scholarly journals HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN METODE EMR (ELECTRONIC MEDICAL RECORD) DI RUANG RAWAT INAP RS PREMIER SURABAYA

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-204
Author(s):  
Dwi Ernawati ◽  
Nuh Huda ◽  
Diyah Arini ◽  
Elysabeth O.P

Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien termasuk pendokumentasiannya. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan metode EMR (Electronic Medical Record) di ruang rawat inap RS premier Surabaya  bertujuan membantu pasien agar dapat terdiagnosis dengan tepat. Beberapa perawat belum melaksanakan pendokumentasian tersebut  karena tindakan keperawatan yang padat di ruang rawat inap. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara beban kerja  perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan EMR di ruang rawat inap rumah sakit premier Surabaya. Desain Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan probability sampling  yaitu  simple random sampling. Responden perawat rawat inap berjumlah 58 orang. Instrumen menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis dengan uji Spearman Rank (Rho) Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dan dokumentasi EMR di rawat inap berdasarkan uji korelasi Spearman Rank (Rho) menunjukan nilai p value = 0,001. Alokasi penggunaan waktu kerja yang lebih produktif oleh perawat diperlukan untuk mendapatkan  beban kerja yang tidak berat.  Penilaian kerja secara rutin juga menjadi salah satu upaya guna mendapatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik melalui pelaksanaan dokumentasi metode EMR di RS Premier Surabaya.

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Mufarika Mufarika

AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV yang termasuk famili retroviridae. Kualitas hidup ODHA menjadi sangat rentan mengalami penurunan akibat masalah baik fisik, psikologis, maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jenis penelitian yang digunakan  yaitu analitik  dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya  mendapatkan peran kelompok dukungan sebaya kurang yaitu 46 (75%) ODHA. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value (0,000) < ? (0,05), artinya ada hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Poli VCT RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Peran Kelompok Dukungan Sebaya, AIDS


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ester Verninde ◽  
I Gede Mustika ◽  
Purwaningtyas Kusumaningsih

ABSTRAK<br />Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu factor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dua diantaranya yang berperan penting yaitu factor kesehatan dan gizi. Tingkat prestasi pada anak SD di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan, pedidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi anak kelas IV dan V SD Inpres Weetebula II. Desain Cross Sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara simple random sampling pada siswa kelas IV dan V (37 responden). Data kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner, pendidikan ibu menggunakan data sekolah, status gizi menggunakan pengukuran antropometri, sedangkan tingkat prestasi menggunakan nilai raport. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan pagi terhadap status gizi berpengaruh (nilai p=0,000), pendidikan ibu terhadap status gizi tidak berpengaruh (nilai p=0,520), status gizi tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,638), kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,044), pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,334). Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara kebiasaan sarapan terhadap status gizi dan tingkat prestasi dan tidak ada pengaruh antara kebiasaan sarapan, pendidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi.<br />Kata kunci :kebiasaan sarapan, pendidikan ibu, status gizi dan tingkat prestasi. Siswa SD<br />ABSTRACT Human resources (HR) are one of the main factors needed in carrying out national development. Two of them have important roles, namely health and nutrition factors. The level of achievement in elementary school children is influenced by internal and external factors. The purpose of this study was to determine the effect of breakfast habits, maternal education and nutritional status on the level of achievement of grade IV and V children of SD Inpres Weetebula II. Cross Sectional Design conducted in May-June 2018 with a sampling technique using probability sampling by means of simple random sampling for students in grades IV and V (37 respondents). Data on breakfast habits using questionnaires, maternal education using school data, nutritional status using anthropometric measurements, while the achievement level uses report cards. The results of this study indicate that the habit of breakfast to nutritional status has an effect (p value = 0,000), maternal education on nutritional status has no effect (p value = 0.520), nutritional status does not affect the level of achievement (p value = 0.638), influential breakfast habits towards the level of achievement (p value = 0.044), maternal education does not affect the level of achievement (p value = 0.334). This study shows that there is an influence between breakfast habits on nutritional status and level of achievement and no influence between breakfast habits, maternal education and nutritional status on achievement levels.<br />Keywords: breakfast habits, maternal education, nutritional status and level of achievement. Elementary students


EMBRIO ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 66-78
Author(s):  
Dwi Ertiana

