Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (JPPM)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

27
(FIVE YEARS 27)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sriwijaya - Pusat Inovasi Pembelajaran Unsri

2685-1628, 2355-7370

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 78-83
Author(s):  
Wahyu Oka Surya

Pantai Sanur merupakan suatu tempat pariwisata yang populer di pulau Bali. Tempat ini posisinya merupakan persis di sebelah timur kota Denpasar, ibu kota Bali. Sanur terletak di Kotamadya Denpasar . Pantai Sanur mempunyai keadaan optimum untuk perkembangan rumput laut. Pemilihan lahan rumput laut yang pas ialah kunci keberhasilan dari budidaya rumput laut, hingga kemampuan tersebut jadi salah satu potensi yang dirasa sangat berguna serta potensial. Namun budidaya rumput laut disanur belum dipahami secara luas cara memberdayakan agar menjadi rumput laut yang bagus dan bernilai tinggi, petani rumput laut disanur hanya menanam rumput laut dengan cara mereka sendiri. Apabila dikembangkan dengan baik potensi rumput laut di Pantai Sanur dapat dijadikan wisata edukasi untuk turis, selaku tempat tujuan wisata edukasi belum berjalan dengan baik, lebih jauh warga di Pantai Sanur belum menguasai secara mendalam mengenai apa itu konsep wisata edukasi,dan bagaimana prospek kedepannya. Dalam upaya selaku destinasi tujuan wisata edukasi, diperlukan kerjasama dengan pengelola pantai atau kepala lingkungan setempat guna untuk memberi dukungan dan pengawasan . Maka dari itu solusi yang diperlukan yaitu pertama melakukan penyuluhan mengenai potensi rumput laut yang bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru yaitu wisata edukasi, selanjutnya dilakukannya perberdayaan secara kuat agar rumput laut menjadi teratus dan terjaga kualitasnya lalu dilakukannya Kerjasama dengan kepala lingkungan atau pengelola pantai agar diberi dukungan dan pengawasan. Tujuan dari kuliah kerja nyata ini adalah untuk mengetahui pemberdayaan rumput laut sebagai destinasi pariwisata edukasi


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 69-77
Author(s):  
Matheus Supriyanto Rumetna ◽  
Tirsa Ninia Lina

Perkembangan dalam bidang industri semakin maju serta dampak pandemi Covid-19, membuat usaha-usaha berskala kecil harus terus bersaing dan berinovasi. Salah satunya adalah pemilik usaha Kios Ibu Olan. Ibu Olan mengalami masalah dalam memaksimalkan keuntungan dari hasil penjualan rokok. Untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh Ibu Olan, maka tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Studi Sistem Informasi Universitas Victory Sorong menawarkan pengunaan Program Linier (PL) dengan Metode Simpleks dan teknologi informasi berupa software POM-QM for windows 5.0. Selain itu tim PkM juga menerapkan pendekatan pendidikan masyarakat, dalam hal ini tim PkM melakukan pelatihan untuk menghitung bersama keuntungan dari hasil penjualan rokok. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman serta kesadaran pemilik usaha sekaligus merupakan hasil akhir dari kegiatan PkM ini.Kata kunci: metode simpleks, pelaku usaha, pelatihan, software POM-QM Abstract: Developments in the industrial sector are increasingly advanced as well as the impact of the Covid-19 pandemic, making small-scale businesses have to continue to compete and innovate. One of them is Mrs. Olan's business owner. Mrs. Olan is having trouble maximizing the profit from selling cigarettes. To maximize the benefits obtained by Ms. Olan, the Community Service Team (PkM) of the Information Systems Study Program at the University of Sorong Victory offers the use of the Linear Program (PL) with the Simplex Method and information technology in the form of POM-QM software for windows 5.0. In addition, the PkM team also applies a community education approach, in this case the PkM team conducts training to jointly calculate the profit from the sale of cigarettes. This training aims to increase the understanding and awareness of business owners as well as the final result of this PkM activity.Keywords: simplex method, business actors, training, POM-QM software


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 84-90
Author(s):  
Sepriyan Arif Rahmadi

