JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

12
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institute Of Research And Community Services Diponegoro University (Lppm Undip)

2338-3380

2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Meita Hendrianingtyas

 Latar belakang : Pasien dengan kondisi sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflammatory response syndrome/ SIRS) berisiko menjadi sepsis, kegagalan organ dan kematian. Kadar presepsin (sCD14-ST) merupakan salah satu petanda sepsis. Adanya gambaran pergeseran ke kiri, neutrofil teraktivasi (vakuolisasi dan/ atau granulasi toksik) dari gambaran darah tepi dapat menunjukkan suatu keadaan inflamasi/ dan infeksi akut yang mengarah ke sepsis.Tujuan : Membuktikan hubungan antara presepsin dengan keadaan gambaran pergeseran ke kiri, vakuolisasi dan granulasi toksik neutrofil yang didapatkan dari gambaran darah tepiMetoda penelitian : Penelitian pada 34 pasien yang memenuhi kriteria SIRS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kadar presepsin diperiksa dengan metoda chemiluminescent enzyme immunoassay  (CLEIA), gambaran pergeseran ke kiri dan aktivasi neutrofil (granula toksik dan vakuolisasi) secara mikroskopis ditampilkan dalam positif atau negatif. Uji Gamma and Sommer untuk menganalisis data.Hasil : Diperoleh nilai hubungan antara kadar presepsin: r = 0,615; p = 0,2 dengan gambaran pergeseran ke kiri; r = 0,696 dan p = 0,003 dengan granulasi toksik dan r =0,775; p = 0,001 dengan vakuolisasi neutrofilSimpulan : Terdapat hubungan positif kuat antara gambaran pergeseran ke kiri, granulasi toksik dan vakuolisasi neutrofil dari gambaran darah tepiKata kunci : SIRS, presepsin, pergeseran ke kiri, neutrofil teraktivasi  


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
Khairuddin Khairuddin ◽  
Etisa Adi Murbawani
Keyword(s):  

Latar Belakang: Ketidaksesuaian dietyang ditentukan dengan diaet yang diterima pasien dapat terjadi pada pasien yang di rawat diunit perawatan intensif (ICU), tetapitidak ada penelitian yang mengamati perbedaan tersebut.Tujuan: Untuk menganalisis beberapa faktor yang terkait dengan perbedaan antara diet yang ditentukan dengan diat yang diterimapasien, dan untukmenentukan faktor yang memiliki hubungan kuat dengan perbedaan tersebut.Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan mengamati perbedaan antara diet yang ditentukan dalam rekam medis dan diet yang diterima oleh pasien berdasarkan daftar makanan dari pantry ICY. Analisis data dari faktor yang diamati menggunakan uji chi-square diikuti engan uji regresi logistikHasil:Perbedaanantara diet yang ditentukan dengan diet yang diterima pasien dalam penelitian ini adalah 70 dari 249 (28,1%) koresponden. Hasil uji chi-square, nilai p dan koefisien kontingensi adalah: waktu penulisan resep (χ2 = 1,387; p = 0,239); hari penulisan resep (χ2 = 0,508; p = 0,476); perubahan dalam diet dalam hari yang sama (χ2 = 13,972; p <0,001, C = 0,231); kombinasi jenis diet (χ2 = 13,761; p <0,001, C = 0,229). Nilai p dan OR dari uji regresi logistik adalah: perubahan diet dalam hari yang sama (p <0,001, OR = 8,433); kombinasi jenis diet (p <0,001, OR = 5,013).Kesimpulan: Ketidaksesuain diet pasien di ICU dengan perubahan diet dalam hari yang sama dan adanya kombinasi jenis diet yang ditentukan. Faktor yang paling berkaitan dengan perubahan pola makan dalam hari yang sama.Kata kunci:pasien, ICU, Diet,Ketidaksesuain 


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Sriyani Sriyani ◽  
Muhammad Sulchan ◽  
Shofa Chasani
Keyword(s):  

