000 v14 program. The result of the performance point in building with the values of Sa = 0,737, and Sd = 0,200 for the push X, while the values of push Y Sa = 0,680, and Sd = 0,225. The calculation of ATC-40 in building shows the value of the drift ratio in the X direction 0,01165 and the drift ratio Y direction 0,0127 at the level of performance Immediate Occupancy (IO). The result of FEMA 356 calculation in building shows the value of the lateral displacement target structure of the X direction structure = 0,00437 (0,437 %), and the value of the lateral displacement target of the Y direction structure = 0,006 (0,6 %) and at the level of performance Immediate Occupancy (IO). Then it could be concluded that The Dental & Mouth Hospital of UGM Prof. Soedomo, was at the level of performance Immediate Occupancy (IO), meaning that the building was still safe and could be reused after the earthquake and don’t occured serious demage.


2020 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 1233
Author(s):  
Albert Albert ◽  
Daniel Christianto ◽  
Hadi Pranata

ABSTRACTAlthough elastic analysis gives a good indication of the elastic capacity and behavior of a building, but the elastic method can’t predict when the first yield will occur, and the failure mechanism and account for redistribution of member forces when the plastic hinges progressively formed. The use of inelastic procedure for evaluation is an attempt made by engineer in the past days to better understand how the structure will behave when subjected to strong earthquake, assuming the elastic capacity of the structure will be exceeded. In this research the pushover analysis was done using the modelling criteria of FEMA 356. The modeling of C-flanged shear was done using line element with the equivalent strength and stiffness properties. Target displacement was calculated using the displacement coefficient method of FEMA 356. Based on the analysis the triangular load pattern resulted in larger target displacement than the uniform load. But the uniform load pattern gives larger seismic response than the triangular load pattern. The uniform load pattern resulted in Life Safety performance level, while the triangular load pattern resulted in Immediate Occupancy, based on the two load patterns used the structure resulted in Life Safety performance level.ABSTRAKWalaupun analisis elastik memberikan indikasi yang baik mengenai kapasitas dan perilaku elastik dari suatu gedung, tetapi metode elastik tidak dapat memperkirakan kapan pelelehan pertama terjadi, serta mekanisme kegagalan apa yang mungkin terjadi pada bangunan tersebut, dan memperkirakan redistribusi dari gaya- gaya dalam ketika pembentukan sendi plastis secara progresif terjadi. Fungsi dari analisis inelastik, sebagai prosedur untuk mengevaluasi bangunan, yang merupakan usaha dari insinyur-insinyur terdahulu memahami bagaimana struktur akan berperilaku apabila dikenai gempa kuat, dimana diasumsikan bahwa kapasitas elastik gedung telah terlampaui. Dalam penelitian ini dilakukan pushover analysis menggunakan kriteria pemodelan berdasarkan FEMA 356. Pemodelan dari dinding geser bersayap C dilakukan menggunakan line element dengan kekuatan dan kekakuan yang ekivalen. Target perpindahan dianalisis menggunakan metode coefficient of displacement dari FEMA 356. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat bahwa pembebanan segitiga lebih besar dibandingkan pembebanan merata. Namun, respons seismik yang didapat akibat beban merata, lebih besar dibandingkan beban segitiga. Pembebanan merata menghasilkan tingkatan kinerja Life Safety, sedangkan pembebanan segitiga menghasilkan tingkatan kinerja Immadiate Occupancy, berdasarkan kedua pembebanan tersebut didapat kinerja dari struktur tersebut adalah Life Safety.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Ramdhan Taufik ◽  
Erma Desmaliana ◽  
Amatulhay Pribadi

