Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

13
(FIVE YEARS 13)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Poltekkes Kemenkes Gorontalo

2775-1368

Author(s):  
Lubnah Alhasny ◽  
Supriadi Supriadi
Keyword(s):  

Daun salam merupakan salah satu tumbuhan aromatik yang mengandung minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ekstraksi minyak atsiri dari daun salam (Syzygium Polyanthum)  menggunakan metode enfleurasi, mengetahui sifat fisika kimia minyak atsiri daun salam (Syzygium Polyanthum.) dan mengetahui komponen minyak atsiri daun salam (Syzygium Polyanthum.) menggunakan analisis GC-MS. Hasil penelitian yang diperoleh, proses pembuatan minyak atsiri daun salam menggunakan metode enfleurasi dilakukan dengan cara penyerapan minyak daun salam menggunakan mentega putih sebagai adsorbennya. Tiap 100 gram sampel diletakkan diatas lemak selama tiga hari lalu diganti dengan sampel baru hingga lima kali pergantian dengan total waktu kontak selama 15 hari dan sampel daun salam sebanyak 500 gram. Minyak hasil enfleurasi dilarutkan dengan larutan etanol 96% dan dimurnikan dengan alat destilasi sehingga didapatkan sebanyak 3,01 gram minyak atsiri daun salam dengan kadar sebesar 0,60%. Hasil uji sifat fisika kimia pada pengukuran berat jenis, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, dan pengukuran indeks bias masing-masing didapat sebesar 1,03 gram, 1:1, 10,846 mg,  dan 1,4620 dengan suhu ruang 29,0oC. Hasil analisis komponen utama yang terdapat pada sampel minyak daun salam yaitu Patchouli Alkohol (4,61%), n-hexadecanoid acid (6,17%), (Z)-18-oktadec-9-enolide (4,54%), 9,12-octadecadienoic acid (Z,Z)- (10,61%), Cis-13-oktadecenoid acid (10,53%).Kata Kunci:  Daun Salam, Enfleurasi, Minyak Atsiri 


Author(s):  
Prayitno Setiawan ◽  
Nurfiddin Farid ◽  
Muhammad Yusuf ◽  
Rio Markasi Latelay

Bunga sukun diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antinyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui basis formula sediaan lotion dari ekstrak bunga sukun (Artocarpus altilis)yang stabil secara fisik sebagai antinyamuk dan untuk mengetahui efektivitas variasi konsentrasi ekstrak dari formulasi lotion ekstrak bunga sukun sebagai antinyamuk. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Lotion antinyamuk ekstrak dibuat dalam 4 kelompok formula yaitu kelompok formula 1 konsentrasi konsentrasi 20%, kelompok formula 2 dengan konsentrasi 30%, kelompok formula 3 konsentrasi 40%, kelompok kontrol negativ tanpa menggunakan ekstrak dan kontrol positif dengan menggunakan lotion merek (Autan). Hasil Evaluasi kestabilan fisik sediaan lotion antinyamuk pada pengujian organoleptik, pH, homogenitas tidak terjadi perubahan kestabilan selama proses sebelum dan sesudah cycling test. Uji efek lotion menggunakan 100 ekor nyamuk (Aedes aegypti) yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 20 ekor nyamuk, pengujian dilakukan tiga kali pengulangan dengan selang waktu 5 menit. Hasil penelitian menunjukan lotion antinyamuk ekstrak kosentrasi 20% dapat memberikan efek daya tolak nyamuk dilihat dari uji SPSS versi 24 menunjukan p>0,05 sehingga tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif. Hal tersebut dapat disimpulkan ekstrak bunga sukun memilik efek sebagai antinyamuk pada konsentrasi 20% terhadap nyamuk uji.Kata kunci: Bunga Sukun, Lotion, Nyamuk, Antinyamuk


Author(s):  
Hasnita Hasnita ◽  
Muhammad Yusuf ◽  
Andi Meinar Dwi Rantisari

Tinta cumi-cumi mengandung melanin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dan fraksi air tinta cumi-cumi (Loligo pealeii) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Desain penelitian adalah penelitian quasi eksperimental dengan metode difusi cakram (Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yang memiliki aktivitas daya hambat terbesar yaitu konsentrasi 38% dengan rerata zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis sebesar 23,02 mm dengan kategori sangat kuat dan terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa sebesar 12,2 mm dengan kategori kuat, uji anova diperoleh hasil signifikan dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki zona hambat sehingga tidak ada perbedaan aktivitas antibakteri. Dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki penghambatan terhadap pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan konsentrasi yang paling efektif dari fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yaitu konsentrasi 38%.Kata kunci: Antibakteri, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Tinta cumi-cumi.


