scholarly journals HUBUNGAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PHLEBITIS TERHADAP TERJADINYA PHLEBITIS

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Erika Lubis ◽  
Widiastuti Widiastuti
Keyword(s):  
Joint Commission ◽  
P Value ◽  
Joint Commission International ◽  
Infusion Phlebitis

Latar Belakang: Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang paling sering dilakukan di rumah sakit. Pemasangan terapi cairan intravena perlu diperhatikan lokasi penusukan vena, kondisi pasien antara lain: usia, riwayat penusukan vena sebelumnya, durasi pemasangan, lama pemasangan infus dan beberapa faktor lainnya untuk mencegah timbulnya komplikasi. Salah satu komplikasi terapi intravena yang sering terjadi adalah phlebitis. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada vena dan meningkatkan lama waktu perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi phlebitis terhadap terjadinya phlebitis pada pasien di Ruang Anggrek RSUD Tarakan Jakarta Pusat.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif Korelatif. Sampel penelitian ini sebanyak 57 orang.Hasil: Penelitian menunjukan terdapat hubungan antara usia terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,016), tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,193), terdapat hubungan antara lokasi pemasangan infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,007), tidak terdapat hubungan antara jenis balutan infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,702), terdapat hubungan antara penyakit penyerta terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,018), terdapat hubungan antara jenis cairan infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,049), terdapat hubungan antara lama terpasang infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,014).Pembahasan: Melakukan sosialisasi kepada seluruh perawat dalam melakukan penilaian Visual Infusion Phlebitis Score (VIP) sehingga mampu menentukan intervensi yang dilakukan untuk mencegah plebitis di rumah sakit. Untuk penelitian selanjutnya dapat mencari faktor lain yang menyebabkan plebitis dan melakukan komparasi standar penilaian plebitis dari Kemenkesh dan Joint Commission International (JCI) yang lebih mudah efektif digunakan oleh perawat dalam mencegah kejadian plebitis. Kata kunci: Usia, Jenis Kelamin, Lokasi Pemasangan Infus, Jenis Balutan Infus, Penyakit Penyerta, Jenis Cairan Infus, Lama Terpasang Infus, Phlebitis

scholarly journals Hubungan Implementasi IPSG (International Patien Savety Goals) dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Kasihan I Bantul

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Anggi Napida Anggraini ◽  
Choirul Anwar ◽  
Brune Indah Yulitasari
Keyword(s):  
Patient Safety ◽  
Joint Commission ◽  
World Health ◽  
P Value ◽  
Cross Sectional ◽  
Purposive Sampling ◽  
Joint Commission International

<p align="center"><strong>ABSTRACK</strong></p><p>Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Sampai saat ini masalah keselamatan pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah global, <em>Joint Commission International </em>(JCI) &amp; <em>World Health Organitation</em>, menurut WHO dalam Ismiyati 2013, menyatakan bahwa kejadian infeksi nosocomial di rumah sakit mencapai 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap seluruh rumah sakit di dunia. Angka yang terbilang cukup tinggi untuk kejadian dalam penerapan <em>patient safety</em>. Mengetahui hubungan implementasi IPSG <em>(International Patien Savety Goals)</em>dengan kepuasan Pasien di Puskesmas Kasihan I Bantul. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian <em>Cross-sectional</em>. Pengambilan sampel mengunakan accidental sampling untuk kepuasan pasien dan purposive sampling untuk tenaga kesehatan. Instrumen penelitian mengunakan kuesioner dan ceklis observasi. Metode analisis yang digunakan adalah C<em>hi Square. </em>Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan antara Implementasi IPSG dengan kepuasan pasien dengan nilai <em>p-value </em>0,004 (0,005).</p><p> </p><p><strong>K</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a Kunci: </strong>IPSG, <em>international, Patient, Savety, </em>kepuasan pasien</p>

Critical Analysis of Patient and Family Rights in JCI Accreditation and Cbahi Standards for Hospitals

2018 ◽  
Vol 6 (7) ◽  
pp. 324
Author(s):  
Zuber Mujeeb Shaikh
Keyword(s):  
Health Care ◽  
Saudi Arabia ◽  
Critical Analysis ◽  
Secondary Data ◽  
Joint Commission ◽  
Primary Data ◽  
Kingdom Of Saudi Arabia ◽  
Accreditation Standards ◽  
Joint Commission International ◽  
Central Board

