scholarly journals GAMBARAN STATUS JARINGAN PERIODONTAL PADA PELAJAR DI SMA NEGERI 1 MANADO

e-GIGI ◽  
2013 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Majesty Eunike Slat

Pelajar pada masa remaja berada dalam masa bertumbuh menjadi dewasa. World Health Organization (WHO) menetapkan sekolah dan remaja dijadikan sebagai kelompok target yang penting untuk dilakukan pemeriksaan dan promosi kesehatan rongga mulut. World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan usia untuk pemeriksaan kesehatan rongga mulut, yaitu usia 12 dan 15 tahun. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran status jaringan periodontal pada pelajar di SMA Negeri 1 Manado.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Sampel penelitian terdiri atas 226 pelajar yang berusia 15-16 tahun, terdiri atas 84 laki-laki dan 142 perempuan. Sampel diperoleh dengan menggunakan metode simple random sampling. Pemeriksaan dilakukan menggunakan kaca mulut dan WHO periodontal examining probe. Kondisi jaringan periodontal dan distribusi frekuensinya dievaluasi dengan indeks Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) dan digambarkan berdasarkan indeks CPITN.Dalam penelitian ini terdapat 38 orang (16,8%) memiliki jaringan periodontal sehat (skor 0), 6 orang (2,7%) mengalami perdarahan gingiva tidak disertai kalkulus (skor 1), 169 orang (74,8%) mengalami perdarahan gingiva disertai kalkulus (skor 2), 13 orang (5,7%) memiliki poket periodontal 3,5-5,5 mm (skor 3), dan tidak ada yang memiliki poket periodontal lebih dari 5,5 mm.Kata kunci: Pelajar, status jaringan periodontal, CPITNABSTRACTA student in adolescence phase is in the period when someone develops into an adult. World Health Organization (WHO) declared that schools and adolescents as important target group for examination and oral health promotion. World Health Organization (WHO) recommended 12 and 15 years old as important age groups for oral health examination. The research was aimed to describe the periodontal status of students in SMA Negeri 1 Manado.This research was a descriptive study with cross-sectional study approach. The research samples consisted of 226 subjects, age range between 15-16, consisted of 84 males and 142 females. Samples were selected through simple random sampling. Flat dental mirror and WHO periodontal examining probe were used in this study. Periodontal condition and frequency distribution were evaluated using Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) and reported according to CPITN.In this research only 16,8% of subjects demonstrated a healthy periodontal status. Bleeding without calculus was noted in 2,7% of subjects and bleeding with calculus had the highest score (74,8%). Shallow pocket was found in 5,7% and none of subjects had deep pocket.Keywords: Student, periodontal status, CPITN.

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Zakiatul Fuada ◽  
Dewi Karlina Rusly ◽  
Silvia Yasmin Lubis

Remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa,atau anak usia belasan tahun, Remaja harus mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalamaspek seksualnya. Dibutuhkan sikap yang bijaksanadaripara orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dariremaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat supaya remaja dan orangtua dapat mengatasi transisi ini dengan baik. Pada tahun 2011 angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus (25,6%) dari 180 juta kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Diantaranya 750.000 sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat dikatakan hampir 50%nya terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang aborsi pada usia remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling  yang diambil dari remaja putri kecamatan Simpang Keuremat dan Kota Lhokseumawe yang berjumlah total 214 sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji T dengan ketentuan hasil dilihat dari nilai T hitung. Hasil uji statistik didapatkan hasil nilai mean 38.33 (SD 5.335) dan nilai median 39,00 pada remaja putri perkotaan dan nilai mean 36.13 (SD 4,853) dan nilai median 36,00  pada  remaja putri pedesaan nilai t hitung = 3.150 (sig. 0.002 dan  T-hitung > T-tabel). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang aborsi pada sampel penelitian ini berdasarkan statistik.


2017 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 47-53
Author(s):  
Shinta Maharani ◽  
Resti Tri Putri

Angka kesakitan diare masih cukup tinggi dan penderita terbanyak adalah kelompok anak-anak. Di negara berkembang seperti Indonesia, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) ada 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare. Di kota Palembang, kasus diare pada anak tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu 1. SDN 82 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Seberang Ulu 1 dan lokasinya berada didekat pasar tradisional.Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan pernah mengalami diare. Apalagi berdasarkan pengamatan, hampir semuanya ngemil di trotoar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Survei analitik melalui desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3, 4, 5, kelas di SDN 82 Palembang. Jumlah sampel adalah 104 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat dan univariat melalui chi-square digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 63 (60,6%) responden memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan 69 (66,3%) responden diare. Hasil p-value 0,004. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Diharapkan pemangku kepentingan sekolah dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang dan menyediakan kafetaria khusus serta unit kesehatan sekolah untuk siswa SDN 82 Palembang.