Kehamilan usia < 20 tahun dan > 35 tahun dengan paritas grandemulti dapat menyebabkan terjadinya BBLR. Usia dan paritas bukanlah penyebab utama dari BBLR, namun BBLR dipengaruhi oleh banyak faktor. Ibu yang berparitas tinggi dapat mengalami gangguan pada organ reproduksi khususnya pada alat kandungannya serta adanya gangguan pada pembuluh darahnya. Maka dari itu hendaknya seseorang merencanakan kehamilan pada usia reproduksi sehat yaitu usia 20 - 35 tahun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah-masalah pada saat kehamilan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu dengan insidence dan derajat BBLR di RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data rekam medik. Populasi 2399 dengan menggunakan teknik simple random sampling dan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Diperoleh sampel sebanyak 96, sampel diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus besar sampel Nursalam. Uji statistik spearman rank dengan nilai ἀ 0,05. Hasilnya usia berisiko yaitu 31,3%, paritas berisiko yaitu 50%, sedangkan derajat BBLR yaitu 20,8%. Hasil analisis penelitian antara usia dengan insidence dan derajat BBLR (p value = 0,000 < 0,05) r =0,440), paritas dengan insidence dan derajat BBLR (p value = 0,020 < 0,05) r =0,236. Usia < 20 tahun dapat menyebabkan BBLR dikarenakan ibu hamil usia < 20 tahun rahim dan panggulnya sering kali pertumbuhanya belum maksimal. Sedangkan yang berusia > 35 tahun ada perubahan jaringan organ reproduksi dan kelenturan jalan lahir. Paritas dapat menyebabkan terjadinya BBLR dikarena paritas yang tinggi mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah uterus sehingga mengganggu aliran nutrisi ke janin yang menyebabkan terjadinya BBLR.


2013 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 7-16
Author(s):  
Dwi Ertiana ◽  
Febriani Dyah Sari

Latar belakang: Bayi mengalami beberapa gangguan salah satunya diaper rash. Agar bayi tidak mengalami hal tersebut maka perlu diperhatikan penggunaan diaper pada bayi. Diaper sekali pakai atau diaper modern telah menyebabkan peningkatan kesehatan kulit dengan penurunan frekuensi dan keparahan diaper rash. Tujuan: Mengetahui hubungan lama pemakaian diaper dengan kejadian diaper rash pada bayi usia 9-12 bulan. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik simple random sampling. Responden adalah bayi berusia 9-12 bulan di Posyandu Canggu Badas Kediri pada tanggal 17 April sampai 15 Mei 2018 sebanyak sebanyak 47 responden. pengambilan data menggunakan lembar observasi dan lembar ceklist. Data dianalisis menggunakan uji spearman rank. Hasil: Sebanyak 24 responden (51,1%) mengalami diaper rash dan 15 responden (31,9%) tidak mengalami diaper rash, nilai korelasi spearman sebesar 0,512 dengan p-value sebesar 0,023 (< 0,05). Responden mengalami diaper rash disebabkan lama pemakaian diaper lebih dari tiga jam dengan frekuensi BAK paling banyak 6-8 kali sehari. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara lama pemakaian diaper dengan kejadian diaper rash pada bayi usia 9-12 bulan. Responden hendaknya melakukan pergantian popok pada bayinya paling tidak 3 jam sekali agar tidak terjadi diaper rash.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 52-61
Author(s):  
Intiyaswati Intiyaswati

Pendahuluan : Faktor penyebab meningkatnya angka kematian ibu 11% karena infeksi. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu sebagian besar merupakan akibat dari adanya komplikasi persalinan yaitu ketuban pecah dini. Penyebab KPD di antaranya infeksi, servik inkompeten, tekanan intrauterine yang meninggi, trauma, kelainan letak dan multipara. Dampak dari KPD adalah adalah infeksi maternal dan neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat dan deformitas janin. Di RS William Booth Surabaya tahun 2021 kejadian KPD sebesar 17,73. Tujuan dari penelitian yaitu diketahuinya hubungan antara kehamilan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini di ruang bersalin RS William Booth Surabaya Tahun 2021. Metode: Penelitian dilaksanakan di RS William Boothpada bulan Agustus 2021  dengan desain penelitian analitik dan pendekatan cross sectional, variabel independen adalah kehamilan letak sungsang, variabel dependen kejadian KPD. Populasi penelitian adalah semua ibu bersalin pada tahun 2021 sejumlah 947 dan besar sampel 281 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian dibuat dalam bentuk tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisis menggunakan uji Spearman Rank dengan α = 0,05. Hasil penelitian 65,5% responden tidak mengalami letak sungsang dan 64,1% tidak KPD. Hasil uji Spearman Rank didapatkan bahwa P Value 0,000 dimana p value <  α sehingga H0  ditolak dan H1 diterima  maka ada hubungan antara kehamilan letak sungsang dengan kejadian KPD. Diskusi: Peran nakes yaitu mendeteksi kelainan letak sungsang sedini mungkin sangat penting dan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik pada ibu hamil dan bersalin sehingga tidak terjadi komplikasi


