scholarly journals HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
I Ketut Alit Adianta ◽  
I Made Sedana Putra

Dukungan keluarga merupakan faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan minum obat dan perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain descriptif corelation dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu dengan tehnik consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 286 responden keluarga yang anggota keluarganya mengalami skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan. Teknik analisa data menggunakan uji statistik Spearman Rank (rho) dengan level signifikan 0,05 didapatkan hasil p value 0,008 < 0,01 yang berarti ada hubungan  antara hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia..  Kata Kunci: dukungan keluarga, obat, skizofrenia.

2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Wayan Erawan ◽  
H. Opod ◽  
Cicilia Pali

Abstrak: Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Angka kejadian dari kecemasan perioperative diketahui 11% - 80% diantara pasien dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan proporsi pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi yang mengalami kecemasan, dan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling yaitu consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner  Hamilton Anxiety Scale (HARS). Penelitian dilakukan pada 32 responden di RSUP Prof.dr.R.D.Kandou Manado pada bulan november sampai desember 2012. Analisis data menggunakan uji statistik yaitu independent sampel T-Test. Hasil penelitian didapatkan responden laki-laki, tidak cemas (40%), cemas ringan (26,67%), cemas sedang (33,33%), sedangkan pada responden perempuan diperoleh hasil, tidak cemas (23,53%), cemas ringan (17,65%), cemas sedang (35,29%), cemas berat (23,53%). Berdasarkan uji statistik nilai P-value sebesar 0,024, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Kata kunci: Kecemasan, laparatomi, laki-laki, perempuan.     Abstract: Anxiety is a signal that disenchants; warns threatening dangers and gives someone the chance to take action in order to overcome the incoming threats. The incidence of perioperative anxiety has been reported with range 11% to 80% among adult patients. The study objective is to determine the difference in proportion between male and female pre-laparotomy surgery patients who experience anxiety, and know the difference in the level of anxiety of male and female pre-laparotomy surgery patients. This observation is an analytic study with cross sectional approach. The sampling technique is by using non probability sampling; which is consecutive sampling. The data colletion method is by using questionnaire, Hamilton Anxiety Scale (HARS). The observation was done toward 32 respondents in Prof.dr.R.D.Kandou General Hospital from November to December 2012. The data analysis is by using statistical test; independent sample T-test. The observation among male respondents  results in without anxiety (40,%), with mild anxiety (26,67%), with moderate anxiety (33.33%), while among female respondents results in without anxiety (23.53%), with mild anxiety (17.65%), with moderate anxiety (35.29%), and with severe anxiety (23.53%). According to the statistical test, resulting in P-value of 0.024, that H0 is rejected and Ha is accepted. In conclusion, there are differences in the level of anxiety between male and female pre-laparotomy surgery patient. Keyword: anxiety, laparotomy, male, female.


2018 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 332-338
Author(s):  
Ikhsan Sodik

Masalah yang terjadi dalam keluarga diantaranya pasien PJK jarang diberikan informasi tentang kesehatan, jarang diingatkan olahraga dan selalu memakan makanan berlemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga pasien PJK, gaya hidup pasien PJK dan hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup Pasien PJK. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode Total Sampling dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 31 orang. Analisa univariat menunjukan bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia > 45 tahun dengan jumlah 22 orang (71.0%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 17 orang (54%). Responden terbanyak berpendidikan Perguruan Tinggi dengan jumlah 16 orang (51.6%). Pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta dengan jumlah sebanyak 10 orang (32.3%). Responden menunjukan sebanyak 19 orang (61.3%) menyatakan dukungan keluarga pasien PJK adalah baik. Berdasarkan gaya hidup menunjukan sebanyak 19 responden (61.3%) menyatakan gaya hidup pasien PJK adalah baik. Analisis bivariat menunjukan pada hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,075, hasil P value > dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup pasien penyakit jantung koroner. Dalam hal ini, diperlukan pemberian edukasi tidak hanya pasien saja, namun keluarga diperlukan untuk mendapatkan edukasi tentang gaya hidup sehat.


