Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Universitas Hasanuddin
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

71
(FIVE YEARS 70)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

2599-1167

Author(s):  
Sitti Aisyah ◽  
Muhammad Syafar ◽  
Ridwan Amiruddin

Pertambahan jumlah kasus baru HIV & AIDS masih menjadi  hal yang mengkhawatirkan terutama dikalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi melalui media sosial oleh peer educator terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV &  AIDS. Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan randomized pretest posttest control group. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang berasal dari siswa-siswi SMAN 4 Parepare sebagai kelompok intervensi dan SMAN 2 Parepare sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Analisis skor pengetahuan dan sikap responden antara pretest dan postest menggunakan uji non parametrik two related sample( wilcoxon) dan uji t sampel berpasangan. Untuk membandingkan pengetahuan dan sikap responden kelompok intervensi dan kontrol menggunakan uji non parametrik two independent sample  (Mann- Whitney) dan uji t sampel tidak berpasangan. Batas kemaknaan (nilai alpha) ditetapkan 5% (0,05).  Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh intervensi melalui media sosial oleh peer educator dalam meningkatkan pengetahuan p = 0,000 (p<0,05) dan sikap positif p = 0,000 (p<0,05) responden mengenai HIV & AIDS. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap responden mengenai HIV & AIDS setelah diintervensi melalui media sosial dibandingkan yang tidak diintervensi p = 0,000  (p<0,05 ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi melalui media sosial oleh peer educator berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV & AIDS. Kelompok yang diintervensi oleh Peer Educator melalui media sosial memiliki skor pengetahuan dan sikap lebih baik daripada kelompok yang tidak diintervensi.


Author(s):  
Aswar Zulkifli Syam ◽  
Suriah Suriah ◽  
Muhammad Tahir Abdullah

Salah satu faktor penyebab kematian ibu adalah keterlambatan pengambilan keputusan dalam pencarian pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali perilaku pengambilan keputusan oleh ibu hamil dalam pencarian pelayanan kesehatan di daerah pesisir Kota Palu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian mix methods dengan pendekatan explanatoris sekuensi. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Metode pengumpulan sampel pada kuantitatif yaitu total sampling dan kualitatif dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p=0,001), fasilitas kesehatan (p=0,000), otonomi pribadi (p=0,005), dukungan sosial (p=0,001) dan akses informasi (p=0,015) dengan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dalam pencarian pelayanan kesehatan. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa ibu dan keluarga belum mengetahui tentang kehamilan yang sehat, tenaga kesehatan tidak komunikatif, sarana prasarana tidak memadai, keluarga tidak memberikan dukungan kepada ibu untuk mengakses pelayanan kesehatan, keluarga lebih menyarankan mengunjungi dukun beranak, dan tidak adanya akses informasi yang memadai terkait pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Disimpulkan bahwa kelima faktor yaitu: pengetahuan, fasilitas kesehatan, otonomi pribadi, dukungan sosial dan akses informasi memiliki hubungan terhadap pengambilan keputusan ibu hamil dalam pencarian pelayanan kesehatan. Disarankan agar seluruh sektor memaksimalkan strategi edukasi dan komunikasi kepada para ibu dan keluarga agar memiliki kesadaran yang dibangun di atas pengetahuan yang baik.


