scholarly journals OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI BAHAN-BAHAN MINUMAN TRADISIONAL INDONESIA

2019 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 10-24
Author(s):  
Yunita Siti Mardhiyyah ◽  
Budi Nurtama ◽  
C. Hanny Wijaya

Indonesia dikenal akan kearifan lokal dengan potensi pangan fungsional berupa minuman-minuman tradisional.Produk minuman tradisional dibuat dari ekstraksi bahan alami seperti rimpang jahe dan temulawak, daun tanaman kumis kucing, serta kayu secang.Kemampuan bioaktif minuman salah satunya dipengaruhi oleh efektivitas ekstraksi komponen fitokimia dari bahan-bahan minuman.Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan proses ekstraksi yang optimal dari bahan-bahan minuman tradisional Indonesia, yaitu kumis kucing, secang, jahe dan temulawak. Optimasi waktu ekstraksi daun tanaman kumis kucing dan kayu secang dikembangkan menggunakan Response Surface Methodology dengan software Design Expert 7,0. Proses ekstraksi optimum dari daun tanaman kumis kucing dan kayu secang didapatkan selama 30 menit pemanasan dalam air dengan perbandingan bahan dan air 1:25. Persamaan matematika dapat digunakan untuk memprediksi total fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak. Peningkatan skala menyebabkan penurunan aktivitas antioksidan dan total fenol pada ekstrak daun tanaman kumis kucing dan kayu secang. Pada skala pilot plant nilai aktivitas antioksidan 2508,9 ppm AEAC dan total fenol 926,6 ppm GAE untuk ekstrak kumis kucing dan nilai aktivitas antioksidan 1601,7 ppm AEAC dan total fenol 1319,9 ppm GAE untuk ekstrak kayu secang. Efisiensi dan efektivitas proses ekstraksi jahe diperoleh melalui pemblansiran dengan direndam air panas (90-95oC) selama 3 menit, sedangkan temulawak tidak perlu dilakukan pemblansiran. Ekstraksi jahe dengan cara tersebut mampu memberikan total fenol 2294,6 ppm GAE dan rendemen 61,1%. Prosedur ekstraksi optimum pada temulawak memberikan total fenol ekstrak 5621,8 ppm GAE dan rendemen 46,9%. Ekstrak optimum yang didapatkan dapat digunakan untuk formulasi minuman fungsional dengan berbagai manfaat bagi kesehatan

2015 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Rosmawaty Peranginangin ◽  
Anna Mardiana Handayani ◽  
Dina Fransiska ◽  
Djagal W. Marseno ◽  
Supriyadi Supriyadi

Alginat memiliki sifat dapat membentuk gel dengan adanya ion Ca2+, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan bulir jeruk analog. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi alginat dan CaCl2 yang optimum dalam pembuatan bulir jeruk analog  dengan menggunakan response surface methodology (RSM) dan mempelajari karakteristik bulir jeruk analog yang dihasilkan. RSM dengan central composite design (CCD) pada software Design Expert 7 (DX 7) digunakan dengan variasi konsentrasi alginat dan konsentrasi CaCl2 sebagai variabel. Parameter yang diamati pada analog bulir jeruk meliputi kekuatan gel, viskositas, sineresis, dan pH. Selain itu juga diamati kadar air, kadar abu, kadar serat, dan uji sensoris (hedonik skala 5). Analog bulir jeruk disimpan dalam larutan sari jeruk  selama 1 bulan dengan pengamatan berat dan warna periode per minggu. Optimasi dilakukan dengan menggunakan program DX 7 (RSM) dan 5 kali ulangan pada bulir jeruk yang dibuat dari alginat 0,8% dan CaCl2 0,5%.  Analog bulir jeruk yang dihasilkan memiliki kekuatan gel 130,29 g/cm2; viskositas larutan 118,6 cPs; sineresis 43,47% dan pH 3,99; sedangkan kadar air 94,05%; kadar abu 0,35%; kadar serat 2,46%. Hasil uji hedonik skala 5 pada analog bulir jeruk  memiliki nilai yaitu mendekati suka untuk tekstur (3,73), suka untuk kenampakan (4) dan antara agak suka hingga suka untuk rasa (3,53). 


