The Shine Cahaya Dunia Ners
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

18
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM An Nuur Purwodadi

2503-2453

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Purhadi Purhadi ◽  
Rahmawati Rahmawati ◽  
Zaenat Joni Mustofa
Keyword(s):  
T Test ◽  

Latar Belakang; Bubur kacang hijau merupakan makanan tambahan untuk pemulihan gizi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Bubur kacang hijau memiliki kandungan protein yang lengkap sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel tubuh dan pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bubur kacang hijau terhadap perubahan berat badan balita dengan status gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangharjo Kabupaten Grobogan.Metode; Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimendengan pendekatan One Group Pre Test Post Test Design.Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dan didapatkan 11 responden.Analisis datanya dengan bantuan computerizedmenggunakan uji paired t testdengan taraf signifikansi 95 %.Hasil; Berdasarkan hasil analisa data (1) Berat badan responden sebelum diberikan bubur kacang hijau memiliki rata-rata berat badan 9054,5 gram, (2) Berat badan responden setelahdiberikan bubur kacang hijau memiliki rata-rata berat badan 9427,3 gram, (3) Ada perbedaan yang bermakna antara berat badan pre dan post pemberian bubur kacang hijau dengan nilai t hitung (3,658) > t tabel (2,228) dan nilai pv (0,004) < α (0,05).Kesimpulan –Berdasarkan hasil uji paired t test disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian bubur kacang hijau terhadap perubahan berat badan balita dengan status gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangharjo Kabupaten Grobogan Kata Kunci: Bubur Kacang Hijau, Balita, Status Gizi


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Anita Lufianti ◽  
Christina Nur Widayati ◽  
Ninik Puji

Latar belakang; Pijat bayi yaitu suatu bentuk permainan gerakan pada bayi, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan yang akan membuat perasaan nyaman bagi bayi. Saat ini berbagai terapi telah dikembangkan, baik terapi farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologis untuk mengatasi masalah tidur bayi adalah pijat bayi, dengan menggunakan terapi pijat bayi sehingga kualitas tidur bayi akan lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat (massage) bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6 – 12 bulan di Desa Pilangpayung, Kec. Toroh, Kab. Grobogan.Metode; Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan non equivalent control group design with pretest and posttest. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode Simple Random Sampling dan didapatkan sampel berjumlah 40 responden.Hasil; Berdasarkan analisis menggunakan uji Paired Sample T Test pada kelompok intervensi menunjukkan p value 0.000. sebab nilai p velue < 0.05 maka ada pengaruh pijat (massage) bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6 – 12 bulan di Desa Pilangpayung, Kec. Toroh, Kab. Grobogan. Pada kelompok kontrol hasil uji dengan menggunakan uji Wilcoxcon, didapatkan hasil p value 0,000, jika alpha (α) adalah 0,05 maka hasil yang didapatkan adalah pV < α atau 0,000 < 0,05 maka ada pengaruh pijat bayi (massage) terhadap kualitas tidur bayi.Simpulan; Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh pijat (massage) bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6 – 12 bulan di Desa Pilangpayung, Kec. Toroh, Kab. Grobogan. Kata kunci; Pijat (Massage) Bayi, Kualitas Tidur Bayi


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Meity Mulya Susanti ◽  
Christina Nur Widayati ◽  
Hidayatur Rozikin
Keyword(s):  

Latar Belakang: Kurangnya pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif akan mempengaruhi tumbuh kembang anak tidak sesuai usia mereka. Hal ini menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan anak. Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan motorik anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisa adanya hubungan pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik pada anak pra sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kuantitativ dengan menggunakan pendekatan cross sectional, populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling sebanyak 40 orang. Uji hipotesis menggunakan Spearman Rank.Hasil: Didapatkan nilai ρ (1.000) > 0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang permainan edukatif dengan perkembangan motorik pada anak prasekolah dan didapatkan nilai kekuatan korelasi sebesar 0.00 artinya kekuatan korelasinya sangat lemah dan arah korelasinya positif jadi kesimpulanya Ha ditolak dan Ho diterima artinya adalah tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang permainan edukatif dengan perkembangan motorik pada anak prasekolah.Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif (APE) dengan perkembangan motorik pada anak pra sekolah di Desa Plosoharjo Kecamatan Toroh Kata Kunci    : Alat Permainan Edukatif (APE), Pengetahuan Ibu, Perkembangan motorik


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Erika Lubis ◽  
Widiastuti Widiastuti