Author(s):  
Rusda Ananda ◽  
Indahwaty Sidin ◽  
Tahir Abdullah

Rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki komitmen terhadap organisasi sehingga perlu iklim organisasi dan dukungan organisasi yang tepat agar karyawan memiliki organizational citizenship behavior (OCB) yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh iklim organisasi dan dukungan organisasi terhadap OCB karyawan di rumah sakit swasta dan pemerintah. Penelitian dilakukan di RS Stella Maris dan RS Universitas Hasanuddin Kota Makassar. RS Stella Maris dipilih sebagai representasi rumah sakit swasta dan RS Universitas Hasanuddin sebagai respresentasi rumah sakit pemerintah. Responden penelitian merupakan tenaga medis dan non medis yang dipilih berdasarkan teknik probability sampling melalui simple random sampling. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 170 karyawan rumah sakit yang terdiri dari 83 responden dari rumah sakit swasta dan 87 responden dari rumah sakit pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap OCB karyawan di RS Stella Maris. Selain itu iklim organisasi juga berpengaruh signifikan terhadap OCB karyawan di RS Universitas Hasanuddin. Selain iklim organisasi, dukungan organisasi juga berpengaruh signifikan terhadap OCB karyawan di RS Stella Maris. Begitu pula di RS Universitas Hasanuddin dimana dukungan organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap OCB karyawan. Iklim organisasi tidak memiliki perbedaan pengaruh di RS Stella Maris dan RS Universitas Hasanuddin. Sebaliknya, dukungan organisasi memiliki perbedaan pengaruh di Stella Maris dan RS Universitas Hasanuddin. Sebagai kesimpulan, iklim organisasi dan dukungan organisasi masing-masing berpengaruh signifikan terhadap OCB karyawan di RS Stella Maris dan RS Universitas Hasanuddin, namun ada perbedaan pengaruh dukungan organisasi terhadap OCB karyawan pada kedua rumah sakit tersebut.


Author(s):  
Fadilah Fadilah ◽  
Darmawansyah Darmawansyah ◽  
Arifin Seweng

Gizi buruk adalah kekurangan kalori atau protein (KKP) atau disebut juga protein energy malnutrien (PEM) dan merupakan suatu ancaman dimasa depan untuk suatu daerah sehingga perlu perhatian yang sangat khusus untuk menuntaskan kasus gizi buruk disuatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemberian makanan tambahan bagi balita gizi buruk yang berada di kaupaten pasangkayu. Penelitian ini merupakan jenis peneltian kualitatif Sampel yang diambil sebanyak 15 orang yaitu orang tua anak yang mengalamai gizi buruk sebanyak 8 orang, 6 Tenaga petugas gizi serta 1 Orang penanggung jawab program Gizi Kia di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara Snowball Sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei Tahun 2018. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, selanjutnya data dianalisis dengan tahapan pengumpulan data, kemudian data disajikan dan dianalisis hingga penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran aktor dalam hal ini adalah petugas kesehatan sudah mengimplementasikan kebijakan pemberian makanan tambahan dengan baik dan dapat mempengaruhi jumlah kasus Gizi Buruk di kabupaten pasangkayu karena dilihat dari jumlah kasus pada tahun 2017 sebanyak 9 kasus 7 kasus berubah status dari gizi buruk menjadi membaik. Namun petugas kesehatan dalam hal ini masih perlu keterampilan khusus untuk menyampaikan sosialisasi bagi masyarakat tentang pemberian makanan tambahan serta dampak dari gizi buruk. Untuk organisasi sudah menjalankan fungsinya dengan baik dan melaksanakan kebijakan pemberian makanan tambahan, dan proses implementasi kebijakan dalam hal ini prosedur kebijakan pemberian makanan tambahan sudah berjalan dengan lebih baik.


Author(s):  
Fiola Finandakasih ◽  
Stang Addul Rosmah ◽  
Muhammad Arif Tiro

Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mengurangi angka kematian neonatal belum tercapai. Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan penyebab utama kematian prenatal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Kaluku Bodoa tahun 2017-2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian retrospektif. Populasi adalah seluruh bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Kaluku Bodoa pada bulan Februari tahun 2017 sampai bulan Februari 2018 yang berjumlah 1.223 bayi. Besar sampel adalah 142 bayi diperoleh berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan model prediksi yang diperoleh dari analisis regresi linear berganda yaitu y = 1500,435 + 2,401X1 + 7,446X2 + 132,484X3 + 128,960X4 + 103,877X5  dimana : y = berat lahir bayi, X1 = berat badan ibu sebelum hamil, X2 = ukuran LILA, X3 = pertambahan berat badan trimester I, X4 = pertambahan berat badan trimester II, X5= pertambahan berat badan trimester III (R2 = 80%) dan semua asumsi regresi linear terpenuhi.


