FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

121
(FIVE YEARS 56)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pakuan

2622-755x, 2087-9164

2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 132-138
Author(s):  
Erjon Erjon ◽  
Yenni Sriwahyuni ◽  
Nilda Lely ◽  
Ema Ratna Sari

Libido is a sexual desire that is an important part of adult human life. The main active compound of Javanese chili is piperine. Javanese chili is reported to cause increased libido. The study aimed to evaluate the effect of administration Javanese chili extract (Piper retrofractum Vahl) to increase libido in albino male mice. The doses of Javanese chili extract used is 50 mg/kgbw; 100 mg/kgbw; and 200 mg/kg bw given as a single dose for 9 days. The parameters observed were kissing, mounting latency, and mounting frequency of albino male mice. The results showed that the administration of Javanese chili extract at doses of 50 mg/kgbw, 100 mg/kgbw, and 200 mg/kgbw showed faster kissing and mounting latency and higher mounting frequency and significantly different (p<0,05) compared to the control group. Increasing the dose of Javanese chili fruit extract gave a very strong correlation to the reduction in kissing and mounting latency (r = -0,951 and r = -0,933), and increased mounting frequency (r = 0,892). From the research results, it can be concluded that the administration of Javanese chili fruit extract can increase the libido of albino male mice and the increase in the dose of Javanese chili extract gives a very strong correlation to the increase in the libido of albino male mice.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 122-131
Author(s):  
Zaldy Rusli ◽  
Nina Herlina ◽  
Bina Lohita Sari ◽  
Salma Hanunah Ulfa

Peningkatan produksi dan penggunaan bawang merah dimasyarakat tentunya menyebabkan peningkatan jumlah limbah dari kulit bawang merah yang jarang dimanfaatkan masyarakat. Kulit bawang merah memiliki banyak kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah kuersetin yang memiliki manfaat mengatasi hiperglikemia, anti-inflamasi, antioksidan bahkan sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimisasi proses ekstraksi kuersetin yang terkandung dalam kulit bawang merah. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan Microwave-Assisted Extraction (MAE) dengan parameter daya microwave, waktu ekstraksi dan konsentrasi etanol. Analisis kadar kuersetin dilakukan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analisis data dilakukan menggunakan Response Surface Method (RSM) dengan menggunakan perangkat lunak Design Expert 12. Kondisi optimum metode MAE untuk mengekstraksi kuersetin dari kulit bawang merah adalah dengan menggunakan microwave dengan daya 450 watt selama 110,57 detik dan dengan menggunakan etanol 89,078%. Pada kondisi tersebut, diperoleh kuersetin dengan kadar 7,3933 mg/g serbuk simplisia kulit bawang merah. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kulit bawang merah mengandung kuersetin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 148-157
Author(s):  
Framesti Frisma Sriarumtias ◽  
Aji Najihudin ◽  
Nopi Rantika ◽  
Rita Nengsih

Dental caries is caused by Streptococcus mutans, which lives in the oral cavity and causes plaque on the teeth. Dental caries treatment involves restoration or filling of tooth tissue that has been perforated due to dental caries. The purpose of this study was analyze the effectivity of  tangerine juice powder in preventing the emergence of dental caries caused by Streptococcus mutans. The experimental method was used in this study started by making a powder from tangerine jiuce using freeze drying method, followed by testing the antibacterial activity using the disc diffusion method. In addition, the minimum inhibitory concentration (MIC) was also sought by measuring the diameter of the clear zone. The results showed that tangerine powder has antibacterial activity, with a minimum inhibitory concentration of 10%. The highest activity of tangerine powder to inhibit the growth of Streptococcus mutans bacteria was observed at   concentration of 25% with an inhibition zone diameter of 15.8 mm, and is classified as having moderate inhibitory power. According to the result of this study is that tangerine juice powder has a good antibacterial activity against Streptococcus mutans and can be developed into a pharmaceutical ingredients to prevent dental caries.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 158-169
Author(s):  
Akhmad Endang Zainal Hasan ◽  
Husnawati Husnawati ◽  
Tommy Abrar
Keyword(s):  

