Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

115
(FIVE YEARS 38)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Jenderal Achmad Yani

2502-3438, 2354-6565

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Pratiwi - Apridamayanti ◽  
Robiyanto Robiyanto ◽  
Trie - Farica

<p>Karas (<em>Aquilaria microcarpa</em> Baill.) adalah tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai FICI dari kombinasi ekstrak etanol daun karas (<em>Aquilaria microcarpa</em> Baill.) dengan amoksisilin terhadap bakteri <em>Salmonella typhi</em>. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram Kirby-Bauer. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui karakteristik kombinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai FICI kombinasi ekstrak etanol daun karas (<em>Aquilaria microcarpa</em> Baill.) dengan amoksisilin terhadap <em>Salmonella typhi</em> adalah 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik kombinasi terhadap bakteri <em>Salmonella typhi</em> bersifat <em>indifferent</em> atau tak berbeda.</p><p><strong>Kata kunci :</strong> <em>Aquilaria microcarpa </em>Baill.<em>, </em>ekstrak etanol, amoksisilin, <em>Salmonella typhi</em> , <em>Fractional Inhibitory Concentration Index</em> (FICI)</p>


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Erjon Erjon ◽  
Kamaluddin Kamaluddin ◽  
Theodorus Theodorus

<p>Senyawa aktif utama dari <em>Centella asiatica</em> Linn. adalah triterpen total. <em>Centella asiatica</em> dilaporkan dapat menyebabkan nekrosis sel hati. Telah diteliti efek hepatotoksik pemberian subakut triterpen total dari <em>Centella asiatica</em> pada tikus putih jantan dewasa galur Wistar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemberian dosis tunggal triterpen total dari <em>Centella asiatica</em> terhadap gambaran histopatologi dan fungsi hati tikus.</p><p>Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas SGOT dan SGPT yang berbeda bermakna (<em>ANOVA one way</em>, p&lt;0,05) pada setiap kelompok perlakuan. Peningkatan dosis pemberian triterpen total menunjukkan korelasi positif yang bermakna (<em>Pearson Correlation</em>, p &lt;0,05) dengan peningkatan aktivitas SGOT dan SGPT. Peningkatan aktivitas SGOT dan SGPT tidak melebihi pada batas rentang normal.  Dari gambaran histopatologi, pada kelompok kontrol dan perlakuan tidak ditemukan kerusakan histopatologi sel hati.</p>Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian subakut triterpen total pada dosis  21, 42, 84 mg/kgBB/hari selama 6 minggu dapat meningkatkan aktivitas SGOT dan SGPT dan belum ditemukan kelainan histopatologi sel hati


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Alfi Nurul Islamiyah

Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROM) adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Sekitar sepertiga kasus ROM yang dapat dicegah merupakan interaksi obat. Obat kardiovaskular yang diresepkan secara tidak tepat bertanggung jawab atas hampir 25% dari semua ROM yang dapat dicegah, Saat ini, polifarmasi adalah hal biasa dijumpai dalam praktik kefarmasian. Studi observasional retrospektif dilakukan pada pasien rawat jalan klinik jantung salah satu rumah sakit di Bandung. DIlakukan identifikasi potensi interaksi obat pada resep dengan tujuh atau lebih obat (polifarmasi), untuk memberikan gambaran terkait frekuensi interaksi obat, obat yang terlibat dalam interaksi, dan tingkat keparahan interaksi obat. Terdapat 41 potensi interaksi obat dengan keparahan berat yang penting secara klinis, yang teridentifikasi pada 30 (22,06%) resep polifarmasi di klinik jantung. Sebanyak 8 (26,67%) resep diantaranya memiliki 2 potensi interaksi obat yang penting secara klinis, dan 1 (3,33%) resep memiliki 4 potensi interaksi obat yang penting secara klinis. Selain itu teridentifikasi pula 8 (19,51%) interaksi obat dengan indeks terapi sempit yaitu warfarin [5 (12,19%)] dan digoksin [3 (7,32%)]. Apoteker di rumah sakit harus berperan aktif dalam mengidentifikasi interaksi obat dan memberikan informasi terkait interaksi obat beserta rekomendasi manajemen terapi yang terbukti secara klinis.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Erna Neovita ◽  
Puspa Sari Dewi Solihah ◽  
Sri Wahyuningsih ◽  
Hani Husnul Aeni ◽  
Fithriyani Azhari