AbstrakPemberdayaan pada hakekatnya adalah upaya pemberian daya atau peningkatan keberdayaan. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memandirikan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek pembangunan. Kemandirian buka berarti mampu hidup sendiri tetapi mandiri dalam pengambilan keputusan, yaitu memiliki kemampuan untuk memilih dan keberanian menolak segala bentuk bantuan dan atau kerjasama yang tidak menguntungkan. Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutandalam bidang pariwisata. Formula utama desa wisata terwujud dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakat lokal. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat ini menggunakan metode Partcipatory Learning And Action (PLA) atau proses belajar serta praktik secara partisipatif. Dengan demikian, suatu desa wisata harus terus dan secara kreatif mengembangkan identitas atau ciri khas daerah.Terkait dengan pemodelan desa wisata, terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan yaitu; partisipasi masyarakat setempat, pengembangan mutu produk wisata pedesaan,pembinaan kelompok pengusaha setempat, dan keaslian. Keaslian akan memberikan manfaat bersaing bagi produk wisata pedesaan. Unsur unsur keaslian produk wisata yang utama adalah kualitas asli, keorisinalan, keunikan, ciri khas daerah dan kebanggaan daerah diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya secara khusus berkaitan dengan prilaku, integritas, keramahan masyarakat setempat.Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, Desa Wisata.  


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 61-68
Author(s):  
Natasya Khofifah Aulia

Anak-anak merupakan masa dimana rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Bila tidak mendapatkan pendidikan seks yang baik dan benar, mereka akan terjerumus pada hal-hal yang negatif dan tidak sepatutnya untuk ditiru. Informasi tentang pendidikan seks seharusnya mendapatkan langsung dari orangtua yang mempunyai perhatian khusus terhadap anak- anak mereka. Peranan orangtua dalam memberikan pendidikan seks kita dapat mememberikan informasi pada anak bahwa seks merupakan sesuatu yang ilmiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu anak juga dapat diberitahukan terkait berbagai perilaku seksual yang berpengaruh dan beresiko sehingga mereka dapat menghindarinya. Tujuan dari pendidikan seksual ini yaitu untuk membuat suatu sikap emosional yang sehat terkait masalah seksual dan membimbing serta mengarahkan anak ke araah hidup dewasa yang sehat dan bertanggungjawab terhadap kehidupan seksualnya. Pada anak-anak maka cara kita sebagai orangtua dalam memberikan pendidikan seksual pada anak yakni dapat dimulai drngan menanamkan pendidikan seksual dengan media-media yang bisa diterapkan, misalnya dengan media komik anak yang lebih mudah tertarik dengan gambar yang berwarna, serta berisikan pendidikan seks yang yang lebih mudah dipahami oleh anak kecil.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 53-60
Author(s):  
M.Fardani Dzulhijja Arba

Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang strategis untuk dikembangkan di desa Pulau Semambu, dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu potensi pariwisata yang di miliki desa Pulau Semambu adalah agrowisata yang dikelola oleh masyarakat tersebut secara tradisional serta memanfaatkan bahan-bahan bekas misalnya, botol minum pelastik, dan ban bekas yang sudah tidak terpakai. Dengan adanya potensi dan permasalahan yang ada, maka dari itu dilakukan inovasi untuk mengembangkan agro wisata tersebut dengan cara mempercantik kawasan-kawasan wisata tersebut. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat ini menggunakan metode Partcipatory Learning And Action (PLA) atau proses belajar serta praktik secara partisipatif.. Berdasarkan hasil pemberdayaan didapat bahwa: desa Pulau Semambu mempunyai potensi untuk mengembangkan agrowisata di wilayah tersebut dikarenakan desa Pulau Semambu mempunyai beberapa karekteristik untuk mendukung pengembangan agrowisata yaitu: kesadaran pemuda dan masyarakat sana akan potensi yang ada yaitu dimana mata pencaharian masyarakat adalah petani karet, buah dan sayur, tempat yang strategis sehingga mudah untuk ditempuh, tersedianya lahan yang sesuai dan produktif sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membuat lahan hijau, namun sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga menjadikan masyarakat kesulitan untuk mewujudkan keinginannya membuat lahan hijau.Kata Kunci : Pemberdayaan, agrowisata, strategi, pengembangan.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1-17
Author(s):  
Andika Pratama ◽  
Nunu Heryanto ◽  
Joni Rahmat Pramudia

The waste problem is a classic problem that is quite difficult to solve. This article aims to discuss the role of the bank sampah Bumi Inspirasi as an effort to empower the community in supporting the KANG PISMAN policy. This research method uses a qualitative descriptive approach using a logical analysis model. The findings show that the community empowerment carried out by the bank sampah Bumi Inspirasi has been carried out in a sustainable manner and with sufficiently optimal results, but is still constrained by several obstacles such as a lack of infrastructure and support from the government and the private companies. The implication of this finding is that the bank sampah is one of the institutions that will strongly support government programs in realizing less waste city if the cooperation between stakeholders is well established.Keywords: Community Empowerment, Bank Sampah, Waste Management