2014 ◽  
Vol 124 (2) ◽  
pp. 86-88
Author(s):  
Małgorzata Stodókiewicz ◽  
Joanna Krawczyk ◽  
Jacek Szkutnik ◽  
Marcin Berger

Abstract Introduction. Periodontitis is a group of inflammatory disorders affecting periodontal tissues. This condition manifests by a progressive destruction of the alveolar bone, subsequently leading to tooth loss. World Health Organization introduced Community Periodontal Index of Treatment Needs in order to gain data regarding periodontal health and treatment needs of people with periodontitis Aim. To evaluate the periodontal status of citizens living in the city of Lublin and its surrounding, using Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Material and methods. Community Periodontal Index of Treatment Needs was used to assess the periodontal status among 180 patients aged 35-44 residing in Lublin and the area around it. Results. Periodontal diseases have been observed in over 90% of the examined population. Treatment need index TN1 has referred to 26.11% of the patients, TN2 – 61.67% and TN3 – 2.22% respectively. Conclusions. Patients who visit the dentist regularly have a better periodontal status as compared to groups randomly selected.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Ayu Pratiwi ◽  
Safitri Lestari

Remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar, dengan total populasi remaja di dunia yaitu 16% UNICEF, (2016). Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017)Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017) Prevalensi remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar. Berdasarkan jenis kelamin remaja usia 15-19 tahun di Tangerang, (2020) terdapat 168.272 juta berjenis laki-laki dan 163.548 juta perempuan. Pola asuh orangtua berpengaruh terhadap kematangan emosi remaja karena orangtua sebagai lembaga pertama bagi anak dan tempat belajar. Hasil wawancara dengan pihak sekolah di SMP Islam Ayatra masih terdapat anak yang sering berkelahi didalam sekolah maupun diluar sekolah.Tujuan peneliti ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 211 responden. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah simple random sampling dengan menggunakan lembar kuesioner. Sampel penelitian dilakukan diSMP Islam Ayatra Hasil penelitian Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji chi-square dan menghasilkan nilai p-value = (0,047 ≤ 0,05) (OR=1.845) maka dinyatakan ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja.


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 271-274
Author(s):  
Sitti Fatimah ◽  
Andi Ulfa Fatmasanti

Menurut World Health Organization (WHO) jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik pada tahun 2016 sebanyak (30,1%). Pada tahun 2017 jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik secara global sebanyak (35-75%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur, gravida, dan Usia Kehamilan terhadap Resiko kurang energy kronis (KEK) pada ibu hamil. Metode Penelitian cross-sectional ini melibatkan 153 ibu hamil yang periksa selama bulan Januari-Desember 2017 sebagai sampel. Sampel ini dipilih secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengaruh antar variabel dianalisis menggunakan uji Logistic Regression (α = 0,05).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur kurang dari 20 tahun kemungkinan terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) 0,118 namun pada umur diatas 35 tahun lebih besar kemungkinan terkenak Kekurangan Energi Kronis (KEK) 0,576 kali dan faktor gravida diketahui bahwa ibu multigravida memiliki kemungkinan 1,021 kali untuk mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibandingkan dengan ibu primigravida, kemudian ibu grandemultigravida juga memiliki kemungkinan 3,200 kali lebih besar untuk mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibandingkan dengan ibu primigravida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh umur, primigravida terhadap kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.


Author(s):  
Leny

Abstrak World Health Organization (WHO) menyatakan ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi zat besi sekitar 35-37%, dan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara sedang berkembang dari pada negara maju.. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Sampel yang diambil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 149 responden. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α (0,005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005), ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005), dan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005). Maka dari itu perlu meningkatkan sarana pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil yang mengalami anemia dengan cara penyuluhan tentang dampak buruk serta pencegahan anemia selama kehamilan, persalinan dan nifas. Kata Kunci : Kejadian Anemia, Umur, status gizi, Paritas


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Fadiyah Nur’aini ◽  
Ichayuen Avianty ◽  
Tika Noor Prastia

