scholarly journals Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis Hot Rolled Sheet (HRS)

2013 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 13-22 ◽  
Author(s):  
Akhmad Bestari

Tujuan dari penelitian ini; pertama, untuk mengetahui apakah pasir Pantai Bakau di Kabupaten Seruyan dapat digunakan sebagai campuran Aspal Beton jenis Hot Rolled Sheet (HRS). Kedua, untuk mengetahui karakteristik campuran aspal beton jenis HRS apabila menggunakan pasir pantai sebagai fine aggregate. Secara garis besar tahapan kegiatan terbagi menjadi dua, yakni penyelidikan di lapangan dan di laboratorium. Penyelidikan di lapangan merupakan tahap awal yang berupa penentuan lokasi pengambilan sampel dan banyaknya sampel yang diperlukan untuk penelitian. Penyelidikan di laboratorium merupakan tahap lanjutan setelah penyelidikan lapangan yakni pengujian bahan, perencanaan campuran, pembuatan sampel dan pengujian karakteristik HRS dengan Marshall Test. Dalam mix design pasir pantai diperlakukan dalam empat keadaan berikut: tanpa perendaman, direndam selama 2 hari, 4 hari dan 6 hari dengan masing-masing menggunakan 5 variasi kadar aspal yaitu 6,0%, 6,5%, 7,0%, 7,5% dan 8,0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas tertinggi diperoleh dari pasir pantai yang direndam selama 6 hari yakni sebesar 846,24 kg. Sementara itu nilai flow, VIM, VFB, dan MQ-nya berturut-turut adalah 3,20 mm, 5,64%, 74,18%, dan 264,29 kg/mm. Sedangkan komposisi bahannya (pengisi dan pengikat) adalah sebagai berikut: kadar aspal 7,95%, pasir pantai = 40%, abu batu = 22%, batu pecah = 38% Saran yang dapat diberikan mengacu pada hasil penelitian ini adalah: untuk dapat digunakan sebagai fine aggregate dalam campuran Hot Rolled Sheet (HRS) kadar garam yang terkandung di dalam pasir pantai bakau harus terlebih dahulu diturunkan melalui perendaman selama minimal 4 hari.

2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 103-112
Author(s):  
Moch. Shodiq Zamroji ◽  
Kurnia Hadi Putra

Jalan raya memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pembangunan pariwisata, dan untuk menunjang pembangunan nasional. Dengan perkembangan masyarakat yang begitu pesat mengakibatkan tingkat penggunaan kendaraan semakin banyak, Sementara itu cuaca dan suhu juga mempengaruhi kualitas lapis permukaan aspal, dan itu menyebabkan banyak jalan yang tidak sesuai dengan umur yang telah direncanakan. Salah satu jenis perkerasan yang pada umumnya digunakan di Indonesia adalah jenis Hot Rolled Sheet (HRS), Peneliti kali ini menggunakan Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal) yang mengandung karbon aktif yang digunakan sebagai campuran pembuatan benda uji. Tujuan daripada Penelitian ini adalah yaitu untuk mengetahui kualitas dari pengaruh campuran Hot Rolled Sheet – WC dengan penambahan bahan serbuk arang tempurung kelapa. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalan menganalisa hasil uji dengan marshall test. Pada penelitian ini menggunakan penambahan serbuk arang tempurung kelapa dengan kadar 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Hasil Pengujian dari pencampuran serbuk arang tempurung kelapa dengan hasil optimum yaitu pada kadar 4%, dengan nilai stabilitas paling tinggi yaitu 1191,10 kg, sedangkan untuk nilai marshall quotient yaitu 374,17 kg/mm, untuk nilai VIM yaitu 4,34% dan nilai VMA yaitu 18,65 %. Untuk stabilitas, VIM, dan Vma mengalami peningkatan dan sesuai dengan spedifikasi umum bina marga 2018, tapi untuk nilai flow dan VFB menurun dengan seiring penambahan kadar serbuk arang tempurung kelapa yaitu dengan nilai flow sebesar 3,18 dan VFB sebesar 76,70. Secara menyeluruh pada kadar penambahan 4% telah memenuhi persyaratan spesifikasi umum bina marga 2018.