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 42-52
Author(s):  
Dewi Permana Sari

The Kelurahan Free Internet Program is a program to provide free wifi in public facilities (wifi points) spread across 43 urban villages which is aimed at supporting economic and educational activities in the City of Cilegon during the Covid-19 pandemic. This study is aimed at obtaining information on how students and businesses can use the free internet in online learning activities and online marketing. The research method used is descriptive method using a qualitative approach. The research was conducted at 3 (three) wifi points with 3 respondents in each point including students, micro and small business actors and free internet managers. Semi-structured interviews were conducted and a list of questionnaire was compiled for the interview which was developed based on the related literature. The results of this study indicate that the free wifi program has been used by students and some business actors, both for online learning, online marketing or other uses. However, this has not been supported by good management, especially in the aspect of regulating operational hours, changing passwords periodically, monitoring usage and program assistance. For this reason, it is necessary to provide technical training for managers, use of wifi points for assistance to business actors as well as periodic monitoring from related agencies.Keywords: free wifi, online learning, online marketing.  


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 18-33
Author(s):  
Fahyumi Rahman

The curriculum transformation started from before independence, where its existence was still under the Dutch of colonial authority. The design and implementation of education were only to oriented to the interests of colonial colonialism. When Indonesia's independence was proclaimed in 1945, the entire system in Indonesian was reconstructed, including in the field of the education. The change in the curriculum was caused by several factors, including irrelevance for the national goals, government of policies, and the projections of future human resource needs. The aims of paper is to retrospect on the curriculum development in order to answer or reconstruct of educational curriculum in the future. That is important in to seeing to influence of the curriculum on the direction of national development. This paper uses literature study by exploring library sources and packaged in descriptive analysis. The results obtained from this paper are that the Leerplan curriculum is the beginning of the education curriculum in Indonesia, which is still simple in shape. The development of the New Order government to the old order, curriculum changes experienced a significant increase, especially to carry out the ideals of the Constitution and Pancasila. And then, the curriculum in the reform era, the uniqueness of the curriculum at this time, is starting to explore the skills that are input on the educational foundation, refined again in the competency-based curriculum phase, KTSP and then K13.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 34-41
Author(s):  
Ika Rizqi Meilya ◽  
Herlina Siregar ◽  
Ahmad Fauzi

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Gambaran Kemandirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Serang. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian terdiri dari pengelola dan tutor PKBM. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian dengan dibantu pedoman wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian lembaga PKBM Kota Serang dilihat dari aspek partisipasi masyarakat antusias ikut serta dalam setiap proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. PKBM Kota Serang sudah mampu dalam memenuhi kebutuhan lembaganya tanpa adanya sikap ketergantungan dari pihak pemerintah yang dihasilkan dari pendapatan usaha yang dikelola oleh PKBM.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 198-205
Author(s):  
Mega Nurrizalia ◽  
Evy Ratna Kartia Waty ◽  
Azizah Husin ◽  
Yanti Karmila Nengsih ◽  
Shomedran Shomedran

Pemberdayaan bukan hanya proses sosial dan politik secara kolektif, tetapi juga merupakan proses sosial dan politik secara individual. Pemberdayaan perempuan bukan hanya suatu proses tetapi juga merupakan hasil. Pelatihan pembuatan keripik singkong aneka rasa merupakan salah satu upaya memberdayakan perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga di desa Pulau Semambu Ogan Ilir. Proses pendampingan keterampilan berwirausaha akan menggunakan metode pembelajaran secara variatif, seperti ceramah, tanya jawab, dan praktik (demonstrasi) dengan payung utama metode pembelajaran partisipatif. Target capaian pemberdayaan perempuan ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: (1). jumlah WB yang mengikuti pendampingan berwirausaha yang mengikuti kegiatan, diharapkan minimal 75% dapat menerapkan rangkaian pendampingan; (2) tingkat kompetensi yang dikuasai WB, seluruh warga belajar dapat menguasai seluruh materi pendampingan yang disampaikan; (3) WB mampu berwirausaha , program pendampingan wirausaha ini berorientasi pada pengembangan kemandirian warga belajar dalam menerapkan hasil belajarnya. Karena itu, setelah program ini selesai diharapkan sebagian besar (70%)  WB dapat berusaha sendiri baik secara individu maupun berkelompok.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document