2017 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 332-338
Author(s):  
Ikhsan Sodik ◽  
Bambang Suryadi

Masalah yang terjadi dalam keluarga diantaranya pasien PJK jarang diberikan informasi tentang kesehatan, jarang diingatkan olahraga dan selalu memakan makanan berlemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga pasien PJK, gaya hidup pasien PJK dan hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup Pasien PJK. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode Total Sampling dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 31 orang. Analisa univariat menunjukan bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia > 45 tahun dengan jumlah 22 orang (71.0%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 17 orang (54%). Responden terbanyak berpendidikan Perguruan Tinggi dengan jumlah 16 orang (51.6%). Pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta dengan jumlah sebanyak 10 orang (32.3%). Responden menunjukan sebanyak 19 orang (61.3%) menyatakan dukungan keluarga pasien PJK adalah baik. Berdasarkan gaya hidup menunjukan sebanyak 19 responden (61.3%) menyatakan gaya hidup pasien PJK adalah baik. Analisis bivariat menunjukan pada hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,075, hasil P value > dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup pasien penyakit jantung koroner. Dalam hal ini, diperlukan pemberian edukasi tidak hanya pasien saja, namun keluarga diperlukan untuk mendapatkan edukasi tentang gaya hidup sehat.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Oki Nugraha Putra ◽  
Ana Khusnul Faizah ◽  
Adinda Kumala Sari

Kontrasepsi oral (pil KB) merupakan salah satu metode kontrasepsi dengan tingkat efikasi yang baik jika diminum dengan baik dan rutin. Tingkat pengetahuan yang baik terhadap kontrasepsi oral akan memberikan dampak positif pada akseptor KB. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB terhadap kontrasepsi oral dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala guttman yang telah tervalidasi untuk mengukur tingkat pengetahuan akseptor KB oral. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor yang menggunakan pil KB yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling. Data dikumpulkan pada bulan Desember 2019 hingga Maret 2020 di tujuh apotek daerah Surabaya Timur. Didapatkan 98 akseptor KB oral yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan akseptor KB oral terhadap kontrasepsi oral berada dalam kategori sangat baik sebanyak 14.3%, baik 52.0%, cukup 8.2% dan sangat rendah 25.5% dengan skor rata-rata pengetahuan sebesar 6.8 yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik (6.6-8.0). Dari uji korelasi Spearman, hanya variabel tingkat pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan skor pengetahuan (r=0.484; p value = 0.00). Kesimpulan pada penelitian ini ialah tingkat pengetahuan akseptor KB terhadap kontrasepsi oral termasuk dalam kategori baik serta faktor pendidikan memiliki korelasi secara signifikan terhadap tingkat pengetahuan akseptor KB oral. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Akseptor KB Oral, Kuesioner, Tingkat Pendidikan


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 45-48
Author(s):  
Devi Susanti ◽  
Lastriyanti Lastriyanti ◽  
Sugeng Haryono

Pendahuluan: Penyakit  Jantung  Koroner  (PJK)  adalah  penyakit “silent  killer”  yang menyebabkan  kematian  mendadak.   Penderita  PJK  akan mengalami serangan berulang dan akan menimbulkan dampak re -hospitalisasi bagi  aspek  fisik,  psikologis,  sosial  dan  ekonomi.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui hubungan pengetahuan  terhadap manajemen  diri  penderita PJK di  RSAL Dr. Mintohardjo  Jakarta. Metode: Metode yang digunakan studi korelasi yaitu menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan manajemen diri penderita  PJK  dengan  rancangan  cross  sectional  yaitu  jenis  penelitian yang  menekankan  waktu  pengukuran data  variabel  independen  dan  dependen. Subjek  adalah  pasien PJK  di poli jantung RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta dengan teknik  non probability  sampling  jenis  consecutive  sampling dengan 95 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner data karakteristik, pengetahuan dan manajemen diri. Hasil: Hasil  penelitian  bivariat bahwa  35,8% penderita  PJK  memiliki pengetahuan baik dan manajemen diri yang baik pula. Uji korelasi menggunakan  Chi square  dengan nilai p  value  0,551. Nilai p >  a 0,05 yang  artinya  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  pengetahuan  dengan manajemen diri penderita PJK. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah walaupun secara statistik tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan manajemen diri, data pengamatan menunjukkan terdapat peningkatan manajemen diri ketika berpengetahuan baik dimana mungkin ada faktor lain yang lebih berpengaruh.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 95-100
Author(s):  
Lina Herida Pinem ◽  
Yeni Iswari ◽  
Lisbeth Pardede