Author(s):  
Nasir Djalili

Abstrak---Campuran Hot Rolled Sheet merupakan salah satu campuran aspal panas yang mempunyai gradasi timpang. Stabilitasnya sangat bergantung dari sifat kekakuan mortalnya. Hot Rolled Sheet sebagai lapisan tipis permukaan jalan yang mempunyai tekstur cukup padat, rapat dan halus. Bahan filler yang dipakai terdiri dari kapur, semen dan fly ash. Aspal diambil dari produksi pertamina dengan penetrasi 80/100. Kadar aspal digunakan bervariasi dari 6% s/d 10%. Pengujian dilakukan terhadap agregat, aspal dan campuran.Untuk pengujian campuran dipakai Marshall Test. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa filler fly ash mempunyai nilai stabilitas yang tertinggi yaitu 855 kg dengan kadar aspal 7%. Kadar aspal 10% pada kapur memberikan nilai stabilitas 843 kg dan semen menghasilkan stabilitas yang cukup baik.


Author(s):  
Revisdah Revisdah ◽  
Reno Hadi Purnomo

Hot Rolled Sheet-wearing course (HRS-WC) merupakan campuran aspal beton menggunakan gradasi senjang dengan kandungan agregat kasar, agregat halus dan memiliki kandungan aspal yang tinggi sehingga dibutuhkan mutu campuran beraspal yang baik untuk menghasilkan jalan dengan kelenturan dan keawetan yang sesuai dengan umur rencana. Kerusakan jalan di Indonesia dilansir dari beberapa fakta disebabkan karena mutu serta kualitas material dalam pembuatan Design Mix Formula yang kurang memadai serta pengerjaan prodesur Job Mix Formula dilapangan yang belum baik dan benar. Dalam pendisainan ini terdiri atas 5 variasi kadar aspal yaitu 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%, 7,5% yang pelaksanaanya diakukan di Laboratorium PT. Graha Tekindo Utama anak perusahaan PT. Perkasa Adiguna Sembada yang berlokasi di Jl. Soekarno – Hatta, Palembang. Adapun tahapan pelaksanaan meliputi pemeriksaan agregat kasar dan agregat halus, pembuatan benda uji Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC) dan pengujian Marshall. Hasil uji kinerja karakteristik Marshall Test pada KAO 7,25%


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 54
Author(s):  
Agus Fanani Setya Budi ◽  
Ferdinan Nikson Liem ◽  
Koilal Alokabel
Keyword(s):  

Jalan raya merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena jalan raya berfungsi menghubungkan sumber–sumber produksi serta berperan  memperlancarkan mobilisasi dan arus transportasi  darat  pada  daerah–daerah sekitarnya yang dapat mempermudah atau mempercepat perkembangan pembangunan baik itu infrastruktur maupun ekonomi suatu daerah. Agar jalan dapat berperan secara optimal, maka jalan harus berada pada keadaan baik, harus memenuhi kriteria konstruksi perkerasan yaitu tidak mudah aus, dan tidak terjadinya perubahan bentuk (Deformasi), sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Struktur lapis perkerasan  jalan yang sekarang banyak digunakan adalah  struktur lapis perkerasan lentur dengan campuran aspal panas yang disebut Hot Mix, salah satu jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah Lataston atau yang lebih di kenal dengan HRS (Hot Rolled Sheet), yang didesain untuk volume lalu-lintas ringan sampai berat. Perencanaan  campuran aspal antara agregat kasar, agregat halus, filler (abu batu) dan aspal, di rancang sesuai dengan spesifikasi umum sehingga mendapatkan mutu yang diinginkan, dalam hal ini kedap air (Impermeability) dan mempunyai ketahanan terhadap gaya geser maupun menerima beban lalu- lintas.Untuk mendapatkan campuran aspal dengan karakteristik yang baik maka terlebih dahulu dibuat formula campuran kerja atau yang lebih dikenal dengan Mix Formula. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan Bagaimana pengaruh penggunaan nilai konstanta aspal rencana  terhadap  stabilitas pada campuran Lataston (HRS-WC). Tujuannya adalah  untuk mengetahui konstanta yang ideal terhadap stabilitas pada campuran Lataston (HRS-WC). Maanfaatnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi Mix Design Campuran Lataston (HRS- WC) dan dapat mengetahui nilai konstanta yang baik untuk kadar aspal rencana dalam campuran Lataston (HRS-WC) dengan material  dari Quarry  Sumlili Kabupaten Kupang. Dari  hasil pengujian Marshall menunjukkan semakin besar nilai konstanta pada aspal rencana maka kadar aspal yang digunakan semakin besar. Dimana semakin besar kadar aspal yang digunakan dalam campuran mengakibatkan nilai stabilitas dan flow naik. Angka pendekatan yang dapat digunakan dalam campuran Lataston baik dari nilai 2-3 yang ideal yaitu 2, dikarenakan parameter atau sifat – sifat campuran pada konstanta 2 saling terkait atau berhubungan dimana parameter (VIM, VMA, VFA dan VIM PRD) dapat menentukan nilai kadar aspal optimum (KAO).


