scholarly journals KEMAMPUAN MENYUSU PADA BAYI DENGAN PERSALINAN TINDAKAN

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 95-100
Author(s):  
Lina Herida Pinem ◽  
Yeni Iswari ◽  
Lisbeth Pardede

Pendahuluan: Tingginya angka kejadian Sectio Caesarea tanpa indikasi, berdampak terhadap tingginya komplikasi pada ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan menyusu bayi yang lahir  dengan persalinan tindakan  di  Rumah Sakit swasta Jakarta dan Bekasi dengan menggunakan kuesioner Assessment scale of newborn sucking for breastfeeding dari UNICEF. Metode: Metode yang digunakan adalah analitik deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan variable independent: persalinan tindakan terhadap variable dependen: Kemampuan bayi menyusu dalam satu kali pengukuran. Sampel penelitian (70 orang) diambil dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil: Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan nilai p:  0,19 dengan nilai a= 0,05 yang bermakna tidak ada hubungan tindakan persalinan dengan kemampuan bayi menyusu. Proporsi terbesar bayi yang memiliki kemampuan menghisap kurang (71,4%) lahir  dengan  persalinan  ekstraksi vacum, bayi yang lahir dengan induksi memiliki kemampuan menghisap lemah dan kuat setara yaitu sama-sama 50%, sedangkan bayi dengan SC mayoritas memiliki kemampuan menghisap kuat (63,2 %). Rata-rata berat badan bayi yang mengisap lemah adalah 2959,8 gram dengan standar deviasi 304,49 sedangkan rata-rata berat badan bayi yang menghisap kuat adalah 3201,1 dengan standar deviasi 337,86. Nilai p value uji t pada varian yang sama yaitu 0,03 dengan a (0,05) yang bermakna ada perbedaan signifikan rata-rata berat badan bayi yang menyusu kuat dan yang menyusu lemah. Usia ibu juga tidak berpengaruh terhadap kemampuan bayi menyusu dengan p value : 0,4 (a=0,05). Mayoritas responden dilahirkan secara SC (81,4%) dan 8,6 % permintaan sendiri tanpa indikasi medis. Kesimpulan: Data ini dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan tentang dampak persalinan SC terhadap ibu.

Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 45-48
Author(s):  
Devi Susanti ◽  
Lastriyanti Lastriyanti ◽  
Sugeng Haryono

Pendahuluan: Penyakit  Jantung  Koroner  (PJK)  adalah  penyakit “silent  killer”  yang menyebabkan  kematian  mendadak.   Penderita  PJK  akan mengalami serangan berulang dan akan menimbulkan dampak re -hospitalisasi bagi  aspek  fisik,  psikologis,  sosial  dan  ekonomi.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui hubungan pengetahuan  terhadap manajemen  diri  penderita PJK di  RSAL Dr. Mintohardjo  Jakarta. Metode: Metode yang digunakan studi korelasi yaitu menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan manajemen diri penderita  PJK  dengan  rancangan  cross  sectional  yaitu  jenis  penelitian yang  menekankan  waktu  pengukuran data  variabel  independen  dan  dependen. Subjek  adalah  pasien PJK  di poli jantung RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta dengan teknik  non probability  sampling  jenis  consecutive  sampling dengan 95 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner data karakteristik, pengetahuan dan manajemen diri. Hasil: Hasil  penelitian  bivariat bahwa  35,8% penderita  PJK  memiliki pengetahuan baik dan manajemen diri yang baik pula. Uji korelasi menggunakan  Chi square  dengan nilai p  value  0,551. Nilai p >  a 0,05 yang  artinya  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  pengetahuan  dengan manajemen diri penderita PJK. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah walaupun secara statistik tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan manajemen diri, data pengamatan menunjukkan terdapat peningkatan manajemen diri ketika berpengetahuan baik dimana mungkin ada faktor lain yang lebih berpengaruh.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Yunita Carolina Satti ◽  
Sry Reski Mistika ◽  
Laorensi Imelda

Dalam menjalani terapi hemodialisis malnutrisi masih merupakan masalah utama pada pasien sehingga dapat mengakibatkan status gizi buruk pada pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Dimana perubahan status gizi merupakan prediktor yang menyebabkan terjadinya kematian pada pasien. Akibat sering mengalami ketidakseimbangan zat gizi pada pasien PGK maka di perlukan suatu pengetahuan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi status gizi pasien HD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisis di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Sebanyak 66 subjek diambil dengan cara menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling. Dilakukan pengumpulan data mengenai nafsu makan menggunakan kuesioner Simplified Nutrirional Appetite Questionnaire (SNAQ), lama hemodialisis menggunakan lembar pengumpulan data karakteristik dan status gizi menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square dan Uji Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara nafsu makan dengan status gizi (p value=0.000) dan tidak ada hubungan antara lama hemodialisis dengan statu gizi (p value=1,000). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara lama hemodialisis dengan status gizi pasien hemodialisa di Rumah Sakit Stella Maris Makassar dan ada hubungan antara nafsu makan dengan status gizi pasien hemodialisa di Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Agar perlu adanya pemantauan secara berkala oleh petugas kesehatan mengenai nafsu makan pada pasien HD untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada pasien.