2020 ◽  
Vol 23 (3) ◽  
pp. 441-446
Author(s):  
Sudianto ◽  
Sugeng Heri Suseno ◽  
Pipih Suptijah

Modifikasi untuk produksi kitosan terus dilakukan sehingga menghasilkan berbagai bentuk kitosan baik itu berupa serpihan, butiran, membran maupun gel. Diversifikasi turunan dari kitosan masih harus dilakukan, misalnya produk diversifikasi kitosan yang telah ada seperti glukosamin dan perlu dilakukan produksi kitosan larut air untuk menambah diversifikasi dan memperluas kegunaan produk kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan optimasi konsentrasi larutan asam klorida dan rasio kitosan dalam memproduksi kitosan larut air menggunakan tekanan hidrolisis dengan metode Response Surface Methodology (RSM) Box Behnken program software design expert 07.00. Perlakuan kondisi produksi kitosan larut air yang direkomendasikan RSM adalah konsentrasi HCl 1,75%, rasio kitosan 1:10 dan waktu pemanasan selama 45 menit. Karakteristik kitosan larut air pada kondisi optimum diperoleh rendemen 80%, pH 6, kadar air 41,9%, kadar abu 1,33%, kadar nitrogen 3,28%, kelarutan 66,38%.


2021 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
pp. 47-56
Author(s):  
Widya Putri ◽  
◽  
Anggi Nasution ◽  
Margaretha Tiffani ◽  
Aditya Wardana ◽  
...  

Limbah kulit jeruk dapat dimanfaatkan menjadi pektin dengan cara diekstrak. Pektin banyak digunakan pada industri pangan, salah satunya stabilizer. Penelitian bertujuan mengeta­hui konsentrasi pelarut dan lama waktu yang optimum pada proses ekstraksi untuk mendapat­kan rendemen, total pektin, dan tingkat kecerahan yang terbaik. Rancangan penelitian meng­gunakan Response Surface Methodology dengan Central Composite Design melalui software Design Expert 7.1.5. Kombinasi faktor perlakuan yaitu, konsentrasi asam oksalat (%) dan lama waktu ekstraksi (menit). Hasil penelitian menunjukkan nilai optimum konsentrasi pelarut asam oksalat sebesar 0,22% dengan lama waktu ekstraksi 90 menit 16 detik, menghasilkan 16,78% rendemen; 10,59% total pektin; dan 63,56 (L) tingkat kecerahan pektin. Kemudian, dilakukan karakterisasi pektin optimasi dengan hasil untuk kadar air 9,87%, berat ekivalen 901,60; kadar metoksil 5,59%; kadar asam galakturonat 51,45%; dan derajat esterifikasi 61,69%. Pektin yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar International Pectin Producers Association (IPPA), kecuali pada berat ekivalen. Pektin hasil optimasi termasuk pektin metoksil rendah. Kata kunci : Ekstraksi; Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis); Pektin; Response Surface Methodology


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Asmaun Asmaun

ABSTRAK  Kayu Kulim (Scorodocarpus Borneensis Baillon Beec) merupakan jenis tanaman lokal yang terdapat didaerah pulau Sumatera dan Kalimantan yang diambil sebagai bahan  untuk penelitian dalam  menganalisa pengaruh dari proses pemesinan dalam hal pengampelasan pada permukaan  kayu Kulim (Scorodocarpus Borneensis Baillon Beec) dengan menggunakan response surface methodology. Kajian ini dibatasi pada pengaruh laju pemakanan dan ukuran grit amplas yang digunakan untuk mendapatkan nilai- nilai berupa parameter kekasaran Ra, Rq dan Rk. Dengan menggunakan  Central Composite Design (CCD), yang dilakukan 13 kali pengujian dengan 5 kali pengulangan dititik pusatnya. Proses pengampelasan sendiri dilakukan dengan menggunakan mesin frais yang sudah dimodifikasi dengan penambahan motor listrik sebagai penambah kecepatan putarnya. Data hasil pengujian dianalisa dengan menggunakan bantuan software Design Expert 9.0 dan didapatkan bahwa laju pemakan memberikan pengaruh positif pada nilai kekasaran Ra, Rq dan Rk. Dimana semakin besar laju pemakanan, maka kekasaran permukaan yang dihasilkan akan semakin kasar. Sedangkan pengaruh ukuran grit amplas yang digunakan menunjukkan pengaruh negative. Sehingga semakin besar ukuran grit amplas yang digunakan, maka kekasaran permukaan yang dihasilkan akan semakin halus.