ABSTRAKKondisi geografis Indonesia memiliki struktur tektonik kompleks. Kondisi ini membuat perencanaan rumah tinggal 2 (dua) lantai membutuhkan pertimbangan khusus dari segi kekuatan dan kekakuan. Penggunaan material kayu sebagai bahan konstruksi di Indonesia masih jarang digunakan. Kayu glulam adalah suatu produk kayu rekayasa yang dibuat dari beberapa bilah kayu yang direkatkan dengan arah sejajar serat menggunakan perekat berupa lem. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon struktur pada rumah tinggal menggunakan material kayu glulam dan solid dengan bantuan program ETABS 2016. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh nilai periode struktur, gaya geser dasar, dan simpangan antar lantai antara seluruh model menunjukan hasil yang berbeda, perbedaan diakibatkan dari hasil konversi berat jenis dan modulus of elastisity berdasarkan BS EN 1194:1999. Berdasarkan analisis non-linier pushover didapatkan bahwa kayu glulam Nyatoh (kayu kelas III) berada pada level pada kinerja B to IO (Immediate Occupancy), dimana hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan kayu solid Bangkirai (kayu kelas I).Kata Kunci: rumah tinggal, kayu glulam, non-linier pushover ABSTRACTGeographical condition of Indonesia has a complex tectonic structure. These conditions create  2-storyhome-planning that require special consideration in terms of strength and rigidity. The use of wood as a construction material in Indonesia is still rarely used. Glulam wood is a wood products engineering made from wooden slats several glued with the direction of the parallel fibers using adhesives. This research aims to identify the structure of the response at home using basic material glulam and solid wood with the help of ETABS 2016 programs. Based on the analysis that has been done, obtained the value of the structure periode, base shear force, and interstory drift between all models show different results, the difference is due to the results of specific gravity conversion and modulus of elasticity base on BS EN 1194:1999. Based on non-linear pushover analysis, it shows that Nyatoh glulam wood (class III wood) was at the level of the B to IO (Immediate Occupancy) performance, where the results were not much different from Bangkirai solid wood (class I wood).Keywords: home livingstructure, glulam wood, non-linear pushover


CIVED ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Lisyana Junelin Restu ◽  
Eka Juliafad ◽  
Fajri Yusmar

AbstractInpres market block IV Pasar Raya Padang is not designed as a shelter building, but is designated as a vertical evacuation site when a tsunami occurs. This study aims to evaluate the structural performance of Inpress market block IV zone B. The method used for this research is the pushover analysis method. According to FEMA P-646/2019, vertical evacuation refuge structures are included in tsunami risk category IV, based on the risk category the maximum performance level is at the Immediate Occupancy (IO). For loads on buildings, refer to SNI 1727:2020 and SNI 1726:2019 for earthquake loads. For the calculation of the capacity of concrete structural elements, refer to SNI 2847:2019. Structural analysis was carried out using the SAP2000 version 16. After analysis, based on performance points, drift ratio that occur due to earthquake loading in X-direction and Y-direction are 0,05875% and 0,0067%. The maximum total drift that occurs is smaller than that required by ATC-40 for the Immediate Occupancy performance level, which is 1%. Thus, the structure performance level is Immediate Occupancy. This means that the Inpress market block IV building is still strong enough against earthquake loads.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Richard Geraldi ◽  
Daniel Christianto ◽  
Hadi Pranata

Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar, salah satunya adalah korban jiwa dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, diperlukannya suatu bangunan tahan gempa untuk mengurangi kerugian yang dapat terjadi. Perencanaan gempa yang umum digunakan saat ini adalah perencanaan berbasis gaya, dimana respons struktur terhadap gempa dianalisis pada kondisi elastis. Namun, pada kondisi sebenarnya struktur akan mengalami kondisi inelastis ketika terkena gempa. Untuk mengatasi kekurangan itu, berkembanglah perencanaan berbasis perpindahan dimana gaya gempa desain ditentukan berdasarkan perpindahan maksimum yang diizinkan pada kondisi inelastik dan kinerja minimum yang diharapkan dari suatu gedung berdasarkan fungsinya. Peraturan gempa yang ada saat ini menggunakan perencanaan berbasis gaya sehingga diperlukan evaluasi terhadap bangunan untuk memastikan kinerjanya pada tingkat minimum yang diizinkan. Untuk menganalisis bangunan pada kondisi inelastik, digunakan analisis pushover dan Direct Displacement Based Design yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi bangunan yang sebenarnya. Tingkat kinerja dari struktur bangunan yang didesain berdasarkan SNI 1726:2012 dievaluasi dengan menggunakan metode kapasitas spektrum yang diatur dalam ATC-40 dan FEMA 440 serta metode koefisien perpindahan yang diatur dalam FEMA 356 dan FEMA 440. Hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa bangunan yang didesain dengan SNI 1726:2012 ini memiliki tinkat kinerja Immediate Occupancy yang berarti bahwa bangunan ini memenuhi tingkat kinerja minimum yang ditetapkan, yaitu life safety.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Ilham Ilham

