Forum
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

23
(FIVE YEARS 23)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana

0853-0726

Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 162-173
Author(s):  
Mariano Henryan Nembos

Penderitaan tidak selalu bermakna hukuman atas dosa. Penderitaan dalam kacamata kristiani sejatinya dimaknai pula sebagai sarana pernyataan diri dan kasih Allah. Penderitaan dan wafat Yesus merupakan tanda nyata kasih Allah bagi umat manusia. Iman sebagaimana merupakan tanggapan manusia atas pernyataan diri Allah, dengan demikian akan semakin bertumbuh dan berkembang di dalam penderitaan, sejauh penderitaan tersebut dimaknai sebagai wujud partisipasi dalam Kristus. Sebagai umat kristiani, kita semua dipanggil untuk menghayati penderitaan yang  kita alami sebagai sebuah wujud ikut andil kita dalam karya keselamatan Allah. Melalui tulisan ini, penulis hendak menggali makna iman dan penderitaan dalam perspektif Alkitab dan Magisterium Gereja.


Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 217-222
Author(s):  
Benedictus Hasan

Tulisan ini adalah sebuah resensi buku.


Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 113-150
Author(s):  
Arianto Arianto ◽  
Antonius Denny Firmanto ◽  
Nanik Wijiyati Aluwesia

Tema dari karya ilmiah ini mengenai Tindakan Ekologis Gereja Katolik di Indonesia dari Perspektif Moral Lingkungan Hidup William Chang. Pembicaraan mengenai ekologi selalu menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas, karena terdapat begitu banyak persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Persoalan-persoalan itu tentunya sangat relevan dengan situasi Indonesia saat ini. Di mana banyak terjadi krisis lingkungan hidup yang memberi dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia, misalnya terjadi bencana tanah longsor dan banjir besar yang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Dalam perspektif moral lingkungan hidup Pastor William Chang, permasalahan-permasalahan yang terjadi tentu tidak lepas dari keterkaitannya dengan manusia. Manusia berperan sebagai pelaku aktif terhadap krisis lingkungan hidup. Artinya bahwa di satu sisi manusia dapat menjadi penyebab terjadinya krisis lingkungan hidup tersebut, namun di sisi lain pula menjadi penggerak untuk melindungi dan melestarikan keutuhan alam ciptaan. Metode yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah ini  ialah metode kualitatif kepustakaan. Penulis mengembangkan pemikiran-pemikiran dari salah satu tokoh Gereja Katolik dengan merujuk pula pada pemikiran-pemikiran dari tokoh yang lainnya untuk mempertegas setiap pemikiran dari tokoh yang diambil.


Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 151-161
Author(s):  
Hendra Paulinus Simbolon

The purpose of this paper is to see the Role of Faith in the development of Science and Technology. This is because the development of science and technology has resulted in significant changes for society. This change is not only in the physical field, namely accelerating and helping humans to carry out tasks and support professionalism but also in the spiritual field where humans can think that they are everything. The methodology used in this paper is literature review. Where to do a critical reading of the sources obtained from library research. The results obtained from this paper indicate that there are fundamental changes caused by technological developments. The first development presents a revolution in human life where the revolution starts from revolution 1.0 - 4.0 at this time. This development also makes humans have different views about who they are and who their god is or in terms of religiosity. Finally, this change causes humans to question their faith. This is what causes the position of faith to affect humans.


Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 174-198
Author(s):  
Paulus Roby Erlianto ◽  
Santo .

