Jurnal Abdimas Independen
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

37
(FIVE YEARS 37)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Mataram

2746-0150

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 229-238
Author(s):  
BAMBANG CA

This service aims to assist employees in calculating and reporting Income Tax (PPh) 21 on salaries and other receipts received by employees. The calculation of the amount of taxes uses excel while reporting uses the e-filling facility provided by the Director General of Taxes. The service method consists of 1) Lecture method, through this method participants are given knowledge and understanding through presentations by presenters and motivation to have the willingness to apply the application. This method is carried out for 1/2 hour, 2) The tutorial method Participants are given a guide on the steps for calculating PPh 21. This method is carried out for 1/2 hour., 3) A practice session, Participants practice the steps they have learned This method is carried out during 1 hour, 4) Discussion method Participants are given the opportunity to discuss the problems they face related to difficulties in calculation and reporting. This method is carried out for 1 hour. After the training, employees have been able to calculate PPh 21 and report via e-filling. The training challenge is that it is still necessary to improve the operation of excel applications and intermediate and advanced level formulas, while reporting requires repeated and continuous training.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 159-168
Author(s):  
Rendy Mirwan Aspirandi

GI BEI yang berjumlah 500 tersebut salah satunya berada di Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember). GI BEI UM Jember diresmikan pada tahun 2017. Umur yang telah menginjak 3 tahun ini, GI BEI UM Jember terus berperan aktif dalam melaksanakan edukasi pasar modal di tengah-tengah masyarakat. GI BEI yang berjumlah 500 tersebut salah satunya berada di Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember). GI BEI UM Jember diresmikan pada tahun 2017. Umur yang telah menginjak 3 tahun ini, GI BEI UM Jember terus berperan aktif dalam melaksanakan edukasi pasar modal di tengah-tengah masyarakat. Berdasarkan hasil observasi lapangan pada GI BEI UM Jember terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan proses sosialisasi pengetahuan bidang pasar modal. Berikut ini permasalahan sosialisasi pengetahuan bidang pasar modal yang dapat menjadi salah satu faktor penghambat proses inklusi bidang pasar modal. Pada sesi diskusi terdapat beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta pengabdian masyarakat yang menanyakan berkisar mengenai risiko dan cara berinevstasi di pasar modal. GI BEI UM Jember yang telah memiliki kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dan Perusahaan Sekuitas yaitu Kresna Sekuritas dapat mewadahi peserta pengabdian masyarakat yang berkeinginan langsung berinvestasi di pasar modal.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 219-228
Author(s):  
Wahidin Wahidin ◽  
Muhammad Irwan ◽  
Muhammad Firmansyah ◽  
Endang Astuti

Desa umumnya memiliki kekayaan alam melimpah sehingga dapat menjadi modal untuk pengembangan ekonomi dan pariwisata. Desa Kuranji Dalang adalah salah satu desa yang memiliki keunggulan tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain pantai, penangkaran penyu dan pegunungan yang menawan. Disamping itu ada produk lokal yang diproduksi masyarakat Kuranji Dalang namun masih bermasalah dalam pemasaran. Diperlukan perencanaan yang baik untuk mengelola potensi wisata. Beberapa tahapan penyuluhan tersebut terdiri dari, 1) Perencanaan pembangunan jangka menengah (RPJM) desa dari aspek teoritis dan 2) perencanaan pengembangan bisnis yaitu aspek produksi (barang dan jasa), aspek distribusi, komersialisasi dan pengembangan pasar


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 111-124
Author(s):  
Rina Maulina ◽  
Ika Rahmadani ◽  
Sari Maulida Vonna ◽  
Linda Rahmazaniati

