scholarly journals SENAM ASMA MENINGKATKAN PEAK EXPIRATORY FLOW RATE DAN MENURUNKAN FREKUENSI KAMBUH PENDERITA ASMA BRONKIAL

2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
P. Sunarno

Penyakit asma diderita sekitar 300 juta penduduk dunia, dan 4% warga Indonesia. Kambuh asma ialah episode sesak nafas penyempitan saluran bronkus, kesulitan ekspirasi, ukuran peak expiratory flow dapat merepresentasi kondisi asma. Olahraga dan aktifitas fisik bermanfaat menurunkan stres, meningkatkan daya tahan tubuh, rasa percaya diri, kapasitas pernafasan. Latihan otot pernapasan dan otot dada meningkatan kapasitas dan volume paru, termasuk kemampuan ekspirasi. Namun bagi penderita asma bisa memicu kambuh, sebagai Exercise Induce Bronchosconstriction (EIB). Senam asma adalah aktifitas fisik terukur terkendali untuk penderita asma, dirancang berbeda-beda dalam hal waktu, pengulangan dan durasi perlakuan. Observasi awal mendapatkan senam asma 58 menit 1 kali seminggu, selama 6-8 minggu, sebagian penderita tidak mampu mengikuti sepenuh waktu. Diperlukan masukan aktifitas fisik yang aman dan efektif bagi penderita asma, sekaligus menepis persepsi EIB. Rancangan senam yang utamanya melatih otot-otot pernafasan dan dada, terukur dan terkendali, bertujuan mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan peak expiratory flow rate dan penurunan frekuensi kambuh. Senam 30 menit 1 dan 2 kali seminggu selama 6 minggu, untuk dianalisis pengaruhnya terhadap peak expiratory flow rate dan frekuensi kambuh penderita asma. Pre test post test control group design pada accidental random sampling 2 kelompok masing-masing 10 responden Klub Asma RS Persahabatan Jakarta, tanggal 13 Juni sampai dengan 6 Oktober 2010. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan senam 30 menit sekali seminggu selama 6 minggu, sedang kelompok 2 mendapat perlakuan senam yang sama 2 kali seminggu. Data peak expiratory flow rate dan frekuensi kambuh dianalisis dengan SPSS. Uji komparabilitas peak expiratory flow rate dan frekuensi kambuh sebelum dan sesudah senam dengan significant level (α=5%), baik kelompok 1 dan 2 didapatkan p<0,05 (p1=0,000; p2=0,023; p3=0,000; p4=0,004), menunjukkan peningkatan peak expiratory flow rate (5-10) % pada kelompok I dan (15-20) % kelompok 2. Frekuensi kambuh menurun dari rerata 4-6 kali per bulan menjadi 2 – 4 kali per bulan kelompok 1, pada kelompok 2 dari rerata 4-6 kali per bulan menjadi 1-2 kali per bulan. Uji beda kenaikan peak expiratory flow rate dan penurunan frekuensi kambuh antara kelompok 1 dan 2 dengan didapatkan seluruh p<0,05 (p1=-0,002; p2=-0,001), menunjukkan perbedaan.Senam asma 30 menit 1 kali seminggu selama 6 minggu berpengaruh meningkatkan peak expiratory flow rate sebesar 5-10% (p<0,05); dan menurunkan frekuensi kambuh 40% , dari rerata 4-6 kali per bulan menjadi 2 – 4 kali per bulan. Senam yang sama 2 kali seminggu meningkatkan peak expiratory flow rate sebesar 15-20% (p<0,05) ; menurunkan frekuensi kambuh 89% (p<0,05) dari rerata 4-6 kali per bulan menjadi 1-2 kali per bulan. Senam asma 2 kali seminggu tersebut meningkatkan peak expiratory flow rate 10% dan menurunkan frekuensi kambuh 59% lebih besar dari senam yang sama 1 kali seminggu (p<0,05). Perlu penelitian lanjut untuk mengetahui dosis senam asma yang optimal sesuai dengan tingkat status asma, yang bertujuan meningkatkan kebugaran dan kualitas hidup harian penderita asma bronkial.Kata kunci : senam asma, peak expiratory flow rate, frekuensi kambuh.