Patient and Family Rights (PFR) is a common chapter available in the Joint Commission International (JCI) Accreditation[i] (fifth edition) and Central Board for Accreditation of Healthcare Institutions (CBAHI) Standards for hospitals (second edition)[ii]. JCI Accreditation is a USA based international healthcare accrediting organization, whereas CBAHI is the Kingdom of Saudi Arabia based national health care accrediting organization. However, both these standards are accredited by Ireland based International Society for Quality in Health Care (ISQua), which is the only accrediting organization who “accredit the accreditors' in the world. In Patient and Family Rights (PFR) chapter of JCI Accreditation for hospitals, there are nineteen (19) standards and seventy-seven (77) measurable elements (ME) whereas in CBAHI Accreditation there are thirty one (31) standards, ninety nine (99) sub-standards and fifty (50) evidence(s) of compliance (EC). The scoring mechanism is totally different in both these accrediting organizations. The researcher has identified thirty two (32) common parameters from JCI Accreditation and CBAHI standards, intent statement, measurable elements, sub-standard and evidence of compliance. On the basis of these identified common parameters, the researcher has compared the Patient and Family Rights chapter in JCI Accreditation and CBAHI Standards. Methods: This is a comparison study (normative comparison) in which the researcher has critically analyzed and compared the Patient and Family Rights (PFR) standards of JCI (Joint Commission International) Accreditation of USA (United States of America) and CBAHI (Central Board for Accreditation of Healthcare Institutions) of the Kingdom of Saudi Arabia. Data Collection: Primary data are collected from the JCI Accreditation Standards for hospitals, fifth edition, 2013 and CBAHI Standards for hospitals of Kingdom of Saudi Arabia, second edition, 2011. Secondary data are collected from relevant published journals, articles, research papers, academic literature and web portals. Objectives of the Study: The aim of this study is to analyze critically Patient and Family Rights (PFR) Standards in JCI Accreditation and CBAHI Standards to point out the best in among both these standards. Conclusion: This critical analysis of Patient and Family Rights (PFR) Standards in JCI Accreditation and CBAHI Standards for hospitals clearly show that the PFR Standards in CBAHI Standards are very comprehensive than the JCI Accreditation standards.

scholarly journals Adherence Improvement of Five Moments Hand Hygiene with Increasing Motivation of Nurses

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Menik Kustriyani ◽  
Ivana Probo Kaeksi ◽  
Tamrin Tamrin
Keyword(s):  
Hand Hygiene ◽  
Random Sampling ◽  
Public Hospital ◽  
Sampling Technique ◽  
P Value ◽  
Cross Sectional ◽  
The Public ◽  
Joint Commission International ◽  
R Value ◽  
Spearman Test

Joint Commission International ( JCI ) required the achievement of 100% five moment hand hygiene for the nurses who have provided care to patients. The adherence of five moments hand hygiene has been done to reduce the incidence of nosocomial infections. The adherence of five moments hand hygiene has been determined by inside and outside factors, and one of the inside factors is the motivation. The research is a qualitative research with cross sectional approach. The number of sample is 153 nurses with the proportionate random sampling technique at the Public Hospital of Loekmono Hadi Kudus. The research instruments used the questionaire and observation sheet. The research showed the result of Rank Spearman test p value = 0,000 with r value = 0.296, positive correlation means that the higher the nurse motivation, the higher the nurse aderence of five moment hand hygiene.

scholarly journals Joint Commission International Accreditation: A breakthrough in Pakistan

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 136-137
Author(s):  
Malik Muhammad Ali Awan ◽  
Sidra Qureshi ◽  
Kiran Khushnood
Keyword(s):  
Joint Commission ◽  
Joint Commission International

scholarly journals AKREDITASI RUMAH SAKIT YANG MENUNJANG KESELAMATAN PASIE

2019 ◽  
Author(s):  
Nadia Safira
Keyword(s):  
Patient Safety ◽  
Joint Commission ◽  
Google Scholar ◽  
Joint Commission International