Latar Belakang: Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang paling sering dilakukan di rumah sakit. Pemasangan terapi cairan intravena perlu diperhatikan lokasi penusukan vena, kondisi pasien antara lain: usia, riwayat penusukan vena sebelumnya, durasi pemasangan, lama pemasangan infus dan beberapa faktor lainnya untuk mencegah timbulnya komplikasi. Salah satu komplikasi terapi intravena yang sering terjadi adalah phlebitis. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada vena dan meningkatkan lama waktu perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi phlebitis terhadap terjadinya phlebitis pada pasien di Ruang Anggrek RSUD Tarakan Jakarta Pusat.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif Korelatif. Sampel penelitian ini sebanyak 57 orang.Hasil: Penelitian menunjukan terdapat hubungan antara usia terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,016), tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,193), terdapat hubungan antara lokasi pemasangan infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,007), tidak terdapat hubungan antara jenis balutan infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,702), terdapat hubungan antara penyakit penyerta terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,018), terdapat hubungan antara jenis cairan infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,049), terdapat hubungan antara lama terpasang infus terhadap kejadian phlebitis (p-value 0,014).Pembahasan: Melakukan sosialisasi kepada seluruh perawat dalam melakukan penilaian Visual Infusion Phlebitis Score (VIP) sehingga mampu menentukan intervensi yang dilakukan untuk mencegah plebitis di rumah sakit. Untuk penelitian selanjutnya dapat mencari faktor lain yang menyebabkan plebitis dan melakukan komparasi standar penilaian plebitis dari Kemenkesh dan Joint Commission International (JCI) yang lebih mudah efektif digunakan oleh perawat dalam mencegah kejadian plebitis. Kata kunci: Usia, Jenis Kelamin, Lokasi Pemasangan Infus, Jenis Balutan Infus, Penyakit Penyerta, Jenis Cairan Infus, Lama Terpasang Infus, Phlebitis


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Lisnadiyanti Lisnadiyanti ◽  
Tohit Bagus
Keyword(s):  
P Value ◽  

Latar Belakang; Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan pengaruh peer group terhadap potensi perilaku bullying di sekolah pada remaja putra. Hal ini dianggap sangat penting mengingat setiap tahun perilaku bullying terjadi di SMA/SMK di Jakarta. keluarga dan pengaruh peer group berperan dalam pengaruh kehidupan seorang remaja di kehidupannya.Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif correlation atau crossectional dengan teknik accidental sampling seluruh responden diambil sebanyak 73 orang yang memenuhi kategori dan dilakukan pada siswa kelas X dan XI  SMA.Hasil; Setalah dilakukan perhitungan Chi-Square didapatkan nilai p value 0,002 pada pola asuh  (otoriter, demokratis dan permessif) terhadap potensi perilaku kekerasan fisik. Selain itu nilai p value pada pengaruh peer gruop yaitu 0,026 hal ini juga membuktikan adanya hubungan yang signifikan pengaruh peer group terhadap potensi perilaku bullying disekolah.Kesimpulan: Hasil analisis membuktikan bahwa peran pola asuh keluarga dan pengaruh peer group mempunyai potensi untuk mempengaruhi anak untuk melakukan perilaku kekerasan fisik (bullying fisik) baik di lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat. Kata kunci: Pola Asuh Orang tua, Pengaruh Peer Group, Bullying, Remaja Putra


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Fx Joko Krisdiyanto
Keyword(s):  

Latar Belakang: Perilaku kesiapsiagaan lebih mungkin untuk dipertahankan jika individu memiliki keyakinan terhadap kemampuan anggota lain dalam lingkungan sosial dan keyakinan terhadap lembaga yang ada. Penanggulangan bencana akan berjalan dengan baik jika seluruh elemen bisa berkoordinasi dengan baik. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui pemanfaatan modal sosial yang efektif sangat penting dalam proyek penanggulangan bencana. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan antara modal social dengan efikasi kolektif menghadapi bencana erupsi merapi.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah warga masyarakat dari desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Uji statistik yang digunakan adalah  uji korelasi Product Moment.Hasil: Hasil analisis korelasi Product Moment Pearson antara variabel modal sosial dengan efikasi kolektif menghasilkan (r) = 0,746 dengan taraf signifikan p = 0,000 (p < 0,05). Aspek modal sosial (trust, norma dan jaringan) semuanya mempunyai korelasi yang signifikan, nilai p < 0,05  (p  =  0,000<  0,05) dengan masing-masing nilai r = 0,747 (trust), r = 0,577 (Norma), dan r = 0,582 (Jaringan).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif antara modal sosial dengan efikasi kolektif. Semakin tinggi modal sosial yang dimiliki masysrakat maka akan semakin tinggi efikasi kolektif pada masysarakat tersebut, dan semakin rendah modal sosial masyarakat maka akan semakin rendah efikasi kolektif masyarakat tersebut. Kata Kunci: Modal Sosial, Efikasi Kolektif


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Tety Sulestiyowati

Latar belakang; Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari Ayah, Ibu, atau dukungan dari saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti. Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel atau jaringan payudara, hal ini bisa terjadi di seluruh wanita penjuru dunia. Pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi secara dini kanker payudara yaitu dengan memeriksa payudara sendiri atau disebut dengan istilah SADARI. Untuk mengetahui Peran Dukungan  Keluarga terhadap deteksi dini kangker payudara melalui pemeriksaan SADARI Pada Remaja Putri.Metode; kuantitatif descrictif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 77 siswi dengan teknik pengambilan sampel proportionate random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji statistik chi square.Hasil; uji statistic menggunakan uji chi square diperoleh hasil p value = 0,002 < α (0,05). Kesimpulan; Ada Hubungan antara Peran Dukungan Keluarga terhadap Deteksi Dini Kanker Payudara  dengan Menggunakan Pemeriksaan Sadari Pada Remaja putri. Kata kunci : Dukungan Keluarga, Deteksi Dini Kanker Payudara , SADARI,  Remaja Putri


