scholarly journals Alternatif Campuran Beberapa Bahan Jenis Filler Dengan Aspal Panas (Hot Rolled Sheet)

Author(s):  
Nasir Djalili

Abstrak---Campuran Hot Rolled Sheet merupakan salah satu campuran aspal panas yang mempunyai gradasi timpang. Stabilitasnya sangat bergantung dari sifat kekakuan mortalnya. Hot Rolled Sheet sebagai lapisan tipis permukaan jalan yang mempunyai tekstur cukup padat, rapat dan halus. Bahan filler yang dipakai terdiri dari kapur, semen dan fly ash. Aspal diambil dari produksi pertamina dengan penetrasi 80/100. Kadar aspal digunakan bervariasi dari 6% s/d 10%. Pengujian dilakukan terhadap agregat, aspal dan campuran.Untuk pengujian campuran dipakai Marshall Test. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa filler fly ash mempunyai nilai stabilitas yang tertinggi yaitu 855 kg dengan kadar aspal 7%. Kadar aspal 10% pada kapur memberikan nilai stabilitas 843 kg dan semen menghasilkan stabilitas yang cukup baik.

2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 103-112
Author(s):  
Moch. Shodiq Zamroji ◽  
Kurnia Hadi Putra

Jalan raya memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pembangunan pariwisata, dan untuk menunjang pembangunan nasional. Dengan perkembangan masyarakat yang begitu pesat mengakibatkan tingkat penggunaan kendaraan semakin banyak, Sementara itu cuaca dan suhu juga mempengaruhi kualitas lapis permukaan aspal, dan itu menyebabkan banyak jalan yang tidak sesuai dengan umur yang telah direncanakan. Salah satu jenis perkerasan yang pada umumnya digunakan di Indonesia adalah jenis Hot Rolled Sheet (HRS), Peneliti kali ini menggunakan Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal) yang mengandung karbon aktif yang digunakan sebagai campuran pembuatan benda uji. Tujuan daripada Penelitian ini adalah yaitu untuk mengetahui kualitas dari pengaruh campuran Hot Rolled Sheet – WC dengan penambahan bahan serbuk arang tempurung kelapa. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalan menganalisa hasil uji dengan marshall test. Pada penelitian ini menggunakan penambahan serbuk arang tempurung kelapa dengan kadar 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Hasil Pengujian dari pencampuran serbuk arang tempurung kelapa dengan hasil optimum yaitu pada kadar 4%, dengan nilai stabilitas paling tinggi yaitu 1191,10 kg, sedangkan untuk nilai marshall quotient yaitu 374,17 kg/mm, untuk nilai VIM yaitu 4,34% dan nilai VMA yaitu 18,65 %. Untuk stabilitas, VIM, dan Vma mengalami peningkatan dan sesuai dengan spedifikasi umum bina marga 2018, tapi untuk nilai flow dan VFB menurun dengan seiring penambahan kadar serbuk arang tempurung kelapa yaitu dengan nilai flow sebesar 3,18 dan VFB sebesar 76,70. Secara menyeluruh pada kadar penambahan 4% telah memenuhi persyaratan spesifikasi umum bina marga 2018.


Author(s):  
Revisdah Revisdah ◽  
Reno Hadi Purnomo

Hot Rolled Sheet-wearing course (HRS-WC) merupakan campuran aspal beton menggunakan gradasi senjang dengan kandungan agregat kasar, agregat halus dan memiliki kandungan aspal yang tinggi sehingga dibutuhkan mutu campuran beraspal yang baik untuk menghasilkan jalan dengan kelenturan dan keawetan yang sesuai dengan umur rencana. Kerusakan jalan di Indonesia dilansir dari beberapa fakta disebabkan karena mutu serta kualitas material dalam pembuatan Design Mix Formula yang kurang memadai serta pengerjaan prodesur Job Mix Formula dilapangan yang belum baik dan benar. Dalam pendisainan ini terdiri atas 5 variasi kadar aspal yaitu 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%, 7,5% yang pelaksanaanya diakukan di Laboratorium PT. Graha Tekindo Utama anak perusahaan PT. Perkasa Adiguna Sembada yang berlokasi di Jl. Soekarno – Hatta, Palembang. Adapun tahapan pelaksanaan meliputi pemeriksaan agregat kasar dan agregat halus, pembuatan benda uji Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC) dan pengujian Marshall. Hasil uji kinerja karakteristik Marshall Test pada KAO 7,25%


2013 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 13-22 ◽  
Author(s):  
Akhmad Bestari