Propolis merupakan salah satu bahan alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain sebagai antibakteri, hepatoprotektor, anestesi lokal, antikanker dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat toksisitas subkronis ekstrak etanol 70% propolis (EEP) pada tikus Sprague Dawley terhadap glukosa, kolesterol dan trigliserida darah selama 28 hari. Ekstrak propolis diberikan sebanyak 1 ml secara oral pada tikus jantan dan betina sebanyak 60 ekor dan 10 ekor sebagai kontrol. Ekstrak diberikan dalam dosis 0,3 mg/kg bobot badan (BB), 2,1 mg/kg BB, 14,7 mg/kg BB, 102,9 mg/kg BB, dan 720,3 mg/kg BB sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 28 hari. Konsentrasi glukosa darah tikus jantan dan betina pada hari ke-28 adalah 79,85 – 97,49 mg/dL dan 61,88 – 90,26 mg/dL. Konsentrasi kolesterol darah tikus jantan dan betina pada hari ke-28 adalah 100,42 – 116,25 mg/dL dan 118,63 – 132,78 mg/dL. Konsentrasi trigliserida darah tikus jantan dan betina pada hari ke-28 adalah 128,64 – 142,37 mg/dL dan 110,95 – 128,58 mg/dL. Pemberian ekstrak etanol 70% propolis sampai dosis 720,3 mg/kg bb selama 28 hari tidak mengakibatkan abnormalitas terhadap nilai glukosa, kolesterol dan trigliserida darah tikus Sprague Dawley.  Semua parameter pada hari ke-28 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistika dibandingkan dengan kelompok normal.  Ekstrak etanol 70% propolis pada penelitian ini tidak menimbulkan pengaruh toksik pada konsentrasi glukosa, kholesterol dan trigliserida selama pengujian subkronis 28 hari.  Uji ANOVA pada hari ke-28 tidak menunjukkan perbedaan nyata dibandingkan dengan kelompok normal.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 178-187
Author(s):  
Lusi Indriani ◽  
Almasyhuri Almasyhuri ◽  
Aldryan Racka Pratama
Keyword(s):  

Luka bakar adalah bentuk kerusakan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Gejalanya berupa sakit, bengkak, merah, melepuh karena permeabilitas pembuluh darah meningkat. Salah satu tanaman yang diduga berpotensi sebagai obat luka bakar adalah daun pucuk merah, yang mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, kalkon, tanin, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas gel ekstrak etanol daun pucuk merah pada luka bakar tikus putih jantan Sprague-Dawley. Kelompok perlakuan terdiri dari formula 1 (ekstrak daun pucuk merah 2%), formula 2 (ekstrak daun pucuk merah 4%), formula 3 (ekstrak daun pucuk merah 6%), Bioplacenton sebagai kontrol positif dan basis gel sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak daun pucuk merah memberikan efek sebagai obat luka bakar, dimana proses penyembuhan ditandai dengan penurunan diameter luka yang lebih cepat pada tikus. Formula 3 menunjukkan persentase penyembuhan luka bakar yang paling efektif yaitu 99,81% sembuh setelah 17 hari.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 139-147
Author(s):  
Sitaresmi Yuningtyas ◽  
Harry Noviardi ◽  
Meita Sari Mandiri
Keyword(s):  

Hiperglikemia adalah tingginya kadar glukosa darah yang merupakan ciri dari diabetes melitus. Salah satu mekanisme obat bagi keadaan hiperglikemia adalah menghambat aktivitas α-glukosidase di dalam usus halus. Ekstrak umbi lapis  bawang merah (Allium cepa) berpotensi sebagai penurun kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas inhibisi dan kinetika enzim α-glucosidase pada ekstrak etil asetat umbi bawang merah sebagai inhibitor α-glukosidase. Umbi lapis bawang merah diekstraksi dengan etil asetat menggunakan metode maserasi. Selanjutnya ekstrak tersebut dihitung IC50 dan aktivitas kinetika enzim α-glukosidase. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ekstrak etil asetat umbi lapis bawang merah memiliki aktivitas inhibisi terhadap α-glukosidase dengan nilai IC50 adalah 0,43% b/v. Ekstrak etil asetat umbi lapis bawang merah memiliki mekanisme penghambatan unkompetitif terhadap α-glukosidase dengan parameter nilai vmaks adalah 5,862 U/mL. menit dan KM adalah 4,307 mM.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 106-121
Author(s):  
Farah Mufidah ◽  
Ade Zuhrotun

Malaria merupakan penyakit yang umum terjadi pada negara-negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium sp. yang ditandai dengan beberapa gejala seperti demam dan nyeri sendi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu sanitasi yang buruk, migrasi, tingkat kepadatan penduduk, faktor pekerjaan, dan resistensi Plasmodium sp. terhadap obat-obat. Pengobatan konvensional malaria saat ini yaitu Chloroquine (Chloroquine Phosphateâ), Mefloquine (Lariamâ), Quinine (Quinineâ), Primaquine (Primakuinâ), Pyrimethamine (Pirimetaminâ). Namun, beberapa etnik masyarakat wilayah di Indonesia masih mengonsumsi tanaman herbal yang sudah ada dan didapatkan secara turun temurun. Dari 44 tanaman pengobatan malaria berdasarkan etnofarmasi diketahui tanaman terbaik yaitu Caesalpinia crista  (L.) dengan nilai IC50 0,09 µg/mL dan tanaman dengan efektifitas terbaik yaitu Tithonia diversifolia (Hemsl.) dengan nilai ED50 200 mg/Kg. Adanya kandungan diterpen dan sesquiterpen pada bagian tanaman tersebut memberikan ekstrak memiliki aktivitas antimalaria yang baik.   