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 74-79
Author(s):  
Sandro Ruberto ◽  
Yuswo Supatmo ◽  
Erna Setiawati ◽  
Endang Ambarwati

Latar Belakang: Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya mortalitas, sehingga sangat penting untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin. Zumba  adalah salah satu metode aktivitas fisik yang banyak diminati dan memiliki manfaat terutama untuk kesehatan kardiorespirasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan Zumba terhadap Resting Heart Rate (RHR) dan Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) sebagai indikator kesehatan sistem kardiorespirasi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan pre-test and post-test control group design. Terdapat 26 subjek penelitian yang dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Latihan Zumba dilakukan selama 60 menit dengan frekuensi 2 kali seminggu selama 8 minggu secara virtual. Pengukuran RHR dilakukan secara mandiri oleh subjek penelitian pada pagi hari saat bangun tidur dan pengukuran PEFR dilakukan dengan menggunakan peak flow meter. Hasil: Setelah dilakukan latihan Zumba selama 8 minggu didapatkan penurunan RHR pada kelompok perlakuan dari 71 ± 9 denyut/menit menjadi 70 ± 8 denyut/menit namun tidak signifikan (p>0,05). Pada kelompok perlakuan juga mengalami peningkatan PEFR yang signifikan dari 364 ± 36 liter/menit menjadi 397 ± 42 liter/menit (p<0,05). Namun, hasil RHR dan PEFR kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol. Simpulan: Latihan Zumba dapat meningkatkan PEFR dan menurunkan RHR. Namun, peningkatan PEFR dan penurunan RHR ini tidak berbeda signifikan dengan kelompok yang tidak mendapatkan latihan Zumba. Hal ini bisa disebabkan karena faktor ketepatan gerak yang dilakukan masih kurang karena tidak adanya supervisi gerakan yang dilakukan subjek penelitian oleh instruktur Zumba. Kata Kunci : peak expiratory flow rate ; resting heart rate ; zumba


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 447
Author(s):  
Iyay Robia Khoerudin ◽  
Neneng Titin ◽  
Eki Kiyamudin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, mengetahui kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, serta menjelaskan efektifitas model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) untuk meningkatkan  pengajaran menulis surat dinas siswa Kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen Pre test-Post test Control Group Design, populasinya yaitu SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2013/2014, sedangkan  sampelnya ditentukan melalui teknik simple random sampling yaitu kelas VIII G SMP Negeri 2 Panyingkiran sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B SMP Negeri 1 Panyingkiran sebagai kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data yang digunakan tes tertulis tes awal dan tes akhir, kuesioner, lembar observasi guru dan siswa, setelah data diperoleh maka dilakukan analisis data. Data kuesioner dan observasi dianalisis dalam bentuk uraian sedangkan data tes dianalisis dengan statistik dan di deskripsikan.Berdasarkan perhitungan statistik program SPSS 16.0 diperoleh hasil uji t pretes pada kedua kelas tersebut memiliki nilai t=5.429 derajat kebebasan (df)=n-1=38 nilai probability (sig 2-tailed) sebesar 0,000.  Hal ini berarti t hitung <0,005. Artinya 0,000<0,05, pada uji t ini bahwasanya pretes pada kedua kelas terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.  Apabila ditinjau dari segi rata-rata pretes eksperimen lebih efektif daripada kelas kontrol. Hal ini terbukti dari rata-ratanya pretes kelas eksperimen 64,8 kelas kontrol 62,3 selisih rata-rata 2,5. Sedangkan rata-rata postes kelas eksperimen 81,2 dan kelas kontrol 69 terjadi selisih postes 12,2.


2013 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Adi Suarman Situmorang

Abstract Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran pencapaian konsep dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa dari 364 siswa SMA kelas X melalui teknik random sampling, Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman matematis, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan kreativitas eksperimen dan kontrol adalah 13,3 dan 7,58 dengan p-value (2-tailed) adalah 0, dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,732, karena 0,732 > 0,05 maka tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa. .