ABSTRAK Salah satu permasalahan besar yang dialami kota-kota besar di Indonesia adalah persampahan. Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia.Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Abdimas ini bertujuan agar mengubah mindset Mitra tentang paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru. Paradigma yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk, dan bahan baku industri. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif. Dimulai dari hulu, yaitu sejak suatu produk yang berpotensi menjadi sampah belum dihasilkan. Dilanjutkan sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan, sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Tujuannya agar dapat mengurangi sampah di TPS/TPA dan mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui pemanfaatan sampah dengan program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Kata Kunci: Green Accounting, Bank Sampah, Perekonomian   ABSTRACT One of the big problems faced by big cities in Indonesia is solid waste. Garbage can be interpreted as a consequence of the activities of human life. It is undeniable that garbage will always exist as long as life activities continue. Every year, it is certain that the volume of waste will always increase along with the increasing consumerism of society. The Ministry of Environment noted that the average Indonesian population produces around 2.5 liters of waste per day or 625 million liters of the total population. This Abdimas aims to change Mitra's mindset about the waste management paradigm that is based on the final approach, it is time to leave it and replace it with a new paradigm. The paradigm that considers waste as a resource that has economic value and can be used, for example, for energy, compost, fertilizer, and industrial raw materials. Waste management can be done with a comprehensive approach. Starting from upstream, that is, since a product that has the potential to become waste has not been produced. Continued downstream, where the product has been used, so that it becomes waste, which is then returned to the environmental media safely. The goal is to reduce waste in TPS/TPA and encourage community economic empowerment, through the use of waste with the 3R (Reduce, Reuse and Recycle) program. Keywords: Green Accounting, Waste Bank, Economy


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 211-218
Author(s):  
Satarudin - Satarudin ◽  
Moh - Huzaini2 ◽  
Jalaludin - Jalaludin

Law Number 6 of 2014 and its implementation regulation have mandated a more independent village government in managing its governanceand the various village’s natural resources, including assets and financial management. The counseling on managing and accountability village funds in East Sukamulia village, Sukamulia sub-district, East Lombok district, aims to 1). Increase the village officials' knowledge and understanding of the village funds or financial management, including planning and implementation stages; 2). Improve the village officials' technical accounting skills, especially the village fund or financial management unit, including the village financial reporting and administration. in conclusion, the community service program is very beneficial because it is following the village’s needs, such as managing the village funds, especially those sourced from central funds or APBN. Also, its material fits the village’s demand perfectly within the governance, accountability, and the village funds reporting, especially those sourced from the APBN. Technically, it is very communicative and interactive because it can involve participants actively in presenting the material


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 145-158
Author(s):  
Ni Ketut Sriwinarti
Keyword(s):  

Kelangkaan pupuk merupakan permasalahan yang dihadapi oleh para petani secara terus menerus setiap tahunnya, meskipun pemerintah telah merubahan aturan dan sistem pendistribusian namun masih belum bisa mengatasi permasalahan yang terjadi. Keluhan dan permasalahan petani inilah yang menjadi prioritas dalam pengabdian masyarakat kali ini, pengabdian ini berupaya menerapkan sistem atau metode pendistribusian pupuk guna mengatasi permasalahan kelangkaan yang sering terjadi khususnya distribusi pupuk di bagian hilir. Metode yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah; Pemberian kartu petani sementara (sambil menunggu kartu petani resmi dari pemerintah), pembuatan sistem informasi distribusi, dan pendampingan ke petani dalam proses penanaman dan pemupukan padi (yaitu mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemupukan hingga panen). Berdasarkan dari hasil implementasi dan evaluasi di lapangan, metode pendistribusian pupuk ini dapat mengatasi carut marut proses distribusi pupuk sehingga pupuk dapat diberikan kepada yang berhak dan sesuai dengan jatah yang ada di RDKK. Para petani tahu kemana dia harus melapor dan mendapatkan pupuk. Walaupun masih ditemukan permasalahan seperti kesalahan data input pupuk di RDKK, data jatah pupuk tidak sesuai dengan yang dibutuhkan petani. Namun hal ini dapat diperbaiki setelah dilakukan kordinasi dengan petugas pelaksana lapangan (ppl) pertanian


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 185-198
Author(s):  
Baiq Ismiwati ◽  
Taufik Chaidir ◽  
Ida Ayu Putri.S ◽  
Siti Sriningsih

