scholarly journals ANALISA INVESTASI KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR PERHOTELAN

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 67-88
Author(s):  
Taufik Hidayat

The study was conducted to analyze the hotel performance focusing on the financial aspect. This is critical for the hotel since they have done building renovation financed by the bank, therefore controlling the financial activities will assist the hotel debt return in the long run. The financial analysis used some tools such as Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), Revenue Cost Ratio (RCR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Cost Benefit Ratio (CBR) dan Profitability Index to measure the hotel’s performance. The result shows that NPV> 0 then investment with NPV Rp. 39.36 billion can be continued safely. The Break event point (BEP) is accepted for 8 years. The Internal Rate of Return (IRR) method is used to analyze the amount of interest that makes the cost of expenditure and income equal to the size of IRR Hotel XYZ 15.87%> 8.5% (interest deposit bank) where IRR> i (interest rate), so investment proposal accepted. The RCR (Revenue Cost Ratio) method is 1.17 in 2012, amounting to 1.20 in 2013 andamounting to 1.38 in 2014 which explains that R / C> 1 is profitable after the project. The ROI (Return on Investment) was explained that there was an increase in the ability of Hotels in obtaining operating profit from invested capital in all assets. ROE (Return on Equity) explained that there was an increase in the ability of XYZ Hotels to obtain net income from paid-up capital. The Profitability Index (PI) method of 1.656> 1 then the building renovation of the hotel can be continued and profitable.

1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Fikri Fathurahman Aziz

This study aims to analyze financially (net present value, revenue cost ratio, internal rate of return, break event point, return on investment and payback period) feasibility of kampung super chicken farming Mr. Suparlan in Jojog village, district Pekalongan, East Lampung regency. The data used in the form of quantitative and qualitative data sourced from the primary data and secondary data which is then analyzed descriptively. Based on the analysis, it is known that kampung super farm is financially feasible to cultivate. This is indicated by the positive value of net present value (NPV) of Rp 186,568,517, revenue ratio (RCR) 1.59, internal rate of return (IRR) of 135.82%, return on investment (ROI) of 43%, and the value of payback period (PP) of 0.50. Keywords: financial feasibility, kampung chicken, chicken farm


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 34-45
Author(s):  
Windy Mitasari ◽  
Doddy Aditya Iskandar

ABSTRAK  Proyek Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar merupakan proyek yang tidak layak secara finansial namun layak secara ekonomi. Proyek Jalan Tol Trans Sumatera di ruas Bakahueni – Terbanggi Besar resmi dimulai pembangunannya pada tanggal 30 April 2015 dan telah diresmikan penggunaannya secara penuh pada tanggal 8 Maret 2019. Proyek ini memiliki asumsi Internal Rate of Return 11,80% dengan struktur pemodalan dan komposisi pinjaman dan ekuitas sebesar 48%:52%, termasuk porsi ekuitas proyek ini diperoleh dari Penyertaan Modal Negara dan porsi pinjaman dijamin oleh Pemerintah. Penelitian dilakukan dengan metode perbandingan manfaat dengan biaya (Benefit Cost Ratio) dan bertujuan melakukan evaluasi kelayakan ekonomi proyek Bakauheni – Terbanggi Besar. Biaya yang digunakan adalah biaya proyek dan biaya lingkungan sebagai bentuk eksternalitas negatif proyek ini sedangkan manfaat yang dihitung berdasarkan manfaat yang diperoleh pengguna jalan tol tersebut. Biaya total dari proyek ini adalah Rp 27,93 Triliun dan manfaat nya sebesar Rp. 31,43 Triliun sehingga BCR sebesar 1,13. Dilihat dari nilai BCR, Proyek ini merupakan proyek yang layak secara ekonomi..Kata kunci: Evaluasi, Infrastruktur, Jalan Tol Trans Sumatera, Ekonomi, Kelayakan ABSTRACTThe Trans Sumatra Toll Road Project for the Bakauheni - Terbanggi Besar section is a project that is not financially feasible but economically feasible. The Trans Sumatra Toll Road Project in the Bakahueni - Terbanggi Besar section officially began construction on April 30, 2015 and was fully inaugurated on March 8, 2019. This project assumes an Internal Rate of Return 11.80% with a capital structure and loan composition and 48%: 52% equity, including the portion of the project equity obtained from the State Equity Participation and the portion of the loan guaranteed by the Government.The research was conducted using the Benefit Cost Ratio method and aims to evaluate the economic feasibility of the Bakauheni - Terbanggi Besar project. The costs used are project costs and environmental costs as a form of negative externalities of this project, while the benefits are calculated based on the benefits obtained by the toll road users. The total cost of this project is IDR 27.93 trillion and the benefits are IDR. 31.43 trillion so that the BCR is 1.13. Judging from the BCR value, this project is an economically viable project.Keywords: Evaluation, Infrastructure, Trans Sumatra Toll Road, Economy, Feasibility


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
I Made Teguh Mahagiri ◽  
Sri Mulyani ◽  
Ketut Satriawan

