Riset ini menyajikan bukti empiris faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit yang bersumber dari kognisi auditor. Faktor kognisi yang diujikan antara lain independensi, skeptisme, dan profesionalisme. Independensi didefinisikan sebagai kemauan auditor untuk netral dan tidak bias dalam mengambil keputusan. Skeptisme adalah kemauan auditor untuk mempertanyakan dan melakukan prosedur audit tambahan ketika terjadi keraguan dalam penentuan pertimbangan audit. Profesionalisme merepresentasikan pemahaman dan sikap auditor atas hak dan kewajibannya yang diatur oleh organisasi profesi. Untuk menguraikan logika hipotesis, riset ini menggunakan teori disonansi kognitif. Auditor tentu mengalami berbagai dinamika dalam menjalankan tugasnya. Dinamika ini terkadang mengandung ketidaksesuaian antara kognisi yang dimilikinya dengan apa yang ditemukannya. Dalam kondisi tersebut, penelitian ini menduga bahwa auditor yang memiliki rasa independensi yang tinggi akan lebih mampu menghasilkan kualitas audit yang baik. Auditor dengan skeptisme yang semakin tinggi tentu akan mau untuk mengeluarkan upaya tambahan demi meraih kualitas audit yang sesuai. Sementara itu, profesionalisme mampu mendukung kemantapan auditor dalam mengupayakan kualitas audit yang tinggi. Dengan menggunakan metode survei yang disebarkan pada para auditor di kantor akuntan publik di kota jakarta, riset ini menemukan bahwa independensi, skeptisme, dan profesionalisme secara signifikan mendukung persepsi kualitas audit. Ini artinya, kantor akuntan publik dapat mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam perumusan kebijakan rekrutmen dan pelatihan. This research presents empirical evidence of the factors that influence audit quality sourced from auditor cognition. Cognition factors tested included independence, skepticism, and professionalism. Independence is defined as the auditor's willingness to be neutral and not biased in making decisions. Skepticism is the auditor's willingness to question and carry out additional audit procedures when there is doubt in determining audit considerations. Professionalism represents the auditor's understanding and attitude towards his rights and obligations governed by professional organizations. To outline the logic of the hypothesis, this research uses the theory of cognitive dissonance. Auditors naturally experience various dynamics in carrying out their duties. This dynamic sometimes contains a mismatch between the cognition it has and what it finds. Under these conditions, this study suspects that auditors who have a high sense of independence will be better able to produce good audit quality. Auditors with increasing skepticism will certainly want to spend additional effort to achieve appropriate audit quality. Meanwhile, professionalism can support the stability of auditors in seeking high audit quality. Using a survey method distributed to auditors at public accounting firms in Jakarta, this research found that independence, skepticism, and professionalism significantly support the perception of audit quality.