Latar belakang : Pada PGK tahap akhir biasa terjadi malnutrisi energi protein. Inflamasi yangberkelanjutan akan mempengaruhi status gizi, massa dan kekuatan otot yang diukur dengan HGS.Salah satu indikator inflamasi adalah rasio neutrofil/limfosit. Secara teoritik ada hubungan negatifantara rasio neutrofil/limfosit dan handgrip strength. Tujuan: Membuktikan adanya korelasi negatif rasio neutrofil/limfosit dengan HGS pada penyakitginjal kronik tahap akhir. Metode penelitian : Penelitian korelasional ini, dilakukan di unit hemodialisa RSUP Dr. KariadiSemarang selama bulan November 2016. Subyek 40 orang, ditetapkan dengan metode consecutivesampling, diwawancara dan menjalani pemeriksaan antropometri, HGS, pemeriksaanlaboratorium darah. Uji korelasi dilakukan dengan Uji Spearman. Hasil : NLR normal pada laki-laki 52,5 % dan perempuan 15 %. NLR buruk pada laki-laki 17,5 %dan perempuan 15 %. HGS normal pada laki-laki 7,5 % dan rendah 60%. Kategori HGS normalpada perempuan 12,5% dan HGS rendah sebanyak 20%. Nilai HGS terendah subyek laki-laki danperempuan adalah 14 kg/f dan tertinggi 34 kg/f dan 24 kg/f. Uji Spearman menunjukkan tidak adakorelasi antara rasio neutrofil/limfosit dengan HGS (r= 0,27, p=0,08). Simpulan : Korelasi negatif antara nilai handgrip strength dan rasio neutrofil/limfosit tidakdapat dibuktikan. Kata kunci :rasio neutrofil/limfosit, HGS, penyakit ginjal kronik


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Bondan Prasetyo

 Seng merupakan salah satu mikronutrien yang penting bagi tubuh. Salah satu fungsi seng  adalah mempercepat penyembuhan luka. Dari literatur, diketahui prevalensi defisiensi seng pada anak di Indonesia cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena pola makan anak di Indonesia yang belum cukup mengandung seng sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan seng dalam tubuh.  Sirkumsisi merupakan  salah satu tindakan bedah  menimbulkan luka yang cukup menganggu akivitas bahkan berisiko menimbulkan infeksi zat gizi termasuk seng. Penyembuhan luka sirkumsisi yang cepat dan tidak menimbulkan komplikasi infeksi sangat dibutuhkan supaya anak dapat segera kembali beraktivitas normal.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Hertanto Wahyu Subagio ◽  
Phita Sekar Dianggra ◽  
M. R Arientasari Himawan
Keyword(s):  

Latar belakang : Komplikasi tersering stroke yaitu malnutrisi. Malnutrisi dapatmeningkatkan lama masa rawat dan biaya perawatan. Salah satu cara menilai risikomalnutrisi dengan menilai lama pencapaian target energi. Tujuan : Mengetahui rata-ratapencapaian target energi, perbedaan lama masa rawat antara pencapain target energi ≤ 3 haridengan > 3 hari. Metoda : Jenis penelitian cross sectional, dilakukan di instalasi rekammedis RSUP dr. Kariadi dengan mengambil data pasien yang dirawat di Unit Stroke selamabulan Januari-September 2017. Jumlah subyek sebanyak 71 subyek dipilih secara acaksederhana, kemudian diambil data identitas pasien, lama pencapaian target energi, lama masarawat. Uji beda dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama masa rawat antara pencapaintarget energi ≤ 3 hari dengan >3 hari. Hasil : Sebagian besar pencapaian target energi yaitu 3hari (SB : 1,37). Lama pencapaian target energi ≤ 3 hari yaitu 81,7%. Terdapat perbedaanlama masa rawat antara pencapaian target energi ≤ 3 (mean : 13,0) dengan > 3 hari (mean :15,3; p mann whitney 0,60) Simpulan : Pencapaian target energi ≤ 3 hari mempunyai masaperawatan lebih pendek diantara pasien stroke.Kata kunci : lama pencapaian target energi, lama masa rawat, malnutrisi, stroke


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Ebigail Daeli ◽  
Martha Ardiaria

