<p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p><em>Structuralism for its adherents assumes that in humans there is a basic ability inherited genetically, so that this ability exists in all normal humans, namely the ability to structure, to structure, construct a structure, or attach a certain structure to the symptoms that it faces . The above statement assumes that every human being has the ability to create works of art from existing phenomena and is able to analyze the phenomena or phenomena with a structured method. Structural theory of language above that makes Levi-Strauss managed to see something behind the manifestation of human work. A work of art is a representation of students seeing phenomena or issues in their environment. This phenomenon makes artists feel touched and arouse and tickle their feelings to express it through the medium of art. Behind the manifestation of human work in it contains the value and meaning to be conveyed. These values and meanings have unconsciously shaped someone's ideas or thoughts. Thus it can be said that anything in this world according to Levi-Satruss's view is a system that has structures that govern it. In Structuralism the signifiant order or marker precedes meaning, in other words that talking about the existence of humans is actually not as a subject, on the contrary the existence and structure itself speaks of itself through human speech about existence.</em><em></em><br /> <strong><em>Keywords :</em></strong><em> Structuralism, Phenomenon, Significant, and Symbols</em><em></em></p><p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p><em>Strukturalisme bagi para penganutnya beranggapan bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan dasar yang diwariskan secara genetis, sehingga kemampuan ini ada pada semua manusia yang normal, yaitu kemampuan untuk strukturing, untuk menstruktur, menyusun suatu struktur, atau menempelkan suatu struktur tertentu pada gejala-gejala yang dihadapinya. Pernyataan di atas memiliki asumsi bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan karya seni dari fenomena yang ada dan mampu menganalisis gejala-gejala atau fenomena-fenomena tersebut dengan metode yang terstruktur. Teori struktural bahasa di atas yang membuat levi-Strauss berhasil melihat sesuatu di balik perwujudan karya manusia. Sebuah karya seni merupakan representasi dari siseniman melihat fenomena-fenomena atau isu-isu yang ada di lingkungannya. Fenomena tersebut yang membuat seniman merasa tersentuh dan menggugah serta mengelitik perasaannya untuk mengekspresikannya melalui medium seni.</em> <em>Di balik wujud karya manusia tersebut di dalamnya mengandung nilai dan makna yang hendak di sampaikan. Nilai dan makna tersebut secara tidak sadar telah membentuk ide gagasan atau pemikiran seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apapun di dunia ini menurut pandangan Levi-Satruss merupakan sistem yang memiliki struktur-struktur yang mengaturnya. Dalam Strukturalisme tatanan signifiant atau penanda mendahului makna, dengan kata lain bahwa berbicara tentang adanya manusia sebenarnya bukanlah sebagai subjek, sebaliknya adanya dan struktur itu sendiri berbicara tentang dirinya melalui pembicaraan manusia tentang adanya.</em></p><strong><em>Kata kunci :</em></strong><em> Strukturalisme, Fenomena, Signifiant, dan Simbol</em>