Tujuan dari penelitian ini; pertama, untuk mengetahui apakah pasir Pantai Bakau di Kabupaten Seruyan dapat digunakan sebagai campuran Aspal Beton jenis Hot Rolled Sheet (HRS). Kedua, untuk mengetahui karakteristik campuran aspal beton jenis HRS apabila menggunakan pasir pantai sebagai fine aggregate. Secara garis besar tahapan kegiatan terbagi menjadi dua, yakni penyelidikan di lapangan dan di laboratorium. Penyelidikan di lapangan merupakan tahap awal yang berupa penentuan lokasi pengambilan sampel dan banyaknya sampel yang diperlukan untuk penelitian. Penyelidikan di laboratorium merupakan tahap lanjutan setelah penyelidikan lapangan yakni pengujian bahan, perencanaan campuran, pembuatan sampel dan pengujian karakteristik HRS dengan Marshall Test. Dalam mix design pasir pantai diperlakukan dalam empat keadaan berikut: tanpa perendaman, direndam selama 2 hari, 4 hari dan 6 hari dengan masing-masing menggunakan 5 variasi kadar aspal yaitu 6,0%, 6,5%, 7,0%, 7,5% dan 8,0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas tertinggi diperoleh dari pasir pantai yang direndam selama 6 hari yakni sebesar 846,24 kg. Sementara itu nilai flow, VIM, VFB, dan MQ-nya berturut-turut adalah 3,20 mm, 5,64%, 74,18%, dan 264,29 kg/mm. Sedangkan komposisi bahannya (pengisi dan pengikat) adalah sebagai berikut: kadar aspal 7,95%, pasir pantai = 40%, abu batu = 22%, batu pecah = 38% Saran yang dapat diberikan mengacu pada hasil penelitian ini adalah: untuk dapat digunakan sebagai fine aggregate dalam campuran Hot Rolled Sheet (HRS) kadar garam yang terkandung di dalam pasir pantai bakau harus terlebih dahulu diturunkan melalui perendaman selama minimal 4 hari.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 519
Author(s):  
Putri Devi Pratiwi ◽  
Dwi Kartikasari

In hot asphalt mixtures, fillers are used, fillers are used as fillers between coarser aggregate particles, fillers also function to increase the binding energy (cohesion) of asphalt concrete. This study uses waste carbide as an alternative to filler in the HRS-BC asphalt mixture, this study aims to determine the results of the Marshall test, namely stability, VFWA, VMA, VIM, Flow, and MQ. This research uses experimental research method. Composition Variation The substitution of carbide waste used is 0%, 40%, 50%, and 60% of the weight of the filler. The results of the study obtained a mixture of 0% carbide waste with stability values of 871.13 kg, VFWA 75.18 kg, VMA 22.55 kg, VIM 7.01 kg, flow 3.80 mm, MQ 229.29. variation 40% stability value is 629.20 kg, VFWA 65.69 kg, VMA 25.09 kg, VIM 10.05 kg, flow 2.85 mm, MQ 226.52. variation of 50% stability value is 1011.76 kg, VFWA 72.75 kg, VMA 23.15 kg, VIM 7.72 kg, flow 2.50 mm, MQ 410.00. variation of 60% stability value is 1291.26 kg, VFWA 71.67 kg, VMA 23.41 kg, VIM 8.04 kg, flow 2.30 mm, MQ value 562.35. from the results of the study it can be concluded that the use of carbide waste at a variation of 60% is the most effective mixture according to the General Specifications Division 6: 2016 Asphalt Pavement.ABSTRAKDalam campuran aspal panas digunakan bahan pengisi filler,Filler digunakan sebagai bahan pengisi antar partikel agregat yang lebih kasar,filler juga berfungsi meningkatkan energi ikat (kohesi) pada aspal beton. penelitian ini menggunakan limbah karbit sebagai alternatif pengganti filler pada campuran aspal HRS-BC, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengujian marshall test yaitu stabilitas,VFWA,VMA,VIM,Flow,dan MQ. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimen. Komposisi Variasi Substitusi limbah karbit yang digunakan sebesar 0%, 40%, 50%, dan 60% dari berat filler. hasil penelitian didapatkan campuran limbah karbit variasi 0% nilai stabilitas sebesar 871,13 kg, VFWA 75,18 kg, VMA 22,55 kg, VIM 7,01 kg, flow 3,80 mm, MQ 229,29. variasi 40% nilai stabilitas sebesar 629,20 kg, VFWA 65,69 kg, VMA 25,09 kg, VIM 10,05 kg, flow 2,85 mm, MQ 226,52. variasi 50% nilai stabilitas sebesar 1011,76 kg, VFWA 72,75 kg, VMA 23,15 kg, VIM 7,72 kg, flow 2,50 mm, MQ 410,00. variasi 60% nilai stabilitas sebesar 1291,26 kg, VFWA 71,67 kg, VMA 23,41 kg, VIM 8,04 kg, flow 2,30 mm, nilai MQ 562,35. dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan limbah karbit pada variasi 60% adalah campuran yang paling efektif sesuai Spesifikasi Spesifikasi Umum Divisi 6 : 2016 Perkerasan Aspal.