<p>Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah akibat dari terganggunya fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin. Terganggunya fungsi pankreas dapat berdampak pada turunnya produksi insulin atau pankreas tidak dapat lagi memproduksi insulin, hal ini dapat menyebabkan adanya komplikasi atau gangguan metabolisme lainnya dan kematian karena diabetes melitus. Tingginya privalensi diabetes melitus yang menyebabkan kematian menduduki peringkat terbesar ketiga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi dan dosis ekstrak etanol kulit jeruk lemon sebagai antidiabetes alternatif dengan metode preventif. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Proses pembentukan model tikus diabetes dilakukan dengan induksi aloksan 175 mg/kgBB pada tikus Sprague-Dawley. Setelah tikus diabetes dalam 3 sampai 4 hari, kemudian tikus dipisahkan dan diberikan sediaan uji sesuai kelompoknya masing-masing kontrol positif (Na CMC), pembanding (Glibenklamid 5 mg), dan 3 varian dosis ekstrak etanol kulit jeruk lemon ( EEKJL 82 mg/kgBB, 164 mg/kgBB dan 328 mg/kgBB). Setelah 1 jam pemberian sediaan, kemudian dilakukan uji toleransi glukosa pada tikus jantan diabetes Sprague-Dawley. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk lemon efektif menghambat kenaikan kadar gula darah pada tikus jantan diabetes Sprague-Dawley. Dosis 328 mg/kgBB EEKJL menunjukkan hasil terbaik yang berbeda bermakna (p&lt;0,05) terhadap kelompok kontrol dan tidak berbeda bermakna atau setara dengan glibenklamid 5 mg (p&gt;0,05). Percobaan ini membuktikan bahwa EEKJL memiliki potensi sebagai antidiabetes alternatif.</p><p>Kata kunci: Diabetes melitus, Kulit Lemon <em>(Citrus limon (L.) Burm.f.), </em>Aloksan</p>


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Deden Winda Suwandi ◽  
Tina Rostinawati ◽  
Muchtaridi Muchtaridi ◽  
Anas Subarnas
Keyword(s):  

<p>Pakis tangkur merupakan tanaman obat tradisional yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit reumatik. Tanaman ini tumbuh di area pegunungan talaga bodas, Garut. Penelitian sebelumnya, melaporkan bahwa senyawa Shellegueain A yang terkandung dalam akar pakis tangkur yang berasal dari pegunungan Tangkuban Perahu efektif sebagai analgetik. Namun, dalam bentuk sediaan ekstrak yang secara umum merupakan sediaan yang paling banyak digunakan secara tradisional oleh masyarakat belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgetik ekstrak etanol dosis 100, 200 dan 400 mg/kg serta fraksi n-heksan, etil asetat dan air dosis 50, 100 dan 200 mg/kg dengan metode geliat (siegmund) dan metode panas (hot plate). Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol menghasilkan jumlah geliat hewan sebesar 85,5; 68,45 dan 77,35 kali dengan nilai persen proteksi 71,78; 77,4 dan 74,5 %. Sediaan fraksi n-heksan sebesar 90,45; 78,7 dan 85,95 kali (nilai persen proteksi 70,14; 74,03 dan 71,63 %); fraksi etil asetat sebesar 58,5; 102,5 dan 55,5 kali (nilai persen proteksi 80,05; 66,17 dan 79,68 %) serta fraksi air sebesar 205,2; 65,2 dan 60,5 kali (nilai persen proteksi sebesar 32,28; 78,48 dan 80,03 %). Aktivitas analgetik kuat hanya ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dengan lama waktu respon 136,5; 147,5 dan 128,75 detik (nilai persen peningkatan 59,01; 55,4 dan 74,3 %) serta fraksi air sebesar 153; 144,75 dan 146 detik (persen peningkatan 57,39; 66,77 dan 71,47 %). Fraksi yang terbaik sebagai obat pereda nyeri adalah fraksi etil asetat terutama dosis 200 mg/kgbb.   </p>


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Azlaini Yus Nasution ◽  
Denia Pratiwi ◽  
Yola Frimananda ◽  
Ardiansyah Ardiansyah
Keyword(s):  