Author(s):  
Fitra Yulia Ningshi ◽  
Suhadi Suhadi ◽  
Jumakil Jumakil

 Stres kerja merupakan gangguan fisik serta emosional pekerja yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah beban kerja yang harus diselesaikan oleh para pekerja dan menghasilkan tingkat kelelahan karena mengejartargetproduksi yang akan di pasarkan, sehingga memicu terjadinya stres kerja. Serta ketidakpastian pekerjaan yang dimiliki dapat menyebabkan stres kerja karena sebagian besar dari pekerja merupakan pekerja harian yang tidak terikat oleh kontrak kerja sehingga berpeluang untuk kehilangan pekerjaannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini sebanyak 72 orang dengan tehnik menggunakan probability sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0.003) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0,893). Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari dantidak terdapat hubungan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra kendari


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Arnika Dwi Asti ◽  
Shynta Novariananda ◽  
Tri Sumarsih

Prevalensi stroke meningkat setiap tahunnya. Pasien stroke mengalami kelumpuhan anggota tubuh yang menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi kehidupan fisik dan psikologis. Kondisi ini membuat pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain dalam aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, salah satu anggota keluarga sebagai unit terdekat pasien akan berperan sebagai caregiver yang membantu memenuhi kebutuhan pasien stroke. Caregiver sendiri juga memiliki orientasi pemenuhan kebutuhan, perawatan dan pikiran untuk diri sendiri. Pengabaian pemenuhan kebutuhan ini dapat mengakibatkan stres fisik dan mental pada caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan beban caregiver dengan stres keluarga pada pasien stroke. Ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sejumlah 122 orang caregiver utama diambil sebagai responden penelitian dengan tehnik consecutive sampling. Data dianalisa menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berada pada rentang beban sedang sebanyak 63 orang (51,64 %) dan tingkat stres sedang sebanyak 60 orang (49,18%). Uji korelasi chi-square menunjukkan nilai p value 0,035 < 0,05 sehingga dinyatakan terdapat hubungan antara beban caregiver dengan tingkat stres keluarga pada pasien stroke. Semakin tinggi beban caregiver maka tingkat stres yang dirasakan juga semakin tinggi. Penting bagi perawat jiwa untuk mengetahui mengenai beban caregiver dan stres yang dirasakan sehingga dapat membantu melalui program manajemen stres bagi caregiver pasien stroke.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 167-175
Author(s):  
Friska Ernita Sitorus

Kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi organisasi. Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsur-unsur manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian telah dikernbangkan. Penerapan fungsi-fungsi manajemen sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai puskesmas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan manajemen dengan kinerja petugas kesehatan. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan sebanyak 150 orang dengan jumlah sampel 88 orang. Sampel diambil dengan menggunakan consecutive sampling. Penelitian ini dianalisis uji chi-square dan Regresi Logistik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perencanaan, (p-value 0,02), pelaksanaan dan pengendalian (p-value 0,01), pengawasan dan pertagnggungjawaban (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas kesehatan. Berdasarkan analisis multivariate didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas kesehatan adalah Pengawasan dan Pertanggungjawaban dimana p-value 0.03 dan nilai Exp (B) 5,885 dimana Pengawasan dan Pertanggungjawaban yang dilakukan dengan baik mempunyai peluang 5.885 kali petugas kesehatan melakukan kinerja yang baik dibandingkan dengan Pengawasan dan Pertanggungjawaban yang cukup. perencanaan, (p-value 0,02), pelaksanaan dan pengendalian (p-value 0,01), pengawasan dan pertagnggungjawaban (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 81-85
Author(s):  
Yeni Yarnita

Gerakan keselamatan pasien merupakan gerakan yang mengandung unsur moralitas dan kemanusiaan yang pada akhirnya harus menjadi sebuah budaya dalam keselamatan pasien. Dengan demikian diperlukan adanya sikap penyedia layanan kesehatan yang di yakini dapat menekan angka Kejadian tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit. Data RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau menunjukkan bahwa angka KTD masih menunjukkan melebihi pada batas angka toleransi KTD yang ditetapkan yaitu ≥ 1.5% serta masih terdapat kejadian pasien jatuh pada tahun 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berhubungan sikap perawat dengan budaya keselamatan pasien pada perawat diruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Populasi adalah seluruh perawat pelaksana di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dengan besar sample 131 perawat dengan teknik cross sectional non probability sampling. Pengumpulan data dengan cara angket analisis data dengan distribusi frekuensi, chi square dan uji regresi logistik. Hasil penelitian didapat ada hubungan sikap (p value 0.001) dengan budaya keselamatan. Hasil penelitian didapatkan sikap memiliki berhubungan yang signifikan dengan budaya keselamatan pasien. Disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit untuk dapat meningkatkan dukungan manajemen terhadap program keselamatan pasien sehingga meningkatkan budaya keselamatan pada perawat di ruang rawat Inap inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 94-97
Author(s):  
Yolandita Aura ◽  
Noerfitri Noerfitri