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 80-89
Author(s):  
Putri Dewi Nurhasana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran IPS berbasis Macromedia flash untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SD. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi esperimental dengan desain penelitian  pre-test and post-test control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Sendangadi. Sampel yang diambil dengan teknik random sampling dengan 2 kelas kelompok eksperimen dan 1 kelas kontrol. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar soal tes. Analisis data menggunakan uji MANOVA dengan rumus Hotellings Trace dengan taraf signifikan 5%. perbedaan nilai signifikansi uji Hotellings Trace adalah 0,000 < 0,05 untuk uji beda kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian media pembelajaran IPS berbasis macromedia flash efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SD kelas IV. Kata Kunci: Media Pembelajaran, IPS, Macromedia Flash, Motivasi, Hasil Belajar.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 67-73
Author(s):  
Alvin Himawan ◽  
Siti Fitriana ◽  
Farikha Wahyu Lestari

Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa yang sering membawa handphone ke sekolah digunakan untuk media untuk mencontek, bermain game pada saat pelajaran, dan bermain media sosial pada saat jam pelajaran sehinggi mengakibatkan terhambatnya proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah apakah bimbingan klasikal dengan metode jigsaw terhadap kontrol diri siswa dalam pengunaan handphone di sekolah?. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif desain quasi experimental bentuk nonequivalent control group design dengan model pre-test post-test control group design.. Populasi penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 7 Pemalang. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis presentase dengan Uji t (t-test). Hasil analisis skala kontrol diri dalam penggunaan handphone pada kelompok eksperimen dengan menggunakan uji-t hasil post-test menunjukan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 83,67 dan kelompok kontrol 77,2. Sehingga terjadi peningkatan rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 10,5. Pada penghitungan uji-t diperoleh hasil thitung (3,11) > ttabel (2,000), maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Disimpulkan bahwa bimbingan klasikal dengan metode jigsaw berpengaruh terhadap kontrol diri siswa dalam penggunaan handphone kelas IX SMP Negeri 7 Pemalang.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Jeffi Harkina Senjani ◽  
Nur Khoiri ◽  
Harto Nuroso

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model discovery learning berbantuan video pembelajaran terhadap pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan optika geometris siswa kelas X SMA Negeri 2 Pati. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen quasi eksperimen nonequivalent pre-test post-test control group design. Populasi penelitian ini adalah kelas X MIA SMA Negeri 2 Pati yang diampu oleh guru yang sama. Penulis mengambil sampel dengan teknik cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas secara acak, kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan model discovery learning berbantuan video pembelajaran sedangkan kelas X MIA 3 sebagai kontrol yang hanya menggunakan model discovery learning. Data dianalisis dengan menggunakan uji gain yang ternormalisasi dan uji-t. Berdasarkan hasil analisis, secara umum uji hipotesis dari penelitian ini diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,195 > 3,1667 dari data tersebut menunjukkan  ditolak dan = diterima. Disimpulkan bahwa model discovery learning berbantuan video pembelajaran berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan optika geometris kelas X SMA Negeri 2 Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 37-43
Author(s):  
Nur Azmi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pendekatan RME berbasis budaya Aceh terhadap peningkatan hasil belajar matematika dan aktivitas siswa. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif dan statistik inferensial. Desain penelitian ini berbentuk pre-test post-test control group design, dengan populasi seluruh siswa kelas II SD Negeri 2 Kota Lhokseumawe, dengan mengambil sampel dua kelas (kelas eksprimen dan kelas kontrol) melalui teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan dua jenis instrumen yaitu tes dan non tes. Tes meliputi soal untuk mengukur hasil belajar matematika siswa, dan non-tes berupa  data observer terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran matematika realistik berbasis budaya Aceh. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial ANOVA dua jalur. Sebelum ANOVA dua jalur digunakan terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dan normalitas dengan taraf signifikan 5%. Untuk melihat adanya pengaruh peningkatan hasil belajar matematika siswa antara kelompok pemebelajaran matematika realistik berbasis budaya Aceh dengan kelompok konvensional digunakan uji-t pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa 1) Peningkatan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pedekatan pembelajaran matematika realistik berbasis budaya Aceh lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran biasa / konvensional. (2)Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa (3)  Aktivitas siswa dengan pembelajaran matematika realistik berbasis budaya Aceh lebih aktif dan meningkat serta siswa memberi respon positif.