<p>Vitamin C ini banyak ditemukan dalam buah-buahan seperti pada buah nanas. Buah nanas dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan, salah satunya keripik nanas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil validasi metode analisis vitamin C yang terdapat pada buah nanas dan keripik nanas. Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode ini memiliki nilai validitas yang memenuhi parameter validasi sehingga dapat diterima yaitu pada uji stabilitas pengukuran diperoleh pada menit ke 10 sampai 20. Rata-rata hasil uji akurasi buah nanas segar yaitu 98,4765%, sedangkan pada keripik nanas sebesar 80,7633%. Pada uji presisi dengan konsentrasi 5 ppm nilai SD = 0,0265 dan RSD = 5,8434%, konsentrasi 7 ppm nilai SD = 0,0173 dan RSD = 3,0647%, dan konsentrasi 9 ppm nilai SD = 0,02 dan RSD = 3,0520%. Pada uji linearitas didapatkan hasil regresi linear y = 0,0809 x – 0,1239 dan koefisien korelasinya r = 0,9980. Nilai batas deteksi (LOD) = 0,3708 ppm dan batas kuantitasi (LOQ) = 1,2361 ppm. Rata-rata kadar vitamin C pada buah nanas segar 0,4331%, pada keripik nanas 0,2827%. Metode analisis vitamin C pada buah nanas dan keripik nanas secara spektrofotometri UV-Vis sudah tervalidasi.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Ita Nur Anisa ◽  
Sulaeman Al Jati ◽  
Suci Nar Vikasari
Keyword(s):  

<p>Katalepsi merupakan tanda efek ekstrapiramidal dari obat-obatan yang menghambat transmisi dopaminergik atau meningkatkan pelepasan histamin di otak. Salah satu tanaman yang memiliki efek menurunkan kadar histamine adalah kecubung gunung. Metode yang di gunakan adalah pencegahan di mana hewan diuji di bagi dalam beberapa kelompok, yang terdiri atas kelompok kontrol yang diberikan Natrium CMC 10 mL/kg bb secara oral, kelompok pembanding di berikan difenhidramin hidroklorida 1 mg/kg bb mencit secara intraperitoneal, dan 3 kelompok terakhir di berikan ekstrak air daun kecubung gunung 0,315 mg/20g bb mencit ; 0,63 mg/20 g bb mencit ; serta dosis 1,26 mg/20g bb mencit secara per oral. Semua kelompok di induksi oleh obat klonidin 1 mg/kg bb mencit secara subkutan setelah 30 menit pemberian sediaan uji, kemudian di ukur durasi katalepsinya pada rentang waktu 5, 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit. Parameter yang digunakan adalah durasi katalepsi. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu kelompok ekstrak air daun kecubung gunung dosis 0,63 mg/20 g bb mencit merupakan ekstrak yang paling sedikit durasi katalepsinya dibandingkan dengan kelompok kontrol, pembanding dan dua dosis ekstrak yang lain. Rata –rata kumulatif durasi katalepsinya yaitu 1,5s <span style="text-decoration: underline;">+</span> 1,1 ; 3,0s <span style="text-decoration: underline;">+</span> 1,5; 4,3s <span style="text-decoration: underline;">+</span>1,9 ; 7,2s <span style="text-decoration: underline;">+</span> 2,9 ; 9,4s <span style="text-decoration: underline;">+</span> 3,1 ; 11,9s <span style="text-decoration: underline;">+</span> 3,1 dan pada menit terakhir 14,7s <span style="text-decoration: underline;">+</span> 3,4. Hasil yang didapatkan berbeda bermakna secara statistik pada P&lt;0,05 di bandingkan dengan kelompok kontrol dengan uji T-student. Kesimpulan yang didapatkan bahwa ekstrak air daun kecubung gunung memiliki efek menurunkan durasi katalepsi yang di induksi oleh klonidin.</p>


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Ani Anggriani ◽  
Ida Lisni ◽  
Wildan Muttaqien

<h1>Abstrak</h1><p> </p><p>Misoprostol sebagai <em>off-label</em> sering digunakan dalam tindakan persalinan baik untuk induksi persalinan maupun untuk pencegahan perdarahan pasca persalinan. Perdarahan pasca<em> </em>persalinan merupakan peyebab terbanyak pada kasus kematian akibat persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketepatan penggunaan obat misoprostol sebagai <em>off-label</em> berdasarkan kriteria penggunaan medis dan ketepatan dosis yang diberikan kepada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional data rekam medis pasien yang dilakukan secara retrospektif di Klinik Utama Al-Islam Bandung. Penelitian dilakukan terhadap 87 data rekam medik pasien selama periode bulan Januari-Desember 2016. Hasil menunjukkan bahwa 100% penggunaan misoprostol sebagai <em>off-label</em> sesuai dengan kriteria penggunaan medis dan tepat dosis. Terdapat 64% dari total pasien yang diberikan misoprostol dengan total dosis sebesar 800 μg.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci:</strong> Misoprostol, <em>Off-Label,</em> Persalinan</p><p align="center">  </p><h1><em>Abstract</em><em></em></h1><pre><em> </em></pre><pre><em>As off-label misoprostol is the most used in labor either for labor induction or for prevention of postpartum hemorrhage. Postnatal bleeding is the most common cause of death due to childbirth. The purpose of this research is to identify the accuracy of misoprostol used as off-label based on the criteria of medication and the dose accuration for the patient. An observational retrospective research on medical record data of patients at Al-Islam Main Clinic Bandung. During 2016 had 87 patient's data from January to December was obtained. The results showed that 100% of misoprostol is used as off-label following the criteria of medication and dose accuration. Therefore 64% of total patients had given misoprostol for 800 μg each.</em></pre><pre><em> </em></pre><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Labor, Misoprostol, Off-Label</em></p>