Analysis of the financial aspects is a crucial thing in planning a business to determine the feasibility of the business. The research aims to: evaluating by financial the business of turmeric simplicia and determine the investment value of the business of turmeric simplicia. First, this study began with the identification and observation of problems to collects the datas then we have financial analysed with 5 criterias, there are Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B / C), Internal Rate of Return (IRR), Profitability (PR) and Payback Period (PP). The results showed that turmeric simplicia business is feasible to run with a Net Present Value result is Rp. 80.792.466 and Internal Rate of return is 13% and Payback Period for 1,95 years and B/C Ratio 1,22 with Profitability 2,16. Sensitivity tests show decreased and increased income of 2% and 3%, it means the business is still feasible. The investment for turmeric is Rp. 206.072.626 which from own capital is Rp. 164.858.101 and loans of Rp. 41.214.525. Keywords: turmeric, simplicia, financial analysis


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 224-231
Author(s):  
Eka Nurus Sakinah ◽  
I Nyoman Dita Pahang Putra ◽  
Anna Rumintang

Meningkatnya penduduk dan berkembangnnya bisnis di Surabaya menjadikan perusahaan besar membutuhkan ruang untuk karyawannya. Menilai suatu karakteristik dari sebuah pembangunan proyek harus melakukan studi kelayakan. Salah satu studi kelayakan yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis kelayakan ekonomi. Analisis ini dilakukan untuk memastikan bahwa proyek tersebut layak dilakukan secara aspek ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar keuntungan dan biaya yang didapatkan dan sejauh mana kelayakan ekonominnya. Proyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah perkantoran Tower Poros Maritim Surabaya. Kemudian kelayakan pada proyek pembangunan perkantoran ini didasarkan pada perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Return on Investment (ROI). Hasil analisis kelayakan ekonomi ini didapatkan nilai NPV positif sebesar Rp.32,995,643,307.00, nilai IRR sebesar 12.08%, ROI 15.76% dan BCR sebesar 3.2. Kemudian pengembalian investasi dihitung dengan aliran kas tahunan dengan jumlah tidak tetap didapatkan nilai jangka waktu 2 tahun 10 bulan 8 hari.


2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


2016 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Dessy Putri Andini

Kondisi perekonomian yang sangat sulit saat ini menuntut sebuah unit bisnis untuk bisa menciptakan sebuah unit bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk yang diproduksi harus dapat diterima oleh pasar sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis kita. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan studi kelayakan sebuah unit bisnis agar mampu bersaing di dunia bisnis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha waralaba “PANGESTU” dengan menggunakan metode Payback Period, metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Net Present Value (NPV) yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan metode Internal Rate of Return (IRR) yaitu untuk mencari tingkat bunga. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP diperoleh hasil, yaitu 2 tahun 2 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. BCR memiliki nilai lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan. NPV bernilai positif, yaitu Rp. 1.099.768.059. IRR bernilai 85,95% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu 15%. Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti banyak yang akan membeli usaha ini.


2016 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Cecilia Farrona Al Hadri ◽  
Ari Natalia Probandari ◽  
Rizaldi Taslim Pinzon

Latar Belakan: kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara berkembang. Mempertahankan konsumen dan berusaha mendapatkan konsumen baru merupakan strategi wajib yang harus di jalankan oleh rumah sakit. Keberadaan konsumen sangat penting bagi bisnis rumah sakit karena konsumen merupakan roda bisnis rumah sakit. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, berencana untuk melakukan investasi laboratorium Angiografi untuk menunjang fasilitas kesehatan yang sudah ada. Sebelum melakukan investasi penting untuk mengetahui berapa besar unit cost dan tarif yang akan ditetapkan selain itu juga perlu diketahui kemauan membayar (Willingness to Pay) dan kemampuan membayar (Ability to Pay) pasien terhadap penggunaan layanan. Metode Penelitian: penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus yang dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Sebanyak 265 orang dipilih sebagai responden, yang diambil dari poliklinik saraf dan penyakit dalam. Data primer terdiri dari data kemauan dan kemampuan pasien untuk melakukan pelayanan laboratorium angiografi. Data sekunder di dapatkan dari rumah sakit, penelitian terdahulu dan lainnya. Analisis investasi dihitung menggunakan Net Present Value, Internal Ratr of Return, payback Period dan Return On Investment. Hasil: Perhitungan dengan menggunakan analisis Net Present Value menghasilkan nilai sebesar Rp.23.569.363.711,-. Jika dibandingkan dengan nilai modal, NPV bernilai positif sehingga investasi ini layak dilaksanakan. Analisis Internal Rate of Return menghasilkan nilai 29% yang berarti lebih besar dari faktor diskonto artinya dengan menggunakan analisis ini investasi juga layak dilakukan. Perhitungan menggunakan Payback Period diketahui masa balik modal investasi laboratorium angiografi adalah selama tiga tahun tujuh bulan dan Return On Invesment menunjukkan pelayanan laboratrium angiografi berkemampuan untuk menghasilkan laba sebesar 120%. Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan investasi laboratorium angiografi dari aspek keuangan layak dilakukan. Kemauan masyarakat untuk menggunakan layanan cukup tinggi namun dari segi kemampuan rata-rata masih rendah.