2015 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Nine Tria Rossa ◽  
Dewi Agustina Iryani ◽  
Suripto D. Yuwono

Telah dilakukan penelitian tentang hidrolisa bagas tebu menggunakan asam asetat sebagai katalis. Sebanyak 30 gram dihidrolisa dalam 300ml air yang mengandung katalis asam menggunakan  asetat sebesar 7 sampai 9% v/v dengan variabel waktu dan temperatur hidrolisa selama 1 sampai 4 jam dan 80oC sampai 103oC pada kondisi atmosferik menggunakan reaktor tipe batch. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan waktu hidrolisa, serta konsentrasi katalis asam asetat terhadap perolehan furfural. Kemudian untuk menemukan kondisi paling efisien untuk memproduksi furfural menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan Software Design Expert 7.0.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan waktu dan temperatur hidrolisa akan meningkatkan perolehan furfural. Perolehan asam asetat juga meningkat rata-rata hingga 2 kali dari konsentrasi asam asetat awal. Hal ini terjadi karena pemutusan gugus acetyl dari fraksi hemiselulosa pada bagas tebu. Perolehan kondisi optimum yakni pada waktu dan temperatur hidrolisa 2 jam dan 103oC, konsentrasi katalis 9%, dengan konsentrasi furfural 4,10 mg/ml dan konsentrasi asam asetat 2,62 mmol/ml.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Retno Atika Putri ◽  
Azhari Muhammad ◽  
Ishak Ishak

Biodiesel merupakan suatu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.Dalam penelitian ini bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan biodiesel biji jarak pagar. Proses pembuatan biodiesel yang digunakan adalah ekstraksi reaktif, yaitu proses ekstraksi dan reaksi transesterifikasi, berjalan secara simultan, dimana metanol memliki fungsi ganda, yaitu sebagai pelarut dan sebagai reaktan. Pelarut yang digunakan pada penelitian ini adalah nheksana. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi optimum proses pembuatan biodiesel dari Jatropha curcas L. seed (biji jarak pagar) dengan menggunakan Software Design Expert V.6.0.8 metode Response Surface Methodology (RSM) Box Behnken Design (BBD). Biji jarak pagar sebanyak 200 gr, menggunakan pelarut CH3OH dan katalis KOH sebesar 0,8% w/w dengan perbandingan mol (minyak:alkohol) adalah 1:4, 1:5, 1:6, suhu reaksi 55, 60 dan 65oC dengan waktu reaksi adalah 60 menit, 120 menit dan 180 menit. Berdasarkan hasil eksperimen diperoleh yield tertinggi sebesar 12,80% pada kondisi 120 menit pada suhu 60C dan perbandingan mol 1:5, sedangkan Design Expert memberikan prediksi untuk memperoleh titik optimal yaitu, pada kondisi suhu 60oC perbandingan mol 1:5,03 dan lama reaksi berlangsung adalah selama 131,92 menit dengan yield biodiesel sebesar 12,88%.Biodiesel merupakan suatu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan biodiesel biji jarak pagar. Proses pembuatan biodiesel yang digunakan adalah ekstraksi reaktif, yaitu proses ekstraksi dan reaksi transesterifikasi, berjalan secara simultan, dimana metanol memliki fungsi ganda, yaitu sebagai pelarut dan sebagai reaktan. Pelarut yang digunakan pada penelitian ini adalah nheksana. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi optimum proses pembuatan biodiesel dari Jatropha curcas L. seed (biji jarak pagar) denganmenggunakan Software Design Expert V.6.0.8 metode Response SurfaceMethodology (RSM) Box Behnken Design (BBD). Biji jarak pagar sebanyak 200gr, menggunakan pelarut CH3OH dan katalis KOH sebesar 0,8% w/w denganperbandingan mol (minyak:alkohol) adalah 1:4, 1:5, 1:6, suhu reaksi 55, 60 dan 65oC dengan waktu reaksi adalah 60 menit, 120 menit dan 180 menit.Berdasarkan hasil eksperimen diperoleh yield tertinggi sebesar 12,80% padakondisi 120 menit pada suhu 60oC dan perbandingan mol 1:5, sedangkan Design Expert memberikan prediksi untuk memperoleh titik optimal yaitu, pada kondisi suhu 60oC perbandingan mol 1:5,03 dan lama reaksi berlangsung adalah selama 131,92 menit dengan yield biodiesel sebesar 12,88%.