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Putri Nur Fauziyah ◽  
Ade Zuhrotun

Banyak tumbuhan yang telah dilaporkan dapat meredakan gejala dismenorea. Sebagian besar tumbuhan tersebut memiliki aktivitas dalam menurunkan jumlah prostaglandin atau menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga gejala dismenorea (nyeri haid) berkurang atau bahkan hilang. Dari 18 jenis tumbuhan yang telah ditelaah berdasarkan sumber review jurnal, ada khasiat lain yang dimiliki tiap tumbuhan untuk mendukung aktivitas penurunan gejala dismenorea seperti, sedatif, antiansietas dan relaksasi otot. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tumbuhan terbaik untuk meredakan gejala dismenorea adalah adas, lavender, mint, mawar, pepaya, serai dan zataria.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Patonah Hasimun ◽  
Hasballah Zakaria

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p> </p><p>Hasil studi epidemiologi diketahui bahwa trigliserida merupakan salah satu factor resiko independent terjadinya penyakit kardiovaskular walaupun target kadar <em>low density lipoprotein</em> (LDL) telah tercapai dengan obat statin. Diduga terdapat hubungan antara kadar trigliserida dengan elastisitas arteri. Kekakuan arteri telah diakui berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hipertrigliseridemia terhadap tingkat kekakuan arteri pada model hewan tikus Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak dan fruktosa 25%. Sejumlah 10 ekor tikus dikelompokkan secara acak menjadi 2 kelompok terdiri dari kelompok control normal menerima pakan normal dan kelompok control positif menerima pakan tinggi lemak dan air minum fruktosa 25% selama 28 hari. Pengukuran <em>pulse wave velocity</em> (PWV), denyut jantung, dan kadar trigliserida serum dilakukan pada hari ke 28. Hasil menunjukkan, kelompok kontrol positif mengalami kenaikan kadar trigliserida serum yang disertai dengan meningkatnya nilai PWV dan denyut jantung yang menunjukkan terjadinya kekakuan arteri yang berbeda bermakna secara statistik terhadap kelompok kontrol normal (p&lt;0.05). Hasil dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kadar trigliserida dengan kekakuan arteri. Semakin tinggi kadar trigliserida meningkatkan kekakuan arteri sehingga resiko kardiovaskular semakin meningkat.</p><p> </p><p><strong>Kata kunc</strong>i : trigliserida, kekakuan arteri, denyut jantung, kardiovaskular</p><p> </p><p> </p><p> </p><p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p> </p><p><em>Epidemiological studies report that triglycerides are an independent risk factor for cardiovascular disease even though the target level of low density lipoprotein (LDL) has been achieved with statin drugs. It is suspected that there is a relationship between triglyceride levels and arterial elasticity. Arterial stiffness has been recognized as being closely related to cardiovascular disease. This study aims to determine the effect of hypertriglyceridemia on arterial stiffness in animal models of Wistar rats induced by a high-fat diet and 25% fructose in drinking water. A total of 10 rats were randomly divided into 2 groups consisting of a normal control group receiving normal feed and a positive control group receiving a high-fat diet and 25% fructose in drinking water for 28 days. Measurements of pulse wave velocity (PWV), heart rate, and serum triglyceride levels were carried out on day 28. The positive control group experienced an increase in serum triglyceride levels accompanied by an increase in PWV and heart rate that was statistically significantly different (p &lt;0.05) compared to the group normal. The results concluded that there was a positive relationship between triglyceride levels and arterial stiffness. Higher triglyceride levels increase arterial stiffness. it increases the risk of cardiovascular disease.</em></p><p><em> </em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong><em> </em></strong><em>: triglyceride, arterial stiffness, </em><em>heart rate, cardiovascular</em><em> </em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document