AbstrakDalam sistem akreditasi yang mengacu pada standar Joint commission International (JCI) diperoleh standar yang paling relevan terkait dengan mutu pelayanan Rumah Sakit International Patient Safety Goals (sasaran international keselamatan pasien) yang meliputi enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa rumah sakit yang sudah terakreditasi mampu memberikan pelayanan yang memenuhi standar kualitas serta jaminan rasa aman dan perlindungan terhadap dampak pelayanan yang diberikan dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat akan berkualitas aman. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode pengumpulan data Adapun data yang digunakan pada kajian ini adalah bersumber dari data yang didapatkan dengan menggunakan Google Scholar, scopus, ebook dan beberapa buku tentang keselamatan pasien,Rumah sakit Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Rumah Sakit yang sudah terakreditasi telah menerapkan program patient safety yang merupakan syarat yang diterapkan oleh semua RS yang sudah terakreditasi. akreditasi rumah sakit yang baik akan menunjamg keselamatan pasien.Kata kunci : menunjang, ketepatan, mengurangi

scholarly journals Improving rapid response system performance in a Chinese Joint Commission International Hospital

2019 ◽  
Vol 47 (7) ◽  
pp. 2961-2969
Author(s):  
Minfei Yang ◽  
Lanlan Zhang ◽  
Yuwei Wang ◽  
Yue Zhan ◽  
Xiaofei Zhang ◽  
...  
Keyword(s):  
Medical Emergency Team ◽  
Joint Commission ◽  
Rapid Response ◽  
Medical Emergency ◽  
Rapid Response System ◽  
Serious Adverse Events ◽  
Emergency Team ◽  
Response System ◽  
Joint Commission International ◽  
The Impact

Objective To assess the impact of a regional rapid response system (RRS) implemented in a Chinese Joint Commission International Hospital on the timely treatment of patients with serious adverse events (SAEs). Methods Clinical SAEs, activation periods, reasons for RSS activation, and patient outcomes were assessed using SAE response sheets at admission to the hospital and over 31 months of follow-up. Results We found that 192 events were called by medical staff and 6 were called by auxiliary staff. Reasons for the 385 RRS activations included: unconsciousness (133; 34.5%), and airway obstruction and absent carotid pulse (49 each; 12.7%). The average arrival time of the medical emergency team was 2.4 ± 0.1 minutes. There were 123 (62.1%) RRS activations during daytime working hours (8:00–17:00); CPR was performed in 86 (43.4%) cases. Outcomes of RRS were: vital signs stabilized in 82 (41.4%) patients and 61 (30.8%) patients were transferred to ICU. Conclusion Our experience showed that the regional RRS has led to better integrated multidisciplinary cooperation and reduced time for treating patients with SAEs, resulting in success of the RRS.

scholarly journals Revisión de los resultados de la auditoría de certificación en hospitales mexicanos de 2009 a 2012

10.21149/8421 ◽  
2018 ◽  
Vol 60 (2,mar-abr) ◽  
pp. 202
Author(s):  
Ángel Fernando Galván-García ◽  
José De Jesús Vértiz-Ramírez ◽  
Alma Lucila Sauceda-Valenzuela ◽  
Ofelia Poblano-Verástegui ◽  
Enrique Ruelas-Barajas ◽  
...  
Keyword(s):  
Joint Commission ◽  
Joint Commission International

Objetivo. Analizar la participación de hospitales mexicanos en el proceso de certificación (equivalente a la acreditación en otros países). Material y métodos. Estudio transversal, analiza resultados de 136 establecimientos auditados entre 2009 y 2012. Se identificaron estándares con calificación excelente (9.0-10.0), aprobatoria (6-8.9) y no aprobatoria (0-5.9). Con un modelo logístico multinomial se calculó la probabilidad de obtener calificación no aprobatoria, apro­batoria y excelente. Resultados. La calificación promedio general fue 7.72, más alta en hospitales de cirugía ambulatoria (9.10), que en hospitales generales (7.30) y de especialidad (7.99). Todos los establecimientos públicos obtuvieron califi­cación aprobatoria. Los hospitales auditados en 2011 tuvieron mayor riesgo de obtener calificación aprobatoria (RRR= 4.6, p<0.05) y excelente (RRR= 6.6, p<0.05). Conclusiones. El alcance del proceso de certificación en México ha sido limitado, con mayor participación del sector privado. La cé­dula de evaluación aplicada en 2011 favoreció la obtención de resultados aprobatorios y de excelencia. Se recomienda homologar el proceso en su totalidad con el empleado por la Joint Commission International (JCI).

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document