2014 ◽  
Vol 984-985 ◽  
pp. 774-783
Author(s):  
Prakash Arul Jose ◽  
Rajesh Prasanna ◽  
Fleming Prakash

Abstract-While constructing the geothermal cogeneration plant the success of the projects depends upon its financial and market feasibility. A new optimization method is used to estimate financing requirements of investment projects will be presented, as well as a new method to predict the optimal year to sell the investment. A case study is used to illustrate the use of a model to assess the financial feasibility of a geothermal cogeneration plant. The conclusion is that Net Present value , Internal rate of Return and Modified Internal rate of Return should be used to assess financial feasibility of investment projects. In addition to calculating the financial feasibility criteria, assessment models should allow the user to perform sensitivity analysis, scenario analysis, and simulation to analyze risk associated with the investment project. Risk probability matrix is used to obtain the risk priority , which then continued with financial analysis for the feasibility study and also sensitivity analysis. The study shows that the parameter investment value will be increased when treatment is done on risk.Keywords:Financial and market feasibility, Geo thermal cogeneration plant, Environmental Aspects, Sensitivity analysis.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ayu Laili Rahmiyati ◽  
Asep Dian Abdillah ◽  
Susilowati Susilowati ◽  
Dinna Anggaraini

AbstrakCost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk proses identifikasi, pengukuran dan perbandingan sosial manfaat dan biayaproyek atau program investasi dalam mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang langka agar dapat digunakansecara efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan manfaat dan biaya dari program Pemberian MakananTambahan (PMT) susu di PT. Trisula Textile Industries Tbk Tahun 2018 dan untuk menetukan kelayakan akan keberlangsunganprogram atau kebijakan dari PMT susu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Pengumpulan data dilakukanmelalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Analisis perhitungan menggunakan Payback Period (PP), Net PresentValue (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), dan Benefit Cost Rate (BCR). Hasil perhitungan nilai NPV pada program PMTsusu adalah Rp. 23.534.448,76,-. Kesimpulannya adalah program PMT susu dapat diterima karena NPV > 0. Hasil perhitunganrasio benefit-cost adalah sebesar 2,50 (hasil rasio ≥ 1), artinya program PMT susu tersebut layak untuk tetap berlangsung. PT.Trisula Textile Industries Tbk diharapkan dapat melanjutkan program PMT susu pada karyawan. Data dasar penelitian dapatdijadikan bahan kajian bagi perusahaan untuk menyusun program kesehatan atau peningkatan kesehatan bagi karyawanmelalui PMT atau program lain yang lebih prioritas.AbstractCost Benefit Analysis (CBA) for the process of identification , measurement,comparison social benefits and cost project or investmentprogram to evaluate utilization of scarce economic resources so that it can be used efficiently .This research purposes are calculateingbenefits and cost in rupiah from the milk supplementary feeding program (PMT) at PT. Trisula Textile Industries Tbk Year 2018 anddeciding feasibility of program or policy sustainability from PMT milk. The research is using quantitative approach. Data collectionis done through interviews, observations, and study documents. Calculation is using Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),Internal Rate Of Return (IRR), and Benefit Cost Rate (BCR). The result showscalculation of NPV value on milk PMT program obtainedresults end Rp. 23,534,448,76, -. To conclude, the milk PMT program is acceptable because NPV> 0. Benefit-cost ratio , is 2.50 (≥ 1),meaning the milk PMT program is feasible. PT. Trisula Textile Industries Tbk is expected to continue the program of milk PMT. Basicresearch data could be used for preparing health program or health enhancement for employees through PMT or the other priorityprograms.


2016 ◽  
pp. 107-118
Author(s):  
Iif Rahmat Fauzi ◽  
Ernita Bukit ◽  
Mochlisin Andriyanto ◽  
Istianto Istianto

Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia, tidak terkecuali tanaman karet. Salah satu diantara tiga belas  kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki potensi bagi pengembangan perkebunan karet adalah Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan teknik budidaya yang masih tradisional, saat ini produktivitas lahan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu umumnya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dengan metode survei dan dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui pendekatan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan kelayakan finansial proyek menurut empat kriteria investasi yaitu Nett Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), dan Payback Period (PBP). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan perkebunan karet di kedua kecamatan sampel seluas ±5.620 Ha di Kecamatan Kusan Hulu sebagai Satuan Lahan I dan ±11.261 Ha di Kecamatan Satui sebagai Satuan Lahan II mendapatkan respon positif dari 90% responden. Secara finansial besaran nilai dari empat kriteria investasi masing-masing adalah NPV sebesar IDR 243 Milyar dan IDR 187Milyar, B/C ratio sebesar 2,08 dan 1,99, selanjutnya IRR sebesar 27,20% dan 17,53%, dan PBP selama 8 tahun 3 bulan dan 13 tahun 9 bulan. Berdasarkan keempat kriteria tersebut maka program pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu dinilai layak.    Diterima : 4 Agustus 2015 / Direvisi : 15 Juli 2016 / Disetujui : 26 Juli 2016 How to Cite : Fauzi, I., Bukit, E., Andriyanto, M., & Istianto, I. (2016). Kelayakan pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 107-118. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/229


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document