Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yaitu bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi kulit adalah bakteri Staphylococcus aureus. Kayu manis (Cinnamomun verum) merupakan tanaman herbal yang sering digunakan sebagai bumbu masakan, namun kayu manis juga memiliki kandungan senyawa kimia seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan triterpenoid yang bersifat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak kayu manis (Cinnamomun verum) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan berupa deskriptif eksperimental laboratorium dengan metode pengujian berupa in vitro secara difusi (Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Sampel penelitian ialah ekstrak kayu manis (Cinnamomun verum) dengan konsentrasi 30%, 50%, 65%, 70%, dan 75% dengan diencerkan DMSO 10% yang sebelumnya telah dilakukan proses ekstraksi metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Rata-rata hasil pengukuran zona hambat ekstrak kayu manis (Cinnamomun verum) pada konsentrasi 30%, 50%, 65%, 70%, dan 75% masing-masing sebesar 3,7 mm, 4,8 mm, 5,7 mm, 9,7 mm, dan 12,7 mm. Hasil zona hambat pada konsentrasi 30%, 50% dan 65% dikategorikan lemah (resistent), konsentrasi 70% dikategorikan sedang (intermediate), dan konsentrasi 75% dikategorikan kuat (susceptible). Sehingga dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak kayu manis (Cinnamomun verum) yang paling efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus adalah 75% dengan rata-rata zona hambat sebesar 12,7 mm.