<div class="WordSection1"><p>Masalah gizi utama di Indonesia yaitu KEK selama masa kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI). World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK pada tahun 2016 sebanyak (30,1%) dan terjadi kenaikan di tahun 2017 yaitu (35%), begitu juga di Indonesia angka KEK masih lebih tinggi lagi sebesar (40%) KEK memiliki dampak yang buruk apabila tidak segera ditangani. Penelitian ini bertujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>Cross Sectional</em>, populasi sebanyak ± 1.022 ibu hamil dan sampel sebanyak 100 ibu hamil. Teknik sampling menggunakan <em>simple random sampling</em>. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data yang dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian menunjukkan persentase ibu hamil yang mengalami KEK sebesar  27%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya  hubungan  yang    bermakna antara usia (p-value 0,000)=&lt;0,05 dengan nilai OR yang tinggi (OR=38,3), pengetahuan tentang gizi (p-value 0,000)=&lt;0,05 dan ada hubungan yang bermakna juga antara pemeriksaan kehamilan (p-value 0,000)=&lt;0,05 dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tegal Gundil Bogor tahun 2020, dan adapun variable yang tidak berhubungan yaitu variable pendidikan ibu (p- value=0,490) variable pekerjaan (p-value=0,753). Peneliti memberi kesimpulan bahwa usia, pengetahuan dan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan , dan memberi saran agar meningkatkan edukasi tentang gizi ibu hamil serta usia yang baik untuk kehamilan ibu, kemudian memonitor mengenai pemeriksaan kehamilan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya.</p></div>


2021 ◽  
pp. 275-285
Author(s):  
Nursyamsi ◽  
Yusriani ◽  
Andi Asrina

Menurut World Health Organization (WHO, 2019) anemia merupakan suatu kondisi dimana sel darah merah berkurang sehingga kapasitas pengangkutan oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil dalam mencegah anemia di Puskesmas Tanjonge. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden. Metode analisa data menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan uji kolerasi chi square. Komunikasi tidak efektif disebabkan karena kurangnya syarat komunikasi agar menjadi efektif seperti beberapa pertanyaan terkait Channel (saluran media yang digunakan), Capability of audience (pertanyaan terkait sejauh mana kempuan ibu hamil setelah informasi telah diberikan) serta beberapa pertanyaan lain yang menyangkut syarat komuniikasi efektif lainnya seperti salah satu pertanyaan terkait Credibility (perkenalan petugas kesehatan kepada ibu hamil), dan terkait Content (isi materi) yang masih kurang. Pengetahuan dilihat dari sampai dimana ibu hamil mampu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi/menilai dan mencipta. Dari hasil observasi beberapa jawaban pertanyaan  ibu hamil tentang kamampuan terkait ranah kognitif sebagai pengetahuan cukup masih didapati kurang karena kemampuan dalam mengingat informasi terkait masalah makanan penghambat penyerapan zat besi, faktor penyebab anemia serta jenis sumber makanan zat besi, dan pengaruh kurang baik anemia terhadap anak masih kurang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan antara komunikasi petugas kesehatan dengan Pengetahuan ibu hamil dalam mencegah anemia.  


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34-44
Author(s):  
Rabia Wahdah ◽  
Heni Setyowati ◽  
Eti Salafas

Asupan pola makan yang tidak sesuai dengan pola makan seimbang menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi yang dibutuhkan tubuh terutama zat gizi yang pembentuk sel darah merah. Jumlah asupan yang rendah menyebabkan pembentukan sel darah merah menurun sehingga terjadi anemia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan sekitar 25-40% remaja puteri menjadi penderita anemia. Sedangkan kejadian anemia pada kelompok usia remaja di Jawa Tengah Tahun 2014 sebanyak 26,5%. Mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian anemia di Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang. Desain penelitian yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh santriwati Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang, teknik sampling menggunakan simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji kendall’s tau. Berdasarkan uji kendall’s tau nilai p-value sebesar 0,001 (<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang


2021 ◽  
pp. 295-301
Author(s):  
Musdalifa Darwin ◽  
Yusriani Yusriani ◽  
Nukman

Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. Menurut laporan WHO (World Health Organization) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Penyebab kematian ibu terbanyak masih di dominasi  perdarahan (30,3%), disusul hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7%). Penyabab lain-lain 45% cukup besar termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstertik (Kemenkes RI, 2016). Pada tahun 2017 angka kematian ibu di Sulawesi Tenggara sebanyak 75 orang per tahun. Sedangkan di Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 209 per 100.000 kelahiran hidup. Data dari puskesmas Lasusua, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara memperlihatkan jumlah ibu hamil sebanyak 700 orang dan yang termasuk ibu hamil resiko tinggi sebanyak 140 orang. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkatan komunikasi interpersonal dengan perilaku ibu hamil risiko tinggi dalam mencegah kematian ibu di Puskesmas Lasusua Tahun 2020. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 140 orang dengan menggunakan besar sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini kuesioner dimana peneliti bertemu dengan responden dan respondenlah yang mengisi daftar pertanyaan tersebut. Dan cara menganalisis data penelitian dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara komunikasi interpersional dengan pengetahuan ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,001. Tidak ada hubungan antara komunikasi interpersional dengan sikap ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,976. Di harapkan pada peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti tingkatan komunikasi kesehatan yang efektif yang mempengaruhi penyakit yang berhubungan dengan ibu hamil. Dan di harapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan komunikasi interpersonal lebih efektif dengan ibu hamil risiko tinggi.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document