drop plate
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

20
(FIVE YEARS 4)

H-INDEX

6
(FIVE YEARS 1)

Author(s):  
Luciana P. Di Salvo ◽  
Julia E. García ◽  
Mariana L. Puente ◽  
Josefina Amigo ◽  
Analía Anríquez ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Azizah Azizah ◽  
Endang Soesetyaningsih

Daging sapi merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan termasuk media yang baik bagi pertembuhan mikroorganisme seperti bakteri. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada daging sapi yaitu metode hitung cawan. Beberapa cara yang dapat dilakukan pada metode hitung cawan yaitu metode pour plate, spread plate, dan drop plate. Penggunaan cara hitung cawan yang berbeda seta larutan pengencer yang berbeda menyebabkan hasil perhitungan yang berbeda juga. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan cara preparasi sampel serta larutan pengencer yang digunakan terhadap hasil hitung cawan bakteri pada sampel daging sapi. Metode hitung cawan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pour plate, spread plate, dan drop plate dengan 3 jenis pelarut yaitu akuades steril, garam fisiologis 0,85% dan larutan Buffer Peptone Water (BPW) yang ditambahkan 1,25% Na Sitrat.Berdasarkan hasil penelitiandiketahui bahwa cara preparasi sampel daging sapi yang lebih efisien yaitu dengan cara dihaluskan ditunjukkan dengan hasil hitung cawan yaitu 106 CFU/gram dan hasil hitung tidak bervariasi dibandingkan daging sapi yang dipotong (105 CFU/gram) dengan hasil hitung yang bervariasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan cara preparasi sampel yang berbeda berpengaruh pada hasil perhitungan jumlah koloni disetiap metode hitung cawan. Larutan buffer peptone water dan garam fisiologis 0,85% merupakan larutan pengencer yang lebih baik dibandingkan dengan larutan akuades. Hal ini ditunjukkan dengan hasil hitung yang tidak bervariasi disetiap metode hitung cawan yang digunakan. Berdasarkan hasil hitung yang didapatkan, larutan buffer peptone water menghasilkan hasil perhitungan jumlah koloni terbesar.


Author(s):  
Sarah Raquel De Annunzio ◽  
Filipe Silveira Fusco ◽  
Carolina Santezi Santezi ◽  
Bárbara Donadon Reina ◽  
Lívia Nordi Dovigo

Objective: to evaluate the concordance of different plating methods for quantification of Candida species colonies. Method: standardized suspensions of reference strains (Candida albicans, Candida glabrata, Candida tropicalis and Candida krusei) were submitted to serial dilution and plating according to methods of track-dilution (TDM), drop plate (DPM) and the conventional spread plate (SPM). Data were submitted to construction of Bland–Altman diagrams, Intraclass Correlation Coefficient (ICC) and ANOVA (⍺=5%). Results: adequate concordance between the methods (CCI >0.71) was observed, and the execution of DPM was the fastest (p<0.001). However, DPM and TDM appear to result in greater values compared to SPM, especially for C. tropicalis and C. krusei. Conclusion: C. albicans and C. glabrata can be plated with DPM and TDM, but the use of these methods for C. krusei and C. tropicalis may result in count variation.


2019 ◽  
Vol 193 ◽  
pp. 106600 ◽  
Author(s):  
T. Mai ◽  
C. Mai ◽  
A. Raby ◽  
D.M. Greaves
Keyword(s):  

ALCHEMY ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Akyunul Jannah ◽  
Dhinarty Umi Rachmawaty ◽  
Anik Maunatin

<p class="BodyAbstract">Rambut jagung manis memiliki kandungan senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak rambut jagung manis dengan variasi pelarut, penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Ekstraksi rambut jagung manis dilakukan dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram, dilanjutkan dengan pengujian KHM dan KBM pada konsentrasi 250; 125; 62,5; 31,25 dan 15, 625 mg/mL dengan menggunakan metode dilusi cair dan drop plate. Hasil penelitian diperoleh diameter zona hambat terhadap bakteri E. coli dan S. aureus untuk ekstrak etanol 19,3 mm dan 13 mm; ekstrak etil asetat 9,3 mm dan 12,3 mm; ekstrak petroleum eter 2,67 mm, dan tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. KHM dan KBM ekstrak etanol masing-masing pada konsentrasi 125 dan 250 mg/mL.</p>