2021 ◽  
pp. 943-949
Author(s):  
Nurwahida Karim ◽  
Yusriani ◽  
Fairus Prihatin Idris

Data provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 prevalensi hipertensi pada perempuan 47,73% lebih besar dibandingkan dengan laki-laki 38,51%. Data dari dinas kesehatan Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2019 ditemukan 5656 ibu hamil  dengan usia 15-39 tahun dan diperoleh angka ibu hamil beresiko terjadi hipertensi sebanyak 739 ibu hamil. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian cross sectional  yang bertujuan untuk mengetahui hubungan model komunikasi SMCR bidan desa dengan pengetahuan ibu hamil dalam mencegah hipertensi. Populasi dalam penelitian sebanyak 132 ibu hamil. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan Teknik simple random sampling. Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan sebanyak 22 responden (29.7%) ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang dan yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 52 (70.3%), sehingga tidak ada hubungan antara model komunikasi SMCR bidan desa dengan pengetahuan ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,412. Di harapkan pada peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti hubungan model komunikasi SMCR bidan desa dengan pengetahuan ibu hamil dalam mencegah hipertensi. Dan di harapkan kepada Bidan desa harus mampu meningkatkan model komunikasi SMCR dengan ibu hamil agar pengetahuan lebih efektif.


Author(s):  
Nurul Maurida ◽  
Tintin Sukartini ◽  
Retno Indarwati

Cervical cancer is currently a global health problem. One of cervical cancer prevention is perform early detection. The purpose of this study was to analyze the relationship between women’s perceived severity of cervical cancer and the regularity of early detection of cervical cancer. The research design was cross sectional. The research subject were women aged 30-50 years in working area of the Kalisat community health center in Jember Regency East Java as much as 92 womens with inclusion criteria was women who had been married for more than 3 years.The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used questionare that has been tested for reliability validity. The results showed that most of respondents have poor perceived of severity (63%) and most of respondents have poor regularity of early detection (74%). The result of spearman rank test analysis showed that there was a relationship between women’s perceived severity of cervical cancer and the regularity of early detection of cervical cancer with p value = 0.000. Women need an intervention to improve their perceived severity of cervical cancer so that they can prevent cervical cancer with regular early detection Keywords: perceived severity; cervical cancer; early detection ABSTRAK Kanker serviks saat ini merupakan masalah kesehatan global. Salah satu kanker serviks adalah melakukan deteksi dini. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara persepsi perempuan tentang keparahan kanker serviks terhadap keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks. Design penelitian adalah cross sectional. Subyek penelitian adalah perempuan usia 30-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kalisat di Kabupaten Jember Jawa Timur sebanyak 92 perempuan dengan kriteria inklusi perempuan yang telah menikah lebih dari 3 tahun. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki persepsi keparahan kanker serviks yang kurang (63%) dan sebanyak besar responden memiliki keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks yang kurang (74%). Hasil uji spearman rank test menunjukkan ada hubungan antara persepsi perempuan tentang keparahan kanker serviks terhadap keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks dengan nilai p=0.000. Perempuan memerlukan suatu intervensi untuk meningkatkan persepsi mereka tentang keparahan kanker serviks agar perempuan dapat melakukan pencegahan kanker serviks dengan deteksi dini secara teratur. Kata kunci: persepsi keparahan; kanker serviks; deteksi dini


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 98-108
Author(s):  
Luh Made Wisniastuti ◽  
A.A Sri Agung Adilatri ◽  
Ika Setya Purwanti

Pendahuluan: Pada masa remaja terjadi suatu pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan disertai banyak perubahan baik secara psikis maupun fisik, termasuk di dalamnya ialah perkembangan organ-organ reproduksi atau organ seksual sehingga terjadinya kematangan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan melakukan fungsi reproduksi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Stres dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada hormon dan dapat menyebabkan kegagalan ovulasi pada wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi semester VIII di STIKes Wira Medika Bali. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 53 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner tingkat stres dan kuesioner siklus menstruasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tingkat stres adalah sedang yaitu sebanyak 15 orang (28,3%) dan siklus menstruasi responden sebagian besar adalah tidak teratur yaitu sebanyak 38 orang (71,7%). Hasil analisis dengan menggunakan uji rank spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswi semester VIII dengan p value 0,000 dengan koefisien korelasi 0,537 kekuatan hubungan sedang. Diskusi: Maka, mahasiswi diharapkan agar dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Kata Kunci: tingkat stres, kepuasan, siklus menstruasi     ABSTRACT Introduction: In adolescence occurs a rapid growth and development and accompanied by many changes both psychically and physically, including in it is the development of reproductive organs or sexual organs so that the maturity indicated by the ability to perform reproductive function. Menstruation or menstruation is a physiological change in a woman's body that occurs periodically and is affected by reproductive hormones. Stress can cause stress on hormones and can cause ovulation failure in women. This study aims to determine the relationship of stress level with menstrual cycle at the semester VIII student in STIKes Wira Medika Bali Methods: The research design is using Cross Sectional approach. The sample used is 53 respondents. Sampling technique in this research is Probability Sampling is Simple Random Sampling. Data were collected using a stress level questionnaire and a menstrual cycles questionnaire. Result: The result of this research shows that most of stress level is moderate that is 15 people (28,3%) and menstruation cycle mostly irregular that is 38 people (71,7%). The result of analysis by using spearman rank test showed that there was a significant correlation between stress level with menstrual cycle of female student of semester VIII with p value 0,000 with correlation coefficient of 0.537 moderate relationship strength. Discussion: Thus, So, female students are expected to maintain physical and mental health.  Keywords: Stress level, Menstrual cycle