The true education is education that is capable of humanizing humans beings. It will also continue to be an effective means to educate the nation's life in accordance with the objectives of the Indonesian state. However, in reality, this goal has not been achieved until now.          The reality of oppression through the world of education is still happened now. we can see it in government policies on education, such as: the problem concerns the issue quality of education, equity of educational and management of education. First, this obscure direction of education is very visible from the national curriculum of education which is always changing which is not only aimed at improving the quality of education, but also full of ideology, politic, economic interests. Second, the problem of equity of education, which is related to the condition of Indonesian children who cannot get good quality education. Third, management of education issues include government policies, bureaucracy and transparency of education.  The ideological and capitalistic situations in education like this has become a field criticized by Paulo Freire and Ki Hadjar Dewantara. These two figures see that human beings must reach their humanity. In other words, they must be free: free from injustice, oppression and even duping. These two figures outline the philosophical ideas of education based on knowledge and life experiences that come into contact with oppression, human suffering both those they experience themselves and those around them. Some parts of their educational views can be recommended in the educational context in Indonesia.


Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 131-150
Author(s):  
Galan Suswardana
Keyword(s):  

Mencintai musuh merupakan suatu ajaran radikal dari Yesus. Yesus mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk tidak boleh membenci sesama siapapun itu. Tidak ada alasan untuk para pengikut-Nya untuk membenci sesama termasuk yang mengganggap musuh atau sebaliknya. Yesus mengajak pengikut-Nya untuk tidak menempuh jalan balas dendam terhadap mereka yang membenci dan memusuhi. Indentitas dari cinta sejatinya bukalah persoalan perasaan namun soal keputusan akal budi yang melahirkan sikap dan kehendak. Identitas musuh adalah manusia yang kehilangan nilai. Mencintai musuh dapat dimengerti sebagai bentuk termurni dari cinta akan sesama, karena hanya orang yang tidak mencari keuntungan pribadi yang dapat mencintai musuh (merujuk pada konsep teologi St. Thomas Aquinas). Ajaran mencintai musuh dijadikan sebuah keutamaan moral Kristiani. Makna terdalam mencintai musuh dalam ajaran Kristiani adalah mencintai musuh sebagai indentitas Kristiani dan mencintai musuh merupakan sikap ambil bagian dalam cinta agape ilahi sehingga dapat menghancurkan kejahatan dan memusnahkan permusuhan. Keutamaan mencintai musuh merupakan hal yang tidak mudah dilaksanakan dalam kehidupan nyata, namun tidak berarti keutamaan tersebut mustahil dilakukan. Banyak bukti nyata yang dapat kita temukan sebagai umat Kristiani bahwa ajaran mencintai musuh benar-benar dihidupi oleh beberapa tokoh kristiani dan umat beriman yang tangguh. Sejarah mencatat bahwa perjalanan Gereja Gereja sebagai umat Allah hampir selalu mengalami penindasan dan perlakuan yang tidak adil. Tidak sedikit para martir kudus Gereja harus mengorbankan dirinya untuk mempertahankan imannya. Inilah bukti yang paling nyata bahwa keutamaan untuk mengasihi musuh bukan hanya sebatas idealisme kristiani belaka. Tujuan ajaran mencintai musuh tidak dapat hanya berkisar pada perubahan diri kita, namun sekaligus juga dan terutama perubahan masyarakat. Perubahan demikian merupakan tugas umat kristiani yang tumbuh dari perintah mencintai musuh. Dengan keutamaan mengasihi musuh orang-orang Kristen akan menjadi pemutus lingkaran kebencian yang ada di dalam hati manusia. Maka penghanyatan keutaaman mencintai musuh adalah cara kita untuk membangun Kerajaan Allah di dunia ini.


Forum ◽  
2022 ◽  
Vol 50 (2) ◽  
pp. 199-216
Author(s):  
Yovinus Andi Nata ◽  
Antonius Denny Firmanto ◽  
Nanik Wijiyati Aluwesia

The focus of this study is on theological reflection on the myth of Plai Long Diang Yung which is contained in the culture of the Dayak Wehea people. This myth has a special and central place in the life of the local people and is the origin of the Lom Plai celebration which is the culmination of all traditional celebrations and rituals. This myth has an important meaning in people's lives and talks about many things related to human existence, nature and God. With this fact, the myth can become a locus theologic that can enrich the reflection of the Church's faith and root the faith in culture and culture in the light of faith. The method used in this paper is based on the results of critical reading of the mythical text of Plai Long Diang Yung and the Christian Tradition text. This study found that the myth of Plai Long Diang Yung contained a very rich theological meaning which spoke of Christ, salvation and God who is not limited to human sexuality.