Energies ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 595
Author(s):  
Mahir Faris Abdullah ◽  
Rozli Zulkifli ◽  
Hazim Moria ◽  
Asmaa Soheil Najm ◽  
Zambri Harun ◽  
...  

Impinging jets are considered to be a well-known technique that offers high local heat transfer rates. No correlation could be established in the literature between the significant parameters and the Nusselt number, and investigation of the interactions between the correlated factors has not been conducted before. An experimental analysis based on the twin impingement jet mechanism was achieved to study the heat transfer rate pertaining to the surface plate. In the current paper, four influential parameters were studied: the spacing between nozzles, velocity, concentration of Nano solution coating and nozzle-plate distance, which are considered to be effective parameters for the thermal conductivity and the heat transfer coefficient of TiO2 nanoparticle, an X-ray diffraction (XRD) and field emission scanning electron microscopy (FESEM) analysis were done, which highlighted the structure and showed that the nanosolution coated the surface homogenously. Moreover, a comparison was done for the experimental results with that of the predicted responses generated by the Design Expert software, Version 7 User’s Guide, USA. A response surface methodology (RSM) was employed to improve a mathematical model by accounting for a D-optimal design. In addition, the analysis of variance (ANOVA) was employed for testing the significance of the models. The maximum Nu of 91.47, where H = S = 1 cm; Reynolds number of 17,000, and TiO2 nanoparticle concentration of 0.5% M. The highest improvement rate in Nusselt was about 26%, achieved with TiO2 Nanoparticle, when S = 3 cm, H = 6 cm and TiO2 nanoparticle = 0.5 M. Furthermore, based on the statistical analysis, the expected values were found to be in satisfactory agreement with that of the empirical data, which was conducted by accounting for the proposed models’ excellent predictability. Multivariate approaches are very useful for researchers, as well as for applications in industrial processes, as they lead to increased efficiency and reduced costs, so the presented results of this work could encourage the overall uses of multivariate methods in these fields. Hypotheses: A comparison was done for the predicted responses generated by the Design Expert software with the experimental results and then studied to verify the following hypotheses: ► Preparation of three concentrations of TiO2 nanosolution was done and studied. ► The heat transfer rate could be increased by surface coating with TiO2 nanoparticle. ► The heat transfer could be improved by the impingement jet technique with suitable adjustments.


2014 ◽  
Vol 984-985 ◽  
pp. 118-123 ◽  
Author(s):  
S. Periyasamy ◽  
M. Aravind ◽  
D. Vivek ◽  
K.S. Amirthagadeswaran

In this study, the response surface methodology was used to optimize the process parameters of constant speed horizontal spindle surface grinding. The experiments were conducted based on the design expert software. The surface roughness characteristics were investigated in AISI 1080 steel plates using A60V5V grinding wheels. The optimum parameters for minimum surface roughness were found using Design Expert software. The parameters for a particular surface roughness value can also be determined using the results of this experiment. This results shows that feed has a greater effect on surface roughness and feed has medium effect on surface roughness. While dressing depth of cut has a very minimal effect on surface roughness.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document