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 519
Author(s):  
Putri Devi Pratiwi ◽  
Dwi Kartikasari

In hot asphalt mixtures, fillers are used, fillers are used as fillers between coarser aggregate particles, fillers also function to increase the binding energy (cohesion) of asphalt concrete. This study uses waste carbide as an alternative to filler in the HRS-BC asphalt mixture, this study aims to determine the results of the Marshall test, namely stability, VFWA, VMA, VIM, Flow, and MQ. This research uses experimental research method. Composition Variation The substitution of carbide waste used is 0%, 40%, 50%, and 60% of the weight of the filler. The results of the study obtained a mixture of 0% carbide waste with stability values of 871.13 kg, VFWA 75.18 kg, VMA 22.55 kg, VIM 7.01 kg, flow 3.80 mm, MQ 229.29. variation 40% stability value is 629.20 kg, VFWA 65.69 kg, VMA 25.09 kg, VIM 10.05 kg, flow 2.85 mm, MQ 226.52. variation of 50% stability value is 1011.76 kg, VFWA 72.75 kg, VMA 23.15 kg, VIM 7.72 kg, flow 2.50 mm, MQ 410.00. variation of 60% stability value is 1291.26 kg, VFWA 71.67 kg, VMA 23.41 kg, VIM 8.04 kg, flow 2.30 mm, MQ value 562.35. from the results of the study it can be concluded that the use of carbide waste at a variation of 60% is the most effective mixture according to the General Specifications Division 6: 2016 Asphalt Pavement.ABSTRAKDalam campuran aspal panas digunakan bahan pengisi filler,Filler digunakan sebagai bahan pengisi antar partikel agregat yang lebih kasar,filler juga berfungsi meningkatkan energi ikat (kohesi) pada aspal beton. penelitian ini menggunakan limbah karbit sebagai alternatif pengganti filler pada campuran aspal HRS-BC, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengujian marshall test yaitu stabilitas,VFWA,VMA,VIM,Flow,dan MQ. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimen. Komposisi Variasi Substitusi limbah karbit yang digunakan sebesar 0%, 40%, 50%, dan 60% dari berat filler. hasil penelitian didapatkan campuran limbah karbit variasi 0% nilai stabilitas sebesar 871,13 kg, VFWA 75,18 kg, VMA 22,55 kg, VIM 7,01 kg, flow 3,80 mm, MQ 229,29. variasi 40% nilai stabilitas sebesar 629,20 kg, VFWA 65,69 kg, VMA 25,09 kg, VIM 10,05 kg, flow 2,85 mm, MQ 226,52. variasi 50% nilai stabilitas sebesar 1011,76 kg, VFWA 72,75 kg, VMA 23,15 kg, VIM 7,72 kg, flow 2,50 mm, MQ 410,00. variasi 60% nilai stabilitas sebesar 1291,26 kg, VFWA 71,67 kg, VMA 23,41 kg, VIM 8,04 kg, flow 2,30 mm, nilai MQ 562,35. dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan limbah karbit pada variasi 60% adalah campuran yang paling efektif sesuai Spesifikasi Spesifikasi Umum Divisi 6 : 2016 Perkerasan Aspal.