Forum ◽  
2021 ◽  
Vol 50 (1) ◽  
pp. 76-86
Author(s):  
Kanisius Catur Christian ◽  
Kevin Hendrarto Tandautama

Fokus dari tulisan ini ialah menyadarkan manusia di era revolusi industri 4.0 akan adanya kebenaran-kebenaran semu dengan terang-terang palsunya yang menjerat manusia agar berpaling dari Sang Kebenaran sejati. Lewat algoritma, oleh para pemilik kepentingan, kosep manusia diubah dan hanya dipersoalkan soal mahluk badaniah belaka. Lewat kebenaran-kebenaran semu, manusia dijadikan alat pengupdate data yang tentu menguntungkan para pemilik kepentingan. Metode dari penelitian paper ini ialah studi kepustakaan, dimana penulis megkaji dari berbagai sumber buku untuk membhas topik. Dari analisis paper ini, manusia di era revolusi industri 4.0 disadarkan untuk mencari Sang Kebenaran sejati lewat tuntunan Terang yang dipancarkan Sang Kebenaran sejati itu yakni Terang Iman. Sebuah Terang yang tidak akan meredup dan bercahaya lebih kuat dibading terang-terang semu.


Forum ◽  
2021 ◽  
Vol 50 (1) ◽  
pp. 15-33
Author(s):  
Romanus Piter ◽  
Valentinus .

The focus of this paper is a discussion of the concept of freedom according to Jean-Jacques Rousseau, one of the philosophers of the Enlightenment. Rousseau's concept of freedom is always interesting to discuss in the context of a country that applies democracy as its political system, one of which is Indonesia. In discussing the concept of Rousseau's freedom, it is relevant to Indonesia's current democracy, which is in a state of flawed democracy according to the research results of The Economist Intelligence Unit in 2020. The goal to be achieved is to find new ideas as a solution to improve the quality of Indonesian democracy for the better. The method used in this paper is a qualitative method in the form of literature review. The findings in this paper is that the quality of freedom in Indonesian democracy is still very low, especially in the fields of religion and education. The task to fight for this freedom is first of all in the hands of the leaders of the nation and state.


Forum ◽  
2021 ◽  
Vol 50 (1) ◽  
pp. 34-49
Author(s):  
Felix Brilyandio
Keyword(s):  

Abstrak: Fokus studi saya dalam artikel ini adalah menggali makna ritual, bahasa, dan simbol-simbol pada upacara tradisional nyadran. Studi ini saya tinjau dari filsafat moral Immanuel Kant. Metode penelitian dalam artikel ini adalah studi kepustakaan tentang nyadran, kebudayaan Jawa, filsafat Jawa, dan filsafat moral Kant. Dari studi ini saya menemukan bahwa nyadran merupakan ungkapan dan cara orang Jawa menjaga keharmonisan, baik dengan dirinya sendiri, alam semesta, dan Tuhan. Keharmonisan dengan diri sendiri berakar pada rasa (sikap batin), yang mana dalam filsafat moral Kant disebut moralitas otonom. Nilai-nilai kebersamaan dalam nyadran adalah perwujudan menjaga keharmonisan dengan alam semesta, sebab nilai-nilai tersebut menjadi media perekat sosial bagi para warga demi kebaikan bersama. Hal ini seperti yang diuraikan Kant dalam gagasannya tentang moralitas, di mana nilai-nilai moral manusia mengarahkan pada kebaikan bersama. Bagi Kant, Tuhan adalah Kebaikan tertinggi. Dalam Nyadran, cara orang Jawa menjaga keharmonisan dengan Sang Kebaikan Tertinggi nampak dari berbagai atribut dan doa-doa yang dipanjatkan, serta dilanjutkan dalam kebaikan sehari-hari.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document