Pendahuluan: Keadaan remaja yang mudah dipengaruhi lingkungan sekitar dapat berpengaruh terhadap sikap serta perilaku giziya termasuk dalam hal kebiasaan makannya, dan bila tidak disadari secara dini akan berdampak pada kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan sikap dan perilaku gizi seimbang pada remaja di SMA Korpri Bekasi. Metode: Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X-XI sebanyak 130 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilakukan secara daring dengan google form. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan di SMA Korpri Bekasi. Hasil: Hasil analisis univariat, siswa yang memiliki pengetahuan yang baik sebesar 53,1% dan pengetahuan yang kurang baik sebesar 46,9% sedangkan yang memiliki sikap yang positif 56,9% dan yang memiliki sikap negatif 43,1%. Hasil bivariate dengan uji chi-square didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan sikap gizi p-value = 0,514 (p>0,05) dan terdapat hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang p-value = 0,032 (p<0,05), dengan nilai OR = 0,466. Kesimpulan: Diharapkan melalui seminar dan bimbingan dari pihak sekolah dapat menambah pengetahuan dan memperbaiki sikap serta perilaku siswa terkait gizi seimbang.


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Jaswadi Jaswadi

Remaja adalah salah satu masa transisi menuju kematangan. Remaja putri kebanyakan ingin langsing untuk mempertahankan penampilan mereka, sehingga mereka melakukan diet ketat dengan mengurangi asupan makanan yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap remaja putri dengan kejadian anemia di SMAN 9 Mataram. Penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu total sampling dengan ukuran sampel 62 orang. Analisis data yang digunakan adalah univariat dalam bentuk narasi, frekuensi dan tabel distribusi persentase dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. HHasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri dengan anemia ringan adalah 43 siswa (69,4%), 36 siswa (58,1%) memiliki sikap buruk, 27 siswa (43,6%) yang berperilaku buruk mengalami anemia ringan. Hasil analisis lebih lanjut menggunakan chi square menunjukkan bahwa hubungan antara sikap dan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 9 Mataram dengan p-value = 0,323> 0,05. Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan antara sikap dan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 9 Mataram.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 241-250
Author(s):  
Muhammad Hanafi Hanafi ◽  
Asril Asril ◽  
Ahmad Satria Efendi

Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama. Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui hubungan antara karakteristik pekerja dan perangkat kerja dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional, dengan responden kasus adalah pekerja yang menggunakan komputer di STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 46 orang. Teknik pengambilan sampel pada kasus adalah non probability sampling. Alat ukur yang di gunakan adalah kuesioner, dan pengukuran. Analisis yang di gunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia (Pvalue=0,024, nilai OR=5,409), durasi penggunaan komputer (Pvalue=0,020, nilai OR=5,143), jarak pandang mata dengan monitor (Pvalue=0,009, nilai OR=6,500) dengan kelulahan kelelahan mata. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara penggunaan anti glare (Pvalue=0,457, nilai OR=1,929) dengan keluhan kelelahan mata. Disarankan kepada pekerja menjaga jarak mata dengan layar monitor, melakukan istirahat mata sekitar 10 menit stiap jam, dan mengatur pencahayaan monitor dalam menggunakan komputer. Eye fatigue is a disorder experienced by the eye because the muscles are forced to work hard, especially when they have to look at close objects for a long time. The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics of workers and work equipment with complaints of eye fatigue in computer users. This research is a quantitative analytic study using a cross sectional study design, with case respondents being workers who use computers at STIKes Hang Tuah Pekanbaru. The number of samples in this study were 46 people. The sampling technique in this case is non-probability sampling. The measuring instrument used is a questionnaire, and measurement. The analysis used was univariate and bivariate with Chi-square statistical test. The results showed that there was a significant relationship between age (P value = 0.024, OR value = 5,409), duration of computer use (P value = 0.020, OR value = 5.143), distance between eyes and monitor (Pvalue = 0.009, OR value = 6,500) with complaints of eye fatigue. The results showed that there was no significant relationship between the use of anti-glare (P-value = 0.457, OR = 1.929) with complaints of eye fatigue. It is recommended for workers to keep their eyes away from the monitor screen, take an eye break of about 10 minutes every hour, and adjust the lighting of the monitor when using the computer.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document