ABSTRAKPenggunaan bresing tahan tekuk dapat menjadi solusi atas kebutuhan struktur tahan gempa di Indonesia. Disipasi energi pada elemen bresing tahan tekuk dilakukan melalui kinerja plastifikasi bagian inti bresing akibat beban tarik dan tekan. Penelitian ini berisi kajian kinerja dari bangunan rangka baja beraturan dengan bresing tahan tekuk (BRB) dengan variasi level ketinggian lantai yaitu 3 lantai, 8 lantai dan 15 lantai. Analisis struktur 3D dilakukan dengan dua prosedur analisis yaitu modal pushover dan nonlinear time history pada program ETABS. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemilihan elemen BRB sangat mempengaruhi kinerja struktur, yang terlihat dari pola drift yang terjadi. Untuk struktur beraturan dengan berbagai ketinggian, tingkat kinerja struktur dengan BRB cukup baik, yaitu Immediate Occupancy (IO) akibat beban gempa rencana. Plastifikasi hanya terjadi pada BRB, dan kelelehan pada balok mulai terbentuk sampai mekanisme keruntuhan terjadi. Hasil modal pushover dengan nonlinear time history pada bangunan 15 lantai yang cukup mirip menunjukkan bahwa modal pushover dapat digunakan untuk memprediksi kinerja struktur BRB yang beraturan.Kata kunci: kinerja struktur, bresing tahan tekuk, immediate occupancy, modal pushover, nonlinear time history ABSTRACTBuckling restrained braces (BRB) can be an alternative solution for earthquake resistant steel structure in Indonesia. The energy dissipation for buckling restrained elements is conducted through yielding of the core due to tension or compression forces. This study presents an evaluation of the structural performance of steel structures with BRB varying in heights, 3-story, 8-story and 15-story. The 3D structural analysis was carried out with ETABS software using 2 methods, Modal Pushover and Nonlinear Time History. The results shows that the selection of BRB elements greatly affected the structural performance, showed by the drift pattern. For regular structures with variation in heights, structures with BRB behaved satisfactory under the design load with the performance level of Immediate Occupancy (IO). Yielding was limited to BRB members, and afterwards the yielding occurred on beams until collapse. The results of modal pushover and time history analysis for 15-story structure are similar, thus modal pushover can be used to predict the performance of regular structural system with BRB.Keywords: structural performance, buckling restrained brace, immediate occupancy, modal pushover analysis, nonlinear time history analysis


2019 ◽  
Vol 280 ◽  
pp. 01003
Author(s):  
Mochamad Teguh ◽  
Novia Mahlisani ◽  
Fadillawaty Saleh