ABSTRAKLatar belakang : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu memproduksi atau tidak dapat menggunakan insulin dan ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah dan trigliserida. Beras merah dan beras hitam diketahui kaya akan serat dan antosianin yang mampu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa darah dan trigliserida.Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test control group design. 24 tikus wistar jantan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan nasi beras merah, dan nasi beras hitam. Sebelum dan sesudah perlakuan selama 28 hari, kadar glukosa dan trigliserida diukur. Kadar glukosa dianalisis dengan menggunakan metode GOD-PAP dan kadar trigliserida dianalisis dengan menggunakan metode GPO-PAP.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan kadar glukosa antar kelompok sebelum (p=0.000) dan sesudah intervensi (p=0.000). Selisih penurunan glukosa kelompok perlakuan nasi beras merah sebesar -161.4±4.35 (p=0.000) sedangkan pada nasi beras hitam sebesar -165.2±4.48 (p=0.000). Terdapat perbedaan signifikan kadar trigliserida antar kelompok sebelum (p=0.000) dan sesudah intervensi (p=0.000). Selisih penurunan trigliserida kelompok perlakuan nasi beras merah sebesar -41.8±5.75 (p=0.000) sedangkan pada nasi beras hitam sebesar -64.1±9.74 (p=0.000).Simpulan: Nasi beras merah dan nasi beras hitam dapat menurunkan kadar glukosa darah dan trigliserida secara signifikan.Kata kunci: Beras merah, beras hitam, diabetes mellitus tipe 2, kadar trigliserida


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Nanda Ilham Nur Kharisma ◽  
Aryu Candra Kusumastuti
Keyword(s):  

Latar belakang: Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tinggi. Suplementasi besi merupakan salah satu cara mengatasi anemia pada ibu hamil,namun faktor pengetahuan ibu terhadap suplementasi besi folat, kepatuhan, caraminum suplementasi besi folat serta penyakit yang diderita oleh ibu didugamempengaruhi hasil suplementasi besi folat.Tujuan: Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi hasil suplementasi besipada ibu hamil.Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross – sectional di PuskesmasHalmahera selama periode Januari – November 2016. Penelitian ini melibatkan 42ibu hamil trimester II – III yang sudah mendapatkan suplementasi besi folat danmengalami anemia sebelum mendapatkan suplementasi. Data kadar hemoglobindiperoleh dari pemeriksaan laboratorium, sedangkan data pengetahuan, kepatuhan,cara minum dan penyakit yang diderita diperoleh dari kuesioner. Hasil penelitiandiolah menggunakan analisis univariat dan bivariat.Hasil: Mayoritas ibu hamil mengalami kenaikan kadar Hemoglobin pascasuplementasi besi folat. Terdapat pengaruh dari pengetahuan, kepatuhan dan caraminum terhadap kenaikan kadar Hemoglobin pasca suplementasi besi folat (p <0,05). Suplementasi besi folat memiliki pengaruh klinis dalam mengatasi anemiadalam kehamilan karena sebanyak 52,4% ibu mengalami kenaikan kadar Hb hinggamelampaui batas normal (≥ 11 mg/dl). Tidak didapatkan hasil pada faktor penyakitkarena semua sampel tidak menderita penyakit dengan onset > 2 minggu selamakehamilan.Kesimpulan: Faktor pengetahuan, kepatuhan dan cara minum suplementasi besifolat mempengaruhi hasil suplementasi besi folat. Suplementasi besi folat jugamemiliki pengaruh klinis dalam mengatasi anemia dalam kehamilan.Kata kunci: ibu hamil, anemia, suplementasi, besi, folat, pengetahuan, kepatuhan,cara minum, penyakit


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Aryu Candra

 Seng diperlukan oleh manusia dan hewan untuk melaksanakan fungsi fisiologis, seperti pertumbuhan,  kekebalan tubuh, dan reproduksi. Defisiensi seng menyebabkan anoreksia, gangguan pertumbuhan, dermatitis, gangguan pengecapan, dan hipogonadisme. Prevalensi defisiensi seng pada balita di Indonesia belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan cukup tinggi mengingat pola makan balita di Indonesia yang belum sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang. Dari hasil penelitian awal pada tahun 2016 diketahui bahwa asupan seng pada balita di wilayah kelurahan Jomblang kota Semarang 30% termasuk dalam kategori kurang.Seng juga sangat berperan dalam proses pertumbuhan, perkembangan fungsi kognitif, dan imunitas.. Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa defisiensi seng dan zat besi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan fungsi kognitif. Defisiensi seng juga dapat menurunkan jumlah dan ukuran sel-sel imun, terutama sel T sehingga kekebalan tubuh akan menurun yang menyebabkan balita menjadi lebih mudah terserang penyakit infeksi.Pola makan balita di Indonesia sebagian besar hanya terdiri atas makronutrien yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Hal ini yang menyebabkan munculnya defisiensi mikronutrien pada balita. Oleh karena itu diperlukan suplementasi mikronutrien seperti seng untuk mengatasi defisiensi seng pada balita sehingga dapat meningkatkan imunitas dan mencegah infeksi. 