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
Gusti Ayu Martha Winingsih ◽  
Ni Putu Nia Virgantari

<p><strong><em>Abstract : Knowledge of young women with attitude of the use of jeans to leucorrhoea. </em></strong><em> The purpose of this study is to know the relationship knowledge of young women with attitude of the use of jeans to leucorrhoea at SMA Negeri 1 Manggis.This research is a kind of analytic research with correlation research study and using cross sectional approach. Population of 193 people. Sampling technique that is simple random sampling with total 64 respondents. This study uses Spearman Rank Correlation.<strong></strong></em></p><p><em>Based on research results, total respondent 64 people (100%), obtained almost all respondents have good knowledge that is as much as 43 respondents (67,2%), and almost all 36 respondents (56,2%) have a positive attitude about the use of hjeans to leucorrhoea. Result of speraman rank test analysis obtained result that p-value = 0,001 which means alpha 5%, shows that there is a strong relationship between the knowledge of young women with the attitude of the use of jeans</em></p><p><em> </em></p><p><strong>Abstrak : Hubungan Pengetahuan Remaja Putri dengan Sikap Penggunaan Celana <em>Jeans</em> terhadap Keputihan.</strong> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Remaja Putri dengan Sikap Penggunaan Celana <em>Jeans</em><em> </em>Terhadap Keputihan di SMA Negeri 1 Manggis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian <em>analitik</em><em> </em>dengan studi penelitian korelasi dan menggunakan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah populasi 193 orang. Teknik sampling yaitu <em>simple random sampling</em><em> </em>dengan jumlah 64 responden. Penelitian ini menggunakan analisa data korelasi <em>Spearman Rank</em>. Berdasarkan hasil penelitian, dimana total responden 64  orang (100%) diperolehhampir seluruhnya resoponden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 43 responden (67,2%), dan hampir seluruhnya 36 responden (56,2%) memiliki sikap positif tentang penggunaan celana <em>jeans</em> terhadap keputihan. Hasil analisis uji <em>rank spearman</em> diperoleh hasil bahwa nilai <em>p-value</em> = 0,001 yang berarti  pada alpha 5%, Nilai <em>r </em>= 0,792 menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pengetahuan remaja putri dengan sikap penggunaan celana jeans.<em></em></p><p> </p><p> </p><p> </p><p> </p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 196
Author(s):  
Yusriani Yusriani ◽  
Muhammad Khidri Alwi ◽  
Tutik Agustini

Faktor yang dapat memicu terjadinya hipertensi saat hamil adalah kurangnya informasi yang diperoleh ibu hamil tentang cara pencegahan hipertensi dari petugas kesehatan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh komunikasi petugas Kesehatan terhadap perilaku ibu hamil dalam mencegah hipertensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 232 ibu hamil. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan Teknik simple random sampling dan besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin sebesar 94 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan sebanyak 22 responden (29.7%) ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang dan yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 52 (70.3%), sehingga ada pengaruh komunikasi petugas kesehatan dengan pengetahuan ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,012. Didapatkan sebanyak 26 responden (35.1%) ibu hamil yang memiliki sikap negatif sedangkan yang memiliki sikap positif 48 (64.9%) sehingga ada pengaruh komunikasi petugas Kesehatan terhadap sikap ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,028. Didapatkan sebanyak 30 responden (40.5%) ibu hamil yang memiliki tindakan kurang baik, sedangkan yang memiliki tindakan baik 44 (59.5%) sehingga ada pengaruh komunikasi petugas kesehatan terhadap tindakan ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,042. Diharapkan kepada petugas Kesehatan agar dapat meningkatkan model komunikasi dengan ibu hamil agar pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil lebih efektif.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document