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 18
Author(s):  
. Setiyawan. ◽  
Erlina Windyastuti

Latar belakang: Kemoterapi merupakan salah satu penatalaksanaan pasien kanker yaitu pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba ditubuh pasien. Namun, obat kemoterapi dapat menekan atau merusak sel-sel sumsum tulang sehingga produksi sel-sel darah berkurang dan menimbulkan efek, anemia, leukopenia, dan trombositopenia. Reaktivitas radikal bebas akibat kemoterapi dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Berbagai literatur menyatakan bahwa konsumsi buah kurma dapat mengurangi pertumbuhan sel kanker sebagai antioksidan dan mengatasi anemia, karena buah kurma mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan dan maturasi sel-sel darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus buah kurma terhadap kadar hemoglobin dan jumlah sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pada pasien kanker paru dengan kemoterapi. Metode: Penelitian kuantitatif pre test post test control group design pada 15 responden kelompok intervensi dan 15 responden kelompok kontrol dengan teknik simple random sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Hasil uji statistik paired t-test menunjukkan terdapat pengaruh jus buah kurma terhadap kadar hemoglobin (p=0.000) dan sel darah yaitu eritrosit (p=0.000), leukosit (p=0.006) dan trombosit (0.018). Simpulan : Tenaga keperawatan/kesehatan diharapkan mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan mandiri atau kolaborasi yaitu pemberian jus buah kurma bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi sebagai bagian dari penerapan ilmu komplementer.Kata Kunci: Hemoglobin, Jus Kurma, Kemoterapi, Sel Darah


2014 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 111-115
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Dharmawati ◽  
I Gusti Agung Ayu Putu Swastini ◽  
Ni Made Widhiasti

Mengkudu merupakan tanaman tradisional yang dapat digunakan untuk berkumur dan mengandung antibakteri.Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek berkumur ekstrak mengkudu dalam menghambat pertumbuhan Streptokokussp. dilaksanakan dengan metode completely randomized pre dan post test control group design. Pengambilan sampel 21orang secara simple random sampling. Bahan eksperimen menggunakan ekstrak mengkudu konsentrasi 50% dan 75%.Data hasil penelitian diuji dengan Kruskal-Wallis, Mann-Whitney dan Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan adaperbedaan bermakna pada pertumbuhan Streptokokus sp setelah perlakuan (p< 0,02). Berbeda bermakna pada kelompokkontrol (khlorhexidin 0,2%) dengan ekstrak mengkudu 50% dan 75% (p< 0,05), tidak berbeda bermakna antara ekstrakmengkudu 50% dengan 75% (p> 0,05). Uji analisis masing- masing kelompok sebelum dan setelah perlakuanmenunjukkan berbeda bermakna pada khlorhexidin 0,2% dengan ekstrak mengkudu 50% (p< 0,05) dan tidak berbedabermakna dengan ekstrak mengkudu 75% (p> 0,05). Kumur-kumur ekstrak mengkudu 50% dan 75% dapat menghambatpertumbuhan Streptokokus sp. penyebab dental plak, tetapi peningkatan konsentrasi dari 50% menjadi 75% tidakberpengaruh terhadap peningkatan daya hambat dari ekstrak mengkudu. Disimpulkan, kumur-kumur ekstrak mengkudu50% dan 75% dapat menghambat pertumbuhan Streptokokussp.


Guidance ◽  
2020 ◽  
Vol 16 (02) ◽  
pp. 16-21
Author(s):  
Niha Yatuz Zahra ◽  
Ari Sumitro ◽  
Thrisia Febrianti

Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMPN 200 Jakarta, dengan menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik Shaping untuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui siswa yang mempunyai perilaku prokrastinasi akademik.. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen design dengan jenis pre-test dan post-test Control Group Design. Teknik pengambilan data menggunakan random sampling. Dengan populasi 246 siswa berjumlah 20 orang. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Uji-T menggunakan SPSS 22.0 for Windows. Hasil penelitian ini diketahui terdapat penurunan prokrastinasi siswa setelah dilakukan treatment shaping dengan diperoleh nilai (df) 9 kemudian dibandingkan dengan ttabel  0,05 = 2.101 maka thitung  diperoleh 5.614, jadi thitung > ttabel ( 5.614 > 2.101), artinya Ha diterima dan Ho di tolak, ini menunjukkan bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik shaping efektif dan dapat menurunkan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa kelas VII di SMP Negeri 200 jakarta.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document