Author(s):  
Andi Nur Utami ◽  
Ridwan Amiruddin ◽  
Andi Hardianti ◽  
Tahir Abdullah
Keyword(s):  

Hampir setengah dari kematian balita di dunia berkaitan dengan masalah gizi kurang dan gizi buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi prevalensi gizi kurang dan gizi buruk selama 18 tahun (2007 – 2025) dan strategi penanggulangan yang paling sesuai dalam menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk dengan pendekatan model dinamik di Sulawesi Selatan. Penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari data Riskesdas dan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel penelitian berupa data gizi kurang, gizi buruk, pemberian ASI eksklusif, pemberian kapsul vitamin A dan imunisasi dasar lengkap. Data dianalisis melalui sistem dinamis dengan menggunakan  program powersim. Validasi model menggunakan uji t 2 sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada tahun 2025 menurun menjadi 18.06% dengan laju penurunan rata-rata sebesar 0.014% per tahun. Berbagai program penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk dapat menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk, penimbangan balita di posyandu 0.073% per tahun, pemberian ASI eksklusif  0.037% per tahun, dan imunisasi dasar lengkap 0.122% per tahun. Penelitian menyimpulkan bahwa jika cakupan penimbangan balita di posyandu, pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar lengkap dapat ditingkatkan maka dapat membantu percepatan penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk


Author(s):  
Asriadi Masnar ◽  
Dimas Bayu Pinandoyo

Tren peningkatan permintaan akan minuman siap saji menawarkan peluang besar terhadap ceruk pasar produk minuman yang berkhasiat untuk kesehatan. Namun, sebagian besar dari produsen tidak menyajikan data krusial kepada publik dan rasa yang ditawarkan terlalu kuat menjadi tantangan tersendiri untuk memasarkan produk di antara gempuran produk minuman yang memiliki banyak varian rasa .  Penelitian ini bertujuan ini untuk  memaparkan aspek  kandungan proximat, uji keawetan (kandungan coliform)  dan uji preferensi terhadap minuman fungsional siap saji berbahan dasar utama jahe, sereh, secang, pala, cengkeh, dan kapulaga yang lebih dikenal secara komersil dengan sebutan bir pletok dengan rentang waktu penelitian 4 bulan (Agustus-November 2019). Kandungan antioksidan, energi, lemak, kadar air, abu protein, dan karbohidrat diperoleh dari hasil uji di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dengan uji DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picryl Hidrazil) dengan teknik analisis Spektrofotometri, Gravimetri dan Kjeldahl. Hasil uji Coliform diperoleh dari Laboratorium Mikrobilogi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia dengan Metode Most Probably Number (MPN). Uji hedonis diperoleh dari hasil uji menggunakan skala likert. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa diperlukan 1480.34 ppm (part per million) untuk dapat menangkap radikal bebas. Energi yang diperoleh sebesar 43,63 kkal/100gr, kadar air 88,9%, abu 0.28%, lemak 0,07%, Protein 0%, Karbohidrat 10,75%. Hasil uji coliform menunjukkan pada hari ke tiga 10 koloni muncul pada produk minuman ini yang diformulasi tanpa pengawet Natrium Benzoat. Dari 16 responden yang mengikuti uji hedonis diperoleh rata-rata nilai sebesar 4,04 dalam hal ini semua responden menyatakan sensasi rasa dan aroma produk yang kuat


Author(s):  
A Muflihah Darwis ◽  
M Furqaan Naiem ◽  
Ade Wira Lisrianti ◽  
Rizky Maharja ◽  
Noviponiharwani Noviponoiharwani ◽  
...  