Author(s):  
Asyifa Yan Balqis ◽  
Humaira Ramdhani ◽  
Eria Khoirunisa Amelia

Data prevalensi keparahan penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2, pada penderita diabetes mellitus sebagai faktor komorbid COVID-19 sangat banyak. Hiperglikemia dapat memodulasi respons imun dan inflamasi sehingga membuat pasien rentan terhadap COVID19 yang parah bahkan kematian. Literature review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai terapi pasien COVID-19 dengan diabetes. Metode yang digunakan adalah systematic review yang bersumber dari buku, jurnal nasional dan jurnal internasional. Studi pustaka ditelusuri melalui database Google Scholar dengan kata kunci COVID-19, diabetes mellitus, terapi COVID19 dengan diabetes, terapi diabetes. Hasil literature review menunjukkan bahwa pasien diabetes dengan COVID-19 harus tetap mengikuti regimen pengobatan yang sudah ditetapkan dan menjalani pola hidup yang sehat serta mengendalikan kondisi psikis agar terapi dapat tercapai dengan sempurna. Terapi anti diabetes diberikan pada pasien disesuaikan dengan keadaan klinis dari pasien tersebut. Pemberian metformin, sulfonilurea, inhibitor DPP-4, inhibitor SGLT-2 tidak direkomendasikan sebagai profilaksis untuk pasien diabetes mellitustipe 2 dengan infeksi COVID19 yang serius. Sedangkan pioglitazone tidak cocok untuk pasien dengan diabetes dan COVID-19 karena memperburuk gagal jantung. GLP-1RA dan insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dan dapat mengurangi peradangan COVID-19. Untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terkena COVID-19 dengan kondisi klinis parah, insulin masih merupakan regimen intensif yang dapat digunakan.


Author(s):  
Nurfiddin Farid ◽  
Hilmiati Wahid ◽  
Ahmad Irsyad Aliah

Nyeri adalah perasaan sensorik dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Biji mahoni (Swietenia mahagoni), mengandung senyawa flavanoid yang mampu memberikan efek analgetik dengan menghambat biosintesis prostaglandin sehingga mengurangi rasa nyeri, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analalgetik ekstrak etanol biji mahoni (Swierenia mahagoni) pada mencit jantan (Mus musculus) yang di induksi asam asetat 1%. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing perlakuan terdiri dari lima ekor mencit jantan (Mus musculus) dengan pemberian kontrol yang berbeda-beda, Mencit 1 (Na CMC 0,5% kontrol negatif), mencit 2 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 100mg), mencit 3 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 200mg), mencit 4 (Ekstrak etanol biji mahoni dosis 400mg) dan mencit 5 (Ibuprofen 400mg kontrol positif). Hasil penelitian yang diperoleh ekstrak biji mahoni memiliki khasiat sebagai analgetik pada dosis 100mg 37,79%, dosis 200mg 57,40% dan ekstrak etanol biji mahoni dosis 400mg 70,80%. Hasil terbaik diperoleh pada konsentrasi 400mg yaitu 70,80%, semakin tinggi dosis ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni) semakin besar pula daya analgetiknya.Kata Kunci:  Nyeri, analgetik, biji mahoni, Flavonoid. 


Author(s):  
Nurulvalia M Aba ◽  
Muh Hidayat ◽  
Siti Salma Yusuf

Tanaman Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan tanaman tradisional berasal dari Suku Caesalpiniaceae yang dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati batuk berdarah, diare, darah kotor, penawar racun, dan gangguan sirkulasi darah. Penyelidikan fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak daun secang terdapat kandungan senyawa kimia di dalamnya terdapat senyawa saponin dan flavonoid. Penelitian dilakukan untuk memahami kemampuan antibakteri dari ekstrak daun secang Caesalpinia sappan L dalam menghambat perkembangan Eschericia coli. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan adalah Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar. Metode ekstraksi dilakukan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil menunjukan bahwa daun secang memiliki sifat antibakteri terhadap Eschericia coli dengan zona hambat pada variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 20%,40% dan 80% berturut-turut adalah 34,53 mm, 29,83 mm, dan 32,63 mm. Kesimpulan, ekstrak etanol daun secang mempunyai daya hambat sangat kuat pada konsentrasi 20% yaitu 34,53 mm terhadap pertumbuhan Eschericia coli.Kata Kunci: Tanaman Secang, antibakteri, Eschericia coli 