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Meity Mulya Susanti ◽  
Wahyu Unggul Widodo ◽  
Darmawati Indah Safitri

Latar Belakang: Permainan yang saat ini populer dan marak digemari adalah game online. Kemudahan untuk mengakses game online didukung dengan kehadiran  smartphone. Maraknya permainan game online menyebabkan pemain menjadi kecanduan terhadap permainan tersebut. Kecanduan bermain game online tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga bisa terjadi pada anak usia sekolah. Adanya dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan sejumlah anak usia sekolah yang gemar bermain game online yaitu salah satunya anak menjadi lebih memilih bermain game online dibandingkan makan kemudian menyebabkan pola makan menjadi tidak teratur atau buruk.  Tujuan; untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone dengan pola makan pada anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SD Negeri 4 Purwodadi.Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah case control yang merupakan penelitian epidemiologic analitik non-ekperimental yang mengkaji hubungan antara efek dengan faktor resiko. Jumlah sampel 80 responden, 40 responden kelompok kasus (pola makan buruk) dan 40 responden kelompok kontrol (pola makan baik), teknik sampling yang digunakan yaitu quota sampling dengan uji hipotesis menggunakan Chi-Square. Hasil: Hasil menunjukkan dari 40 responden dengan pola makan buruk yang mengalami kecanduan bermain game online pada smartphone sebanyak 30 responden (75%) dan yang tidak mengalami kecanduan bermain game online pada smartphone sebanyak 10 responden (25%), dengan p value = 0,000. Hal ini berarti ada hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone dengan pola makan anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SD Negeri 4 Purwodadi.Simpulan:Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone dengan pola makan anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SD Negeri 4 Purwodadi. Kata Kunci : Kecanduan Bermain Game Online, Smartphone, Pola Makan Anak Usia Sekolah


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Ratna Sri Rahayu ◽  
Sutrisno Sutrisno ◽  
Sulistiyarini Sulistiyarini

Background; Nutrition plays an important role in the growthof the child. According to the World Health Organization (2016) 6% or 40,6 million are overfed and 7,7% or 52 million malnourished. Knowledge is one of the internal factors that affect the nutritional status of children (Notoatmodjo, 2007). According to Mulyana (2011), 29 (40,3%) of respondents who have less knowledge have malnourished children. Based on WHO (2007) in Syatriani (2010), 54% of  11 million children under five around the world die from malnutrition and 46% died due to concomitant diseases such as respiratory infections, diarrhea, malaria and measles.Purpose - To determine the effect of mother’s knowledge about the type of weaning foods on the nutritional status of 6-24 months children in Posyandu Godan Village Sub-District of Tawangharjo.Method; Design research was analytic survey with case control approach with Chi Square test. The population were 132 respondents. Sample collectingused non-probability sampling Quota method. Sample case group were 30 respondents and control groups were 30 respondents.Result; Mothers with good knowledgewho have  children with bad nutritional status are 9 (15%)  respondents while mothers with bad knowledge who havechildren with good nutritional status are 21 (35%) respondents. Mothers with good knowledge who have children with good nutritional status are 20 (33,3%) respondents while the mothers with bad knowledge who have children with good nutritional status are 10 (16,7%) respondents. ρ value = 0,010 and 4,667 Odds Ratio value. It means that there is influence of mother’s knowledge about the type of weaning foods on the nutritional status of 6-24 month children in the Godan Village Tawangharjosub-District.Conclusion; There isinfluence of mother’s knowledge about the type of weaning foods on the nutritional status of 6-24 months children in Posyandu Godan Village Sub-District of Tawangharjo. Keywords : Nutritional Status, Weaning Food, Knowledge Level


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Nurulistyawan Tri Purnanto ◽  
Rahmawati Rahmawati ◽  
Ike Diah Ayu Larasati

Latar Belakang: Citra tubuh merupakan komponen yang paling penting dalam hidup manusia (Husna, 2013). Gambaran citra tubuh pada remaja putri, sebesar 45,2% dan laki-laki 35%, sehingga keinginan untuk menurunkan berat badan lebih banyak terjadi pada putri 37,6% dibandingkan laki-laki 37% (Merinta, 2012). Hal ini mendorong remaja dengan obesitas untuk memperbaiki penampilan fisik, khususnya berat badan dengan cara mengatur pola makan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui body image pada siswa di SMA Negeri 1 Grobogan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kuantitatif dengan menggunakan pendekatan crossectional, populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Grobogan yang mengalami obesitas. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dan diperoleh sampel sebanyak 91 orang. Uji Hipotesis menggunakan univariat menggunakan Analisis Statistik.Hasil: Hasil penelitian ini diperoleh hasil body image positif sebanyak 62 (68.1%) responden dan body image negatif sebanyak 29 (31.9%) responden.Simpulan: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa body image pada siswa SMA Negeri 1 Grobogan adalah body image positif. Kata Kunci    : Body image, Remaja


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document