Zero waste is an ethical, economical, efficient and visionary goal, to guide people in changing their lifestyles and practices in imitation of a sustainable natural cycle, where all materials that are no longer used are designed to be a resource for others to use (en. m.wikipedia.org). Problems related to waste in Sandik Village are: 1. Non-organic waste is relatively widely scattered in the Sandik Village environment; 2. The waste bank is not yet operational; 3. People do not know much about non-organic waste which can be used as raw material for creative products that have a selling value; 4. The Sandik Village PKK Team does not have the skills to process non-organic waste into handicraft products with economic value. The aim of this service is to empower the Sandik Village PKK Driving Team in processing non-organic waste into goods that have economic value. The service method is carried out with lectures, discussions, and technical training on processing non-organic waste into products with sale value. The results of the activity: there were several participants who were able to make products at the end of the training; Participants were willing and enthusiastic to pass it on to other mothers around the village. It can be concluded that this service activity was successful, as shown by: Participants were able to sort between organic and non-organic waste and increased participants' knowledge about some of the non-organic waste that they produce every day can be used and processed into useful and economic value items


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 125-144
Author(s):  
Lukman Effendy ◽  
Eni Indriani ◽  
Isnawati Isnawati ◽  
Biana Adha Inapty

Setiap usaha harus memperhitungkan dengan tepat harga pokok produk atau jasa yang ditawarkannya. Pada saat perhitungan harga pokok produk tidak tepat, dalam hal ini terlalu murah atau kurang dari seharusnya, maka akan menyebabkan kesalahan suatu usaha dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Usaha “Aisah” adalah salah satu jenis usaha rumahan yang punya potensi besar untuk berkembang karena keunggulan rasa keripiknya yang enak dengan bumbu khas, seharusnya memperhitungankan harga pokok produk dengan akurat. Sudah tepatkah harga pokok yang ditetapkan oleh Usaha “Aisah” untuk produknya? Sudah tepatkah harga jual Produk Ubi Cincang Pedasnya? Maka kegiatan pengabdian ini menjadi urgent dilakukan sebagai solusi untuk permasalahan tersebut. Adapun jenis kegiatan pengabdian ini adalah membantu usaha “Aisah” untuk menentukan harga pokok produknya. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah publikasi hasil kegiatan pengabdian berupa artikel pada salah satu media masa di Nusa Tenggara Barat (NTB) atau Publikasi di Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat yang ada di Indonesia. Metode Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode pendampingan dalam penghitungan harga pokok produk, dan nantinya pemilik usaha akan dilatih untuk menghitung harga produk tersebut.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 169-184
Author(s):  
Ayudia Sokarina
Keyword(s):  

Membebaskan identitas desa sebagai tempat bagi kaum marjinal menjadi tanggung jawab semua pihak. Peneleh Research Institute bekerja sama dengan Universitas Sulawesi Barat melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pamboborang, Kabupaten Banggae, Sulawesi Barat yang ditujukan untuk mengkontruksi strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis riset partisipasi. Teknik pengumpulan data dalam kegiatan ini menggunakan diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam, dan mengobservasi. Hasilnya berupa pemetaan struktur sosial, ekonomi, dan budaya desa dalam mengidentifikasi isu pembangunan dan menggali potensi yang dimiliki desa, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk merancang berbagai aksi pemberdayaan dalam mencapai kesejahteraan desa.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 199-210
Author(s):  
Taufiq Chaidir

One of the primary human needs is food, therefore everyone must be able to fulfill it properly, meaning that food must not only be sufficient, but also the most important thing is to be able to provide nutritional intake and also must be hygienic and processing must pay attention to sanitation. The purpose of this community service is to increase the knowledge of culinary traders related to hygiene and sanitation in the food and beverage production process and traders can implement knowledge so that the resulting production can meet Law No. 32 on health. The method of implementing community service used is firstly observing targets related to the production process in producing culinary delights, secondly delivering the material, then continuing with discussions and forming a group team/officer who will monitor and evaluate the implementation of hygiene and sanitation principles in the production process carried out. by the merchant. The results of the service show that first, participants do not know what is meant by hygiene and sanitation and their effect on the products produced. This can be seen from the production process carried out on the floor, waste water disposal is still in an open channel, food storage is still mixed between food ingredients and finished food. Second, when the products sold to buyers do not meet the standards for selling food and beverages, this can be seen from the number of traders who do not cover food and drinks properly. Besides that, taking food does not use certain tools such as spoons.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document