Author(s):  
Mareda Apriani ◽  
Ratna Mutiara ◽  
Choirunnisa Ekaputri

Penyakit diabetes merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jumlah kasusnya banyak terjadi di dunia bahkan di Indonesia. Diabetes Melitus yang paling sering dijumpai adalah Diabetes Melitus Tipe 2 yang  biasanya ditandai oleh kenaikan gula darah akibat terjadinya penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kejadian DM khususnya pada tipe 2 ini diantaranya usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan penyakit atau kondisi penyerta lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perkembangan Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bogor, Jawa Barat dengan melihat hasil data evaluasi peningkatan pengendalian standar pelayanan minimal (SPM) fasilitas kesehatan dan tingkat kepatuhan pasien melalui diet makan yang tepat pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Upaya ini dapat mengendalikan perkembangan diabetes mellitus di Indonesia dan dapat mencegah kenaikan angka kasus penyakit diabetes setiap tahunnya.Kata kunci: Diabetes Melitus, Perkembangan, Kota Bogor


Author(s):  
Sukmawati A Damiti ◽  
Ysrafil Ysrafil ◽  
Zaenal Abidin ◽  
Rahmawati Rahmawati ◽  
Vyani Kamba ◽  
...  

Pengobatan berbagai penyakit saat ini perlahan kembali menerapkan konsep back to nature yakni menggunakan produk herbal untuk menyembuhkan penyakit tidak terkecuali inflamasi. Tembelekan adalah tanaman yang telah lama digunakan seara empiris untuk mengobati penyakit radang. Namun, bukti kemanfaatannya secara ilmiah untuk mengobati inflamasi masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tembelekan dengan menggunakan metode stabilisasi membran sel arah merah. Kontrol positif yang digunakan adalah natrium diklofenak pada konsentrasi 400 ppm, 600   ppm, 800 ppm dan 1200 ppm sedangkan pada larutan ekstrak digunakan konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dan 2000 ppm. Pengukuran aktivitas antiinflamasi dihitung berdasarkan persen stabilitasnya. Semakin tinggi nilai % stabiitas, maka dianggap semakin baik efek inflamasinya. Hasil pengujian menunjukan bahwa pada ekstrak dengan konsentrasi 2000 ppm  mempunyai daya stabilitas tertinggi yakni sebesar 62,171%. Dari hasil dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka daya inflamasinya juga semakin baik.Kata Kunci : antiinflamasi, daun tembelekan, ekstrak metanol, stabilisasi membran sel darah merah


Author(s):  
Alfi Sophian ◽  
Muindar Muindar

Pengujian Salmonella typhimurium ATCC 14028 menggunakan rapid test kit dilakukan di laboratorium pengujian mikrobiologi dan biologi molekuler Badan Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo. Penelitian dengan menggunakan rapid test kit merupakan penelitian sederhana yang membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan teknik konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat cara kerja rapid test kit dalam mendeteksi bakteri Salmonella typhimurium ATCC 14028 yang dibubuhi beberapa produk olahan pangan. Sampel terdiri dari 12 ulangan dengan 6 jenis produk pangan diantaranya sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok. Kontrol positif dibuat dari kultur Salmonella typhimurium ATCC 14028 fase 2, sedangkan kontrol negatif menggunakan sampel sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok yang disterilkan. Konsentrasi kontrol positif yang digunakan diambil dari budaya kerja keruh dan disamakan menurut standar Macfarland 1. Analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan perubahan warna kit pada sampel dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semua sampel terdeteksi Salmonellatyphimurium ATCC 14028. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rapid test kit dapat digunakan untuk mendeteksi Salmonella typhimurium ATCC 14028 pada produk sosis, nugget, bakso, otak-otak, tempura dan cilok.Kata kunci: Cepat, Test Kit, Salmonella typhimurium, Otak-Otak.


Author(s):  
Arlan K. Imran ◽  
Fihrina Mohamad ◽  
Deyanti Kisman ◽  
Zahra Ainun Maku
Keyword(s):  

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Kata Kunci:  Amilum, Jangung Pulo, Pengikat, Penyiapan Tablet 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document