Pendahuluan: Tingginya angka kejadian Sectio Caesarea tanpa indikasi, berdampak terhadap tingginya komplikasi pada ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan menyusu bayi yang lahir  dengan persalinan tindakan  di  Rumah Sakit swasta Jakarta dan Bekasi dengan menggunakan kuesioner Assessment scale of newborn sucking for breastfeeding dari UNICEF. Metode: Metode yang digunakan adalah analitik deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan variable independent: persalinan tindakan terhadap variable dependen: Kemampuan bayi menyusu dalam satu kali pengukuran. Sampel penelitian (70 orang) diambil dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil: Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan nilai p:  0,19 dengan nilai a= 0,05 yang bermakna tidak ada hubungan tindakan persalinan dengan kemampuan bayi menyusu. Proporsi terbesar bayi yang memiliki kemampuan menghisap kurang (71,4%) lahir  dengan  persalinan  ekstraksi vacum, bayi yang lahir dengan induksi memiliki kemampuan menghisap lemah dan kuat setara yaitu sama-sama 50%, sedangkan bayi dengan SC mayoritas memiliki kemampuan menghisap kuat (63,2 %). Rata-rata berat badan bayi yang mengisap lemah adalah 2959,8 gram dengan standar deviasi 304,49 sedangkan rata-rata berat badan bayi yang menghisap kuat adalah 3201,1 dengan standar deviasi 337,86. Nilai p value uji t pada varian yang sama yaitu 0,03 dengan a (0,05) yang bermakna ada perbedaan signifikan rata-rata berat badan bayi yang menyusu kuat dan yang menyusu lemah. Usia ibu juga tidak berpengaruh terhadap kemampuan bayi menyusu dengan p value : 0,4 (a=0,05). Mayoritas responden dilahirkan secara SC (81,4%) dan 8,6 % permintaan sendiri tanpa indikasi medis. Kesimpulan: Data ini dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan tentang dampak persalinan SC terhadap ibu.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-204
Author(s):  
Dwi Ernawati ◽  
Nuh Huda ◽  
Diyah Arini ◽  
Elysabeth O.P

Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien termasuk pendokumentasiannya. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan metode EMR (Electronic Medical Record) di ruang rawat inap RS premier Surabaya  bertujuan membantu pasien agar dapat terdiagnosis dengan tepat. Beberapa perawat belum melaksanakan pendokumentasian tersebut  karena tindakan keperawatan yang padat di ruang rawat inap. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara beban kerja  perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan EMR di ruang rawat inap rumah sakit premier Surabaya. Desain Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan probability sampling  yaitu  simple random sampling. Responden perawat rawat inap berjumlah 58 orang. Instrumen menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis dengan uji Spearman Rank (Rho) Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dan dokumentasi EMR di rawat inap berdasarkan uji korelasi Spearman Rank (Rho) menunjukan nilai p value = 0,001. Alokasi penggunaan waktu kerja yang lebih produktif oleh perawat diperlukan untuk mendapatkan  beban kerja yang tidak berat.  Penilaian kerja secara rutin juga menjadi salah satu upaya guna mendapatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik melalui pelaksanaan dokumentasi metode EMR di RS Premier Surabaya.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Satria Eureka Nurseskasatmata ◽  
Dessy Rindiyanti Harista

Pendahuluan : Semakin progresifnya gejala dan penyakit yang mendasari terapi dialysis, atau oleh karena munculnya komplikasi, seperti masalah kardiovaskuler dan neurologis yang sering muncul pada pasien dialysis jangka panjang. Terjadinya berbagai komplikasi peningkatan volume cairan jika terakumulasi secara terus-menerus dapat terjadi odem paru. Salah satu gejala adalah sesak nafas, ada retraksi otot nafas, keringat dingin saturasi oksigen yang turun Metode : Metode penelitian  yang digunakan dalam  penelitian ini adalah non ekperimental yaitu observational analitik, dan penelitian korelasi (hubungan atau asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variable dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang menggunakan uji analisis Spearman Rank Test. Populasi seluruh pasien gagal ginjal kronis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik quota sampling sejumlah 80 responden. Hasil : p value 0.000 ≤  0.05   Artinya ada hubungan lama menjalani hemodialisis dengan frekuensi sesak nafas pada pasien gagal ginjal kronis.Pembahasan : Masalah umum yang banyak dialami oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah perilaku dalam mengontrol cairan, sehingga banyak pasien hemodialisis yang mengeluh sesak nafas karena kelebihan cairan, semakin lama menjalani HD juga semakin tinggi potensi munculnya komplikasi yang justru dapat menghambat kepatuhan terhadap program terapi. Kata kunci : frekuensi sesak nafas; gagal ginjal kronis; lama hemodialisis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document