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Etisa Adi Murbawani

Latar Belakang : Peningkatan kadar trigliserida dan High-Density Lipoprotein erat kaitannya dengan kejadian obesitas, penyakit kardiovaskuler, dan sindrom metabolik. Lingkar leher merupakan salah satu metode pengukuran antropometri yang dapat digunakan untuk melakukan skrining terhadap beberapa indikator biokimia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara lingkar leher dengan rasio trigliserida / High-Density Lipoprotein pada remaja.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional terhadap 28 remaja berusia 12-15 tahun di Semarang. Data lingkar leher diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan pita ukur melingkar pada bagian tengah leher. Pengambilan darah dan uji laboratorium dilakukan setelah subyek berpuasa 6 – 8 jam. Hubungan antara lingkar leher dan rasio TG/HDL akan dianalisis menggunakan uji korelasi spearman. Uji korelasi spearman juga dilakukan untuk melihat hubungan variabel confounding dengan rasio TG/HDL. Selanjutnya dilakukan uji regresi linear bertingkat untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan rasio TG/HDL.Hasil :: Terdapat hubungan positif yang kuat antara lingkar leher dengan rasio TG/HDL (p=0,000, r=0,677). Setelah dilakukan analisis multivariat, lingkar pinggang juga berpengaruh terhadap rasio TG/HDL. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak meratanya distirbusi sunyek dalam penelitian ini.Kesimpulan : Rasio TG/HDL dipengaruhi oleh lingkar leher dan lingkar pinggang.Kata Kunci : lingkar leher, rasio trigliserda/HDL, remaja


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Titis Hadiati

Pendahuluan : Menyusui dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk masalah perilaku anak di masa kecil. Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) bisa dicegah dengan pemberian ASI (Air Susu Ibu). Dalam pemberian ASI ini ada beberapa pola menyusui yaitu menyusui eksklusif, menyusui predominan, dan menyusui parsial (WHO).Tujuan : Mengetahui hubungan antara pola menyusui Ibu dengan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak.Metode : Penelitian analitik, dengan pendekatan cross-sectional. Sampel ibu-ibu dari anak-anak di TK Hidayatullah Semarang yang berumur 4 – 6 tahun dan alamat lengkap. Besar sampel sebanyak 71. Alat yang digunakan adalah catatan administrasi murid TK Hidayatullah Semarang selama periode 1 November 2016 - 25 April 2017, Blangko SPPAHI (Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif) dan Kuisioner Pola Menyusui Ibu. Uji statistik ini menggunakan sistem komputerisasi SPSS dengan Chi Square Tests dimana taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% (0,05).Hasil : Terdapat 71 data yang diproses, sehingga tingkat kevalidannya 100% (Tabel 1), yang mengalami ADHD sekitar 11 anak (15,5%) dan yang tidak mengalami ADHD sekitar 60 anak (84,5%) (Tabel 2). Hasil uji statistik dengan Chi Square Test pada SPSS versi 20 diperoleh hasil nilai p = 0,444 (Tabel 3). Karena nilai p lebih besar dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa antara pola menyusui ibu dengan ADHD pada anak tidak terjadi hubungan yang signifikan atau bermakna dan besarnya nilai koefisien kontingensi (r) adalah 0,149 (Tabel 4) maka kekuatan korelasi tergolong sangat lemah.Kesimpulan : ADHD hanya terjadi pada 15,5% anak yang pernah mendapatkan ASI dengan berbagai macam pola menyusui ibu. Tidak ada hubungan antara pola menyusui Ibu dengan ADHD.Kata Kunci : menyusui, ADHD, ASI, Pola Menyusui, penelitian analitik, cross-sectional, Ibu, Anak


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document