Pertumbuhan jumlah industri percetakan dibarengi dengan makin tingginya angka kejadian cedera akibat kecelakaan kerja. Meningkatnya jumlah kecelakaan kerja menyebabkan kecelakaan kerja menjadi masalah serius karena kebutuhan kegiatan pencetakan akan meningkat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola terjadinya cedera akibat kecelakaan kerja pada pekerja di industri percetakan di Makassar. Sampel berjumlah 146 responden dengan kriteria hanya karyawan yang bertindak sebagai operator percetakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cedera dialami oleh 106 karyawan (72,6%) dengan menghasilkan 269 kejadian (92,8%) cedera. Jenis cedera tertinggi yaitu luka teriris sebanyak 34,9%. Bagian tubuh yang menjadi letak cedera tertinggi yaitu pada jari tangan sebanyak 61,5%. Alat pemotong merupakan penyebab cedera tertinggi dari kategori peralatan sebanyak 27,7%, Thinner merupakan penyebab cedera tertinggi dari kategori bahan sebanyak 12,4%, dan Lantai merupakan penyebab cedera tertinggi dari kategori bangunan sebanyak 15,7%. Ceroboh merupakan penyebab cedera tertinggi dari aspek perilaku karyawan yaitu sebanyak 52,8%.


Author(s):  
Ummu Kalsum ◽  
Veny Hadju ◽  
Atjo Wahyu ◽  
Idar Mappangara

Pertanian Organik merupakan salah satu upaya peningkatan zat gizi pada tanaman pertanian, utamanya tanaman pokok seperti beras dengan meningkatkan kualitas tanah dan meminimalisir penggunaan bahan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi beras organik nutri rice terhadap status besi, yaitu hemoglobin, hematokrit dan besi serum remaja putri yang mengalami KEK. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan rancangan randomized pretest-postest with control group design. Pengambilan darah untuk menilai status besi dilakukan oleh tenaga berpengalaman dan dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum dan setelah intervensi (pretest dan posttest). Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren Putri Yatama Mandiri Kabupaten Gowa. Sampel terdiri atas 36 orang santri putri berusia 15-18 tahun dengan ukuran LiLA<23.5 atau dengan purposive sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dimana kelompok intervensi diberikan nutri rice, sementara kelompok kontrol mengonsumsi beras non-organik. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada konsumsi beras organik terhadap kadar hemoglobin (p= 0.551), hematokrit (p=0.346) dan serum besi (p=0.690) sebelum dan setelah intervensi. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak ada pengaruh konsumsi beras organik nutri rice terhadap kadar hemoglobin, hematokrit dan serum besi santri putri. Sebagai saran untuk penelitian selanjutnya agar penelitian difokuskan pada sampel yang menderita anemia untuk melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap perbaikan status besi sampel.


Author(s):  
Kuntum Hartomo Pujosiswanto ◽  
Sukri Palutturi ◽  
Hasanuddin Ishak

Kebijakan penguatan upaya kesehatan dasar  yang berkualitas salah satunya dilakukan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), monitoring dan evaluasi kebijakan diperlukan untuk mengukur apakah implementasi kebijakan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, penentuan informan dengan teknik purposive sampling dimana informan utama sebanyak lima orang dan informan triangulasi sebanyak enam orang. Analisis data menggunakan content analysis.  Hasil penelitian didapatkan bahwa implementasi PIS-PK sudah terlaksana namun belum maksimal. Faktor yang mendukung implementasi adalah dari faktor komunikasi sudah berjalan dengan baik dengan adanya sosialisasi baik internal maupun eksternal, faktor sikap pelaksana memiliki komitmen mendukung terlaksananya program dengan baik. Sedangkan faktor yang menghambat dari sisi sumberdaya adalah keterbatasan sarana prasarana program dan keterlambatan pencairan anggaran. Dari faktor  struktur birokrasi belum terbentuknya kordinasi berjenjang antar dinas kesehatan dan puskesmas. Saran agar dinas kesehatan  kabupaten dapat segera membuat struktur organisasi program untuk mempermudah koordinasi, memudahkan proses pencairan anggaran serta mengadakan sarana-prasarana pendukung program.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document