2015 ◽  
Vol 2015 ◽  
pp. 1-4 ◽  
Author(s):  
Pankaj Kumar Arora ◽  
Mi-Jeong Jeong ◽  
Hanhong Bae

Bacterial strain PA-2 exhibits chemotaxis away from 4-chloro-2-nitrophenol, 4-nitrophenol, and 2,6-dichloro-4-nitrophenol. This strain was identified asBacillus subtilison the basis of the 16S rRNA gene sequencing. The drop plate assay and the chemical-in-plug method were used to demonstrate negative chemotactic behavior of strain PA-2. The growth studies showed that strain PA-2 did not utilize 4-chloro-2-nitrophenol, 4-nitrophenol, and 2,6-dichloro-4-nitrophenol as its sole sources of carbon and energy. This is the first report of negative chemotaxis of 4-chloro-2-nitrophenol, 4-nitrophenol, and 2,6-dichloro-4-nitrophenol by any bacterium.


2014 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Cut Nurliza ◽  
Fitri Yunita Batubara ◽  
Tiurma Sitompul

Perawatan saluran akar memerlukan bahan medikamen saluran akar untuk mengeliminasi mikroorganisme yangtidak dapat dicapai dengan teknik preparasi chemo-mechanical. Salah satu bakteri yang sering ditemukan padainfeksi endodontik primer adalah Porphyromonas gingivalis. Daun Afrika (Vernonia amygdalina) merupakansalah satu bahan alami yang bersifat antibakteri yang dapat dijadikan sebagai bahan alternatif medikamensaluran akar. Tujuan penelitian eksperimental laboratoris ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri ekstraketanol daun Afrika terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. Penelitian ini dimulai dengan melakukanekstraksi daun Afrika sebanyak 2 kg dengan pelarut etanol 70% hingga diperoleh ekstrak kental. Pengujian efekantibakteri menggunakan metode dilusi dengan mengencerkan ekstrak etanol daun Afrika dalam media MHBdimulai dari konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, dan 3,125% yang direplikasi 4 kali. Setiap konsentrasiditambahkan 1 ml suspensi bakteri, divorteks, dan diinkubasi 37°C selama 24 jam pada inkubator CO2 kemudiankekeruhan diamati dan dibandingkan dengan kontrol Mc Farland secara visual untuk menentukan nilai KHM.Kemudian dilanjutkan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan metode Drop Plate Milles Misra untukmenentukan KBM yaitu setiap konsentrasi diambil 50 µl, diteteskan ke media MHA, direplikasi 4 petri,kemudian diinkubasi 37°C selama 24 jam. Sebagai kesimpulan, ekstrak etanol daun Afrika memiliki efekantibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis secara in vitro dengan nilai KBM pada konsentrasi 50% dannilai KHM tidak representatif sehingga tidak dapat diketahui hasilnya.


2001 ◽  
Vol 44 (2) ◽  
pp. 121-129 ◽  
Author(s):  
Becky Herigstad ◽  
Martin Hamilton ◽  
Joanna Heersink
Keyword(s):  

1994 ◽  
Vol 57 (11) ◽  
pp. 981-984 ◽  
Author(s):  
DÖRTHE FEUERSENGER ◽  
HERMANN J. KNAUF ◽  
JÜRGEN BAUMGART

A method is described that permits the detection of contamination by Staphylococcus aureus within starter culture preparations containing Staphylococcus carnosus. Using selective media and raised incubation temperature it was possible to distinguish between starter and contamination organisms. The detection limit was 103 S. aureus within 1011 S. carnosus by the drop-plate method. With a modified most probable number (MPN) technique the detection limit was even lower. The time needed varied between 24 and 72 h depending on the concentration of the contaminant and the method used. The method described therefore proved to be suitable for routine microbiological quality control regarding the microbiological status of starter preparations containing bulk starter staphylococci. The drop-plate method furthermore proved to be suitable for the detection of S. aureus within starter preparations of pediococci and lactobacilli.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document