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 170-177
Author(s):  
Novi Fajar Utami ◽  
Florensia Ndole Mbete ◽  
E Mulyati Effendi

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai dengan poliuri, polidipsi, dan polifagi, disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL). Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki  penderita DM  sebanyak 21,3 juta jiwa. Obat yang digunakan untuk masyarakat penderita DM saat ini adalah Meftormin terbukti memiliki efek samping yaitu flatulensi, mual, diare dan nyeri perut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dan menetapkan dosis efektif  kombinasi ekstrak etanol 96% daun insulin dan daun sirsak sebagai antihiperglikemik pada mencit putih jantan yang diinduksi larutan glukosa. Metode penelitian menggunakan 8 kelompok perlakuan dengan masing masing 4 ulangan, yaitu kelompok kontrol positif metformin (1,3 mg/20 g BB), kontrol negatif (akuades), kontrol normal (pakan), Dosis 1 (ekstrak daun sirsak 2,24 mg/ 20 g BB), Dosis 2 (ekstrak daun insulin 0,7 mg/20 g BB), Dosis 3 ( daun insulin 0,7 mg/ 20 g BB dan sirsak 2,24 mg/20 g BB), Dosis 4 (daun insulin 0,7 mg/ 20 g BB dan 1,12 mg/ 20 g BB), Dosis 5 (daun insulin 0,35 mg/ 20 g BB dan 2,24 mg/20 g BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian dosis kombinasi daun insulin 0,7 mg/ 20 g BB dan daun sirsak 2,24 mg/20 g BB terbukti efektif menurunkan kadar gula darah dengan rata rata 93,15 mg/dL. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dosis kombinasi daun insulin dan daun sirsak berpotensi menurunkan kadar gula darah.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 97-105
Author(s):  
Mindiya Fatmi ◽  
Agung Eru Wibowo ◽  
Deni Rahmat

Daun beluntas (Pluchea indica L. Less) dan rimpang jahe merah (Zinngiber officinalle Roscoe) merupakan tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penyebab jerawat. Daun beluntas mengandung senyawa anti bakteri yang berasal dari alkaloid, flavonoid bebas jenis flavonol, steroid dan tanin. Ekstrak rimpang jahe merah mengandung flavonoid, minyak atsiri, polifenol, dan saponin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji kombinasi ekstrak daun beluntas dan rimpang jahe merah yang efektif sebagai anti jerawat yang diuji terhadap bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis. Daun beluntas dan rimpang jahe merah masing-masing diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak selanjutnya dikombinasi dan diuji terhadap bakteri P. acne dan S. epidermidis dengan perbandingan konsentrasi daun dan beluntas jahe merah 1,5:1,5 ; 0,75:1,5 dan 2,25:1,5. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan konsentrasi daun beluntas dan beluntas jahe merah pada perbandingan 2,25% : 1,5% memiliki aktivitas yang lebih baik pada Staphylococcus epidermidis sebesar 7,2 mm dan pada konsentrasi 0,75% : 1,5% efektif terhadap bakteri  bakteri Propionibacterium acne dengan diameter daya hambat sebesar 8,3 mm.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 12-21
Author(s):  
Oom Komala ◽  
Septia Andini ◽  
Fatimah Zahra

Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram-positif berbentuk batang dan merupakan flora normal kulit yang ikut berperan dalam pembentukan jerawat. Sabun wajah lebih sering digunakan sebagai alternatif antijerawat karena telah dikenal masyarakat luas dan lebih praktis penggunaannya dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui sabun pembersih wajah antijerawat yang mengandung ekstrak daun beluntas yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri P. acne. Pada penelitian ini dilakukan penentuan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak daun beluntas terhadap bakteri P. acne selanjutnya dan formulasi sediaan sabun wajah ekstrak daun beluntas. Sediaan sabun wajah ini dilakukan uji mutu dan uji Lebar Daya Hambat (LDH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa KHM ekstrak daun beluntas terdapat pada konsentrasi 5%. Sediaan sabun wajah ekstrak daun beluntas memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. acne danyang paling efektif menghambat bakteri P. acne adalah formula 3 dengan konsentrasi 15% dengan rata-rata LDH sebesar 13,5 mm. Hasil dari uji hedonik menunjukan formula 1 lebih unggul dibandingkan dengan formula lainnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document