SONDIR ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 44-52
Author(s):  
Galang Setiyo ◽  
Vega Aditama ◽  
Bambang Wedyantadji

Pemerataan pembangunan infrastruktur terus mengalami pertumbuhan tidak hanya di Pulau Jawa saja tetapi diseluruh wilayah Indonesia, khususnya pada pembangunan jalan raya. membutuhkan bahan alternatif sumber alam lainnya agar selalu memenuhi kebutuhan dalam pembangunan jalan raya. Pasir Pantai dapat mempengaruhi nilai parameter karakteristik Marshall Test. oleh karena itu penelitian ini diharapkan menghasilkan campuran perkerasan HRS-WC yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang pada Februari hingga Mei 2020. Pada penelitian ini menggunakan variasi kadar Pasir Pantai Sipelot 25%, 50%, 75%, 100%, untuk mencari persentase yang optimum, ditinjau dari nilai karakteristik Marshall. Berdasarkan hasil pengujian pasir pantai Sipelot sebagai pengganti agregat 0/5 pada campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) dengan variasi pasir pantai 25%, 50%, 75% dan 100% mempengaruhi nilai karakteristik Marshall. Pengujian hipotesis untuk Stabilitas, VIM, VMA, MQ dan VFA didapatkan Fhitung>Ftabel dan dapat dinyatakan adanya pengaruh yang signifikan dengan penambahan variasi pasir pantai, sedangkan untuk flow tidak ada pengaruh yang signifikan. Persentase optimum penggunaan pasir pantai diperoleh pada variasi 37,63% dengan nilai stabilitas 1178,93 Kg, flow 3,53 mm, VIM 4,88%, VMA 19,78%, VFA 75,34%, dan Marshall Quetient 335,20 Kg/mm.


2020 ◽  
Vol 19 (3) ◽  
pp. 179-186
Author(s):  
Yusrizal Yahya ◽  
Desriantomy . ◽  
Robby .

Abstract This study was conducted to determine the benefits of the use of polyethylene terephthalate used plastic as additives in hot asphalt mixture Hot Rolled Sheet Wearing Course. Marshall testing was carried out on specimens using polyethylene terephthalate plastic additives, with variations in the ingredients added 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% to the weight of asphalt on specimens with Optimum Asphalt Content. Marshall parameters of test specimens generally meet the existing specifications, except the Void In Mixture value for specimens with plastic content of 8% and 10%. The optimum plastic content obtained from this study is 7.80%. Keywords: asphalt mixture, hot rolled sheet, Marshall parameters, polyethylene terephthalate  Abstrak Studi ini dilakukan untuk mengetahui manfaat penggunaan plastik bekas jenis Polyethylene Terephthalate sebagai bahan tambah pada campuran beraspal panas jenis Hot Rolled Sheet Wearing Course. Pengujian Marshall dilakukan terhadap benda-benda uji yang menggunakan bahan tambah plastik jenis Polyethylene Terephthalate, dengan variasi bahan tambah 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% terhadap berat aspal pada benda uji dengan Kadar Aspal Optimum. Parameter Marshall benda-benda uji umumnya memenuhi spesifikasi yang ada, kecuali nilai Void In Mixture untuk benda-benda uji dengan kadar plastik 8% dan 10%. Kadar plastik optimum yang diperoleh dari studi ini adalah 7,80%. Kata-kata kunci: campuran beraspal, hot rolled sheet, parameter Marshall, polyethylene terephthalate


2019 ◽  
Vol 2019 ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
Ming Chen ◽  
Xiaodong Hu ◽  
Hongyang Zhao ◽  
Dongying Ju

A large reduction rolling process was used to obtain complete dynamic recrystallization (DRX) microstructures with fine recrystallization grains. Based on the hyperbolic sinusoidal equation that included an Arrhenius term, a constitutive model of flow stress was established for the unidirectional solidification sheet of AZ31 magnesium alloy. Furthermore, discretized by the cellular automata (CA) method, a real-time nucleation equation coupled flow stress was developed for the numerical simulation of the microstructural evolution during DRX. The stress and strain results of finite element analysis were inducted to CA simulation to bridge the macroscopic rolling process analysis with the microscopic DRX activities. Considering that the nucleation of recrystallization may occur at the grain and R-grain boundary, the DRX processes under different deformation conditions were simulated. The evolution of microstructure, percentages of DRX, and sizes of recrystallization grains were discussed in detail. Results of DRX simulation were compared with those from electron backscatter diffraction analysis, and the simulated microstructure was in good agreement with the actual pattern obtained using experiment analysis. The simulation technique provides a flexible way for predicting the morphological variations of DRX microstructure accompanied with plastic deformation on a hot-rolled sheet.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document