A pushover analysis was conducted to evaluate structuralperformance of an extended building structure subjected to simulatedseismic loads. The Inna Garuda Hotel was selected as a building object ofthis research focusing on the extension building only. This 7-storyreinforced concrete building has been functioned as a hotel building in theYogyakarta City of Indonesia for over 30 years. Preliminary results of thisanalysis indicated that the performance level of this building wascategorized as an immediate occupancy (IO), however, the plastic hingeson the slim column structure components occurred. Given this condition, the structure of the building does not fulfill the concept of a strong columnweakbeam (SCWB). The research objective is to follow up on thepotential of building collapse due to the column structure weakness byconducting a research on the strengthening of slim column elements. Apushover analysis was carried out using ETABS software. A strengtheningtechnique was adopted by enlarging the dimensions of the slim columngradually. In this study, the slim column was enlarged up to 300/650 mm(KJ-P5 model). The pushover analysis results of the KJ-P5 model haveshown the drift ratio is less than 1.0% for the four directions of thepushover with the level of immediate occupancy performance (IO). Referring to the recent building condition, the strengthened slim columnsdo not seem significant damage to the structural components of thebuilding resulting in a fulfilling of SCWB concept, where a similarcondition on their strength and stiffness as before the earthquake occurs. The results of the plastic hinge locations, as well as the performance levelsof the indicated slim columns in resisting overall structures, are extensivelydiscussed in this paper.


2010 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 187-208 ◽  
Author(s):  
Georgios Siahos ◽  
Stephanos Dritsos

The two different procedures of ASCE/SEI 41 Supplement 1 and the EC 8 based Greek Retrofitting Code (GRECO) are compared via pushover analyses for the seismic assessment of RC buildings designed to old codes. In addition, the FEMA 356 procedure is considered in order to evaluate the new provisions of ASCE/SEI 41. Results from two moderate level seismic tests performed on a four-story building are used for comparison. For the first test, all procedures overestimated the experimentally observed limited damage but GRECO was more satisfactory. For the second higher excitation test, all procedures predicted the building's high vulnerability but failed to predict the experimentally observed imminent collapse of a stiff column. In all cases, GRECO gave higher displacements. ASCE/SEI 41 and FEMA 356 predicted better the building's stiffness and gave much higher available plastic hinge rotations for beams when compared to GRECO. Concerning the columns, available plastic hinge rotations at the Life Safety performance level from the ASCE procedure were higher than GRECO, while ASCE values at the collapse prevention performance level were slightly lower than GRECO. Finally, a comparison of the above procedures with nonlinear dynamic analyses of a past earthquake is performed to identify potential pushover analysis concerns.


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Dianita Ika Roshinta Dewi

Pada proses pembangunan gedung SMP 3 Muhammadiyah Yogyakarta terjadi permasalahan internal yang mengakibatkan proses pengerjaan berhenti sementara dan terjadi pergantian kontraktor. Ketika pembangunan kembali dilaksanakan, assesment pada gedung diperlukan untuk mengetahui mutu beton. Pada pengerjaan proses assesment terdapat kesalahan prosedur yang mengakibatkan struktur dari bangunan mengalami kerusakan. Beberapa tulangan utama dari struktur kolom terputus dikarenakan proses core drill. Melihat permasalahan tersebut pemeriksaan terhadap evaluasi kinerja struktur perlu dilakukan. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan evaluasi kinerja struktur adalah pushover analysis yang disesuaikan dengan pedoman ATC-40. Output dari pushover analysis adalah level kerusakan bangunan. ATC-40 merupakan salah satu pedoman yang digunakan dalam penentuan level kerusakan. Level kerusakan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai evaluasi keamanan struktur setelah terjadi gempa. Berdasarkan pushover analysis yang telah dilakukan didapatkan nilai performance point sebesar Sa= 0,091 dan Sd= 0,017 untuk push x sedangkan untuk nilai dari push y adalah Sa= 0,089 dan Sd= 0,016. Sedangkan untuk nilai maksimum total drift 0,00113 dan nilai maksimum inelastic drif 0,00095 pada push x dan nilai maksimum total drift 0,00128 dan nilai maksimum inelastic drif 0,001036 pada push y. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan level kerusakan struktur adalah Immediate Occupancy (IO) yang artinya apabila terjadi gempa, hanya sedikit kerusakan struktural yang terjadi. Karakteristik dan kapasitas sistem penahan gaya vertikal dan lateral pada struktur masih masih sama dengan kondisi dimana gempa belum terjadi, sehingga bangunan aman dan dapat langsung dipakai.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document