SONDIR ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 44-52
Author(s):  
Galang Setiyo ◽  
Vega Aditama ◽  
Bambang Wedyantadji

Pemerataan pembangunan infrastruktur terus mengalami pertumbuhan tidak hanya di Pulau Jawa saja tetapi diseluruh wilayah Indonesia, khususnya pada pembangunan jalan raya. membutuhkan bahan alternatif sumber alam lainnya agar selalu memenuhi kebutuhan dalam pembangunan jalan raya. Pasir Pantai dapat mempengaruhi nilai parameter karakteristik Marshall Test. oleh karena itu penelitian ini diharapkan menghasilkan campuran perkerasan HRS-WC yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang pada Februari hingga Mei 2020. Pada penelitian ini menggunakan variasi kadar Pasir Pantai Sipelot 25%, 50%, 75%, 100%, untuk mencari persentase yang optimum, ditinjau dari nilai karakteristik Marshall. Berdasarkan hasil pengujian pasir pantai Sipelot sebagai pengganti agregat 0/5 pada campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) dengan variasi pasir pantai 25%, 50%, 75% dan 100% mempengaruhi nilai karakteristik Marshall. Pengujian hipotesis untuk Stabilitas, VIM, VMA, MQ dan VFA didapatkan Fhitung>Ftabel dan dapat dinyatakan adanya pengaruh yang signifikan dengan penambahan variasi pasir pantai, sedangkan untuk flow tidak ada pengaruh yang signifikan. Persentase optimum penggunaan pasir pantai diperoleh pada variasi 37,63% dengan nilai stabilitas 1178,93 Kg, flow 3,53 mm, VIM 4,88%, VMA 19,78%, VFA 75,34%, dan Marshall Quetient 335,20 Kg/mm.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 459-468
Author(s):  
Yanti ◽  
Rais Rachman ◽  
Alpius

The research objective focuses on testing the characteristics of the Laston Lapis Aus mixture, the aggregate taken later to be studied is the aggregate of Concrete Waste. The method used in this study included testing the properties of coarse aggregate, fine aggregate and filler, after that the Laston Lapis Aus mixture design was carried out after that the marshall test was carried out while the marshalltest was carried out namely the conventional marshall to get the characteristic value. The results showed that the characteristics of the pavement material in the form of aggregates from Concrete Waste tested the 2018 Bina Marga General Specifications as road layers. Through Marshall testing, the characteristics of the Laston Lapis Aus mixture were abtained with asphalt levels of 5,50%, 6,00%, 6,50%, 7,00%, and 7,50%.


2018 ◽  
Vol 8 (9) ◽  
pp. 1626 ◽  
Author(s):  
Wei Guo ◽  
Xuedong Guo ◽  
Xing Chen ◽  
Wenting Dai

Open graded friction course (OGFC) is a high permeable mixture used to reduce noise, improve friction. However, limitations with the use of OGFC are due to the relatively low strength and stiffness. Therefore, investigating environmental and economic benefits, as well as service life of OGFC technology is the future of the pavement. In this study, a new modified OGFC (SM-OGFC) was prepared by replacing the fine aggregate below 4.75 mm in OGFC with the oil shale waste (OSW), and the silane coupling agent modifier was used to assist modification. The preparation process of SM-OGFC was optimized by central composite design, to obtain an SM-OGFC with the best mechanical properties. The Marshall test, rutting test, −15 °C splitting test, −10 °C beam bending test, immersion Marshall test, spring-thawing stability test, Cantabro test and permeability test were conducted to evaluate the properties of SM-OGFC. The results prove that SM-OGFC has excellent overall performance in comparison with OGFC and styrene-butadiene-styrene (SBS) modified OGFC. Furthermore, Scanning Electron Microscopy (SEM) observation illustrates that the unique laminar columnar connected structure and cell-like structure antennae of OSW could be the main reasons why SM-OGFC obtained excellent performance. Furthermore, economic analysis indicated that the SM-OGFC mixture had higher cost effectiveness.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document